Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Sekolah Dasar dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadits

Oleh: Ahmad Kafabihi

Abstrak

Al-Qur’an adalah petunjuk yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad

Saw. untuk segenap manusia.Sedangkan hadis merupakan ucapan, perbuatan, dan

ketetapan Nabi Muhammad Saw. Selain mengajarkan tauhid kepada manusia,

kedua sumber utama hukum Islam ini juga mengemukakan gambaran yang cermat

tentang berbagai aspek penting kehidupan manusia. Di antara aspek penting

tersebut adalah manajemen. Manajemen merupakan hal yang penting bagi

manusia, khususnya dalam dunia pendidikan. Terlebih dalam lembaga sekolah

dasar yang menjadi gerbang awal seorang siswa memperoleh pengetahuan-

pengetahuan dasar bagi kehidupannya. Al-Qur’an mengungkap makna

manajemen dengan penggunaan kata al-tadbiir.Selain itu, banyak ayat dan hadis

yang mengemukakan hal-hal yang terkait dengan manajemen sekolah dasar. Ini

membuktikan bahwa kegiatan manajemen sekolah dasar termasuk hal yang

diajarkan oleh Islam.

Kata kunci: manajemen, Sekolah Dasar, Al-Qur'an, Hadits

1
Pendahuluan

Manusia adalah ciptaan Allah Swt. yang terbaik di antara makhluk lain

yang diciptakan-Nya. Hubungan manusia dengan Allah Swt. berasaskan satu

perjanjian atau kesanggupan yang azali, yaitu manusia mengakui ketuhanan Allah

Swt. serta menyatakan kesanggupannya untuk mengabdikan diri semata-mata

kepada-Nya. Perjanjian itu dibuat ketika manusia masih berada dalam alam roh.1

Dengan begitu, manusia dituntut untuk tunduk dan patuh kepada Allah Swt.,

karena ia adalah hamba Allah Swt..

Selain itu manusia adalah makhluk sosial, ia senantiasa bergaul dan

berhubungan satu sama lain. Ini adalah fitrah manusia yang sudah nampak sejak

manusia pertama, Nabi Adam. Meski menjalani hidup di surga yang penuh

kenikmatan, beliau merasa ada sesuatu yang kurang, yaitu tidak adanya teman

untuk berbagi kenikmatan tersebut. Setelah Hawa diciptakan barulah Nabi Adam

merasakan kebahagiaan yang sempurna.

Manusia juga dibekali Allah Swt. pengetahuan dan kreativitas, sehingga

mampu melaksanakan tugas sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Dengan

pelaksanaan peran kekhalifahan dan kehambaannya, kebudayaan manusia

berkembang dari waktu ke waktu. Dan untuk memudahkan penataan kebutuhan

hidupnya sekelompok manusia menciptakan organisasi dan mengangkat seorang

pemimpin.

1
Ahmad Ibrahin Abu Sin, Pengurusan dalam Islam, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Kementrian Pendidikan Malaysia, 1991), h. 9.

2
Dalam suatu organisasi manajemen merupakan suatu keniscayaan. Melalui

pengelolaan yang baik, organisasi akan menggapai hasil yang lebih maksimal.

Organisasi apapun senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.2

Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk organisasi tentu tidak luput

dari kebutuhan akan manajemen. Demi mencapai tujuan mulia pendidikan,

dibutuhkan manajemen yang baik. Kebutuhan ini berlaku mulai dari lembaga

pendidikan dasar sampai yang tertinggi.

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai manajemen bagi lembaga

Sekolah Dasar. Pembahasan ini diperlukan karena Sekolah Dasar adalah tempat

dimana para murid memperoleh berbagai pengetahuan dasar sebelum menerima

pengetahuan yang selanjutnya. Tanpa pengetahuan dasar yang kokoh, siswa tidak

akan mampu mencerna pengetahuan lanjutan dengan baik, sehingga proses belajar

tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencari pengetahuan, salah satunya

adalah dengan manajemen sekolah yang baik. Dengan demikian, manajemen

sekolah dasar merupakan materi yang penting untuk dibahas.

Kemudian perlu ditekankan bahwa pembahasan manajemen Sekolah Dasar

di sini akan menggunakan perspektif Al-Qur'an dan hadis. Dua sumber utama

ajaran Islam tersebut merupakan sumber yang kaya akan dan komprehensif akan

berbagai aspek penting dalam kehidupan manusia. Sebagian dari hal tersebut

adalah pentingnya manajemen dan mencari ilmu pengetahuan.

2
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2003), h. 4.

3
Inti Pembahasan

Manajemen berasal dari dua kata dalam Bahasa Latin, yaitu dari manus

yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kedua kata itu digabung

menjadi kata kerja manager yang berarti menangani.

Sementara dalam kamus Inggris-Indonesia karangan John M. Echols dan

Hasan Shadily disebutkan bahwa akar kata management adalah to manage yang

berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan. 3

Dari kata tersebut kemudian muncul kata benda management dan manager untuk

orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, manajemen sendiri diartikan dengan

‘proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah

ditentukan atau penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.’4

Sedangkan menurut Parker, manajemen ialah seni melaksanakan pekerjaan

melalui orang-orang. Adapun pengertian manajemen dalam arti luas adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian (P4) sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.5

Dalam bahasa Arab manajemen disebut dengan idaarah, yang berasal dari

kata adaara, yang artinya mengatur.6 Sejalan dengan ini, Ramayulis menyatakan

bahwa dalam bahasa Arab, pengertian yang sama dengan hakikat manajemen
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2006), hlm 359.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 870.
5
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 5.
6
Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif,
1997), h. 384-385.

4
adalah al-tadbir (pengaturan) yang merupakan derivasi dari kata dabbara

(mengatur) yang banyak terdapat dalam Alquran,7 seperti firman Allah Swt.:

Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)

itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut

perhitunganmu” (QS. As- Sajdah/32: 5).

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah Swt. adalah pengatur alam

(Al Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran

Allah Swt. dalam mengelola alam ini. Dengan demikian, manusia yang diciptakan

Allah Swt. sebagai khalifah di bumi harus mengatur dan mengelola bumi dengan

sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.8

Pada dasarnya, istilah manajemen mengacu kepada proses pelaksanaan

aktifiitas yang diselesaikan secara efisien dengan dan melalui pendayagunaan

orang lain. Terry memberikan defenisi: “management is a distinct process

consisting of planning, organizing, actuating and controlling, performed to

determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other

resources”.9 Maksudnya manajemen adalah suatu proses yang jelas terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksanakan sasaran/tujuan yang

telah ditentukan dengan menggunakan sumber daya dan sumber- sumber lainnya.

Beberapa pengertian manajemen di atas pada dasarnya memilki titik persamaan,

sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 362.
8
Hidayat, Rahmat & Wijaya, Candra, Ayat-ayat al-Qur’an tentang manajemen pendidikan Islam.
9
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 87.

5
1. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapain

tujuan melalui suatu proses.

2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja sama dengan pembagian peran

yang jelas.

3. Manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-orang, dana, fisik,

dan sumber–sumber lainnya secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, manajemen sekolah dasar pada dasarnya merupakan

penerapan manajemen sekolah di sekolah dasar. Manajemen sekolah dasar

merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku administrator bersama

atau melalui orang lain berupaya mencapai tujuan institusional sekolah dasar

secara efisien.

Apabila definisi tersebut dikaji secara saksama, ada beberapa makna

tersirat berkenaan dengan konsep manajemen sekolah dasar:

1. Manajemen sekolah dasar merupakan proses atau serangkaian kegiatan

yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya.

2. Rangkaian kegiatan yang diupayakan oleh kepala sekolah bersama orang

lain dan atau melalui orang lain misalnya guru, dan mendayagunakan

semua fasilitas yang ada. Jadi kepala sekolah tidak bekerja sendiri.

Bahkan, yang baik adalah kepala sekolah selalu berusaha untuk

menugaskan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolahnya.

Dengan kata lain, pada hakikatnya manajemen sekolah dasar merupakan

segala proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia

6
maupun komponen bukan manusia yang dimiliki sekolah dalam rangka

mencapai tujuan sekolah secara efisien.

3. Tujuan manajemen sekolah dasar adalah mencapai tujuan institusional

sekolah dasar, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia, serta

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Melalui

manajemen sekolah dasar yang baik diharapkan sekolah dasar menjadi

lembaga pendidikan yang baik dalam segala aspek.

Sebagai sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi

melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi peserta didik dalam

rangka mengantarkan mereka agar siap mengikuti pendidikan pada jenjang

berikutnya. Dalam menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak

didik, sekolah dasar melibatkan banyak komponen, sehingga menuntut adanya

manajemen yang baik dalam rangka mencapai tujuan institusional sekolah dasar.

Semua aktivitas pembelajaran harus dipadukan sdan diarahkan kepada

pencapaian satu tujuan, yaitu tujuan institusional sekolah dasar. Agar antara

aktivitas pembelajaran satu dan lainnya tidak tsaling umpang tindih, dan fasilitas

sekolah dapat digunakan secara optimal maka sekolah dasar menuntut adanya

manajemen yang baik. Di sinilah letak pentingnya manajemen yang baik di

sekolah.

Di sisi lain, semua aktivitas pembelajaran di sekolah dasar melibatkan

banyak komponen, tidak saja komponen manusia melainkan juga komponen

7
bukan manusia. Komponen manusia di sekolah dasar adalah para guru dan

karyawan sekolah.

Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar adalah sarana dan

prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Agar dapat mencapai tujuan

institusional sekolah dasar, semua komponen tersebut harus dikelola dengan baik.

Banyaknya personil dan fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya

manajemen sekolah dasar yang baik.

Secara umum, tujuan manajemen sekolah dasar adalah mewujudkan

sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan yang baik, yaitu efektif dan efisien.

Efektif berarti mencapai tujuan, sedangkan efisien secara umum bermakna hemat.

Jadi ada dua tujuan pokok diterapkannya manajemen dalam suatu penyelesaian

pekerjaan, organisasi, instansi, atau lembaga. Pertama, dalam rangka mencapai

efektivitas. Suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut

dapat mencapai tujuan. Kedua, dalam rangka mencapai efisiensi dalam

pelaksanaan setiap program. Efisiensi merupakan suatu konsepsi perbandingan

antara pelaksanaan satu program dengan hasil akhir yang diraih atau dicapai.

Ada banyak permasalahan di sekolah dasar. Para pakar administrasi

pendidikan mengklasifikasi komponen-komponen tersebut menjadi enam gugusan

substansi, yaitu gugusan-gugusan substansi (1) kurikulum atau pembelajaran; (2)

kesiswaan; (3) kepegawaian; (4) sarana dan prasarana; (5) keuangan; dan (6)

lingkungan masyarakat.

Jadi, paling tidak ada enam manajemen di sekolah dasar, yaitu manajemen

kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan yang sering juga disebut

8
dengan manajemen peserta didik, manajemen kepegawaian, manajemen sarana

dan prasarana, manajemen keuangan, dan manajemen hubungan masyarakat.

1. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

Sebagai jantung pembelajaran, kurikulum disusun tidak hanya berdasarkan

kehendak kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, melainkan

juga harus memperhatikan tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan

provinsi, dan tujuan pendidikan lokal (kabupaten/kota). Tujuan-tujuan tersebut

merupakan arah untuk dijabarkan menjadi kompetensi dasar dan kompetensi

lulusan peserta didik.

Selain itu, membentuk peserta didik menjadi manusia yang berkarakter,

berharkat dan bermartabat harus menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun

kurikulum. Juga esensi dan profesionalisme guru sebagai pendidik.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk:

a. belajar untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. belajar untuk memahami dan menghayati;

c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;

d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain;

e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses

belajar aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

2. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik termasuk salah satu substansi manajemen

pendidikan. Peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program

9
pendidikan pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Semua kegiatan

pendidikan, baik yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan

pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana

prasarana dan hubungan sekolah dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar

peserta didik mendapatkan layanan pendidikan baik.

Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta

didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di

sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar,

tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan

sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Sementara tujuan khusus manajemen peserta didik, yaitu (1)

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik; (2)

menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan

minat peserta didik; (3) menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan

peserta didik; (4) dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik

dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat

belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

3. Manajemen Kepegawaian

Dalam lembaga apapun keberadaan pegawai menempati kedudukan yang

paling vital. Upaya-upaya untuk merencanakan kebutuhan pegawai (SDM),

mengadakan, menyeleksi, menempatkan dan memberi penugasan secara tepat

telah menjadi perhatian penting pada setiap organisasi yang kompetitif. Demikian

pula kebijakan kompensasi (penggajian dan kesejahteraan) dan penilaian kinerja

10
yang dilakukan dengan adil dan tepat dapat melahirkan motivasi berprestasi pada

para pegawai. Fungsi-fungsi manajemen kepegawaian seperti itu masih belum

cukup, apabila tidak disertai dengan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan

pegawai yang dilakukan secara sistematik.

Ada lima aspek kajian manajemen kepegawaian, yaitu (1) perencanaan

kebutuhan, (2) rekrutmen dan seleksi, (3) pembinaan dan pengembangan, (4)

mutasi dan promosi, dan (5) kesejahteraan. Namun demikian, dipertimbangkan

akan lebih bermanfaat apabila para peserta diklat memiliki pemahaman yang

komprehensif mengenai manajemen sumber daya manusia (MSDM). Manajemen

SDM merupakan proses sistematik yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

SDM sesuai dengan kebutuhan organisasi, memperlakukan pegawai secara adil

dan bermartabat, serta menciptakan kondisi yang memungkinkan pegawai

memberikan sumbangan optimal terhadap organisasi. Manajemen SDM

mencakup kegiatan sebagai berikut. (1) Perencanaan SDM, (2) analisispekerjaan,

(3) pengadaan pegawai, (4) seleksi pegawai, (5) orientasi, penempatan dan

penugasan, (6) konpensasi, (7) penilaian kinerja, (8) pengembangan karir, (9)

pelatihan dan pengembangan pegawai, (10) penciptaan mutu kehidupan kerja,

(11) perundingan kepegawaian, (12) riset pegawai, dan (13) pensiun dan

pemberhentian pegawai.

4. Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang

penting dan utama dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, untuk

itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar

11
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini masih sering ditemukan

banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang tidak

optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan

fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap

sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Manajemen sarana prasarana dapat juga difokuskan pada: 1)

merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot, lahan,

infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah; 2)

mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku; 3)

mengelola pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif maupun perawatan

terhadap kerusakan fasilitas sekolah; 4) mengelola kegiatan inventaris sarana dan

prasarana sekolah sesuai dengan sistem pembukuan yang berlaku.

5. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah salah satu sasaaran administrasi pendidikan

yang secara khusus menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan yang dimiliki dan digunakan di sekolah dasar. Dengan demikian, paling

tidak ada dua kegiatan besar dalam manajemen keuangan di sekolah dasar.

Pertama, mencari sebanyak mungkin sumber-sumber keuangan dan berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapat dana dari sumber-sumber keuangan

tersebut. Kedua, menggunakan semua dana yang tersedia atau diperoleh semata-

mata untuk kepentingan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar.

6. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat

12
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di

sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh

lingkungan keluarga dan atau masyarakat. Karena pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti

orang tua murid dan masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah

merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh mana

masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah

indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan. Siswa dapat belajar

banyak karena dirangsang oleh pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dan

akan berhasil dengan baik berkat usaha orang tua mereka dalam memberikan

dukungan.

Partisipasi yang tinggi tersebut nampaknya belum terjadi di negara

berkembang (termasuk Indonesia). Hoyneman dan Loxley menyatakan bahwa di

negara berkembang sebagian besar keluarga belum dapat diharapkan untuk lebih

banyak membantu dan mengarahkan belajar murid, sehingga murid di negara

berkembang sedikit waktu yang digunakan dalam belajar. Hal ini disebabkan

banyak masyarakat/orang tua murid belum paham makna mendasar dari peran

mereka terhadap pendidikan anak. Bahkan Made Pidarta menyatakan di daerah

perdesaan yang tingkat status sosial ekonomi yang rendah, mereka hampir tidak

menghiraukan lembaga pendidikan dan mereka menyerahkan sepenuhnya

tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah.

13
Penutup

Manajemen merupakan hal yang penting bagi manusia, khususnya dalam

dunia pendidikan dan lebih spesifik lagi dalam lembaga sekolah dasar. Al-Qur’an

sebagai pedoman hidup umat manusia pun memuat ayat-ayat yang

mengemukakan berbagai hal terkait dengan manajemen sekolah dasar.

Dengan demikian, melaksanakan manajemen khususnya dalam lembaga

sekolah dasar secara tidak langsung merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan

dalam menjalankan perintah Allah Swt. demi tercapainya ilmu pengetahuan yang

dapat menghantarkan manusia menuju ke kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Daftar Pustaka

Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya. Di dalam Al-Qur’an

dituturkan bahwa Allah SWT adalah zat yang menciptakan dan mengatur seluruh

alam semesta. Beragam makhluk dengan segala keunikannya Dia ciptakan, dan

kesemuanya berada dalam pengaturan-Nya.

Sebagai petunjuk manusia, Al-Qur’an mengemukakan dengan cermat

berbagai aspek penting bagi kehidupan manusia. Diantara aspek penting tersebut

adalah manajemen dan pendidikan.

14
Daftar Pustaka

Ahmad Ibrahin Abu Sin (1991) Pengurusan dalam Islam. Kuala Lumpur: Dewan

Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.

Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir (1997) Kamus Al-Munawwir,

Surabaya: Pustaka Progresif.

Departemen Pendidikan Nasional (2013) Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung (2003) Manajemen Syariah dalam Praktik,

Jakarta: Gema Insani.

Engkoswara dan Aan Komariah (2012) Administrasi Pendidikan, Bandung:

ALFABETA.

Hidayat, Rahmat & Wijaya, Candra, Ayat-ayat al-Qur’an tentang manajemen

pendidikan Islam.

Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (2011) Jakarta:

Bumi Aksara, 2011.

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (2006) Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (2008) Jakarta: Kalam Mulia.

15

Anda mungkin juga menyukai