Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
 

1. Latar Belakang

Evolusi organisasi telah mendorong lahirnya jenis baru professional-manajer. Manajemen


professional bukanlah berdasarkan pemilikan, tetapi berdasarkan skill (
keterampilan/keahlian) yang diperoleh dari pegetahuan dan pengalaman. Manajemen
terdapat dalam semua organisasi. Ia bukan hanya pekerjaan dalam perusahaan atau
instansi pemerintah saja. Segala macam organisasi mempunyai banyak fungsi dan ciri-ciri
yang sama. Berbagai kegiatan pokok manajerial dilaksanakan dalam semua instansi
organisasi. Akan tetapi, kita semakin sadar bahwa setiap organisasi itu mengembangkan
kebudayaan internalnya (cara beroperasinya) sendiri yang mempengaruhi cara pekerjaan
manajerial itu dapat dilaksanakan secara efektif. Kebudayaan organisasi itu menyangkut 
perangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting yang dimiliki bersama oleh para
anggotanya.

Salah satu peranan penting dari manajemen adalah membentuk kebudayaan organisasi.
Gaya(style) manajemen adalah cara khas (distincitive manager) seorang manajer
berperilaku yang dibatasi oleh kebudayaan organisasi dan dituntun oleh filsafat pibadinya.
Kemudian timbul pertanyaan apa itu manajemen dan organisasi itu.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan materi yang kami dapat, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Apakah pengertian manajemen ?


2. Apakah pengertian organisasi ?
3. Bagaimana sejarah singkat perkembangan manajemen ?
4. Apa saja fungsi-fungsi manajemen ?
5. Apa saja jenis-jenis perencanaan dalam perusahaan?
6. Apa saja hambatan dalam kegiatan perencanaan?
7. Apa saja tujuan pengorganisasi ?
8. Apa saja teori motivasi dan teori kepempimpinan ?

1. Tujuan

Tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen.


2. Untuk mengetahui pengertian organisasi.
3. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan manajemen.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan dalam perusahaan.
6. Untuk mengetahui hambatan dalam kegiatan perencanaan.
7. Untuk mengetahui tujuan pengorganisasi.
8. Untuk mengetahui teori motivasi dan teori kepempimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
 

1. Pengertian Manajemen dan Organisasi


2. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar
“manage”. Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make
decisions in a business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di
perusahaan atau organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the
control and making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan
pembuatan keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalannya perusaahaan dan organisasi. Pengertain manajemen menurut para ahli :

1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel, Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry, Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian
dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang
telah ditetapkan.
4. Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, istilah manajemen mengacu kepada suatu proses mengkoordinasi dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain. Proses menggambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus
atau kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan oleh para manager.

2. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon (yunani) yang berarti alat. Organisasi merupakan
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.

Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah
setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang , material, mesin, metode ,
lingkungan ), sarana- parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang
yang disebut dengan bawahan.” Dan menurut Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa
“Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a
system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama.”

Menurut Dimock, Mengatakan bahwa : Organization is the systematic bringing together of


interdependent part to form a unifid whole thought which authority, coordination and control
may be exercised to achive a given purpose, (Organisasi adalah Perpaduan secara
sistematis dari pada bagian-bagian yang saling ketergantungsn/berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasasn dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan).

Dan dengan demikian, Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara
orang-orang dalam rngka mencapai tujuan mersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki

1. Sejarah Singkat Perkembangan Manajemen

Beberapa orang melihat sejarah manajemen sebagai konseptualisasi modern


yang terlambat.Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki sejarah pra-modern, hanya
merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya, mendeteksi aktivitas mirip manajemen di
masa pra-modern akhir. Perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang
Sumeria dan pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak selama berabad-abad
menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun
terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri
dengan skala mereka yang kecil, tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan
manajemen secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab
(abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494) menyediakan
perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
Abad 19, bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku
ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber
daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti
Eli Whitney,James Watt dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti
Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan
perencanaan kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.Laughlin dan lain-lain
memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan
kontrol pengembangan pekerja. Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred
Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke
teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara
keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20, teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang
seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam
manajemen dan hubungan satu sama lain.

Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep
Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide
Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang
organisasi. H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika
ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering
dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.

Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
manajemen sumber daya, manajemen operasi atau produksi manajemen strategi,
manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen informasi teknologi.

1. Fungsi-fungsi Manajemen

Ada fungsi utama manajemen menurut George R.Terry (Modul Pengayaan Ekonomi
Peminatan untuk SMA/MA, halaman. 28) yaitu :

1. Memimpin (Leading)

Tugas seorang manajer adalah agar orang lain bertindak untuk tujuan organisasi. fungsi ini
meliputi:

 Mengambil keputusan (decision maker);


 Melakukan komunikasi (communicating);
 Memberikan motivasi (motivating);
 Memilih orang-orang (selecting people);
 Mengembangkan orang lain (developing people) melalui penilaian hasil kinerja, memberikan
saran dan pemberian latihan atau training.

2. Merencanakan (Planning)

Tugas dan kegiatan utama pencanaan meliputi :

 Forecasting atau meramalkan untuk waktu yang akan datang;


 Membuat target dan sasaran (seat goal or targeting);
 Programming (membuat acara) membuat rencana urutan kegiatan yang diperlukan untuk
pencapaian target;
 Schedulling (mengatur urutan waktu pelaksanaan atau time table);
 Budgeting (menyusun rencana anggaran biaya);
 Membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang pelaksanaan pekerjaan;
 Estabilishing and Interpreting Policies (menetapkan dan menafsirkan kebijakan-kebijakan
pelaksanaan pekerjaan)

3. Menyusun (Organizing)

Kegiatan mengatur dan menghubungkan suatu pekerjaan sehingga dilaksanakan lebih


efektif dan efisien meliputi:

 Design Organization Structure (Desain Struktur Organisasi),


 Menentukan job description dari masing-masing jabatan untuk mencapai sararan organisasi;
 Delegating Responsibility and Authority (mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang)
menetapkan pertangungjawaban untuk hasil yang dicapai;
 Estabilishing Relationship (menetapkan hubungan-hubungan yang membedakan antara
atasan dan staff);
 Mendeskripsikan hal-hal yang dianggap efektif sehubungan dengan pemanfaatan sumber
daya manusia guna pencapaian sasaran.

4. Mengawasi (Controlling)

Melakukan pengawasan, pengendalian dan pengamatan meliputi:

 Developing Performance Standard (perkembangan pekerjaan);


 Measuring Performance (pengukuran hasil pekerjaan);
 Taking Corrective Action (melakukan tindakan perbaikan dan mengoreksi kesalahan)

Setiap fungsi manajemen atau seorang manajer harus mempunyai keempat keahlian diatas
dan harus mampu menerapkannya dalam suatu kegiatan organisasi yang terpadu untuk
mencapai tujuan utama perusahaan sesuai dengan prinsip manajemen.

1. Jenis-jenis Perencanaan dalam Perusahaan

Jenis-jenis Perencanaan dalam perusahaan menurut Marwan Asri dan John Suprihanto
(dalam staff.uny.ac.id) jika dilihat dari tingkat hirarkinya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
Perencanaan Strategis, Perencanaan Taktis dan Perencanaan Operasional. Berikut ini
penjelasan singkat mengenai ketiga Perencanaan tersebut.

1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans)

Perencanaan Strategis atau Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu organisasi
dan cara-cara yang harus dilakukan oleh Organisasi tersebut untuk merealisasikan visinya.
Jangka waktu Perencanaan Strategis sekitar 3 tahun hingga 5 tahun (Jangka panjang).
Perencanaan Strategis menentukan tujuan jangka panjang suatu organisasi/perusahaan
serta strategi dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Tujuan Organisasi atau Tujuan Perusahaan yang ditetapkan merupakan penentuan arah
perusahaan secara keseluruhan sehingga Perencanaan Strategis ini dilakukan oleh
Manajemen Puncak atau Top Management Perusahaan. Perencanaan Strategis harus
memiliki fleksibilitas dan dapat mengakomodasi perkembangan organisasi di kemudian hari.
Perencanaan Strategis ini harus berisi kerangka kerja dan memberikan arah yang jelas
untuk perencanaan di tingkat yang lebih rendah.

2. Perencanaan Taktis (Tactical Plans)

Perencanaan Taktis atau Tactical Plans adalah Perencanaan yang memuat taktik-taktik para
manajer untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah direncanakan oleh Top
Management (Manajemen Puncak) dalam perencanaan strategis. Perencanaan Taktis
merupakan Perencanaan Jangka Menengah (biasanya kurang dari 3 tahun) yang dibuat dan
dikembangkan oleh Manajer tingkat menengah atau kepala bagian/kepala divisi.
Perencanaan Taktis merinci setiap tindakan yang harus dilakukan oleh setiap bagian/divisi
dalam rangka pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh Top Management pada
Perencanaan Strategisnya. Perencanaan Taktis juga merencanakan pengalokasian sumber
daya dan tugas-tugas untuk setiap sub-unit dari masing-masing divisi atau departemen.

3. Perencanaan Operasional (Operational Plans)


Perencanaan Operasional merupakan Perencanaan yang berjangka waktu pendek (kurang
dari satu tahun), Tindakan-tindakan pada Perencanaan Operasional ini dirancang dan
dikembangkan spesifik untuk mendukung perencanaan strategis (Strategic Plans) dan
perencanaan Taktis (Tactical Plans). Perencanaan Operasional ini dilakukan pada karyawan
di tingkat terendah dari organisasi. Membuat perencanaan kecil sebuah organisasi dan
merinci bagaimana tujuan akan dicapai. Bahkan, semua titik dasar perencanaan terjadi di
tingkat operasional, yang sangat mempengaruhi dan menentukan, bersama dengan, hasil
taktik.

1. Hambatan dalam Kegiatan Perencanaan


2. Ada 2 jenis hambatan dalam pengembanganan rencana efektif, yaitu :
3. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana
untuk mencapainya.
4. Keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan karena
perubahan–perubahan yang ditimbulkanya.
5. Adapula hambatan hambatan dalam pembuatan rencana efektif, yaitu
Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam perencanaan, para
manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup significant akan gagal untuk
membuat perencanaan efektif. Berikut adalah alasan–alasan manajer ragu/gagal
menetapkan tujuan, yaitu :
6. Kurang pengetahuan tentang organisasi
7. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
8. Ketidak mampuan melakukan peramalan secara efektif
9. Kesulitan perencanaan operasi operasi yang tidak berulang
10. Biaya
11. Takut gagal
12. Kurang percaya diri
13. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan–tujuan alternative
14. Selain itu hambatan-hambatan dalam perencanaan efektif juga terjadi karena adanya
masalah kontemporer atau kelamahan dalam perencanaan itu sendiri. Berikut adalah kritik
kontemporen dalam perencanaan :
15. Perencanaan dapat menyebabkan kekakuan
16. Rencana tidak dapat dikemangkan untuk lingkungan yang dinamis
17. Rencana foral tidak dapat mengganti intuisi dan kreativitas
18. Perencanaan memfokuskan perhatia manajer pada persaingan dewasa ini, bukan
kemampuan bertahan hidup esok.
19. Perencanaan formal memperkuat kesuksesan, yag dapat menimbulkan kesalahan
20. Hanya perencanaan belumlah cukup.

1. Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi
dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-
tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak
sesuai dengan bidang  keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu.  Ada   beberapa tujuan pengorganisasian,
yaitu:
1. Membantu Koordinasi

Memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat
melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi dibutuhkan tatkala harus membagi unit
kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.

2. Memperlancar Pengawasan

Membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang


berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat
ditempatkan di dalam organisasi secara   keseluruhan sedemikian rupa agar dapat
mencapai sasaran kerjanya walaupun   dengan   lokasi yang   tidak   sama. Unit-unit  
operasional   yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pulasecara terpadu.

3. Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi

Membantu seorang menjadi lebihahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi


pekerjaan   dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,
sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan
masyarakat pengguna.

4. Penghematan    Biaya

Tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi
akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene   
menyangkut   penambahan tenaga   kerja   yang relatif banyak membutuhkan biaya
tambahanberupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya   dipertimbangkan  
berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang
berlebihan.

5. Meningkatkan   kerukunan hubungan   antar   manusia

Masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi
kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis.
Untuk ini  pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman
rasa solidaritas dan berusaha menampung sertamenyelesaikan berbagai perbedaan yang
bersifat individual.

1. Teori Motivasi dan Teori Kepempimpinan


2. Teori Motivasi

Adapun tingkatan teori tersebut adalah (WahyuFitri. 2012):

1. Teori Abraham H. Maslow

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

 Fisiologis
Keamanan, keselamatan dan perlindungan
 Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki
 Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi
Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.

Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu
memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi bawahan dan memfokuskan
pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah Theory of Human
Motivation yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954). Maslow mengemukakan
gagasan hirarki kebutuhan manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency
needs dan growth needs. Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan
akan penghargaan.

1. Teori Motivasi – Higiene

Dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang
disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat
orang merasa tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik
tergantung dari orang yang membahas teori tersebut.

Ilmuwan ini telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg.
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar
diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.

1. Teori Motivasi kebutuhan McClelland

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi
merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu
tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-
obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai
standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam
persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat
secara berhasil.”

2. Teori Kepempimpinan

Teori-teori ini adalah (Wahyu Fitri. 2012):

1. Teori Atribut Kepemimpinan

Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata


merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-
individu lain yang menjadi bawahannya. Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih
diakui oleh banyak orang yaitu:
 Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain merupakan
sumber informasi yang kaya.
 Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources) bahwa proses
persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan).
 Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu teori yang
berfokus pada akal sehat.
1. Teori Kepempimpinan Karismatik

Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi,


pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan
rasa percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada
identifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses
sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan
pengaruh pimpinan terhadap kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit
terhadap identifikasi pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa
perilaku para pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi
pribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial.

1. Teori Kepempimpinan Transformasi

Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para


pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.
Burns dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam organisasi dan
membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dan transaksional. Pemimpin
transformasional membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya
pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan
menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para pengikut
merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta
termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan darinya. Efek-efek
transformasional dicapai dengan menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional,
perhatian yang diindividualisasi serta stimulasi intelektual.

 
BAB III
PENUTUP
 

1. Kesimpulan

Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan karena dia
menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output melalui proses manajemen.
Dengan demikian, istilah manajemen mengacu kepada suatu proses mengkoordonai dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif
dengan dan melalui orang lain.

Pada umumnya, fungsi manajemen dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu merencanakan,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan dalam rangka usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Organisasi memiliki pengertian sekelompok orang (2 atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi juga sangat berhubungan dengan manajemen dan tata kerja karena organisasi
secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan memerlukan manajemen untuk
mengatur sistem tatakerja.

Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, manajemen merupakan atau berarti
sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga terdapat kepemimpinan. Dengan
demikian untuk menyusun organisasi yang baik dan dapat mencapai tujuan di perlukan
manajemen yang baik juga.

1. Saran

Untuk berlangsungnya proses kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar,
efesien, dan efektif maka di perlukanlah kerjasama dari berbagai bidang di dalam organisasi
dengan cara menjalakan semua fungsi dari manajemen dengan sebaik-baiknya dan
meminimalkan kesalahan serta memperkirakan akibat yang mungkin timbul akibat dari
keputusan atau tindakan yang diambil.

 
DAFTAR PUSTAKA
 

Amirullah, dkk. 2004. Pengantar Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu

Supriyanto, Ali Muhason. 2007. Modul Pengayaan Ekonomi Peminatan untuk


SMA/MA. Surakarta: Pytra Nugraha

Wiludjeng, Sri. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Garaha Ilmu

Wahyu, Fitri. 2012. Jurnal: Teori Motivasi Kerja Dan Teori Kepempimpinan.Yogyakarta:


UNY.

Anda mungkin juga menyukai