Di sisi lain, ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi dari kekurangan-kekurangan kapitalisme
itu ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk merubah keadaan saat itu.
Berkat dorongan pelopor-pelopor merekaseperti Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle,
yang menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil
membangun Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi.
Charles Fourier (1772-1837) seorang sosialis Perancis menganjurkan berdirinya unit-unit produksi
“Falansteires” yang mengedepankan semangat kebersamaan baik kepemilikan kapital,
mengupayakan kebutuhan sendiri dan kepemilikan terhadap alat-alat produksi secara bersama-
sama. Louis Blanc (1811-1882) meskipun terpengaruh oleh cita-cita Charles Fourier tetapi Louis
Blanc mencoba lebih realistis dengan menyusun rencana yang lebih konkret. Louis Blanc
mengusulkan kepada pemerintah untuk mendirikan tempat-tempat kerja untuk kaum buruh dalam
bentuk Atelier Sosiaux (Atelier Sosial) dimana kaum buruh mengorganisir sendiri dengan cara
kooperatif dan diawasi oleh pemerintah. Selain mendapatkan upah kerja, kaum buruh juga
mendapat bagian dari laba usaha. Saint Simon (1760-1825) berpendapat bahwa masalah sosial
dapat diatasi jika masyarakat diatur menjadi “Assosiasi Produktif” yang dipimpin teknokrat dan ahli-
ahli industri.
Dewasa ini di Perancis terdapat Gabungan Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation
Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan jumlah Koperasi yang tergabung sebanyak
476 buah. Jumlah anggotanya mencapai 3.460.000 orang, dan toko yang dimiliki berjumlah 9.900
buah dengan perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc/tahun.
5. Barang-barang hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan harus secara tunai.
6. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran politik.
7. Barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan yang rusak atau palsu.
Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi dengan
pedoman kerja sebagai berikut :
3. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama yang erat.
4. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa mendapatkan upah.
Pelopor Koperasi lainnya dari Jerman ialah seorang hakim bernama H. Schulze yang berasal
dari kota Delitzcsh. Pada tahun 1849 ia mempelopori pendirian Koperasi simpan-pinjam yang
bergerak di daerah perkotaan. Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam Schulze adalah :
Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh peduduk Denmark. Hampir
sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30 tahun balajar di perguruan
tinggi.
Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan melalui Koperasi,
melainkan meliputi pula barang-barang kebutuhan sector pertanian itu sendiri. Selain itu, di
Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-koperasi konsumsi ini kebanyakan didirikan
oleh serikat-serikat pekerja di daerah perkotaan.
Pada akhir tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah dengan sekitar 7.500
cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga. Rahasia keberhasilan Koperasi-koperasi
Swedia adalah berkat program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa
di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk High School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah.
Koperasi Pusat Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-program
pendidikan yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan dan pengurus
Koperasi.
Koperasi yang berada di daerah muaralmbu masih terbilang belum begitu baik, dikarenakan
koperasi tersebut bermasalah perihal administrasi yang membuat koperasi didaerah dimuaralembu
terancam dibekukan. Namun seiring berjalannya waktu koperasi dimuaralembu mulai berbenah dan
memperbaiki seluruh aspek penunjan, baik administrasi maupun non-administrasi. Semua dilakukan
bertujuan untuk memamkurkan dan mensejahterakan masyarakat khusunya dimuaralembu. Dengan
perbaikan yang dilakukan oleh pihak pengurus koperasi masyarakat bisa merasakan kenyaman dan
keamanan yang terjamin dalam proses simpan pinjam. Dengan adanya kopeasi didaerah
muaralembu masyarakat merasa sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan financial.