Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN MOTIVASI

Dosen Pengampu :
Yulias Primita Siswanto, S.T., M.M

Disusun oleh :
Hafin Dian Pratama – 22040047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MANDALA
BAB 1
KONSEP DASAR MANAJEMEN
A. Pengertian Manajemen

Banyak pakar manajemen yang mengemukakan pendapat mereka tentang


pengertian manajemen. Untuk mengetahui pengertian manajemen terdapat
beberapa pendapat yang dikemukakan, di mana pendapat tersebut dapat membantu
memahami konsep manajemen.

Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berati
tangan dan agere yang berati melakukan. Kata-kata itu di gabung menjadi kata-kata
kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Di sisi lain
management di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.

Menurut Parker Manajemen merupakan seni melaksanakan pekerjaan


melalui orang-orang (the art of getting things done through people). Meskipun
banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai pandangan dan
pendekatannya masing-masing.

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan , dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen
sekolah atau madrasah yang meliputi : perencanaan program sekolah atau
madrasah, pelaksanaan sekolah atau madrasah, kepemimpinan kepala sekolah atau
madrasah, pengawas atau evaluasi, dan sistem informasi sekolah atau madrasah.

Secara umum aktivitas manajemen ada dalam setiap organisasi uang di


arahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Tery
menjelaskan bahwa : “Management is performance of concelving and achieving
desied result by means of group efforts consisting of utilizing human talent and
esources”. Pendapat ini dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan

2
mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha
manusia dan sumber daya lainnya.

Hasrey dan Blanchard menyebutkan bahwa manajemen adalah proses kerja


melalui individu-individu dan kelompok serta sumber-sumber lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam
wadah sebuah organisasi , baik organisasi bisnis, pemerintah, sekolah, industri,
rumah sakit, dan lain-lain. Sementara itu Haiman, Scoot dan Conner mendefinisikan
bahwa : “ Management is a social and technical process order to accompish the
organization’s goals”. Artinya, manajemen adalah proses sosial dan teknik dengan
memanfaatkan sumber-sumber, mempengaruhi aktivitas-aktivitas manusia dan
memudahkan perubahan-perubahan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
organisasi.

Menurut Mondy dan Premeaux berpendapat bahwa : “ Management is the


process of getting things done through the efforts of other people”.

Dari beberapa definisi manajemen di atas dapat ditarik beberapa hal pokok
yaitu sebagai berikut :

1. Manajemen menekankan adanya kerja sama antar unsur dalam


organisasi
2. Adanya usaha memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki organisasi
3. Adanya tujuan yang jelas yang di capai oleh organisasi.

B. Unsur – Unsur Manajemen

1) Men, yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga
kerja operasional
2) Money, yaitu uang yang di butuh kan untuk mencapai tujuan yang di inginkan
3) Methods, yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan
4) Materials, yaitu bahan-bahan yang dipergunakan dalam mencapai tujuan
5) Machines, yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang di perlukan atau
dipergunakan untuk mencapai tujuan
6) Market, yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan

3
C. Manajemen dan Organisasi

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1) Manajemen sebagai suatu proses


2) Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen
3) Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(science)

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses,


berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata
warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, di kemukakan
tiga buah definisi.

Menurut pengertian yang pertama, Hilman mengatakan bahwa manajemen


adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan
mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang


yang melakukan aktivitas manajemen.

Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (art) atau suatu ilmu
pengetahuan. Mengenai ini, sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat,
segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang
lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua
pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Adapun beberapa pendapat ilmuan yang lain di antaranya :

Menurut G. R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,


yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke
arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk


melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Akan tetapi menurut Stoner
bukan hanya itu saja, masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang
dapat di terima secara universal. Sedangkan menurut James A.F.Stoner,
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

4
kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan
semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menunjukkan bahwa manajemen adalah suatu keadaan di mana terdiri dari


proses yang di tunjukkan oleh garis mengarah kepada proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat
proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan organisasi.

Pada dasarnya setiap manusia adalah manajer, karena dalam kehidupan


sehari-hari setiap manusia selalu melakukan manajemen bagi dirinya sendiri
ataupun keluarganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta merealisasikan
tujuan-tujuan yang diinginkan (self management).

Ada tiga macam Sumber Daya (resources) yang dimanfaatkan oleh manusia
untuk meraih tujuan yang di harapkan :

a. Sumber daya alam (SDA)


b. Sumber daya capital (SDK) data/uang/penghasilan yang diperoleh
c. Sumber daya manusia (SDM)

Dengan memperhatikan peranan manajemen tersebut, maka pengertian


manajemen adalah ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua
sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berarti alat, bagia,
anggota tubuh. Organisasi menurut beberapa ahli ialah sebagai berikut :

1. Wendrich (1998) adalah proses mendesain kegiatan-kegiatan dalam


struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
2. Sutarto (1995) mendefinisikan sebagai kumpulan orang, proses
pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial
3. Janes (1995) mendefinisikan organisasi sebagai respons terhadap
makna nilai-nilai kreatif untuk memuaskan kebutuhan manusia
4. Griffin & Morhead (1996) ialah sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan organisasi
5. Barnard (Anonim, 2000) adalah suatu sistem aktivitas yang di
koordinasikan secara sadar oleh dua orang atau lebih.

5
Meskipun para ahli manajemen memberikan definisi yang berbeda
beda tentang organisasi, namun intisarinya sama, yaitu organisasi
merupakan proses kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Definisi ini bersifat
umum dan berlaku bagi semua organisasi termasuk organisasi
pendidikan.

Dikatakan organisasi jika ada aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan


secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh
dua orang atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu
dilakukan oleh satu orang maka itu tidak dapat dikatakan sebagai
organisasi. Untuk memahami organisasi, maka perlu dikemukakan
pengertian organisasi itu sendiri.

1) Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi


sebagai wadah atau tempat manajemen sehingga memberikan
bentuk manajemen bergerak atau dapat dikaitkan. Organisasi
sebagai alat dalam organisasi dalam arti statis, tetap tidak
bergerak.
2) Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam
arti dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan
kemungkinan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-
batas tertentu. Dinamis berati organisasi itu bergerak
mengadakan pembagian pekerjaan. Misalnya, pemimpin harus
di tempatkan di bagian yang strategis.

Lunenburg dan Ornstein (2000) memberikan pengertian bahwa


organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierki
secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mendapat tujuan
tertentu.

Dalam buku The Function Pld The Executive oleh Caster Ibarnard
(1983) mengartikan organisasi dengan I define on organization as a system
of cooperations of two or more persons, organisasi adalah suatu sistem
mengenai usaha-usaha kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

6
Handy (1997) organisasi adalah suatu sususnan yang
menggambarkan hubungan antara bidang kerja yang satu dengan yang
lainnya, sehingga jalan tugas dan wewenang akan teratur dan terarah.

Dari pengertian di atas, menunjukkan bahwa organisasi harus memiliki


lima fenomena penting yaitu :

1) Organisasi harus mempunyai tujuan


2) Organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan
metode untuk mencapai tujuan organisasi
3) Organisasi harus mempunyai pimpinan atau manager yang
bertanggung jawab terhadap organisasi itu dalam mencapai
tujuan
4) Organisasi itu harus ada kerja sama.

Pengertian di atas juga menunjukkan bahwa organisasi yang


sistematik antara orang-orang yang bekerja sama dan berbagai komponen
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh organisasi.
Untuk itu, dalam menyusun organisasi terdapat beberapa pokok komponen
dasar yang perlu di perhatikan antara lain :

1) Job, bagaimana membagi-bagi atau mengelompokkan


pekerjaan
2) Human, orang-orang yang di tugaskan untuk melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan
3) Relation, keharmonisan hubungan kerja sesama pegawai dalam
kelompok kerja
4) Environment, penyediaan fasilitas sarana lingkungan kerja yang
serasi.

Untuk itu, perlu diperhatikan bahwa dalam organisasi itu harus di


utamakan adalah apanya dan siapanya. Artinya adalah apakah tugas
pekerjaan organisasi? Dan bukan siapa orang yang memegang organisasi
tersebut.

7
D. Fungsi – Fungsi Manajemen

Beberapa fungsi manajemen dalam mengamban tugas ini


adalah :

a. Perencanaan

Atmosudirdjo mengemukakan bahwa perencanaan adalah perhitungan


dan penentuan dari pada apa yang akan dijalankan didalam rangka mencapai
suatu tujuan (objektive) yang tertentu, di mana (where), bilamana (when),
oleh siapa (who) dan bagaimana tata caranya. Dengan demikian tiap rencana
mengandung tiga ciri khas, yakni :

(a) selalu mengenai masa depan,

(b) selalu mengandung kegiatan-kegiatan tertentu dan tujuan yang


akan di lakukan,

(c) adanya alasan, sebab motif dan landasan baik personal (pribadi,
perorangan) organisasional, maupun kedua-duanya.

b. Pengorganisasian

Sesuai dengan konsep manajemen, Terry mengemukakan bahwa :

“ Organizations is the estabilishing of effective behavoural relationship


among person, so that they may work together effeciently and again
personal satisfaction in doing selected task under given enviromental
conditions for the purpose of achieving some goals or objective “.

Sesuai dengan definisi di atas memberikan arti bahwa


pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan yang jelas antar
personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja bersama-
sama dengan kondisi yang baik untuk mencapai tujuan organisasi.

Kata organisasi umumnya dipakai dalam hubungan dengan orang,


pekerjaan, maksud, keterangan yang disusun menjadi keseluruhan yang
berarti. Penegosiasian ini memberikan makna adanya unsur-unsur yang
mempersatukan dan memisahkan dengan tujuan, keselarasan, dan unsur
serta keseimbangan. Unsur-unsur yang mempersatukan dan memisahkan

8
diantaranya kewenangan membagi-bagikan kekuasaan yang di miliki,
menyerahkan tanggung jawab kepada pihak-pihak tertentu, dan memberi
pengarahan kepada anggota atau unit dibawah tanggung jawabnya.

c. Pelaksanaan

penggerak atau pelaksanaan adalah aktivitas untuk memberikan


dorongan terhadap semua anggota kelompok agar mau bekerja secara sadar
dan suka dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai
dengan perencanaan dan pola organisasi. Masalah pelaksanaan pada
dasarnya berkaitan erat dengan unsur manusia sehingga keberhasilannya
juga ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam berhubungan dengan para
pegawai dan karyawannya. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan
manajemen dalam berkomunikasi , daya kreasi serta inisiatif yang tinggi dan
mampu mendorong semangat para pegawai dan karyawannya.

Penggerak atau pelaksanaan merupakan aktivitas atau kemampuan


seorang manager dalam membujuk, memerintahkan dan menugaskan
karyawan atau personil organisasi untuk melaksanakan pekerjaan dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan penuh semangat. Dalam
konteks organisasi, actuating berarti manajemen yang memberikan petunjuk
kepada para pegawai dan personil lainnya bagaimana cara tugas-tugas harus
dilaksanakan dan dilaporkan, memberikan bimbingan selanjutnya dalam
rangka perbaikan cara-cara bekerja , mengadakan pengawasan terdapat
terhadap pelaksanaan tugas.

d. Pengawasan

Berkenaan dengan pengawasan, Terry mengungkapkan pengawasan


adalah : “ controlling is determining what is being accomplish, that evaluating
performance andi f necessary applying corrective measure so performance
take place according to plans.”

Kutipan di atas memberikan arti bahwa pengawasan merupakan suatu


usaha sistematik dengan terlebih dahulu menetapkan standar pencapaian
tujuan, metode yang di gunakan untuk mengukur hasil yang di capai dan

9
upaya yang harus di lakukan jika terjadi penyimpangan terhadap tujuan yang
telah di tetapkan bersama.

Penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran di


maksudkan untuk memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa
yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi
informasi serta memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi. Jadi
pengawasan ini dilihat dari segi input, proses, dan out put bahkan outcome.

Sedangkan pimpinan melakukan pengawasan terhadap program yang


ditentukan apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
diterapkannya sendiri. Jika ada kekeliruan atau ada program yang tidak dapat
di selesaikan segera melakukan perbaikan dan perencanaan ulang, sehingga
tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya dapat dipenuhi secara maksimal

e. Penilaian

Penilaian adalah unsur yang sangat penting dari keseluruhan proses


manajemen, karena penilaian berkaitan dengan usaha meningkatkan
efektivitas dan efisien organisasi dalam mencapai tujuan. Daresh
mengemukakan bahwa “ Evaluation is simply the process of determining the
worth-goodness or badness of something “. Artinya penilaian adalah proses
penetapan sesuatu apakah baik atau buruk.

Dalam hubungan dengan pendidikan, Worthen dan Sanders dalam


Daesh mengemukakan bahwa “ In education (evaluation” is the formal
determination of the quality, effectiveness, value of a program, product,
project, process, objective or curriculum”.

Dari penjelasan di atas memberi arti bahwa penilaian adalah rumusan


kualitas, efektivitas atau nilai dari suatu program, projek, produk, proses,
tujuan atau kurikulum(pendidikan). Penilaian diperlukan untuk menetapkan
standar sesuai kualitas yang di inginkan, mengumpulkan informasi yang
relevan dan mengaplikasikan standar pada kualitas yang telah di tetapkan.

10
Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut Terry (1973:4), yang terdiri
dari :

1) planning

2) organizing

3) actuating

4) controlling

Di dalam aktivitas manajemen ada empat fungsi yaitu : perencanaan,


pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Sondang P. Siagan (1975) mengemukakan bahwa fungsi manajemen


mencangkup :

1) perencanaan

2) pengorganisasian

3) pemotivasian

4) pengawasan

5) penilaian

Fayol dalam Winardi (1990) mengemukakan lima fungsi manajemen


yaitu :

1) planning – perencanaan

2) organizing – pengorganisasian

3) command – memimpin

4) coordination – pengkoordinasian

5) control – pengawasan

Demikian pula Mondy dan Premeaux (1995:8), mengemukakakn “the


management process is said to consist of four function : planning, organizing,
influencing, and controlling “. Dapat di simpulkan bahwa manajemen memiliki
fungsi yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasa.

11
Untuk penjelasan terperinci berikut ini di uraikan beberapa fungsi
pokok manajemen yaitu :

1) planning – perencanaan

2) organizing – pengorganisasian

3) directing – pengaturan

4) coordinating – koordinasi

5) leadership – kepemimpinan

6) communicating – komunikasi

7) controlling – pengawasan

12
BAB 2

MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi

Dalam organisasi motivasi mempunyai peranan penting, karena ia


menyangkut langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Motivasi yang tepat
akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi. Unsur manusia dalam
organisasi terdiri dari dua kelompok orang yaitu orang yang memimpin (manajemen)
dan orang yang dipimpin (pegawai/pekerja). Masalah motivasi dalam organisasi
menjadi tanggung jawab manajemen untuk mencipta, mengatur dan
melaksanakannya. Oleh karena itu sesuai dengan sifat motivasi yaitu bahwa ia
adalah rangsangan bagi motif perbuatan orang, maka manajemen harus
menciptakan motivasi yang mampu menumbuhkan motif orang-orang sehingga mau
berbuat sesuai dengan kehendak organisasi.Dan setiap kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai motiv (daya dorong) dan sikap, yang
mendorong seseorang tersebut melakukan serangkaian perbuatan yang disebut
kegiatan. Untuk mengurangi kekacauan penafsiran ada baiknya terlebih dahulu
pengertian motiv, motivasi dan motivasi kerja.

Motif merupakan ikhwal “mengapanya” perilaku. Motiv timbul dan


mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang.
Menurut esensinya, motiv atau kebutuhan, ialah tenaga pendorong yang mendorong
manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang
menyebabkan manusia bertindak. Selanjutnya kedua istilah motif dan kebutuhan
untuk pengertian yang sama. Dalam kaitan ini, istilah kebutuhan seyogyanya tidak
dihubungkan dengan urgensi atau tatanan hasrat untuk mendapatkan sesuatu.
Secara sederhana hal itu berarti sesuatu di dalam diri seseorang yang mendorong
orang untuk melakukan aktivitas. Menurut arti katanya, motivasi atau motivation

13
berarti pemberian motif, penimbulan motiv atau hal yang menimbulkan dorongan
atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula diartikan faktor
yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.

Carl Heyel dalam encyclopedia management membatasi motivation sebagai


berikut: “motivation refres to the degree of readyness of an organism to pursue some
designated goal and implier the dermination of the nature and locus of the forces
including the degree of readyness”. Dalam kamus administrasi, Drs. The Liang Gie
cs, memberikan perumusan akan motivating atau pendorong kegiatan sebagai
berikut: “pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan
inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini bertujuan untuk
menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan mencapai
hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut. Dengan bertolak dari arti
kata motivasi di atas, motivasi kerja tidak lain dari sesuatu yang menimbulkan
dorongan atau semangat kerja. Dengan pendek, motivasi adalah pendorong
semangat kerja.

B. Teori Motivasi

Adapun Teori-teori motivasi meski terdapat banyak pembahasan mengenai


masalah motivasi. Akan tetapi penulis hanya mengemukakan empat pendapat yang
dianggap paling menonjol sebagai berikut:

a) Teori A.H Maslow Tindakan atau tingkah laku suatu organisme pada suatu
saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak (his
strongest need). Oleh karena itu bagi setiap pemimpin, nampaknya perlu
mempunyai suatu pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan yang sangat
penting bagi manusia pada umumnya. Sebuah rangka dasar yang menarik yang
mencoba menjelaskan kekuatan daripada kebutuhan-kebutuhan, adalah apa yang
dikemukakan oleh A.H Maslow. Ia menciptakan kebutuhan pokok yang membantu
para pemimpin mengeti dan memahami faktor yang memotivasi bawahan. Ia
menyatakan ada sesuatu hirarki kebutuhan setiap orang memberi prioritas kepada
sesuatu kebutuhan sampai kepada sesuatu itu dapat dipenuhi. Jika sesuatu
kebutuhan sudah terpenuhi, maka yang kedua akan memegang peranan, demikian
seterusnya, menurut urutannya.

Hirarki kebutuhan manusia, menurut A.H. Maslow adalah sebagai berikut:

14
1. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan badanilah, meliputi sandang, pangan, dan
pemuasan seksual.

2. Kebutuhan Keamanan, meliputi baik kebutuhan akan keamanan jiwa maupun


kebutuhan akan keamanan harta.

3. Kebutuhan Sosial, meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain,
kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau
berprestasi dan kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of praticipation).

4. Kebutuhan akan penghargaan berupa kebutuhan akan harga diri dan pandangan
baik dari orang lain terhadap kita.

5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu


kebutuhan mengenai nilai dan kepuasan yang didapat dari pekerjaan.

Maslow berpendapat, bahwa tingkah laku atau tindakan masing-masing


individu pada suatu saat tertentu, biasanya ditentukan oleh kebutuhannya yang
paling mendesak. Oleh karena itu setiap manager yang ingin memotiver
bawahannya perlu memahami hirarki daripada kebutuhankebutuhan manusia.

b) Teori Douglas Mc. Gregor Profesor Douglas Mc. Gregor dari


Massachussets Institude of Technology, mengadakan suatu pembahasan mengenai
faktor motivasiyang efektif. Ia menyatakan bahwa ada dua pendekatan atau filsafat
manajemen yang mungkin diterapkan dalam perusahaan. Masing-masing
pendekatan ini mendasarkan diri pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia
yang dinamainya Teori X dan Teori Y.6

a. Asumsi Teori X mengenai manusia.

1. Pada umumnya manusia tidak senang bekerja.

2. Pada umumnya manusia tidak berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan lebih
suka diarahkan.

3. Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan sering harus dipaksa
untuk memperoleh tujuan-tujuan organisasi.

4. Motivasi hanya berlaku sampai tingkat lower order needs (physiological and safety
level).

15
b. Asumsi Teori Y mengenai manusia.

1. Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan.

2. Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan tidak memberi prestasi pada pekerjaan
yang diberi motivasi dengan baik (pada pekerjaan yang dimotiver dengan baik).

4. Motivasi tidak hanya mengenai lower needs tetapi sampai higherorder-needs.

Douglas Mc. Gregor, menginginkan agar para manager menerapkan Teori Y


dalam perusahaan. Bila para manager menerapkan Teori Y dalam perusahaan,
maka orang-orang dalam organisasi akan didorong untuk berkembang dan orang-
orang di dalam organisasi dapat pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan
imajInasi mereka untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain
yang harus dikerjakan oleh para manager adalah menerapkan prinsip integrasi, yaitu
mengatur segala sesuatunya sedemikian rupa sehingga manajer dengan
bawahannya dapat bekerjasama untuk kepentingan perusahaan.

c) Teori Federich Hezeberg Di antara teori-teori yang berhubungan langsung


dengan kepuasan kerja, adalah teori yang dikemukakan oleh Federich Hezeberg.
Bersama dengan beberapa orang temannya, Hezeberg mengadakan suatu
penelitian di kota Pistburg dan sekitarnya, berdasarkan hasil penelitian mana
dikembangkan gagasan bahwa ada sua rangkaian kondisi yang mempengaruhi
seseorang dalam pekerjaannya.

Rangkaian kondisi pertama disebut faktor motivator, sedangkan kondisi kedua


diberi nama faktor hygiene. Adanya kedua faktor tersebut menyebabkan ada orang
yang menyebutkan gagasan Hezeberg dengan nama “konsep faktor
motivator/hygiene dari Hezeberg”, ada pula yang memberi nama “teori dua faktor
daripada kepuasan kerja”.

Menurut teori Hezeberg, faktor-faktor yang berperang sebagai motivator


terhadap pegawai, yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk
bekerja baik terdiri dari:

1. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)

2. Recognition (pengakuan)

16
3. The work it self (pekerjaan itu sendiri)

4. Responsibilities (tanggung jawab)

5. Advancement (pengembangan)

Rangkaian faktor-faktor motivator di atas, melukiskan hubungan seseorang


dengan apa yang dikerjakannya (job content), yakni kandungan kerjanya,
prestasinya pada tugasnya, penghargaan atas prestasi yang dicapainya dan
peningkatan dalam tugasnya. Selanjutnya, faktor-faktor kedua (faktor-faktor hygine)
yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai (de-motivasi), terdiri dari:

1. Company policy and administration (kebijaksanaan dan administration


(kebijaksanaan dan admistrasi perusahaan).

2. Technical supervisior (supervisi)

3. Interpeerdonsl supervision (hubungan antarpribadi)

4. Working condition (kondisi kerja)

5. Wages (gaji) Bila faktor hygine ini diperbaiki maka tidak ada pengaruhnya
terhadap sikap kerja yang positif, tetapi kalau dibiarkan tidak sehat, maka pegawai
hanya akan merasa kecewa atau tidak puas saja. Faktor hygine melukiskan
hubungan kerja dengan konteks atau lingkungan dalam mana pegawai
melaksanakan pekerjaannya (job context).

d) Teori David Mc. Clelland David Mc. Clelland, direktur penelitian


kepribadian di Universitas Harvard, bersama-sama dengan kawan-kawannya,
setelah mempelajari persoalan yang menyangkut keberhasilan selama dua puluh
tahan telah memformulasikan konsep kebutuhan untuk keberhasilan, maka teorinya
disebut orang achiefment motivation theory. Menurut David Mc. Clelland, orang yang
mempunyai kebutuhan untuk keberhasilan, yakni mempunyai keinginan kuat
mendapat sesuatu, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu
rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tentangan untuk dapat dikerjakan dengan
lebih baik.

17
2. Mereka menentukan tujuan seperti itu, karena secara pribadi dapat
mengetahui bahwa hasilnya dapat dikuasai bila mereka kerjakan sendiri.

3. Mereka senang kepada pekerjaannya itu dan merasa sangat


berkepentingan dengan keberhasilannya sendiri.

4. Mereka lebih suka bekerja di dalam pekerjaan yang dapat memberikan


gambaran bagaimana keadaan pekerjaannya.

David Mc. Clelland cs, telah berhasil menemukan cara-cara mengembangkan


kebutuhan untuk keberhasilan dan melalui kursus yang mereka dirikan, mereka telah
melatih sejumlah orang dengan maksud dapat membantu mengubah orang dalam
rang usaha mereka memberikan sumbangan kepada perbaikan manusia.

C. Jenis-Jenis Motivasi

Setiap kegiatan selalu dilandasi oleh suatu motivasi. Dimana motivasi dapat
dibedakan menjadi beberapa yaitu: a) Motivasi Positif (Insentif Negatif), manager
memotivasi bawahan dengan memberikan reword kepada karyawan yang
berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini, semangat kerja akan meningkat, karena
manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. b) Motivasi Negatif
(Insentif Negatif), manager memotivasi karyawan dengan memberikan hukuman
kepada meraka yang pekerjaannya kurang baik. Dengan motivasi negatif ini,
semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena
mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang
baik. Dalam praktiknya kedua jenis motivasi diatas sering digunakan manager dalam
suatu perusahaan. Dimana penggunaan harus tepat dan seimbang, agar dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan
motivasi positif atau motivasi negatif dapat efektif merangsang gairah kerja
karyawan. Motivasi positif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif efektif
untuk jangka pendek. Akan tetapi, manajer harus konsisten dan adi lam
menerapkannya.

D. Alat-alat Motivasi

Ada tiga alat motivasi yaitu motivasi materiil insentif, non-materiil insentif,
kombinasi materiil dan non-materiil.

18
1. Materiil insentif, ialah alat motivasi yang diberikan berupa uang dan atau
barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya, kendaraan, rumah dan lain-lainya.

2. Non-materiil insentif, ialah alat motivasi yang diberikan berupa barang


atau benda yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan
rohani. Misalnya, medali, piagam, bintang jasa, dan lain-lainnya.

3. Kombinasi materiil dan non-materiil insentif, ialah alat motivasi yang


diberikan berupa materi (uang dan barang) dan non-materiil (medali dan piagam),
jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan atau kebanggaan rohani.

E. Prinsip-Prinsip dalam Motivasi

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan, yaitu:

a) Prinsip Partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu


diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai oleh pemimpin.

b) Prinsip Komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang


berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas,
pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

c) Prinsip Mengakui Andil Bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan


(pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan
tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

d) Prinsip Pendelegasian Wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas


atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.

e) Prinsip Memberi Perhatian Pemimpin yang memberikan perhatian


terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja
apa yang diharapkan oleh pemimpin.

19
F. Teknik Memotivasi Kerja Pegawai

Beberapa teknik memotivasi kerja pegawai, antara lain sebagai berikut:

a) Teknik Pemenuhan Kebutuhan Pegawai Pemenuhan kebutuhan pegawai


merupakan fundamen yang mendasari perilaku kerja. Teknik kebutuhan pegawai
antara lain sebagai berikut:

1. Memberi gaji yang layak kepada pegawai

2. Memberi tunjangan kesehatan, asuransi kecelakaan, perumahan, dan dana


pensiun

3. Menerima keberadaan pegawai sebagai anggota kelompok kerja,


melakukan interaksi kerja yang baik, dan hubungan kerja yang harmonis.

4. Tidak sewenang-wenang memperlakukan pegawai dan memberi


penghargaan terhadap prestasi kerja.

5. Memberi kesempatan kepada pegawai bawahan agar mereka dapat


mengaktualisasikan diri secara baik dan wajar di perusahaan

b) Teknik Komunikasi Persuasif

Teknik Komunikasi Persuasif merupakan salah satu teknik memotivasi kerja


pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstralogis.
Teknik ini dirumuskan ”AIDDAS”. A = Attention (perhatian), I = Interest (minat), D =
Desire (hasrat), D = Decision (keputusan), A = Action (aksi/tindakan), S =
Satisfaction (kepuasan). Penggunaanya, pertama kali pemimpin harus memberikan
perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan agar
timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja. Jika timbul minatnya maka
hasratnya menjadi kuat untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja
dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai
akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.

20
21

Anda mungkin juga menyukai