Anda di halaman 1dari 61

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

BAHAN PELAJARAN

TENTANG

TEORI MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Tujuan Kurikuler. Agar Pasis memahami tentang Teori Manajemen.

2. Umum.

a. Pengertian Manajemen. Istilah manajemen berasal dari kata management


(Bahasa Inggris), berasal dari kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata
laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur,
membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha
yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman. Berbagai istilah dipergunakan, seperti ketatalaksanaan, manajemen,
management dan pengurusan. Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan
diketemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama,
manajemen sebagai suatu proses, kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-
orang melakukan aktivitas manajemen, dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni
(art) dan sebagai suatu ilmu.
Menurut pengertian pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses,
berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Dalam Encylopedia of Social
Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana
2

pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Menurut Haiman,


bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut
George R. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Bila kita
perhatikan ketiga definisi diatas, maka akan tampak bahwa ada tiga pokok penting
dalam definisi-definisi tersebut yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai;
kedua, tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang-orang lain; dan ketiga,
kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasai.
Menurut pengertian yang kedua, yakni manajemen sebagai suatu
kolektivitas orang-orang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain,
segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan
tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer
adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas
manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan
orang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas-aktivitas manajemen adalah
kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada
umumnya, kegiatan-kegiatan manajer itu adalah planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling.
Menurut pengertian yang ketiga, yakni manajemen sebagai suatu seni atau
ilmu. Menurut Chester I Barnard dalam bukunya The Function of the Executive,
mengakui bahwa manajemen adalah seni dan juga sebagai ilmu. Demikian pula,
Henry Fayol, Alfin Brown, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, dan George R Terry
beranggapan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni. Manajemen sebagai
seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat,
sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena
( gejala-gejala), kejadian-kejadian, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsur
keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu, seperti yang dinyatakan
oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum, dan dipertahankan oleh
berbagai tingkat ujian-ujian dan penyelidikan-penyelidikan. Unsur seni ialah
pemakaian pengetahuan tersebut pada satu situasi tertentu.
Dari pengertian manajemen yang pertama yaitu manajemen sebagai suatu
proses serta kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka
3

manajemen oleh Oey Liang Lee, dalam bukunya Pengertian Manajemen didefinisikan
sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.

b. Kebutuhan dan tujuan mempelajari manajemen. Jika dalam pandangan


sosiologi, masyarakat disebut sebagai “animal society” (mahluk sosial) dan dalam
pandangan politik disebut sebagai “zoon politicon” (mahluk politik), maka dalam
pandangan manajemen, masyarakat disebut sebagai “managerial society”
(masyarakat manajerial), “organizational society” (masyarakat organisasional),
organization man (manusia organisasi) (John H Jackson, Cyril P. Morgan, Joseph
G.P. Paolillo), “administrative man” (manusia administrasi) Sondang P. Siagian) yaitu
manusia yang melakukan kerjasama secara terorganisasi dalam tingkat rasionalitas
yang tinggi untuk mencapai tujuan individual dalam kerangka pencapaian tujuan
kelompok atau organisasi. Bahwa semua praktek-praktek kehidupan modern dalam
mencapai tujuan menunjukkan kehidupan yang didasarkan atas kerjasama dan semua
kehidupan atas dasar kerjasama membutuhkan organisasi serta tiap aktivitas
kerjasama bersama (working together) yang diorganisasi membutuhkan manajemen
sebagai aktivitas untuk mencapai tujuan dengan mendayagunakan sumber-sumber.
Untuk memanajemeni organisasi guna mencapai tujuan membutuhkan manajer atau
orang yang menjalankan aktivitas manajemen atau yang bertanggungjawab atas
pencapaian tujuan dan praktek-praktek kehidupan kerjasama organisasional. Guna
mencapai tujuan melalui kerjasama organisasional secara kuat dipengaruhi oleh
aktivitas manajemen organisasi dan itu berarti pencapaian tujuan organisasi
ditentukan oleh manajer-manajer organisasi. Ini menjadi satu tanda, bahwa studi
tentang manajemen adalah penting untuk semua orang, karena mempunyai dampak
yang besar bagi pencapaian tujuan pribadi maupun organisasi. Dapat dikatakan
bahwa satu-satunya kegiatan manusia yang selalu ada tiap waktu adalah kegiatan
manajemen.
Karena manajemen merupakan suatu kebutuhan, maka perlu dipelajari. Pada
dasarnya ada empat tujuan yang dicapai melalui studi formal tentang manajemen
dan hal ini juga ditentukan oleh motivasi yang mempelajarinya. Keempat tujuan yang
dimaksud adalah description, understanding, prediction dan control. Deskrepsi
4

merupakan tingkat paling fundamental, yaitu hanya tertarik pada penggambaran suatu
organisasi dan manajemennya, apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi.
Pemahaman merupakan tingkat kedua, mungkin kita menjadi lebih memperhatikan
pertanyaan “why” (mengapa). Misalnya, menyatakan adanya kecenderungan anggota
yang bujang dan bermasalah untuk melakukan desersi adalah deskriptif. Namun
ketika kita dapat mengidentifikasi mengapa desersi tersebut terjadi berarti kita telah
meningkat pada tingkat pemahaman. Prediksi merupakan tingkat ketiga, melalui
pengembangan maksud deskripsi dan pemahaman maka kita dapat melakukan
prediksi. Pengendalian merupakan tingkat keempat, yaitu kemampuan seorang
manajer untuk mempengaruhi dan menggerakkan berbagai faktor untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Organisasi dapat meningkat, tumbuh dan berkembang melalui penggunaan
sumber-sumber input (people, capital, materials dan energy) lebih efektif dan efisien
untuk menghasilkan output (goods, service). Sebab itu, untuk mengetahui atau
mengukur prestasi manajer, ada dua konsep sebagai tantangan utama manajemen
yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektif berarti menghasilkan barang-barang/atau jasa-
jasa dengan satu cara yang tepat dan sesuai. Ini termasuk pemilihan tujuan yang tepat
dan metode –metode yang tepat tentang pencapaian tujuan. Efisien berarti mencapai
sesuatu secara tepat dan ini berhubungan dengan rasio dari output terhadap input.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa, efektif berarti menjalankan pekerjaan yang
benar dan efisien berarti menjalankan pekerjaan dengan benar.
Agar oraganisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien maka
diperlukan manajemen. Sebab studi manajemen merupakan studi tentang bagaimana
organisasi dimanajemeni, bagaimana manajer dapat lebih baik menuntun atau
membawa oraganisasi kearah pencapaian tujuan yang ditetapkan. Karena untuk
mencapai tujuannya organisasi membutuhkan sumber daya manusia dan materiil
sebagai masukan mentah, maka tugas manajemen adalah mendayagunakan sumber-
sumber oraganisasi tersebut kearah tujuan secara efektif dan efisien. Itu berarti studi
manajemen merupakan studi tentang bagaimana memanfaatkan sumber-sumber
organisasi dan mengefektifkan pelaksanaan tugas-tugas untuk tercapainya tujuan
organisasi. Untuk mendayagunakan sumber-sumber tersebut kearah pencapaian
tujuan oraganisasi diperlukan aktivitas kerja, fungsi dan peran yang harus dikerjakan
dan ada orang yang melakukan pekerjaabn tersebut. Sebab itu sasaran dan proses
5

dan aktivitas manajemen dititik beratkan untuk memanajemeni kerja (managing work)
dan memanajemeni orang(managing people).

3. Maksud dan Tujuan. Maksud pembuatan Naskah Sekolah Teori Manajemen ini
adalah agar Pasis mampu memahami tentang teori manajemen dengan perkembangannya
dengan tujuan dapat digunakan sebagai bekal pelaksanaan tugas dalam memimpin
organisasi sebagai komandan satuan/pimpinan organisasi dalam lingkup kerjanya agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif.

4. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Sekolah ini dibatasi pada pengantar
manajemen, prinsip-prinsip umum manajemen dan unsur-unsur manajemen dengan tata urut
penyajian naskah diatur sebagai berikut :

a. BAB I Pendahuluan.
b. BAB II Pengantar Manajemen.
c. BAB III Prinsip-Prinsip Umum Manajemen.
d. BAB IV Unsur-Unsur Manajemen.
e. BAB V Penutup.
6

BAB II

PENGANTAR MANAJEMEN

5. Tujuan Instruksional. Agar Pasis dapat mengungkapkan dasar-dasar manajemen


dengan benar.

KONSEP DASAR MANAJEMEN

6. Ilmu manajemen ilmiah timbul sekitar awal abad ke-20 di benua Eropa Barat dan
Amerika. Saat itu, negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan
nama revolusi industri yaitu, perubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.
Hal ini disebabkan masyarakat semakin maju dan kebutuhan manusia telah semakin banyak
beragam jenisnya. Sebenarnya ilmu manajemen seusia dengan kehidupan manusia karena
dalam kehidupan sehari-harinya, manusia tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen.
Baik langsung maupun tidak langsusng, disadari maupun tidak, manusia menggunakan
prinsip-prinsip manajemen. Karena pada hakekatnya manajemen digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

HAKIKAT MANAJEMEN.

7. Beberapa pengertian manajemen adalah sebagai berikut:

a. Pengertian Manajemen Secara Etimologis. Manajemen berasal dari bahasa


Inggris to manage, yang artinya mengatur. Istilah manajemen (management) telah
diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan,
pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, administrasi.
Kamus Webster New Coolegiate Dictionary, kata manage dijelakan berasal dari
bahasa ltali "Managgio" dari kata "managgiare" yang selanjutnya kata ini berasal dari
bahasa Latin manus yang berarti tangan (hand). Kata manage dalam kamus tersebut
diberi arti :
7

1) to direct and control (membimbing dan mengawasi).

2) to treat with care (memperlakukan dengan seksama).

3) to carry on business or affairs (mengurusi perniagaan, atau urusan-


urusan/persoalan-persoalan).

4) to achieve one's purpose (mencapai tujuan tertentu).

b. Pengertian Manajemen Secara Terminologis. Berdasarkan pengertian secara


etimologis, muncullah konsep manajemen secara terminologis.

1) Menurut Appley: manajemen sebagai the act or art of managing,


conducting, directing and controlling (manajemen merupakan suatu kegiatan
atau seni dalam mengurus , memimpin, mencapai, memerintah, membimbing,
mengarahkan dan mengendalikan).

2) Menurut Follet: manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain.

3) Menurut George R. Terry: management is distinct process consisting of


planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and
accomplish stated objectives by the use of human being and other resources
(manajemen adalah proses khusus yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya).

4) Harold Knoontz & O’ Donnel: dalam bukunya yang berjudul “Principles


Of Management” menjelaskan, manajemen adalah berhubungan dengan
pencapainan suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain”.
8

5) James A.F. Stoner: manajemen adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota
organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

6) Drs. Oey Liang Lee: manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

7) Encylopedia of the Social Sience: manajemen adalah suatu proses


dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

8) Henry Fayol: manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama


yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan.

9) Ricky W. Griffin: manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal.

10) Federick Winslow Taylor: manajemen adalah suatu percobaan yang


sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam
pimpinan perusahaan (dan organisasi lain)atau setiap system kerjasama
manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan
alat-alat perumusan.

11) Drs. M. Manullang: manajemen mengandung 3 (tiga) pengertian, sbb.:

a) Manajemen sebagai suatu proses.


9

b) Manajemen sebagai suatu kolektivitas orang-orang yang


melaksanakan manajemen.

c) Manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu.

12) Dr. SP. Siagian: dalam bukunya “Filsafat Administrasi” Manajemen


dapat didefenisikan sebagai “Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”. Dengan
demikian bisa juga diungkapkan bahwa Manajemen merupakan inti daripada
administrasi karena sebagai alat pelaksana utama daripada adminsitrasi.

BATASAN MANAJEMEN

8. Batasan Manajemen. Dari beberapa definisi yang berkaitan dengan pengertian


manajemen maka dapat disimpulkan bahwa manajemen dapat dikategorikan sebagai ilmu
dan seni, proses dan profesi.

a. Manajemen sebagai ilmu dan seni. Pada awalnya manajemen merupakan


penggunaan ketrampilan, pengetahuan dan ikhtiar sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuannya, maka manajemen adalah seni (art), tetapi dengan meluasnya cakrawala
pengetahuan melalui pengumpulan data secara menyeluruh dan mendalam untuk
selanjutnya diolah guna perumusan dan pengujian hipotesisnya makan manajemen
telah berkembang menjadi ilmu (science). Manajemen sebagai ilmu karena
manajemen telah lama dipelajari dan dikaji, diorganisasikan menjadi suatu rangkaian
teori. Manajemen memerlukan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan lain dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan, misalnya disiplin ilmu ekonomi, akutansi,
statistik dll. Manajemen dalam upaya mencapai tujuannya berdasarkan kaidah ilmiah
dan sistematis. Manajemen sebagai ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
disistematisasi, dikumpulkan dan diterima menurut pengertian kebenaran-kebenaran
universal mengenai manajemen dan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Prinsip dan konsep manajemen dapat dipelajari.


10

2) Decision making dapat didekati dengan kaidah-kaidah ilmiah.

3) Objek dan sarana manajemen untuk mencapai tujuan sebagian adalah


elemen yang bersifat materi.

4) Dalam penerapannya manajemen memerlukan pendekatan dari bidang


ilmu lainnya.

Manajemen sebagai seni diartikan bahwa manajer dalam mencapai tujuan banyak
dipengaruhi oleh ketrampilan pribadi , bakat dan karakternya. Semua ini merupakan
seni tersendiri. Adapun seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas
dari bagian-bagian yang terpisah-pisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk melihat
suatu gambaran tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut
dengan skill (ketrampilan) atau kecakapan efektif. Manajemen sebagai seni
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pencapaian tujuan sangat dipengaruhi dan didukung oleh sifat-sifat dan


bakat para manajer.

2) Proses pencapaian tujuan sering melibatkan unsur naluri, perasaan, dan


intelektual.

3) Dalam pelaksanaan kegiatan, faktor yang dapat mempengaruhi


keberhasilannya adalah kekuatan pribadi dan kreativitas.

b. Manajemen sebagai proses. Manajemen sebagai proses karena dalam


mencapai tujuan menggunakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. Serangkaian kegiatan tersebut dimulai dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi atau
mengendalikan. Manajemen sebagai proses lebih diarahkan pada proses mengelola
dan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan, atau serangkaian aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan. Proses manajemen dalam pencapaian tujuan ini juga menggunakan
bantuan orang lain yang bekerja sama. Menurut George R. Terry memaknai proses
11

sebagai cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan
orang lain. Manajemen sebagai kolektivitas yaitu kumpulan orang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Kolektivitas, atau kumpulan orang inilah yang disebut
manajemen, sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tujuan
atau berjalannya aktivitas manajemen disebut manajer. Menurut Stoner dan Wankel
proses adalah cara sistematis untuk menjalankan pekerjaan. Dalam batasan ini,
proses manajemen meliputi perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang
dilakukan; pengorganisasian yaitu mengoordinasikan sumber daya manusia serta
sumber daya lainnya yang dibutuhkan; kepemimpinan , yaitu mengupayakan agar
bawahan bekerja sebaik mungkin; pengendalian yaitu memastikan tercapai-tidaknya
tujuan dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.

c. Manajemen sebagai profesi. Manajemen sebagai profesi ditekankan pada


kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan keahlian tertentu.
Keahlian tersebut diperoleh karena memenuhi syarat atau standar tertentu dan diakui
oleh masyarakat. Dengan keahlian tersebut, seseorang dapat memperoleh suatu
status. Sekelompok orang yang bekerja dalam organisasi dengan menggunakan
keahlian tertentu dapat dikelompokkan dalam organisasi professional. Ciri-ciri sesuatu
sebagai profesi adalah sebagai berikut:

1) Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum.

2) Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar


prestasi kerja tertentu, bukan karena favorit, politik, agama, atau sosial.

3) Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat dan
disiplin kerja bagi mereka yang menyandang profesi.

SISTEM MANAJEMEN

9. Sistem Manajemen. Sistem adalah susunan elemen atau bagian berbeda yang
terintegrasi, berkorelasi, dan terstruktur dengan urutan tertentu yang bekerjasama, dalam
upaya pencapaian tujuan. Sistem dapat merupakan sesuatu yang berwujud ataupun yang
12

abstrak. Sebuah sistem merupakan alat organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
atau bagian berbeda yang terintegrasi. Beberapa sistem-sistem manajemen diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Manajemen bapak. Setiap usaha dan aktivitas organisasi para pengikut


(bawahan) selalu mengikuti jejak bapak. Apa yang dikatakan (diperintahkan) bapak,
itulah yang benar. Tidak ada alternative lain, kecuali mengikuti perintah bapak.

b. Manajemen tertutup. Manajer tidak memberitahukan atau menginformasikan


keadaan perusahaan kepada bawahannya walaupun dalam batasan-batasan tertentu.
Keputusan diambil tanpa melibatkan partisipasi bawahannya dalam proses
pengambilan keputusan.

c. Manajemen terbuka. Atasan banyak menginformasikan keadaan perusahaan


kepada bawahannya sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui
keadaan perusahaan (organisasi). Manajer mengajak bawahan berpartisipasi dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, tetapi keputusan terakhir tetap berada
ditangan manajer.

d. Manajemen demokrasi. Pelaksanaan manajemen demokrasi hampir sama


dengan manajemen terbuka, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, para
anggota/bawahan diajak dan diikutsertakan member saran, pemikiran dan cara
pemecahan terhadap masalah yang dihadapi.

EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN

10. Evolusi Pemikiran Manajemen. Semua pengetahuan yang disebut ilmu selalu
memiliki teori yang menggambarkan objeknya dan pendekatan melalui mana dapat diketahui
dan dipecahkan maslah-masalah yang timbul dan mencari jalan keluar dari masalah-masalah
tersebut . Teori dapat digunakan untuk menjelaskan fakta (melalui proses deduksi), namun
teori itu sendiri dikembangkan melalui fakta (proses induksi). Teori selalu berkembang dan
tidak pernah berakhirdan bahkan ada kecenderungan tiap-tiap teori akan saling melengkapi
atas kelemahan teori yang dikembangkan sebelumnya. Sebab itu tiap teori perlu dipelajari
13

karena ada kemungkinan teori tersebut pada saat dan situasi serta tempat dan peristiwa
tertentu justru membangun ketajaman dalam menganalisis atau memahami permasalahan
yang terjadi dalam objek yang diamati. Sayangnya belum ada satupun teori manajemen
yang dapat diterapkan untuk menjelaskan secara menyeluruh fenomena-fenomena
manajerial dan keorganisasian pada semua situasi. Oleh karena itu para pelaku manajemen
atau para manajer harus membiasakan diri untuk memahami sejumlah teori atau pendekatan
manajemen utama yang ada.

a. Pra Revolusi Industri. Praktek manajerial dan manajer ahli serta perhatiannya
terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi sudah ada sebelum Revolusi Industri di
Inggris. Hal ini diketemukan pada zaman Sumeria, Babilonia, Mesir, Syria, Persia,
Mesopotamia, Cina, Romawi dengan bukti adanya peninggalan-peninggalan
kebudayaan pada masa itu. Pada saat itu sudah ada praktek-praktek manajerial
seperti hirarki organisasi, spesialisasi, konsep staf dan deskripsi kerja. Tembok kota
dan kanal di Sumeria yang dalam pelaksanaannya telah menerapkan upah
berdasarkan jasa, sistem irigasi dan astronomi dan matematika di Babilonia. Selain itu
ada code Hamurabi yang memuat hukum bisnis misalnya tentang pengendalian,
tentang responsibilitas, tentang upah minimum dan kepemimpinan.

b. Revolusi Industri. Adanya revolusi industri di Inggris merupakan puncak


kejadian dalam perubahan manajemen kerja sama dalam organisasi. Mulai
diterapkannnya teknik mesin dalam proses produksi dan adanya kerja sama yang
besar dan rumit sehingga memerlukan manajemen yang dapat mengelola kerja sama
dalam organisaisi tersebut. Inovasi teknologi dari revolusi industri mempunyai
dampak terhadap pemikiran-pemikiran akan pengelolaan kerjasama yang justru
menjadi semakin besar dan komplek. Kerja sama dalam proses produksi, misalnya
berubah menjadi factory system dengan diketemukannya mesin-mesin untuk proses
produksi. Dengan berkembangnya factory system dalam proses produksi, maka
pekerja-pekerja yang tadinya terpisah-pisah (home industry) dikumpulkan
berdasarkan keahliannya dibawah satu atap organisasi usaha dengan pertimbangan
lebih ekonomis. Revolusi industri mulai menggiring massa, baik pria maupun wanita
masuk organisasi pabrik yang hirarki dan impersonal. Diterapkannya teknik mesin
dalam proses produksi dan kerja sama yang semakin besar dan rumit, menuntut
14

kebutuhan bagaimana memanajemeni kerja sama dlam organisasi usaha tersebut,


dalam arti siapa yang dan bagaimana mengerjakan, serta dalam menentukan standar
pekerjaan dan hasil kerja. Sebab meskipun pada mulanya organisasi usaha industry
itu dimanajemeni oleh pemiliknya, tetapi kemudian hak memanajemeni dan bahkan
pemilikan terpencar menjadi banyak pemegang saham, sehingga perlu manajer orang
lain yang profesional. Muncullah kelas manajer yang menjadi bagian dari integral
pada pabrik seperti halnya mesin. Buruh tunduk secara hirarkis kepada manajer,
bekerja menurut jadwal yang ditentukan dan secara berulang-ulang melakukan tugas
yang telah dispesialisasikan kepadanya.

c. Pendekatan Klasik/tradisional/mekanistik. Pandangan terhadap aktivitas-


aktivitas manajemen atau bagaimana mencapai suatu tujuan kerjasama
keorganisasian secara efisien dan efektif dengan menggunakan metode ilmiah baru
dimulai setelah revolusi industri. Pendekatan manajemen dalam menjelaskan evolusi
pemikiran manajemen digunakan berbagai istilah seperti school, mashab, approach
atau theory. Pendekatan manajemen klasik dengan tokohnya Robert Owen (1771-
1858), Charles Babbage (1792-1871), F.W. Taylor (1859-1919), Henry Fayol (1841-
1925) dll. Pandangan tradisional atau pendekatan manajemen klasik disebut juga
pendekatan mekanistik (the mechanistic approach). Pandangan klasik menekankan
peranan manajemen dalam satu hirarki yang ketat dan memusatkan pada efisiensi
dan konsistensi pelaksanaan kerja. Tokoh-tokoh pendekatan manajemen klasik antara
lain:

1) Robert Owen (1771 1858). Dimulai pada awal tahun 1800-an


sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert
Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan
faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa,
bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan
memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada
tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya
perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh
pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi
15

oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert
Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia. Dia juga sebagai salah
seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi, adapun usaha yang pernah
dilakukan dan mengalami kegagalan adalah mendirikan suatu komune di New
Harmoni, Indiana pada tahun 1824.

2) Charles Babbage (1792- 1871). Charles Babbage adalah seorang


Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada
bidang manajemen. Perhatiannya pada operasi-operasi pabrik yang dapat
dilakukan secara efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsipprinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan
biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia
menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan
prinsip-prinsip manajemen. Perhatiannya di arahkan dalam hal pembagian kerja
(devision of labour), yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

a) Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-


pengalaman yang baru.

b) Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari


satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus
menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan
menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan
spesialisasi dalam pekerjaannya.

c) Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang


pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.

d) Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi


alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu menciptakan mesin hitung
(calculator) mekanis yang pertama, mengembangkan program-program
permainan untuk komputer, mengembangkan kerja sama yang saling
16

menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga


membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

Pendekatan mekanistik merupakan pendekatan manajemen yang menekankan


produksi dan menggunakan otoritas untuk memperolehnya. Pendekatan manajemen
yang dikembangkan secara klasik umumnya dikelompokkan atas tiga kelompok
besar, yaitu:

1) Pendekatan manajemen ilmiah. Pendekatan manajemen ilmiah yang


dipelopori Frederick W. Taylor (1859-1915). Pertama kali manajemen ilmiah
atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar
tahun l900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. ·Taylor dikenal sebagai
bapak manajemen ilmiah (scientifick management).Taylor menerapkan cara-
cara ilmu pengetahuan di dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
yang ada di dalam perusahaan. Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan
beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau
yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error, Kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil penelitiannya yaitu bahwa perusahaan akan mendapat hasil
yang memuaskan apabila pekerjaan yang akan dilaksanakan harus
direncanakan, juga memperhatikan unsur teknologinya (mesin) maupun
pelaksananya dalam hal ini adalah manusianya. Hakekat pertama daripada
manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut
manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu
pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur
pekerjaan. Gagasan Taylor dicetuskan dalam tiga makalah, yaitu Shop
Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimory before
The Special House Committe, ketiga makalah ini selanjutnya dirangkum dalam
sebuah buku yang berjudul Scientific Management diterbitkan pertama kali oleh
Darmouth College, Hannover pada tahun 1911 . Taylor mengemukakan empat
prinsip Scientific Managelnent, yaitu :

(a) Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-


17

metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.

(b) Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya


memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.

(c) Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di


dalam menjalankan tugasnya.

(d) Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan
pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manager. Dimana manajer adalah pelayan bagi bawahannya yang
bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan
adalah pelayan manajer. Taylor mengatakan bahwa scientific manajemen
merupakan tugas setiap manajer untuk mengetahui hal yang terbaik (best of the
best) melalui penganalisaan, observasi dan percobaan-percobaan. Percobaan
yang dilakukan oleh Taylor adalah mencari berat terbaik untuk muatan skop
agar tercapai hasil yang maksimal dan pengerjaan yang mudah. Mula-mula
dengan berat 38 pon, 36 pon dan seterusnya menurun, sampai diketahui berat
yang ideal yaitu 21 pon yang dapat menghasilkan perkerjaan yang optimal dan
paling mudah. Oleh taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time anda
motion study). Observasi lainnya yaitu Sistem Organisasi yang lebih dikenal
dengan nama Organisasi Fungsional yang terbagi dalam dua bagian, yaitu
perencanaan dan pelaksanaan. Pada perencanaan dikenal manajer yang
bernama Route Clerk, Instruction Card Clerk dan Time and Cost Clerk,
sedangkan dalam pelaksanaan dikenal manajer yang bernama Gang Boss,
Speed Boss, Repair Boss, dan Inspector. Dalam pabrik ada mandor yang diberi
nama Diciplinarian. Karya lainnya yaitu mengenai upah per potong minimum
dan upah per potong maksimum. Upah ini dimaksudkan untuk memotivasi
karyawan sehingga mau bekerja secara maksimal. Sistem upah per potong ini
lebih dikenal dengan nama The Taylor Differential Rate System. Upah per
potong minimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan
18

standar atau dibawah standar yang telah ditentukan, sedang upah per potong
maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan diatas standar. Hasil
kerja standar yaitu jumlah hasil yang dapat dicapai oleh pekerja yang
berkemampuan biasa-biasa saja.

2) Pendekatan manajemen birokratis. Pendekatan manajemen birokratis


yang dipelopori oleh Max Weber (1864-1920). Manajemen birokratik
merupakan suatu sistem manajemen yang menekankan pada aturan-aturan,
seperangkat hirarki, pembagian kerja yang jelas dan tuntas, mengikuti
prosedur-prosedur dan menitik beratkan pada struktur organisasi secara
menyeluruh. Manajemen birokrasi menggambarkan satu cetak biru tentang
bagaimana organisasi harus beroperasi. Ada tujuh karakteristik dalam
manajemen birokrasi:

a) Aturan formal. Aturan (rules) adalah petunjuk formal bagi perilaku


seluruh karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

b) Impersonalitas. Keberadaan aturan mempengaruhi impersonalitas


(impersonality) hubungan antar karyawan. Sehingga semua karyawan
dievaluasi menurut aturan dan data objektif.

c) Pembagian kerja. Pembagian kerja (division of labor) adalah


proses pembagian kewajiban kedalam bagian-bagian, tugas yang lebih
dispesialisasi untuk efisiensi promosi, membantu organisasi
menggunakan personel dan sumber-sumber pelatihan jabatan secara
efisien.

d) Struktur hirarki. Banyak organisasi memiliki struktur yang luas


dalam bentuk pyramid. Suatu struktur hirarki mengatur tingkatam
jabatan menurut jumlah kekuasaan dan otoritas (hak memutuskan) untuk
masing-masing jabatan. Secara tipikal, kekuasaan dan otoritas
meningkat pada masing-masing tingkatan yang lebih tinggi hingga hirarki
puncak. Masing-masing level bawah adalah dibawah control dan
19

pengarahan dari posisi level atas. Menurut Max Weber , penentuan


hirarki membantu control perilaku pekerja dengan membuat jelas tugas
masing-masing secara ketat dimana mereka berada dalam hubungan
dengan setiap pegawai lain.

e) Struktur otoritas. Struktur otoritas menentukan siapa yang


memiliki hak membuat keputusan menurut kepentingan pada level
berbeda didalam organisasi. Tentang hal ini Weber membedakan tiga
tipe struktur otoritas: tradisional berdasarkan tradisi dan kebiasaan;
kharismatik, berdasarkan pengakuan subordinasi atas kemampuan atau
kualitas personal khusus dalam diri individu; dan rasio-legal, didasarkan
pada hukum impersonal dan aturan yang diterapkan untuk semua
pegawai.

f) Komitmen karier seumur hidup. Dalam sistem manajemen


birokratik pekerja dipandang sebagai satu komitmen karier seumur
hidup (lifelong career commitmen).

g) Rasionalitas. Manajer rasional adalah mereka yang


menggunakan sarana lebih efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajer dalam satu sistem manajemen birokratik berangkat dari
organisasi secara logis dan secara ilmiah dengan dengan semua
keputusan mempengaruhi secara langsung untuk pencapaian tujuan
organisasi.

3) Pendekatan administratif/ pendekatan proses. Pendekatan


administratif/ pendekatan proses manajemen yang dipelopori Henry Fayol
(1841-1925). Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan
bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organsisasi
yang kompleks, ini diuangkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et General atau General and Industrial Management yang ditulis
pada tahun 1908 oleh Constance Storrs. Peranan Fayol dapat disejajarkan
dengan Taylor, dua tokoh ini mengemukakan hal yang sama bahwa ada
20

prinsip-prinsip manajemen tertentu yang harus diajarkan dan dipelajari oleh


para manajer dan karyawan. Tapi kedua tokoh tesebut berbeda dalam titik
perhatiannya, dimana Fayol menitik beratkan pada manajer tingkat bawah,
sedang Taylor menitik beratkan pada manajer tingkat menengah dan atas.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, peng-
organisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Fayol
selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. teknik produksi dan
manufakturing produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi
dan 6. Manajerial.

d. Aliran neoklasik atau pasca klasik. Aliran neo klasik juga disebut
pendekatan manajemen perilaku. Cabang utama pendekatan ini adalah:

1) Pendekatan hubungan manusiawi. Aliran ini timbul karena pendekatan


klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi dalam produksi dan
keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi organisasi klasik dengan
pandangan sosiologi dan psikologi. Produktivitas bukan disebabkan oleh aspek
fisik (lingkungan kerja, upah, dll.) melainkan disebabkan oleh saluran reaksi
emosional yang rumit (perhatian pimpinan, supervisor yang simpatik, hubungan
baik dengan teman kerja/atasan, dan sebagainya). Tokoh-tokoh aliran
hubungan manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.

a) Hugo Munsterberg (1863 1916). Hugo merupakan pencetus


psikologi industri sehingga di kenal sebagai bapak psikologi industri.
Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa
untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama
penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work
dan ketiga penggunaan best possible effect.

b) Elton Mayo (1880 1949). Terkenal dengan percobaan-


percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi menggambarkan
manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan
efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi
21

juga akan buruk. Mayo, Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson


mengadakan penelitian bersama di pabrik Howthome milik perusahaan
Westem Electric. Percobaan pertama meneliti pengaruh kondisi
penerangan terhadap produktivitas, Dari hasil penelitiannya disimpulkan
bahwa bila kondisi penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik,
bila kondisi penerangan dikurangi ternyata produktivitas juga akan
berkurang. Percobaan kedua, dimana bila kelompok yang terdiri dari
enam orang dipisahkan dalam ruangan yang terpisah, dimana ruangan
pertama atau sebut saja A kondisinya diubah setiap waktu, sedang
ruangan lainnya yaitu B tidak mengalami perubahan. Variabel yang
dirubah seperti upah, jam istirahat, jam makan, hari kerja dan
sebagainya. Dari hasil penelitiannya ternyata kedua kondisi tersebut
mengalami kenaikan produktivitas. Ternyata kenaikan produktivitas ini
bukan diakibatkan oleh insentif keuangan. Rantai reaksi emosional antar
pekerja berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, perhatian
khusus dan simpatik sangar berpengaruh, penomena ini dikenal sebagai
Howthome Effect.

2) Pendekatan perilaku. Yaitu pendekatan yang menekankan faktor


manusia secara manusiawi dan individual. Tokoh pendekatan ini antara lain
Abraham Maslow dengan pemikirannya tentang:

a) Hirarki kebutuhan manusia :

(1) Kebutuhan fisik.

(2) Kebutuhan keamanan.

(3) Kebutuhan afiliasi.

(4) Kebutuhan penghargaan.

(5) Kebutuhan aktualisasi diri.


22

b) Manusia memasuki organisasi untuk memenuhi kebutuhannya.

c) Organisasi yang ingin berproduksi memerlukan sumbangan


(kerja) dari tenaga kerja.

d) Manajer harus mampu mengintegrasikan, baik kebutuhan


organisasi maupun kebutuhan karyawannya, dan membimbing para
pekerja untuk diarahkan pada tujuan organisasi.

e. Aliran Manajemen Modern.

1) Pendekatan Manajemen Kuantitatif. Perkembangannya dimulai


dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi dalam memecahkan
permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat penting sekali dengan
semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan dan pengambilan
keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini selanjutnya dikenal
sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :

a) Perumusan masalah dengan jelas dan terperinci.

b) Penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan.

c) Penyelesaian model.

d) Pengujian model atas hasil penggunaan model.

e) Penetapan pengawasan atas hasil.

f) Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.


23

2) Pendekatan yang menekankan aspek kesisteman (system


approach). Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan
yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian
dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan
sistem manajemen meliputi sistem umum dari sistem khusus serta analisis
tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep
organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analisis sistem
manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi,
sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

3) Pendekatan kontingensi (contingency approach). Pendekatan


kontingensi (contingency approach) yaitu pendekatan yang menekankan
keterkaitan dengan lingkungan dan situasi. Pendekatan kontingensi digunakan
untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya
antara teori dengan praktek berbeda, maka harus memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik
manajemen yang berbeda. Pendekatan ini dipandang sebagai hubungan
fungsional "bila maka". Hubungan fungsional yaitu keterkaitan antara variabel
ya-ig satu dengan variabel yang lain. Bila ada pembahan satu variabel akan
mempengaruhi nilai variabel lainnya. Bila merupakan variabel bebas
(independent variable) dan maka merupakan variabel bergantung (dependent
variable). Faktor lingkungan merupakan variabel bebas, sedang konsep dan
teknik manajemen merupakan variabel bergantung. Dalam pendekatan
kontingensi ada tiga kerangka konsepsual yaitu lingkungan, konsep-konsep dan
teknik-teknik serta hubungan antara keduanya.

Dua pendekatan yaitu pendekatan kesisteman dan pendekatan kontingensi


disebut juga pendekatan rasional sintetis . Pendekatan ini melihat bahwa
efektifitas dan produktivitas kerja ditentukan oleh dimensi lingkungan dan
situasi.
24

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

11. Manajemen diartikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dengan dan melalui orang
lain. Usaha tersebut dilakukan oleh manajer melalui bawahan dalam kerangka organisasi.
Disamping itu manajemen juga diartikan sebagai aktivitas pencapaian tujuan dengan
melaksanakan sejumlah fungsi-fungsi atau pekerjaan tertentu. Artinya dalam usaha
mencapai tujuan melalui orang lain, manajer dituntut untuk melakukan sejumlah fungsi atau
pekerjaan yang disebut ”managerial fungctions”. Fungsi-fungsi tersebut ditujukan untuk
memanajemeni orang-orang, tugas-tugas atau pekerjaan dan juga mengalokasikan serta
mendistribusi sumber-sumber lain yang diperlukan serta memadukan manusia dan material
untuk menghasilkan barang dan jasa khususnya dan mencapai tujuan organisasi umumnya.
Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli antara lain:

a. Louis A. Allen : Leading, Planning, Organizing, Controlling.

b. Prajudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/Actuating,


Controlling.

c. Henry Fayol : Planning, Organizing Commanding, Coordinating,


Controlling.

d. Koontz & O’ Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.

e. George R. Terry : Planning, Organizing, Actuating, Controlling.

f. Dr. S.P Siagian MPA: Planning, Organizing, Motivating, Controlling.

g. Lyndall F. Urwick : Forecasting, Planning, Organizing, Commanding,


Coordinating, Controlling.

h. Dr. Winardi, S.E. : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating,


Leading, Communication, Controlling.
25

i. The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing, Coordinating,


Controlling, Improving.

Pada hakekatnya, bila dikombinasikan pendapat beberapa ahli tersebut di atas, maka
fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut: forecasting, planning termasuk budgetting,
organizing, staffing, directing, leading, coordinating, motivatting, controlling dan reporting.
Mengenai fungsi-fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandanganpandangan
yang berbeda satu sama lain di kalangan para sarjana tentang perumusannya. Pada
naskah ini akan mengambil pandangan dari salah seorang sarjana yang bernama
George R. Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management, yang
merumuskan fungsi-fungsi daripada manajemen yang disingkat menjadi Planning,
Organizing, Actuating,Controlling (POAC),

FUNGSI PERENCANAAN

12. Pada hakekatrya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang


merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan/tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu
yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentmg apa yang perlu dikerjakan,
bagaimana dan di mana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab
terhadap pelaksanaannya.

a. Pengertian. Mengenai perencanaan ini dapat diberikan beberapa


pengertian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang dalam hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Bisa juga dikatakan
sebagai tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman,
garis-garis besar tentang apa yang akan dituju maupun merupakan persiapan-
persiapan dari pada pelaksanaan suatu tujuan.

b. Ciri-ciri perencanaan yang baik.

1) Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah


ditentukan sebelumnya.
26

2) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh


memahami tujuan organisasi.

3) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh


mendalami teknik-teknik perencanaan.

4) Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti.

5) Rencana tidak boleh terlepas- sama sekali dari pemikiran pelak-


sanaan.

6) Rencana harus bersifat sederhana.

7) Rencana harus luwes.

8) Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan risiko.

9) Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).

10) Rencana harus merupakan "forecasting".

c. Sifat-sifat Perencanaan. Suatu perencanaan yang baik harus bersifat


sebagai berikut.

1) Rasional. Perencanaan harus bersifat rasional, artinya harus


dibuat berdasarkan pemikiran-pemikiran dan perhitungan secara masak.
Jadi bukan hasil khayalan semata-mata sehingga dapat dibahas secara
logis.

2) Lentur. Perencanaan harus bersifat lentur, artinya luwes, di mana


pun dan dalam keadaan bagaimana pun serta bilamana pun perencanaan
itu dapat cocok, dan dapat mengikuti, dapat dilaksanakan. Jadi, dapat
27

diterapkan pada tempat, waktu, dan keadaan bagaimana pun juga.


Misalnya, kita mempunyai rencana yang menjadi program pemerintah,
yaitu meningkatkan produksi harus disesuaikan dengan keadaan iklim.
Dalam pembangunan perumahan di Jakarta, perlu diadakan bertingkat-
tingkat, tetapi di puncak misalnya mungkin tidak perlu karena selain
hawanya dingin dan juga areal tanahnya cukup luas.

3) Kontinu. Perencanaan harus bersifat kontinu atau terus-


menerus. Ini berarti bahwa perencanaan harus terus menerus dibuat.
Janganlahmembuat perencanaan sekali saja untuk seumur hidup atau
untuk selama-lamanya. Misalnya, dalam pola pembangunan kita lihat
adanya tahap pentahapan. Tahap pertama 5 tahun, dan nanti setelah
selesai akan ditinjau kembali, dan disusul dengan tahap kedua sehingga
denga demikian perencanaan tadi kontinu. Begitu pula hendaknya dala diri
kita masing-masing ada perencanaan yang kontinu, yan disesuaikan
dengan perkembangan masyarakat.

FUNGSI PENGORGANISASIAN

13. Fungsi Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-


hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.Pengorganisasian
adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang
apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan, unit-unit kerjanya
(pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya,
bagaimana keuangannya, dan fasilitas fasilitasnya. Jadi di sini diadakan pembagian
tugas baik macam, sifat, atau jenis tugas pekerjaan, agar dapatdengan mudah
diupayakan petugas yang cakap, mampu, dan terampil sesuai dengan persyaratan yang
dibutuhkan. Definisi organisasi menurut kamus administrasi adalah suatu sistem usaha
kerja sama dari sekelompokl orang untuk mencapai tujuan bersama.

a. Pengertian Organisasi. Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi


beberapa macam yaitu:
28

1) Organisasi sebagai alat dari manajemen. Organisasi sebagai alat


ialah organisasi sebagai wadah/ tempat manajemen sehingga memberikan
bentuk bagi manajemen yang, memungkinkan manajemen dapat bergerak,
atau dapat dikaitkan. Organisasi sebagai alat adalah organisasi dalam arti
statis, tetap tak bergerak.

2) Organisasi sebagai fungsi manajemen. Organisasi sebagai fungsi


adalah organisasi dalam arti dinamis. (bergerak), yaitu organisasi yang
memberi kemungkinan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-
batas tertentu. Dengan kata lain, dinamis berarti, bahwa organisasi itu
bergerak mengadakan pembagian pekerjaan.

3) A group of people, yaitu per kelompokan tertentu dari sejumlah orang-


orang yang bekerja sama melaksanakan suatu usaha.

4) A system of authority, yaitu organisasi sebagai sistem wewenang yang


memberikan kekuatan bagi setiap pejabat dalam melaksanaka tugasnya.

5) A system of function, yaitu sebagai sistem distribusi tugas sehingga


masing-masing pejabat memegang tugas tertentu.

b. Timbulnya Organisasi. Organisasi timbul/terjadi, apabila ada dua


orang atau lebih yang bersama-sama menjalankan pekerjaan untuk kepentingan
bersama. Kalau pekerjaan itu hanya dikerjakan oleh seorang saja, maka tak
perlu ada organisasi.

c. Dasar Organisasi. Yang menjadi dasar organisasi bukan "siapanya",


tetapi "apanya". Hal ini berarti bahwa yang dipentingkan bukan siapa orangnya
yang akan memegang organisasi, tetapi apakah tugas pekerjaan dari orga-
nisasi? Kalau kita sudah tahu apa tµgas organisasi, barulah kita mencari orang-
orangnya yang akan memegang/memimpin organisasi itu. Janganlah sebaliknya
(mencari orang-orangnya dulu, baru membentuk organisasi), karena mungkin
terjadi akan kekurangan formasi sehingga diadakan formasi baru yang
29

sesungguhnya tak perlu. Jadi, semata-mata hanya untuk pengertian


menampung orang-orang yang disebabkan karena adanya pengertian yang
salah mengenai organisasi.

d. Unsur-unsur Organisasi.

1) Himpunan orang-orang.

2) Bekerja sama.

3) Pencapaian tujuan bersama.

e. Asas-asas pembentukan organisasi.

1) Asas Kesatuan Komando. Dalam suatu organisasi ada suatu


asas di mana tiap-tiap petugas atau pegawai hanya mempunyai pemimpin
tunggal (seorang). Jangan sampai seorang petugas mempunyai dua atau
lebih pemimpin, sehingga petugas tadi menjadi bingung dan pekerjaannya
menjadi tak beres. Lain halnya jika dua pemimpin terdiri atas seorang
pemimpin dengan wakilnya. Karena wakil baru bertindak kalau pimpinan
tak ada di tempat. Jadi, hendaklah petugas itu hanya menerima perintah
dan menyampaikan hasil karyanya kepada pimpinan yang satu itu.

2) Span of Control. Dengan span of control dimaksudkan sampai


seberapa jauh seorang pemimpin dapat mengawasi bawahannya secara
tepat. Mungkin seorang hanya mampu mengawasi 5 (lima) orang saja,
mungkin 10 orang, atau mungkin 15 orang. Jadi, kemampuan seseorang
itu tidak sama. Berdasarkan pengalaman/ penyelidikan di Amerika Serikat
yang paling efektif adalah kalau seseorang mengawasi sebanyak-
banyaknya 8 (delapan) orang. Perbedaan kemampuan itu berdasarkan
beberapa faktor, yakni sebagai berikut.

a) Perbedaan pengalaman.
30

b) Perbedaan pendidikan.

c) Perbedaan kecakapan.

d) Perbedaan usia.

Pengawasan dapat dipengaruhi pula oleh jenis pekerjaan dan tempat yang
dapat dirangkumnya. Sudah barang tentu seseorang tak dapat mengawasi
orang lain dengan efektif jika orang itu tempatnya jauh/sangat berjauhan.

3) Pembagian Kerja Secara Homogen. Macam-macam tugas dalam


organisasi harus dibagi-bagi sedemikian rupa dan ditugaskan pada orang-
orang tertentu, tetapi tetap merupakan satu kesatuan yang homogen. Jadi,
jangan berjalan sendiri-sendiri dengan semaunya.

4) Delegasi Wewenang. Untuk berhasilnya suatu organisasi


tergantung pada pimpinan dan sampai di manakah pimpinan dapat
mendelegasikan wewenang. Delegasi wewenang ini sudah barang tentu
harus diikuti dengan' delegasi tanggung jawab. Sebab tidak mungkin
seseorang memiliki wewenang tanpa disertai tanggung jawab karena
dapat menimbulkan tindakan sewenang-wenang. Adapun yang menjadi
dasar mengapa seseorang mau mendelegasikan kepada orang lain ialah
adanya kepercayaan pada orang tersebut (yang didelegasi).

f. Tipe/Bentuk Organisasi. Secara umum dalam bentuk organisasi dikenal


pada pokoknya dua asas yaitu: bentuk lini (garis) dan staf (bantuan).
Perkembangan selanjutnya ada campuran dari lini dan staf, fungsional dan
bentuk panitia.

1) Organisasi Lini (Line Organization). Organisasi lini ialah suatu


bentuk organisasi di mana kepala eksekutif dipandang sebagai sumber
wewenang tunggal karena segala keputusan/kebijaksanaan dan tanggung
31

jawab ada pada satu tangan.

a) Ciri-ciri: Pimpinan organisasi seorang tunggal, garis komando


ke bawah kuat.

b) Kebaikan:

(1) Asas kesatuan komando (unity of command) tampak


menonjol.

(2) Dapat menjamin disiplin yang kuat.

(3) Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.

(4) Pengawasan secara ketat terhadap kegiatan para


pegawai bawahan dapat dilaksanakan dengan mudah.

c) Keburukan :

(1) Perluasan organisasi berarti penambahan beban dan


tanggung jawab kepala dengan mudah melampaui span of
control.

(2) Anggota organisasi terutama para bawahan tidak


punya kesempatan berkembang
32

Contoh gambar organisasi lini.

2) Organisasi Staf (Staf Organization). Organisasi staf adalah suatu


bentuk organisasi yang hanya mempunyai hubungan dengan pucuk
pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa
pemikiran maupun yang lain, demi kelancaran tugas pimpinan dalam
mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis
komando ke bawah / ke daerahdaerah.
Contoh gambar organisasi staf.

3) Organisasi Lini dan Staf (Line and Staf Organisation).

a) Ciri-ciri: Pimpinan dibantu oleh staf dan ada kesatuan


komando. Staf mempunyai wewenang fungsional, memberikan
bantuan/advis/ petunjuk kepala (pimpinan) mempunyai wewenang
33

komando.

b) Kebaikan:

(1) Disiplin dapat dipegang teguh.

(2) Keahlian/spesialisasi dalam bidang masing-masing staf


dapat dipertahankan dan dikembangkan.

c) Keburukan: Dalam bentuk ini sering timbul pertengkaran


antara petugas lini dan petugas staf dan akibatnya kelancaran dari
kegiatan organisasi dapat terhambat.
Contoh gambar organisasi lini dan staf.

4) Organisasi Fungsional (Functional Organization).

a) Ciri-ciri: Bawahan mendapat perintah dari beberapa


pejabat yang masing-masing menguasai suatu keahlian tertentu dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya. Pada bentuk ini
34

pimpinan mempercayakan sepenuhnya kepada para ahli dalam


bidang masing-masing.

b) Kebaikan :

(1) Bidang pekerjaan khusus diduduki oleh seseorang ahli


yang memungkinkan bekerja atas dasar keahlian dan
kecintaan akan tugasnya.

(2) Tanggung jawab atas fungsinya terjamin.

c) Keburukan:

(1) Koordinasi sulit dilaksanakan.

(2) Dapat menimbulkan dispersonalisasi.

(3) Keahlian memimpin kurang dapat jaminan.

(4) Asas kesatuan komando (unity of command) sulit


dilaksanakan.
Contoh gambar organisasi fungsional.
35

e. Bentuk Panitia (Committee). Bentuk organisasi di mana pimpinan


berbentuk kolektif, terdiri atas beberapa orang, segala keputusan diambil
dalam suatu kuorum dan menjadi tanggung jawab bersama.

a) Kebaikan:

(1) Adanya pertimbangan kelompok dengan jalan


perundingan/ musyawarah.

(2) Adanya informasi.

(3) Adanya konsolidasi wewenang.

b) Keburukan:

(1) Banyak makan waktu dan biaya.

(2) Adanya tendensi ingkar mengingkari tanggung jawab.

(3) Menimbulkan tirani minoritas.

PENGGERAKAN (ACTUATING)

14. Setelah adanya pengaturan/rencana dan juga telah diatur tentang segala
sesuatunya, maka digerakkan agar mereka mau dan suka bekerja dalam rangka
menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini diusahakan agar
mereka jangan semata-mata menerima perintah saja dari atasan. Mereka harus
tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya seirama dengan keinsafan masing-
masing sebagai bawahan. Penggerakan ialah suatu fungsi pembimbingan dan
pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang agar orang-orang atau kelompok
orang-orang itu suka dan mau bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut, jelaslah
bahwa peranan penggerakan (actuating) sangat penting. Sebab walaupun perencanaan
telah rapi dan pengorganisasian telah tertib sesuai dengan prinsip-prinsipnya masing-
36

masing, bergeraknya organisasi ke arah yang ditentukan belumlah terjamin bila fungsi
yang ke-3 belum dilaksanakan. Menggerakkan orang-orang agar mereka suka dan mau
bekerja, mengandung arti untuk menjadikan para pegawai/pekerja sadar akan tugas
yang dipikulnya dan melaksanakannya dengan rasa tanggung jawab tanpa menunggu
perintah dari siapa pun. Oleh karena itu, untuk sukses fungsi penggerakan diperlukan
berbagai faktor seperti berikut.

a. Dari Segi Organisasi.

1) Terdapat peraturan-peraturan.

2) Terdapat fasilitas-fasilitas.

3) Terdapat sarana komunikasi yang memadai.

4) Terdapat pemimpin-pemimpin.

b. Dari Segi Pemimpin.

1) Wewenang.

2) Memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan adalah keadaan tertentu


yang dimiliki seorang pemimpin, namun orang lain tidak. Keadaan tersebut
menurut Dr. Ruslan Abdul Gani adalah sebagai berikut.

a) Kelebihan dalam penggunaan pikiran dan rasio


.
b) Kelebihan dalam rohaniah.

c) Kelebihan dalam badaniah.

3) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan. Tead dalam bukunya "The Art of


Leadership", menyebut sifat-sifat yang dimiliki pemimpin, yaitu sebagai
37

berikut.

a) Energi jasmani dan rohani.

b) Semangat untuk mencapai.

c) Antusias.

d) Ramah tamah dan penuh perasaan.

e) Integritas.

f) Kecakapan teknis.

g) Mudah menentukan keputusan.

h) Cerdas.

i) Kecakapan mengajar.

j) Keyakinan.

Tead mengatakan bahwa tidak semua sifat-sifat itu selalu diperlukan dalam
suatu kepemimpinan tertentu, bahkan ada pemimpin yang meminta
sebagian saja dari sifat-sifat tersebut dalam keadaan berlebihan dengan
sifat yang lain. Umpamanya buat seorang pemimpin agama diminta sifat
keyakinan sebagai sifat utama, lebih dari sifat kecakapan teknis dan
cerdas. Namun sebagai gambaran umum setiap pemimpin ideal harus
memiliki dasar sifat itu.

4) Memahami teknik-teknik kepemimpinan. Teknik-teknik kepemimpinan


ini dimaksudkan sebagai cara atau metode yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan penggerakan sehingga pekerja melakukan pekerjaan
38

dengan sebaikbaiknya. Teknik kepemimpinan ini dapat digolongkan atas 2


golongan, yaitu sebagai berikut.

a) Teknik kepemimpinan pokok. Teknik kepemimpinan pokok


adalah teknik kepemimpinan sebagai dasar pokok, yang dapat
digunakan untuk berbagai macam teknik kepemimpinan. Teknik
kepemimpinan pokok terdiri atas:

(1) Teknik menyiapkan orang-orang supaya bersedia


menjadi pengikut.

(2) Teknik human relation.

(3) Teknik menjadi teladan .

b) Teknik kepemimpinan khusus. Teknik kepemimpinan khusus


adalah teknik kepemimpinan untuk menggerakkan orang-orang
supaya suka dan dapat bekerja. Teknik kepemimpinan khusus
tersebut terdiri atas:

(1) Teknik persuasi dan dalam memberi perintah.

(2) Teknik menggunakan sistem komunikasi yang cocok.

(3) Teknik memberi fasilitas-fasilitas.

c. Dari Segi Pegawai yang akan digerakkan.

1) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai.

2) Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk


organisasi/negara bukan kepada pemimpinnya.
39

3) Mau dipimpin.

4) Terpeliharanya tim kerja.

FUNGSI PENGAWASAN

15. Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga pengawasan membawa
kita pada fungsi perencanaan. Makin jelas. lengkap serta terkoordinir rencana-rencana makin
lengkap pula pengawasan.

a. Arti Pengawasan. Mc. Farland, memberikan definisi pengawasan (control)


sebagai berikut: "Control is the process by which an executive gets the performance
of his subordinate to correspond as closely as posible to chossen plans, orders
objective, or policies." (Pengawasan ialah suatu proses di mana pimpinan ingin
mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan
yang telah ditentukan). Jelasnya pengawasan harus berpedoman terhadap hal-
hal berikut.

1) Rencana (planning) yang telah ditentukan.

2) Perintah (orders) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance


.
3) Tujuan.

4) Kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Maksud Pengawasan. Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah


atau untuk memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, dan
lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah
ditentukan.Jadi, maksud pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap
orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan.
40

c. Tujuan Pengawasan. Pengawasan bertujuan agar hasil


pelaksanaan pekerjaan diperoh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna
(efektif) sesu dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Tugas/Fungsi Pengawasan.

1) Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat ya


diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

2) Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerja: sesuai


dengan prosedur yang telah ditentukan.

3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyeleweng kelalaian,


dan kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidl diinginkan.
·
4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pela
sanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosa
pemborosan.

e. Macam-macam Pengawasan.

1) Pengawasan dari Dalam Organisasi (Internal Control).


Pengawasan dari dalam, berarti pengawasan yang dilakukan ol. aparat/
unit pengawasan yang dibentuk dalam organisasi itu sendi Aparat/unit
pengawasan ini bertindak atas nama pimpinan/ organisasi. Aparat/unit
pengawasan ini bertugas mengumpulk segala data dan informasi yang
diperlukan oleh organisasi., misalnya: Inspektor Jenderal adalah aparat
pengawasan di dalam suatu departemen

2) Pengawasan dari Luar Organisasi (External Control).


Pengawasan eksternal (external control) berarti pengawasan ya1 dilakukan
oleh aparat/unit pengawasan dari luar organisasi it Aparat/unit
pengawasan dari luar organisasi itu adalah pengwasan yang bertindak
41

atas nama atasan pimpinan organisasi itu, atau bertindak atas nama
pimpinan organisasi itu karena permintaannya, misalnya pengawasan yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara.

3) Pengawasan Preventif.
Arti dari pengawasan preventif ialah pengawasan yang dilakukan sebelum
rencana itu dilaksanakan. Maksud dari pengawasan preventif ini ialah untuk
mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan dalam pelaksanaan. Dalam
sistem pemeriksaan anggaran pengawasan preventif ini disebut preaudit.
Adapun dalam pengawasan preventif ini dapat dilakukan hal-hal berikut.

a) Menentukan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan


sistem prosedur, hubungan, dan tata kerjanya.

b) Membuat pedoman/manual sesuai dengan peraturan-


peraturan yang telah ditetapkan.

c) Menentukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung


jawabnya.

d) Mengorganisasikan segala macam kegiatan, penempatan


pegawai dan pembagian pekerjaannya.

e) Menentukan sistem koordinasi, pelaporan, dan pemeriksaan.

f) Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pejabat yang


menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan.

4) Pengawasan Represif.
Arti dari pengawasan represif ialah pengawasan yang dilakukan setelah
adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud diadakannya pengawasan
represif ialah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar
hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam sistem
42

pemeriksaan anggaran, pengawasan represif ini disebut post-audit. Adapun


pengawasan represif ini dapat menggunakan sistem-sistem pengawasan
sebagai berikut.

a) Sistem Komperatif.

(1) Mempelajari laporan-laporan kemajuan (progress report)


dari pelaksanaan pekerjaan, dibandingkan dengan jadwal
rencana pelaksanaan.

(2) Membandingkan laporan-laporan hasil pelaksanaan


pekerjaan dengan rencana yang telah diputuskan
sebelumnya.

(3) Mengadakan analisis terhadap perbedaan-perbedaan


tersebut, termasuk faktor lingkungan yang mempenga-
ruhinya.

(4) Memberikan penilaian terhadap hasil pelaksanaan


pekerjaan, termasuk para penanggung jawabnya.

(5) Mengambil keputusan tata usaha perbaikannya atau


penyempurnaannya.

b) Sistem Verifikatif.

(1) Menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan


dengan prosedur pemeriksaan.

(2) Pemeriksaan tersebut harus dibuat laporan secara


periodik atau secara khusus.

(3) Mempelajari laporan untuk mengetahui perkembangan


43

dari hasil pelaksanaannya.

(4) Mengadakan penilaian terhadap hasil pelaksanaannya.

(5) Memutuskan tindakan-tindakan perbaikan atau


penyempurnaan.

c) Sistem Inspeksi. Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek


kebenaran dari suatu laporan yang dibuat oleh para petugas
pelaksanaannya. Dalam pemeriksaan di tempat (on the spot
inspection), instruksi-instruksi diberikan dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan pekerjaan.

d) Sistem Investigatif. Sistem ini lebih menitikberatkan terhadap


penyelidikan/ penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu
masalah yang bersifat negatif. Penyelidikan/penelitian ini didasarkan
atas suatu , laporan yang masih bersifat hipotesis (anggapan).
Laporan tersebut mungkin benar dan mudah salah. Oleh karena itu,
perlu diteliti lebih mendalam untuk dapat mengungkapkan hipotesis
tersebut.

f. Metode Pengawasan.

1) Pengawasan Langsung.

2) Pengawasan Tidak Langsung.

3) Pengawasan Formal.

4) Pengawasan Informal.

5) Pengawasan Administratif. Pengawasan administratif ialah


pengawasan yang meliputi bidang sebagai berikut.
44

a) Pengawasan Keuangan.

b) Pengawasan Kepegawaian (Personal).

c) Pengawasan Material

6) Pengawasan Teknis (Technical Control). Pengawasan teknis ialah


pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya pemeriksaan
terhadap pembangunan gedung, pemeriksaan terhadap pembuatan kapal dll.

g. Prinsip-prinsip Pengawasan. Dalam hai ini prinsip-prinsip pengawasan dapat


diuraikan sebagai berikut:

1) Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi.

2) Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan


umum daripada kepentingan pribadi.

3) Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut


peraturan-peraturan yang berlaku (wetmatigheid), berorientasi terhadap
kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan (rechmatigheid), dan
berorientasi terhadap tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan
(doelmatigheid).

4) Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.

5) Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti


(accurate), dan tepat.

6) Pengawasan harus bersifat terus-menerus (continue).

h. Peranan Pimpinan dalam Proses Pengawasan. Pengawasan adalah fungsi


45

pimpinan yang fundamental (pokok).Pimpinan harus mempunyai alat-alat


pengawasan dalam hal-hal yang diperlukan, tetapi ia harus menggunakan
pertimbangan di dalam pengembangan dan pelaksanaannya (penerapannya).
Pengawasan. dalam arti sebagai fungsi pimpinan bukan dalam arti
mendominasi (menguasai) bawahannya, tetapi dalam arti memberikan
bimbingan dan pengarahan terhadap usaha-usaha dari bawahannya untuk
mencapai hasil-hasil yang dimaksudkan. Keperluan dari pengawasan dalam
organisasi timbul karena kompleksnya suatu struktur organisasi itu sendiri.
Makin besar organisasi ini makin besar/ sukar proses pengawasannya karena
berhubungan dengan usaha-usaha keseluruhan dari organisasi itu.

i. Syarat-syarat Pengawasan yang Efektif. Sesuatu hal yang perlu diketahui


bahwa semua pimpinan menginginkan untuk mendapatkan sistem pengawasan
yang memadai dan efektif untuk membantu agar apa yang dilakukan sesuai
dengan rencana. Syarat-syarat pengawasan yang efektif ini ialah sebagai
berikut.

1) Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan


seseorang.

2) Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan


pribadinya.

3) Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan


pada hal-hal yang penting.

4) Pengawasan harus objektif.

5) Pengawasan harus luwes (fleksibel).

6) Pengawasan harus hemat.

7) Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan (corrective


46

action) .
16. Soal-soal Latihan

a. Ada 3 pengertian manajemen sebagai ilmu dan seni, proses dan profesi.
Jelaskan pengertian ke 3 nya?

b. Jelaskan pengertian manajemen secara etimologis?

c. Jelaskan fungsi manajemen menurut George R. Terry secara singkat?

d. Jelaskan bentuk-bentuk organisasi beserta kekurangan dan kelebihannya?

e. Jelaskan syarat-syarat pengawasan yang efektif?


47

BAB III

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

17. Tujuan Instruksional. Agar Pasis dapat menjelaskan tentang prinsip-prinsip


manajemen menurut beberapa ahli dengan benar.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN

18. Prinsip adalah asas, dasar atau kaidah, yaitu pernyataan kebenaran fundamental
yang menjadi pokok dasar berpikir atau melakukan kegiatan. Jadi prinsip-prinsip manajemen
adalah asas/dasar ataupun kaidah yang merupakan pernyataan atau kebenaran fundamental
yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas memimpin suatu usaha
kerjasama, untuk mencapai suatu keseimbangan yang setinggi-tingginya dalam proses
pencapaian tujuan.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MENURUT HENRY FAYOL

19. Henry Fayol (1925), merumuskan ada 14 prinsip dalam manajemen, yaitu:

a. Devision of work atau pembagian kerja.


Prinsip ini menyatakan bahwa pekerjaan harus dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih
kecil atau dispesialisasi sehingga output (hasil kerja) dari pekerja/bawahan dan
efektifitas akan meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan dan keahlian pada
tugas yang diembannya. Prinsip pembagian kerja sangat penting mengingat adanya
keterbatasan kemampuan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan. Manusia
antara satu dengan yang lainnya punya keterbatasan mengenai kebutuhan waktu,
pengetahuan, kemampuan, dan perhatian, sehingga dalam keterbatasannya dapat
dilaksanakan oleh pihak yang berkemampuan untuk itu.

b.      Authority and responsibility atau asas kekuasaan (kewenangan) dan


pertanggungan jawab.
48

Kedua prinsip ini merupakan kunci dalam menjalankan roda usaha kerja sama. Sebab
tanpa kewenangan dan pertanggungan jawab para manajer tidak dapat mengadakan
hubungan ke bawah maupun ke atas (two way communication). Harus ada
kekuasaan untuk memberi perintah (the right to art) dan kekuasaan untuk membuat
dirinya ditaati. Pertanggungan jawab timbul oleh adanya kekuasaan tadi. Keduanya
harus seimbang (party) tidak ada kekuasaan tanpa tanggung jawab dan sebaliknya.
Misalnya: kekuasaan/weweng sebesar X, maka tanggung jawab pun hrus sebesar X
pula. Wewenang menimbulkan “hak” sedangkan tanggung jawab menibulkan
“kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan terjdinya interaksi dan komunikasi
antara atasan dan bawahan.

c.     Discipline (disiplin).


Prinsip ini meliputi: ketaatan, kesungguhan hati, kerajinan, kesiapan, persetujuan,
kebiasaan, tata krama antara badan usaha tersebut dengan warganya.

d.      Unity of command (kesatuan perintah/komando).


Adalah prinsip yang mengharuskan bahwa perintah yang diterima oleh seseorang
pegawai tidak boleh diberikan oleh lebih dari seorang petugas di atasnya.

e.      Unity of direction (kesatuan arah gerak).


Adalah prinsip yang mengatakan bahwa tiap-tiap golongan pekerjaan yang mepunyai
tujuan yang sama harus mempunyai satu rencana dan dikepalai oleh seorang manajer
saja. Seperti dibedakan dari prinsip “unity of command”, Fayol berpendapat bahwa
unity of direction dihubungkan dengan struktur atau “badan perusahaan”. Sedangkan
unity of command dihubungkan dengan jalannya fungsi personalia (to the functioning
of personnel.

f.      Subordination of individual interest to generala interest (subordinasi


kepentingan perseorangan terhadap kepentingan umum).
Maksud dari prinsip ini adalah, bahwa didalam golongan manapun kepentingan
kelompok harus mampu mengatasi kepentingan perorangan. Bila subordinasi ini
terganggu maka manajemen berfungsi untuk mendamaikannya/mengembalikannya (it
is function of management to reconcile them).
49

g.      Remuneration of personnel (pemberian upah/gaji para pegawai).


Prinsip ini menurut Fayol yaitu pembayaran upah dan cara-cara pembayarannya
supaya adil dan memberikan kepuasan yang maksimum bagi pegawai dan majikan
(and afford the maximum satisfaction to employee and employer). Dengan sistem
upah/gaji yang memuaskan akan merangsang para bawahan atau pegawai untuk
bekerja lebih giat.

h.      Centralization (sentralisasi).


Prinsip yang mengatakan bahwa semua organisasi harus dapat berpusat, harus
mempunyai pusat (centralistis atau decentralistis). Prinsip ini harus menunjukkan
sampai batas mana wewenang itu dipusatkan atau dibagi dalam sesuatu organisasi.
Keadaan masing-masing akan menentukan tingkat sentralisasi yang akan
memberikan hasil keseluruhan yang sebaik-baiknya.

i.      Chain of command (rangkaian perintah).


Adalah prinsip yang mengharuskan bahwa perintah dari atas ke bawah selalu
mengambil jarak yang paling dekat. Hirarki dari atas dengan adanya kekuasaan
dibarengi dengan ketaatan dari bawah adalah untuk menjamin kemungkinan dua arah
(two way communications) dan kesatuan perintah (unity of direction).

j.  Order (tata tertib/ketentraman).


Prinsip ini menurut Fayol dibagi atas “ketertiban material” dan “ketertiban sosial”.
Kedua ketertiban tersebut sebagai suatu semboyang, bahwa harus diadakan tempat
untuk tiap orang maupun barang dan supaya tiap orang maupun barang harus ada
pada tempatnya. Fayol mengatakan “aplace for everything (every one) and everything
(every one) in its (his) place”.

k.  Equity (keadilan).


Prinsip ini menurut Fayol dianggap sebagai sesuatu yang menimbulkan kesetiaan dan
ketaatan bawahan dengan jalan mengkoordinasikan kebaikan dan keadilan para
manajer dalam memimpin bawahannya, sehingga menimbulkan rasa tunduk terhadap
kekuasaan dari pihak atasan. Atmosudirdjo (1975) menerjemahkan sebagai prinsip
“kewajaran” bukan keadilan. Keadilan adalah realisasi dari sesuatu yang sudah tetap.
50

Kewajaran memerlukan banyak “pikiran sehat”, banyak pengalaman dan banyak


“kebaikan hati”. Pada umumnya para pegawai minta diperlakukan secara wajar, tidak
usah secara adil (artinya selalu mendapat apa yang menjadi haknya atau
kewajibannya).

l.  Stability of tenure of personel (stabilitas masa jabatan dalam kepegawaian).


Prinsisp ini untuk menghindarkan labor turn over yang tidak dikehendaki, karena hal ini
dapat mengakibatkan ongkos-ongko tinggi dalam produksi. Diperlukan waktu bagi
seorang pegawai untuk menyesuaikan diri pada jabatannya (fungsinya) yang baru dan
untuk mencapai pelaksanaan tugas yang cukup baik.

m.  Initiative (inisiatif).


Prinsip yang mengatakan bahwa seseorang kepala harus pandai memberi inisiatif
(prakarsa) kepada bawahannya, yaitu kesempatan untuk memikirkan dan
merencanakan sendiri sesuatu karya, mengusulkannya kepada atasan dan kemudian
diberi kesempatan untuk melaksanakannya sendiri. Dengan demikian maka pegawai
tersebut akan memperoleh kepuasan dan kegembiraan organisasi.

n.  Esprit de corps (kesetiaan kelompok).


Adalah prinsip bersatu itu teguh (union is strenghth), suatu kelanjutan dari prinsip
kesatuan komando. Fayol ini menegaskan perlunya kerjasama kelompok (team work)
dan pentingnya komunikasi untuk tercapainya keharmonisan.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MENURUT HODGES

20. Selain yang dikemukakan Fayol, juga Hodges mengemukakan ada 22 prinsip
manajemen, yaitu:

a.      Kesatuan perintah.


b.      Rentang pengawasan.
c.      Keseragaman.
d.      Pendelegasian.
e.       Perencanaan.
51

f.      Penyusunan kebijakan.


g.      Kepemimpinan.
h.      Fungsi staf.
i.      Keseimbangan/keselarasan.
j.  Koordinasi.
k.  Tanggung-jawab dan wewenang.
l.  Keputusan.
m.  Standardisasi.
n.  Pengawasan.
o.  Keluwesan.
p.  Fakta.
q.  Hubungan anta manusia.
r.  Spesialisasi.
s.  Penyederhanaan.
t.  Produktivitas individu.
u.  Tugas dan penyelesaiannya.
v.  Insentif.

Dari 22 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Hodges tidak semuanya


dijelaskan berikut ini, karena sudah dikemukakan pada prinsip Fayol terdahulu. Yang
dijelaskan adalah:

a. Prinsip rentang pengawasan.


Adalah jumlah bawahan yang dapat diatasi secara langsung oleh atasannya, secara
efektif. Dalam menyusun organisasi sebaiknya untuk top manajer hanya memiliki
bawahan langsung sejumlah empat sampai delapan saja. Jika lebih dari itu
pengawasan menjadi tidak effektif lagi dan akan meugikan organisasi itu sendiri.

b. Prinsip keseragaman.
Dalam menyusun bagian sub bagian organisasi (departemenisasi) dengan
memperhatikan aktivitas yang seragam dikelompokkan kedalam satu satuan kerja
yang mewadahinya. Sebagai contoh segala aktivitas yang menyangkut keuangan
ditampung dalam satuan kerja bidang keuangan atau departemen keuangan. Apabila
52

ada bidang tugas yang tidak seragam ditampung dalam satu departemen, hasilnya
akan kurang dan bahkan dapat mengakibatkan kekacauan dan kegagalan organisasi
itu. Katakanlah kegiatan keuangan dicampur dengan kegiatan produksi dan
dilaksanakan dibawah departemen keuangan, maka hal ini tidak melaksanakan prinsip
keseragaman tadi dan yakinlah bahwa akan membingungkan pelaksanaannya.

c. Prinsip pendelegasian.
Mengingat kemampuan manusia serba keterbatasan dan semakin kompleks
organisasi menuntut beban kerja yang semakin banyak dan mungkin tuntutan kerjanya
akan bersamaan. Demikian keadaan yang dihadapi oleh seorang manajer sehingga
dengan prinsip pendelegasian, maka sebagian tugasnya perlu diserahkan kepada
bawahan siapa yang dipercayakannya. Apabila tidak, akan terjadi tumpukan dan
keterbengkalaian tugas serta kelelahan manajer yang mengakibatkan faktor penyebab
kegagalannya.

d. Prinsip perencanaan.
Hanyalah dengan perencanaan yang mengakibatkan ketertiban dan kelancaran kerja
yang lebih terarah akan memberi jaminan hasil yang lebih mekuaskan. Tanpa
perencanaan atau tiba masa tiba akal akan mengundang kekosongan kerja. Oleh
karena itu, setiap usaha mencapai tujuan hendaknya melaksanakan prinsip ini, yaitu
menyusun rencana kerja sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Penyusunan
rencana hendaknya memperhatikan proses rencana, yaitu menentukan masalahnya,
mengumpulkan data/fakta yang relevan dengan masalahnya, menganalisa,
menemukan alternatif dan memilih alternatif yang paling menguntungkan untuk
ditentukan sebagai rencana.

e. Prinsip penyusunan kebijakan.


Didalam pelaksanaan kegiatan, diperlukan kebijakan sebagai pedoman kerja umum
dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Oleh karena itu, setiap kegiatan usaha
mencapai tujuan harus menyusun kebijakan yang diperlukan sebagai pedoman umum.

f. Prinsip kepemimpinan.
53

Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan bantuan orang lain. Jadi di
sini akan terdapat lebih dari satu orang. Agar kegiatan masing-masing orang
terkoordinir dan terarah maka harus ada yang memimpinnya. Oleh karena itu dalam
setiap usaha mencapai tujuan harus ditunjuk seorang atau lebih untukbertindak selaku
manajernya.

g. Prinsip fungsi staf.


Dalam suatu organisasi, tujuan yang akan dicapai biasanya menyangkut kegiatan
yang luas dan berdimensi banyak. Sudah dikatakan terdahulu bahwa kemampuan
seseorang serba keterbatasan. Dengan tugas manajer yang demikian luasnya
kegiatan yang harus dilaksanakan, maka perlu mengangkat staff atau menunjuk orang
lain untuk menjalankan fungsi staff, yaitu menjalankan kegiatan perencanaan
pengembangan, penyumbang ide-ide dan standar-standar.

h. Prinsip Keseimbangan/keselarasan.
Dalam suatu organisasi biasanya dibagi dalam beberapa devisi atau sub devisi. Agar
pekerja dapat berjalan lancar maka beban kerja untuk masing-masing sub devisi atau
masing-masing devisi harus berimbang atau selaras. Prinsip ini penting untuk dituruti
karena kenyataan yang ada kegiatan dalam organisasi saling mengkait, sehingga
apabila satu devisi atau sub devisi kelebihan beban kerja sedang divisi atau sub devisi
lain kekurangan beban kerja maka akan terganggulah usaha mencapai tujuan.

i. Prinsip koordinasi.
Dalam suatu organisasi, biasanya orang menerapkan spesialisasi agar efisiensi kerja
bertambah. Namun, semakin jauh spesialisasi kerjasama menjadi semakin sukar.
Oleh karena itu perlu dilaksanakan prinsip koordinasi ini, yaitu semikin jauh
spesialisasi hendaknya diusahakan koordinasi yang baik. Dengan koordinasi yang
baik, maka tindakan pengarahan dan kerja sama antar bagian menjadi lebih baik.

j. Prinsip pengambilan putusan.


Pelaksanaan tugas mencapai tujuan, sebenarnya terdiri dari rangkaian putusan-
putusan dari atas sampai ke tingkat paling bawah. Oleh karena itu dalam
54

melaksanakan manajemen hendaknya diambil putusan yang terbaik untuk kegiatan


atas sampai tingkat yang paling bawah.

k. Prinsip standardisasi.
Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan yang ingin dicapai, maka setiap tindakan
harus memiliki tolok ukurnya yang berupa standar-standar. Dengan kata lain, dalam
pelaksanaan manajemen harus dibuat standardisasi kegiatan untuk tolok ukurnya
sehingga kalau terjadi penyimpangan dapat segera diketahui dengan mudah.

l. Prinsip pengawasan.
Agar setiap kegiatan perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, perlu pelaksanaan pengawasan apabila terjadi
penyimpangan, maka dapat segera diluruskan atau dikembalikan pada rencana.

m. Prinsip keluwesan/fleksibilitas.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang luwes, artinya putusan yang diambil
mudah menyesuaikan dengan perubahan situasi. Karena itu putusan manajemen
harus memenuhi kriteria keluwesan ini.

n. Prinsip fakta.
Dalam pengambilan putusan selalu didasarkan pada data. Data sendiri, ada yang
berupa fakta, yaitu data atas pengalaman yang lalu atau data tentang kejadian yang
benar telah terjadi, dan data yang berupa opini, yaitu data yang sifatnya masih “kira-
kira” dari beberapa kejadian. Agar suatu putusan berjalan dengan mantap, maka
putusan tersebut harus didasarkan pada fakta, dan bukan didasarkan pada opini.

o. Prinsip hubungan antar manusia.


Dalam pelaksanaan tugas manajemen akan selalu terjadi hubungan antar manusia
dalam organisasi. Hubungan antar manusia ini akan berjalan lancar, kalau dalam
hubungan kerja sama tadi dilandasi oleh dasar hubungan manusiawi yang terdiri dari
dasar anggapan:
55

1) Setiap manusia berbeda satu dengan lainnya, sehingga dalam bekerja


sama dengan orang yang berbeda harus dijalankan perlakuan yang berbeda
pula.

2) Setiap orang memiliki harga diri yang berbeda-beda, karena itu dalam
kontak kerjasama tidak boleh meremehkan harga diri partner kerjasamanya.

3) Setiap orang memiliki kepentingan timbal balik, sehingga setiap orang


akan mau diajak kerja sama dalam organisasi.

4) Setiap orang memiliki motivasi yang merangsangnya untuk bekerja


keras oleh karena itu dalam suatu kerja sama hendaknya dipergunakan
motivasi ini.

p. Prinsip spesialisasi.
Dalam pelaksanaan manajemen, spesialisasi akan mampu memperbaiki mutu produk,
mutu jasa, dan mutu meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu
dalam pelaksanaan manajemen hendaknya prinsip spesialisasi ini diterapkan.

q. Prinsip penyederhanaan.
Kadang dalam pelaksanaan kegiatan manajemen terdapat banyak kegiatan yang
dapat dihilangkan, atau dengan kata lain sering dijumpai dalam suatu organisasi
terdapat kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan. Kegiatan yang tidak diperlukan ini
sebaiknya dihilangkan saja atau proses, sistem dan prosedur disederhanakan.
Dengan kaidah penyederhanaan ini maka efektivitas dan pengawasan manajemen
akan dapat ditingkatkan.

h. Prinsip produktivitas individu.


Dalam pelaksanaan manajemen, peningkatan produktivitas individu adalah sangat
penting dijaga, karena dengan produktivitas individu yang tinggi, maka produktivitas
organisasi otomatis juga tinggi. Oleh karena itu, dalam menjaga tingkat produktivitas
individu tetap tinggi, maka individu harus diserahi tugas-tugas yang sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki baik karena bakatnya maupun karena pendidikannya.
56

i. Prinsip tugas dan penyelesaiannya.


Pada umumnya orang akan dapat bekerja dengan giat apabila padanya diserahi tugas
dan juga ditentukan waktu penyelesaiannya. Tanpa diberikan “deadline” orang akan
bermalas-malas dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu dalam memberikan
tugas kepada bawahan harus selalu disertai jadual kerjanya.

Diantara sekian prinsip manajemen yang dikemukakan tersebut di atas, tidak


selamanya cocok dengan situasi manajemen modern. Sebagai contoh dengan struktur
organisasi matriks dan sistem otonomi daerah mengakibatkan prinsip kesatuan komando dan
sentralisasi tidak dapat diterapkan. Namun pada situasi tertentu prinsip tersebut masih
sangat dianjurkan, misalnya pada organisasi militer yang sangat ketat dengan prinsip
kesatuan komando/perintah. Jadi penerapan prinsip manajemen ini sesuai dengan situasi
dan kondisi dimana manajemen itu dilaksanakan.

21. Soal-soal Latihan

a. Sebutkan prinsip-prinsip manajemen menurut Henry Fayol?

b. Jelaskan yang dimaksud prinsip kesatuan komando?

c. Jelaskan yang dimaksud prinsip pembagian kerja?

d. Sebutkan prinsip-prinsip manajemen menurut Hodges?

e. Jelaskan yang dimaksud prinsip hubungan antar manusia menurut Hodges?


57

BAB IV

UNSUR-UNSUR MANAJEMEN

22. Tujuan Instruksional. Agar pasis dapat menjelaskan tentang unsur-unsur


manajemen.

Unsur-Unsur Manajemen

23. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer membutuhkan sarana
manajemen yang disebut dengan unsur manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan
oleh beberapa ahli tentang unsur manajemen tersebut, terdiri atas man (manusia), material,
machine (mesin), metode, money dan markets. Perkembangan terbaru memasukan unsur
informasi sebagai unsur tambahan dalam unsur manajemen. Ketujuh unsur manajemen
tersebut lebih dikenal dengan sebutan 6 M + I, yaitu man, money, material, machine,
method, market dan information. Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya ketujuh unsur tersebut. Setiap
unsur-unsur tersebut memiliki penjelasan dan peranan bagi kita dalam manajemen.
Beberapa unsur-unsur manajemen antara lain:

a. Manusia ( man ). 


Tenaga kerja ini meliputi baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Dalam kegiatan
manajemen faktor manusia adalah yang paling menentukan. Titik pusat dari
manajemen adalah manusia, sebab manusia membuat tujuan dan dia pulalah yang
melakukan proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu.
Tanpa tenaga kerja tidak akan ada proses kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri
tidak akan timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri saja tanpa
mengadakan kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul karena adanya orang
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.. Berbagai kegiatan-kegiatan yang
dapat diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang dapat ditinjau dari sudut pandang
seperti proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan
pengendalian atau dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi,
58

keuangan dan personalia. Bidang-bidang tersebut memerlukan sumber daya


manusia. 

b. Material ( material ). 


Manusia tanpa material atau bahan-bahan tidak akan dapat mencapai tujuan yang
dikehendakinya, sehingga unsur material dalam manajemen tidak dapat diabaikan.
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan matrial atau bahan-
bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagai alat atau sarana manajemen
untuk mencapai tujuan. 

c. Mesin (machine ). 


Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin sebagai alat pembantu kerja sangat
diperlukan. Mesin dapat meringankan dan memudahkan dalam melaksanakan
pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin sangat tergantung
pada manusia, bukan manusia yang tergantung atau bahkan diperbudak oleh mesin.
Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak ada yang menemukannya, sedangkan
yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah untuk mempermudah atau
membantu tercapainya tujuan hidup manusia. Dalam kemajuan teknologi, manusia
bukan lagi sebagi pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri
terjadi. Bahkan, sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu
manusia.

d. Method (metode). 
Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan
kepada berbagai alternatif metode cara menjalankan pekerjaan tersebut sehingga
cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai
tujuan. Cara, penggerakan, dan pengawasan. Dengan cara kerja yang baik akan
memperlancar dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi walaupun metode
kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu baik, kalau orang yang diserahi tugas
pelaksanaannya kurang mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan
tetap kurang baik. Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu metode akan
tergantung pula pada orangnya.
59

e. Money (uang). 
Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan disamping faktor
manusia yang menjadi unsur paling penting (the most important tool) dan faktor-faktor
lainnya. Dalam dunia modern yang merupakan faktor yang penting sebagai alat tukar
dan alat pengukur nilai suatu usaha. Suatu perusahaan yang besar diukur pula dari
jumlah uang berputar pada perusahaan itu. Tetapi yang menggunakan uang tidak
hanya perusahaan saja, instansi pemerintah dan yayasan-yayasan juga
menggunakannya. Jadi uang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk
mencapai tujuannya. Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala sesuatu
diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang
harus dibayar, berapa alar-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli dan berapa pula
hasil yang dapat dicapai dari suatu investasi. Uang sebagai sarana manajemen harus
digunakan sedimikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidak
lancaran proses manajemen sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaan keuangan.

f. Markets (pasar).
Bagi suatu perusahaan, pemasaran produk yang dihasilkan sudah barang tentu
sangat penting bagi kelangsungan proses produksi dari perusahaan itu sendiri. Proses
produksi suatu barang akan berhenti apabila barang-barang yang diproduksi itu tidak
laku atau tidak diserap oleh konsumen. Dengan perkataan lain pasar sangat penting
untuk dikuasai demi kelangsungan proses kegiatan perusahaan atau industri. Oleh
karena itu penguasaan pasar untuk mendistribusikan hasil-hasil produksi agar sampai
kepada konsumen merupakan hal yang menentukan dalam aktivitas manajemen. Agar
pasaran dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
dan daya beli konsumen. Barang yang berkualitas rendah dengan harga yang relatif
mahal tidak akan laku dijual. Hal diatas adalah penggunaan pasar dalam dunia
perniagaan. Adapun dalam administrasi Negara, yang menjadi pasar adalah
masyarakat (publik) secara keseluruhan, sedangkan yang menjadi produknya adalah
berupa pelayanan dan jasa (service). Apabila rakyat atau masyarakat telah merasakan
pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintahnya maka rakyat akan pula
memberikan kerjasama dengan sebaik-baiknya atau dengan perkataan lain
mendukungnya sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan stabil.
60

g.   Information (Informasi).
Tentu saja informasi sangat penting sekali, apa yang sedang terjadi di masyarakat,
kejadian terkini, perkembangan pasara dsb sangat berpengaruh terhadap manajemen
suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen informasi
sangat penting juga dalam menganalis produk yang telah dan akan dipasarkan.

24. Soal-soal Latihan

a. Sebutkan unsur-unsur manajemen?

b. Jelaskan tentang unsur manusia sebagai unsur utama manajemen?

c. Jelaskan tentang unsur metode?

d. Jelaskan pentingnya unsur informasi bagi perkembangan organisasi?


61

BAB VII

PENUTUP

25. Demikian bahan pelajaran tentang Teori Manajemen disusun untuk dipergunakan bagi
dosen pemegang materi maupun siswa sebagai pegangan (handout) dalam proses belajar
mengajar di lingkungan Seskoau, dengan harapan agar naskah ini dapat membantu siswa
dalam melaksanakan pendidikan. Adapun naskah ini masih terdapat banyak kekurangannya
untuk itu diharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kelancaran proses belajar
mengajar di Seskoau.

Departemen Manajemen

Anda mungkin juga menyukai