Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Muhammad Isnaini♣


email: isnain_m@yahoo.co.id
http//www.muhammadisnain.blogsopt.com

Bagian Pertama
Pendahuluan
Pendidikan berasal dari akar kata didik, mendidik, yang mempunyai arti
memberikan ajaran mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. 1 Pendidikan adalah
upaya pen-transformasian ilmu pengetahuan dari seseorang (guru) kepada orang
lain (siswa). Pendidikan mempunyai arti lebih dalam dari pada pengajaran.
Seorang pendidik berarti juga seorang pecontoh, simbol kebaikan bagi yang di
didik, tauladan prilaku keseharian dan contoh hidup siswa dalam kehidupan.
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah relasi obyek – subyek atau relasi
kuasa-menguasai. Adalah Paolo Freire, seorang tokoh pendidikan pembebasan
yang pertama kali mengenalkan istilah itu, menurutnya bahwa relasi itu adalah
relasi penindasan. Manusia subyek adalah manusia yang serba pintar, tahu segala-
galanya. Sedangkan manusia obyek adalah orang yang bodoh, tidak tahu apa-apa,
persis seperti tabung yang kosong.2 Bagi pendidikan pembebasan yang dapat
dilacak dari buah pemikiran Freire, Illich, dan Kelmer, menyebutkan bahwa
manusia tidak identik dengan benda-benda atau binatang. Keberadan manusia
berbeda jauh dari keberadaan benda-benda. Bila benda-benda tidak sadar akan
keberadaannya dan keradaan yang lain, manusia justru berada bersama benda-
benda itu, dan mampu memaknainya. Jadi tepatlah kalau para filsuf
eksistensialisme menyebut benda-benda “berada” (Being) sedangkan manusia
“bereksistensi” (Exist). Eksistensi manusia bukanlah eksistensi yang “statis”
tetapi tang senantiasa “menjadi”.


§
Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
1
Trisno Yuwono – Pius Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya:
Arkolo,1994), Hlm. 120
2
Hermansyah, Pendidikan Yang Membebaskan, (Kabar Kampus: 1999), Hlm. 6
2

Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali,3


atau yang lebih dikenal Imam al-Ghazali, walaupun belum pernah
mendefinisikan arti pendidikan secara jelas, tapi lewat ungkapan beliau yang
mengatakan bahwa hasil ilmu adalah upaya pendekatan diri kepada Allah Tuhan
Semesta Alam, menghubungkan diri dengan ketinggian dan berhampiran dengan
malaikat tinggi. Dan ini sesungguhnya dapat dilakukan dengan ilmu yang
berkembang bukan ilmu yang beku yang tidak berkembang; menunjukkan unsur-
unsur pembentuk pengertian pendidikan.4
Jika kita perhatikan kata hasil menunjukkan proses, kata mendekatkan diri
pada Allah menunjukkan tujuan, dan kata ilmu menunjukkan alat. Sedangkan
“ilmu” yang berkembang merupakan penjelasan mengenai alat, yaitu melalui
pengajaran. Dari ungkapan di atas dapatlah dipahami bahwa pendidikan menurut
Imam al-Ghazali adalah pendidikan yang berorientasi tujuan. Yaitu dekat atau
menjadi dekat dengan Allah SWT, sarananya lewat ilmu pengetahuan dan ilmu
pengetahuan di dapatkan melalui pendidikan atau pengajaran.
Pertanyaannya adalah pendidikan yang bagaimana yang dapat
mewujudkan idealisme pendidikan di atas. Lewat tulisan ini, penulis mencoba
menjelaskan, menghubungkan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang berorientasi tujuan - seperti yang dijelaskan di atas - dengan manajemen dan
kebijakan pendidikan Islam; dengan asumsi bahwa pendidikan itu akan baik bila
pengelolaan (manajemen)nya baik.

Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris, yaitu management.
Management berasal dari akar kata manus yang berarti tangan, berkaitan dengan
kata managerei yang mempunyai arti berternak. Manageril juga mengandung arti
sekumpulan binatang liar yang dikendalikan di dalam kandang. Kata manus

3
Prof. Dr. Shafique Ali Khan, dalam pengantar buku Ghazali’s Philosophy Of
Education, antara lain mengatakan bahwa Imam al-Ghazali salah seorang pemikir, mistikus, dan
pendidik besar dunia Islam. Dalam
4
Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), Hlm. 53-54
3

dipengaruhi oleh kata manage yang datang dari bahasa Perancis kono mesnage.
Kata ini berasal dari bahasa latin mansionaticum yang berarti pengelolaan rumah
besar.5 Jadi kata manajemen atau management berarti pengelolaan, tata pimpinan,
direksi, dan seterusnya.6
Dalam kamus istilah manjemen, manajemen diartikan sebagai (a) proses
penggunaan sumber daya secara efektif dan efesien untuk mencapai sasaran, dan
(b) pejabat pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau
organisasi.7
Apa perbedaan manajemen dan administrasi? Sepertinya kita sulit
membedakan antara keduanya. Administrasi lebih bersifat operasional, sedangkan
manajemen bersifat mengatur atau merencanakan tindakan-tindakan pelaksanaan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dan disebut bawahan. 8 Apabila dilihat dari
segi fungsional administrasi mempunyai dua tugas utama; yakni: (1) menentukan
tujuan yang hendak dicapai (organization goal), (2) menentukan kebijaksanaan
umum yang mengikat seluruh organisasi (general and overall policies).
Sebaliknya manajemen pada hakekatnya berfungsi melakukan semua kegiatan-
kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-
batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Jadi
bukan berarti manajemen tidak boleh menentukan tujuan, akan tetapi tujuan yang
ditentukan pada tingkat manajemen hanya boleh bersifat departemental atau
sektoral.
Dari uraian di atas, menjadi jelaslah bahwa manajemen secara
organisatoris tidak dapat dipisahkan dengan administrasi; bahwa manajemen
adalah sebagai tata laksana untuk mencapai tujuan, dan umumnya orang yang

5
Nursyamsiah yusuf, Manajemen Pendidikan Islam; Dalam, Meniti Jalan Pendidikan
Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hlm. 299
6
John M Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1996), Hlm. 372
7
Taliziduka Ndzaha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Hlm.
91
8
Dalam hal ini Administrasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya; artinya Manajemen merupakan inti Administrasi.
4

memegang police tatalaksana (leadership) disebut manajer (pimpinan, kepala).


Menejer harus dapat melaksanakan, mengatur proses fungsi manajemen yang
meliputi: (i) perencanaan, (ii) koordinasi/organisasi, (iii) pengarahan, (iv)
kontrol/pengawasan, dan (v) evaluasi.

Fungsi Manajemen
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa manajemen dan
administrasi merupakan satu kesatuan yang saling lengkap melengkapi, meskipun
kedua istilah tersebut sering diartikan berbeda, dan dalam berbagai kepentingan,
pemahaman ke dua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian, demikian
halnya dalam berbagai leteratur acapkali dipertukarkan. Akan tetapi berdasarkan
fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang
sama. Karena itu perbedaan ke dua istilah tersebut tidak konsisten dan tidak
signifikan.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya, tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat terealisasikan secara optimal,
efektif dan efesien.9 Karena itu, pengetahuan yang baik tentang fungsi-fungsi
manajemen menjadi satu keharusan. Fungsi-fungsi pokok manajemen itu adalah
perencanaan (planning), pelaksanaan (organizing), pembinaan (coordinating) dan
pengawasan (controlling).10 Dan dalam pelaksanaannya ke empat fungsi tersebut
merupakan proses yang berkesinambungan.
Perencanaan, adalah proses sistematis pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang; pelaksanaan,
merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien; pembinanan, merupakan
rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar
berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga rencara untuk mencapai tujuan dapat

9
Ibid
10
Ibid, Hlm. 20. Juga lihat dalam, Nursyamsiah Yusuf, Op.Cit, Hlm. 311
5

terlaksanan secara efektif dan efesien; sedangkan pengawasan adalah upaya untuk
mengamati secara sistematis dan berkesinambungan mulai dari merekam perilaku
bawahan, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan bebagai hal
yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan.11
S P Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi menambahkan satu
fungsi manajemen; yaitu penilaian (evaluating).12 Penilaian adalah suatu kegiatan
atau proses pengukuran dan pembandingan hasil pekerjaan yang telah dilakukan
secara nyata dengan menjawab pertanyaan apakah rencana-rencana ideal
sebelumnya telah tercapai atau belum. Menurut konsessus para ahli, bahwa pada
dasarnya fungsi manajemen atau administrasi itu dapat dibagi menjadi dua
klasifikasi, yaitu: fungsi organik dan fungsi pelengkap. Fungsi organik, yaitu
fungsi yang mutlak dijalankan oleh administrator, karena ketidakmampuan
menjalankan fungsi ini dapat berakibat kegagalan organisasi. Sedangkan fungsi
pelengkap, yaitu semua fungsi yang meskipun tidak mutlak harus dijalankan, akan
tetapi sebaiknya dilaksanakan karena berdampak positif dalam pencapaian tujuan
yang efektif dan efesien. (Bersambung pada tulisan kedua)

11
Ibid, Hlm. 20-21. Dan Ibid, Hlm. 312-320
12
S P Siagian, Filsafat Administrasi, (Bandung: Rosda Karya, 1994), Hlm. 99

Anda mungkin juga menyukai