Anda di halaman 1dari 60

RESUME

MATAKULIAH MANAJEMEN INDUSTRI


MATERI 1 SAMPAI 10

Oleh
RAMA DANY SHAPUTRA
BP: 1810003241030

Dosen Pengampu :
Drs. Risal Abu, ST.,
M.Eng

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK


ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
EKASAKTI 2023
Pengertian dan Fungsi Manajemen

A. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561)
maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal
dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang
berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. [1]
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya dalam
bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.

Pendapat lain menjelaskan :


Manajemen : “keahlian untuk menggerakan orang untuk melakukan suatu pekerjaan”
(the art of getting thing done through people) (Lawrence A. Appley, American
Management Association)
Manajemen: “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada “human and natural resources” untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”.(oey Liang Gie, Guru besar
manajemen UI)
Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan :
perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D)
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa
istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-
beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi
manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu
pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan
mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah
kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan
untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada
kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur
orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan
dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi
sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James
A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri
dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut
saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

B. Filsafat Manajemen
Berbagai teori manajemen berdasar pada filsafat dibawah ini antara lain : filasafat
idealisme (suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang
kita dapati didunia ini), filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination
yang popular di Negara sosialis, jerman dan skandinavia.
1) Filsafat realisme (dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya adalah
kenyataan yang tidak dapat dibantah), filsafat ini beriringan dengan revolusi industri
inggeris yang disusun Frederick W. taylor.
2) Filsafat neo-thomisme ( kenyataan itu rasio, keadaan, dan Tuhan sedangkan kebenaran
adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan) banyak
dipraktikan oleh manajemen katholik yang merujuk pada bible
3) Filsafat pragmatisme (pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia,
keberanaran dapat dilihat dari pendapat umum) yang banyak merujuk pada manajemen
yang berlaku umum mellaui opini public.
4) Filsafat eksistensialisme (kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupaiitu,
kebenaran adalah pendapat yang sejalan dengan pandangan pribadi seseorang), peran
manusia menjadi perhatian utama.
C. PRAKTIK MANAJEMEN
Aplikasi dari filsafat melahirkan beeberapa tahapan penerapan manajemen
sebagaimana yang diungkapkan George R. Terry (2006:67) membagi tahapan praktik
manajemen antara lain :
1. Manajemen partisipasi
2. Manajemen berdasarkan hasil (result management)
3. Manajemen memperkaya pekerjaan (job enrichment),
4. Manajemen prioritas produktifitas,
5. Manajemen berdasarkan kemungkinan (contingency management)
6. Manajemen pemanfaatan konflik

Odiorne membagi praktek manajemen dengan beberapa tahapan :


1. Manajemen memaksa (1920-an dan 1930-an)
2. Manajemen mementingkan hubungan kemanusiaan (1940-an)
3. Manajemen menggunakan tekanan (1950-an)
4. Manajemen menurut keadaan (1960-an)

Bennet Silalahi (2001:10) membagai praktik manajemen menjadi 5 tahapan antara lain :
1. manajemen teknologis
2. manajemen administratif
3. manajemen sistem kemanusiaan
4. manajemen ilmiah
5. manajemen sasaran dan hasil

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian
melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi
tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha
Sampai saat ini, masih belum ada konsensus baik di antara praktisi maupun di antara
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-
unsur manajemen.

Fungsi-fungsi Manajemen adalah sebagai berikut:

Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan
yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?


2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu
untuk mencapai sasaran tadi.

Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara
yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya
mereka bertindak.

Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki


pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan
yang ditetapkan.

Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
elaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
dengan tujuan yang telah digariskan semula.

Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil
kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.

Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti
dapat dilakukan.

Tool of Management
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan
dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak
ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools)
yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil
yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun
metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan)
produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak
akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.

C. Tingkatan Manajemen (Manajemen Level).


Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3
tingkatan :
1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah
dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan
operasional.
3. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager
puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan
tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan
bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
 Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer
area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
 Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen
yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas
sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di
antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
 Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive
officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial
Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya


dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih
fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu
berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan
pekerjaan.

Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Peran antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial
dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai
juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perundingan.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas
yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

Gambar menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.


Keterampilan manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau
planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh
manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki
mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua


keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh
kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu
dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam
—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang
akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji
yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki
tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang
dan mengurangi produktivitas perusahaan.

2. Keterampilan membuat keputusan


Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik
dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama
bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang
ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
A. PENGERTIAN MANAJEMEN INDUSTRI

MANAJEMEN INDUSTRI

MANAJEMEN INDUSTRI

? ?
ARTI
ARTI

FUNGSI
FUNGSI
BATASANMANAJEMEN

G.R. TERRY
Manajemen: Suatu proses tertentu terdiri dari planning, organizing,
actuating, controlling, dengan menggunakan keahlian dan ilmu
pengetahuan untuk setiap fungsi itu dalam usaha mencapai tujuan
(sasaran) yang telah ditetapkan semula.

LAWRENCE A. APPLY
Management is the art of getting thing done through people. (Keahlian
untuk menggerakkan orang melakukan suatu pekerjaan)

PROF. OEY LIANG LEE


Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan DP. “Human and
Natural Resources” (terutama human resources) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

MANAJER
LOUIS A. ALLEN :
Seseorang yang mencapai hasil-hasil melalui orang lain dengan jalan
spesialisasi dalampekerjaan memimpin, merencanakan, menyusun dan
pengawasan serta penelitian

PRODUKSI / INDUSTRI

Pengertian: Produksi/Industri adalah kegiatan yang dapatmenimbulkan


manfaat baru.

Produk/industri: Hasil dari kegiatan yang berwujudbarang atau jasa

MANAJEMEN INDUSTRI :
Kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan (utility)suatu barang atau jasa.
PENGERTIAN TANAH DALAM ILMU EKONOMI:
Tanah sebagai faktor produksi. Tanah menghasilkan suatu output, dan
tanahmengalami penyusutan. (Suatu saat nilai ekonomis tanah akan
habis)

PENGERTIAN TANAH DALAM PERUSAHAAN PABRIKASI:


Tanah bukan faktor produksi. Tanah adalah hanya sebagai LOKASI/
tempat didirikannya perusahaan pabrikasi. (Sehingga dalam aktivitas
bisnis, tanah hanya menjadi tempat berusaha/ tempat untuk
menjalankan aktivitas bisnis).

B. PERKEMBANGAN MANAJEMEN INDUSTRI

Adam Smith Production EconomicFactory System(1776) The Wealth of nation

- Keuntungan devision of labour

- Pekerja tambah terampil

- Waktu dihemat

- Ditemukan mesin-mesin tersepealisir

Charles Babbage : 1852 – On The Economy of Man & Management :


Proses produksi barang terdapat inefficiency dalam pemakaian mesin dan
tenagamanusia

F.W. Taylor : Time and Motion Studies, 4 Tugas pokok manufacturers:


1. Manufacturers harus mengganti methode rule of thumb dengan methode
Industrialand Product
2. Manufacturers harus memilih dan melatih pekerja
3. Manufacturers harus mengembangkan semangat kerja sama antara
buruh – pegawai– manajer - pemilik
4. Manufacturers harus mengadakan pembagian pekerjaan antara buruh
>< majikan /pemilik
USAHA-USAHA PENGEMBANGAN PRODUK:
1) PENETAPAN STRATEGI
2) RISET PASAR
3) RISET DASAR
4) RISET PRAKTIS
DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INDUSTRI DI DUKUNG OLEH :
1) SUB SISTEM INPUT
2) SUB SISTEM OUTPUT
3) SUB SISTEM PERENCANAAN
4) SUB SISTEM PENGENDALIAN
5) TEKHNOLOGI
Lingkungan Industri

PENDAHULUAN

Setiap kinerja perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang


mempengaruhinya antara lain : permintaan industri, persaingan industri, lingkungan ketenagakerjaan,
dan peraturan-peraturan baik peraturan industri maupun peraturan pemerintah..
Keempat Indikator harus dicermati dan diantisipatif kemungkinan terjadinya, karena dampak
yang ditimbulkannya akan mendorong terciptanya situasi baru yang memaksa perusahaan untuk
mengambil keputusan bisnis.
Perlu diingat bahwa setiap keputusan bisnis tidak hanya berdiri sendiri, tetapi akan berdampak
pada faktor-faktor bisnis yang terkait lainnya. Dengan demikian kinerja bisnis dapat dioptimalkan dan
ditingkatkan terus dari waktu ke waktu. Sehingga pertumbuhan bisnis dapat diciptakan secara
signifikan dan searah dengan visi dan misi perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ketersediaan Sumber tenaga kerja, tingkat persaingan dan permintaan industri yang wajar, dan
peraturan pemerintah yang kondusif merupakan harapan kebanyakan perusahaan dan tantangan untuk
dapat memenagkan persaingan di tingkat indsutri.
KHARAKTERISTIK INDUSTRI YANG MEMPENGARUHI HASIL BISNIS
( C H A R A C T E R I S T I C S T H AT I N F LU E N C E )

Industry demand Industry Competition

Characteristics That Influence

Labor Environment Regulatory

CAPAIAN PERUSAHAAN DAN PERMINTAAN INDUSTRI KONDISI


E KO N O M I ( I N D U S T RY D E M A N D )

Dipengaruhi oleh:
1. Kondisi Ekonomi
2. Kependudukan
3. Kesukaan pelanggan

CAPAIAN PERUSAHAAN DAN PERSAINGAN INDUSTRI


( I N D U S T RY C O M P E T I T I O N )

Dipengaruhi oleh:
1. Bagian pasar perusahaan
2. Tingkat persaingan
3. Keunggulan persaingan
PA N G S A PA S A R S UAT U P E R U S A H A A N ( F I R M ’ S M A R K E T S H A R E )

 Bagian Perusahaan dari total penjualan dalam industri

13% 13%
Firm A
17%
Firm B
Firm C
57% Firm D

CAPAIAN PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PEKERJA (LABOR


E N V I R O N M E N T )

Dipengaruhi oleh:
1. Biaya tenaga kerja (Cost of labor)
2. Kebutuhan ketrampilan (Skills needed)
3. Serikat kerja (Unions)

LINGKUNGANPERATURAN(REGULATORYENVIRONMENT)

Dipengaruhi oleh:
1. Peraturan Pemerintah (Government Regulation)
2. Peraturan Industri (Industry Regulation)
DAMPAK INDUSTRY PADA HASIL PERUSAHAAN EFFECTS ON A
F I R M ’ S P E R F O R M A N C E )

Industry Demand

Industry Competition Revenue

Operating Expenses
Labor Environment

Interest Expenses

Gover nment Regulations

Profits

PENGARUHKHARAKTERISTIKKUNCIKEPADAKONDISIINDUSTRI

1. Pangsa pasar suatu perusahaan. (Firm’s Market Share)


2. Fokus Perusahaan pada industri utamanya.

PERUSAHAAN DENGAN PANGSA BESAR (MARKET SHARE ) YANG


BESA R

1. Mendapatkan lebih Manfaat dari kenaikan permintaan industri.


2. Lebih Menderita akibat Penurunan permintaan industri.

PERSAINGAN KE DALAM INDUSTRI PERUSAHAAN HARUS


M E L A K U K A N D UA T U G A S :

1. Menilai pesaing.
2. Mengembangkan keunggulan kompetisi.
MENILAIPESAINGDIDALAMSUATUINDUSTRI

1. Membagi segmen berdasarkan jenis usaha (Segment by type of business).


2. Membagi segmen berdasarkan kualitas (Segment by perceived quality).

MENGEMBANGKANPERSAINGAN

1. Biaya produksi rendah (Low-cost productions)


2. Kualitas lebih baik (Better quality)
3. Difirensiasi produk (Product differentiation)
PENGERTIAN BISNIS

A. Pendahuluan
Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan 1 orang atau lebih, individu atau kelompok
dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan/laba.
Bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung dansiap rugi.
Bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang, tetapi juga reputasi, keahlian, ilmu, sahabat
dan kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Sistem Informasi Bisnis ialah: Bisnis → berasal dari kata business → busy → sibuk yang
artinya sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan atau suatu
organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya” (ilmu ekonomi).
Konteks : individu, komunitas ataupun masyarakat.

B. Pengertian dan Fungsi Bisnis


Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan
institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu
sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhanmasyarakat (bussinessis
then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society) [Huat,
T. Chwee,1990].
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan [Griffin & Ebert].
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh
individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui
penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Aspek-aspek Bisnis:
a) Kegiatan individu dan kelompok;
b) Penciptaan nilai;
c) Penciptaan barang dan jasa; dan
d) Keuntungan melalui transaksi.

Fungsi bisnis dilihat dari kepentingan mikroekonomi dan makroekonomi:


1. Fungsi Mikro Bisnis, Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung.
Pekerja/Karyawan: pekerja menginginkan gaji yang layak dari hasil kerjanyasementara
manajer menginginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukkan besarnyaomzet penjualan dan
laba.
Dewan Komisaris: memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikankegiatan akan
berjalan tercapainya tujuan.
Pemegang Saham: pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawabtertentu
terhadap perusahaan.

2. Fungsi Makro Bisnis, Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidaklangsung.
Masyarakat sekitar perusahaan: memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitarsebagai
bentuk tanggungjawab perusahaan.
Bangsa dan Negara: tanggungjawab kepada Bangsa dan Negara yang diwujudkandalam
bentuk kewajiban membayar pajak.
C. Elemen dan Sistem Bisnis
Dalam suatu bisnis dibutuhkan suatu sistem, yaitu: Modal (capital) sejumlah uang yang
digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis; Bahan-bahan (materials) yang merupakan faktor
produksi yang diperlukan dalam melaksanakan aktifitas bisnis untuk diolah menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan masyarakat; Keterampilan Manajemen (Management Skill) sistem
manajemen yang dijalankan berdasarkan prosedur dan tata kerja manajemen; dan Sumber Daya
Manusia (SDM).

Jenis Kegiatan Bisnis


1. Karakteristik Sistem Bisnis, Kompleksitas & keanekaragaman; Saling
ketergantungan; Perubahan dan inovasi.
2. Bentuk dasar kepemilikan bisnis, Perusahaan perseorangan, ComanditaireVennootschap
(CV), Persekutuan, Perseroan, dan Koperasi.

Ruang lingkup kegiatan bisnis sangat luas, akan tetapi pada dasarnya kegiatan bisnis dapat
dibagi menjadi 3 aspek, yaitu:

1. Aspek Produksi
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Dalam arti luas tersebut, produksi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

a. Produksi primer
Yang termasuk dalam produksi primer adalah kegiatan ekstraksi atau penarikan sumber
daya alam atau kegiatan yang menggunakan sumber daya yang tersedia dalamkondisi alamiah.
Contohnya:
- Pada pertambangan, orang menggali bijih dan mineral dari dalam tanah.
- Pada pertanian, orang menanam dan memanen hasil tanaman.
- Pada perikanan, orang menangkap ikan dari laut

b. Produksi sekunder
Yang termasuk dalam produksi sekunder adalah sumber daya alam atau bahanmentah
diproses dan diolah menjadi barang. Contohnya:
- Bijih besi dikonversi atau diubah menjadi pipa atau lembaran (sheet) besi baja.
- Kayu dikonversi menjadi peralatan rumah tangga.
- Kulit mentah diolah menjadi sepatu, tas, jaket, dan sebagainya.
- Bahan baku seperti katun, sutera, wol, atau serat sintetis dapat menghasilkan produk
tekstil yang selanjutnya dapat diproses lebih lanjut menjadi garmen, handuk, korden,
dan sebagainya.

c. Produksi tersier
Yang dihasilkan dari produksi tersier adalah berupa pemberian fasilitas danlayanan
(jasa) pendukung, bukannya barang-barang berwujud. Contohnya :
- Perusahaan transportasi yang mengangkut barang dari pabrik ke tempat-tempat
pengecer.
- Pedagang besar (distributor) dan pengecer menawarkan jasa distribusikepada para
konsumen.
- Jasa perbankan.
- Jasa asuransi.
- Jasa penerangan listrik.
- Jasa pos dan telekomunikasi
- Jasa profesional, seperti insinyur, akuntan, pengacara, dokter, konsultan, danlain-lain.
- Jasa transportasi umum, dan sebagainya.

2. Aspek Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemindahan barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen. Pada umumnya distribusi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Pemindahan bahan baku dari pemasok (supplier) kepada awal mula liniproduksi.
- Melibatkan penyimpanan dan penanganan bahan baku dan barang jadi.
- Pengemasan.
- Pengendalian persediaan.
- Transportasi kepada konsumen.
Sistem distribusi yang efisien berarti mampu menekan serendah-rendahnya modal yang
tertanam pada bahan mentah atau barang jadi yang belum terjual. Kebanyakan produsen yang
lebih menyukai pendistribusian secara langsung kepada konsumennya.
Tetapi pada dasarnya, pendistribusian yang berlangsung sangat tergantung pada jaringan
pedagang besar (distributor) dan pengecer (retailer) hingga sampai di tangan konsumen.

3. Aspek Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan penggunaan barang & jasa yang dibutuhkan oleh kosumen.
Kebutuhan atau pola konsumsi sesesorang dapat dipengaruhi oleh faktor yang beragam.
Contohnya: Kelompok umur.
Ketika kanak-kanak, barang yang popular adalah mainan.
Menginjak usia sekolah dan remaja, barang yang dibutuhkan adalah buku,peralatan
sekolah dan olahraga.
Ketika menginjak usia kaula muda, barang yang dibutuhkan adalah barang-
barangyang berhubungan dengan fashion.
Ketika mulai berkeluarga, barang yang dibutuhkan adalah peralatan rumahtangga.
Ketika sudah setengah baya, membutuhkan barang-barang mewah.
Ketika sudah lanjut usia, yang dibutuhkan adalah pelayanan medis dan
pemeliharaan kesehatan khusus.

Dengan melihat pola konsumsi yang beragam, produsen dapat membuat suatu
perencanaan yang lebih baik untuk menentukan bagaimana peluang diterimanya barang atau
jasa yang diproduksi tersebut oleh konsumen. Dan biasanya, produsen mempromosikan
keberadaan barang atau jasa tersebut secara luas dan khususnya kepada konsumen.
Dengan adanya aspek konsumsi ini, tingkat permintaan barang dan jasa dapat tergambar.
Daya beli atau permintaan akan meningkat, apabila konsumen memiliki penghasilan yang cukup.
JENIS-JENIS PERUSAHAAN

Badan Usaha
Perusahaan adalah kesatuan teknis yang bertujuan untuk menghasilkanbarang/jasa.
Perusahaan disebut juga sebagai pabrik atau tempat mengolah sumber-sumber ekonomi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai
tujuan, yakni mencapai keuntungan.

Badan Usaha adalah kesatuan organisasi yang terdiri dari modal dan tenaga kerja
yang bertujuan untuk mencari keuntungan atau kesatuan yuridis dan ekonomi yang bertujuan
mencari laba. Untuk mencapai tujuan, badan usaha harus mempunyai perusahaan.

Berdasarkan garis besar, badan usaha dapat digolongkan menjadi:


1) Badan Usaha Milik Negara
2) Badan Usaha Milik Swasta
3) Badan Usaha Campuran
4) Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan lapangan usahanya dibedakan menjadi:


1) Badan Usaha Ekstraktif adalah usaha yang bergerak di bidang pengambilan
kekayaan alam yang telah tersedia tanpa mengubah sifatnya. Contoh : usaha
pertambangan.
2) Badan Usaha Agraris adalah usaha yang bergerak di bidang pengolahan tanah seperti
pertanian, perkebunan, perikanan.
3) Badan Usaha Industri adalah usaha yang bergerak dalam pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi atau bahan setengah jadi. Contohnya tekstil, semen,dll.
4) Badan Usaha Perdagangan adalah usaha yang melakukan kegiatanmembeli barang
untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Contohnya supermarket, dan
minimarket, dll.
5) Badan Usaha Jasa adalah usaha yang melakukan kegiatan memberi pelayanan jasa
kepada masyarakat umum. Contohnya usaha angkot,asuransi, hotel, dll.

a. Badan Usaha Swasta


Dimiliki dan dijalankan oleh individu atau sekelompok orang yang mencari laba.
Jenisnya adalah:
1. Badan usaha perseorangan: dikelola sendiri selaku perorangan. Contohnya
pedagang kaki lima.
2. Persekutuan Firma (Fa): suatu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih
dan menjalankan usahanya menggunakan nama bersama. Tanggung jawab anggota
firma tidak terbatas. Laba yang diperoleh akan dibagi kepada seluruh anggota firma
berdasarkan besar kecilnya modal yang disertakan. Setiap anggota firma berhak
bertindak atas nama firma, sehingga bila salah seorang anggota firma melakukan
tindakan yang menimbulkan resiko, maka resiko tersebut menjadi tanggung jawab
anggota firma yang lain.Disebut tanggung jawab setia kawan. Misalnya praktek dokter
bersama.
3. Persekutuan Komanditer (CV/Commanditer Venootscaphy): yang membedakan
CV dengan Firma adalah tanggungjawabnya dan keikut serta
anggotanya. CV punya 2 jenis anggota (sekutu) yaitu anggota aktif dan anggota pasif.

Anggota Aktif adalah anggota yang bertindak sebagai pengelola perusahaan.Anggota


ini bertanggung jawab penuh. Dapat mengambil keputusan dengan cepat tanpa perlu
bertanya atau berkonsultasi dengan persero pasif.

Anggota Pasif (komanditer) berperan sebagai penanam modal CV. Tidak terlibat
dalam pengelolaan CV sehari-hari. Tidak bisa ikut campur karena terbatas menurut
modal yang disetorkannya. Jika CV bangkrut, maka kekayaan pribadi anggota aktif
digunakan untuk melunasi utang-utang perusahaan. Anggota pasif berhak menuntut
modalnya kepada anggota aktif, meskipun akan menemui kesulitan dalam menarik
modalnya kembali.

Perseroan Terbatas (PT)


Badan usaha yang berbadan hukum, didirikan oleh beberapa orang dan modalnya
terdiri dari saham-saham (surat sero). Tanggung jawab terbatas.Kekuasaan tertinggi terdapat
pada Rapat Umum Pemegang Saham. Ketentuannya 1 lembar saham memiliki 1 suara. Jika
pemegang saham tidak datang, maka hak suaranya dapat diserahkan pada orang lain yang
disebut “PROXY”. Pendirian PT harus dengan persetujuan notaris dan meminta persetujuan
kepada menteri kehakiman dan dipimpin oleh seorang Direksi (direktur).
Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze Vennootschaap (NV), yaitu suatu
persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham- saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan
perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham memiliki tanggung jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham
yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang
tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.

Perbedaan saham:
Saham biasa (common stocks)
 Dividen (pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan
banyaknyasaham yang dimiliki) dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh
laba
 Memiliki hak suara
 Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut, namunsetelah
semua kewajiban perusahaan dilunasi.

Saham Preferen (Preffered stocks)


 Memiliki hak paling dulu memperoleh dividen
 Tidak memiliki hak suara
 Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonanpengurus
 Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham, apabila
perusahaan dilikuidasi namun setelah kewajiban utang dilunasi.
 Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan,
disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT Terbuka, PT Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:
PT Terbuka menjual saham kepada masyarakat umum melalu pasar modal
(go public) dan setiap orang berhak membeli saham perusahaan tersebut.

PT Tertutup modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan
kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke umum.

PT Kosong adalah perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi
telah memiliki izin usaha dan izin lainnya.

Yayasan
Badan usaha yang dibentuk untuk menyediakan jasa di bidang sosial, pendidikan,
agama dan jasa non bisnis lainnya. Yayasan tidak mengeluarkan saham karena tidak ada
dividen yang dibayarkan, dan tidak ada yang tertarik untuk membeli atau menjual saham
yayasan. Keuntungan lain yayasan adalah bukan object pajak sehingga tidak dikenai pajak.

Koperasi
Sesuai dengan UU RI No.25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyatyang berdasarkan asas
kekeluargaan.
Peranan Badan Usaha Swasta dalam Perekonomian Indonesia
1. Membantu membuka kesempatan kerja.
2. Membantu meningkatkan atau menambah pendapatan negara.

Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 pelaku kegiatan perekonomian Indonesia adalah


pemerintah dan swasta.

a. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan
pinjaman.
b. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatan jual beli barang konsumen.
c. Koperasi produsen, yaitu koperasi yang beranggotakan para pengusaha UKM
dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk
anggotanya.
d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualanproduk
atau jasa koperasi anggotanya.
e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

Kartel
Kartel adalah kelompok produsen mandiri yang bertujuan menetapkan harga,
membatasi suplai dan kompetisi

Joint Ventura
Joint Ventura atau Perusahaan Patungan adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara
2 pihak atau lebih untuk menjalankan kegiatan ekonomi bersama. Perusahaan ini
umumnya untuk suatu proyek khusus saja dan bisa
berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya bergantung padajumlah
pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.
Bentuk-bentuk BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
1. PERJAN (perusahaan negara jawatan)
2. PERUM (Perusahaan Negara Umum)
3. PERSERO (Perusahaan Negara Perseroan)

Peran BUMN dan BUMD dalam Perekonomian


Faktor yang membuat BUMN sering rugi:
 Selain diharapkan menghasilkan keuntungan, BUMN diwajibkan melaksanakan fungsi
sosial. BUMN sering dipaksa menerapkan harga di bawah harga produksi untuk
memberi subsidi kepada masyarakat.
 Banyak BUMN yang terus menerima tambahan pekerja hanya untuk memenuhi
sasaran menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran. Hal ini bisa
mengurangi laba dan efisiensi BUMN tersebut.
 Seringkali keputusan penting diambil pleh pemerintah sehingga manajer atau
pengelola BUMN tidak bisa berbuat banyak.

BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)


Badan usaha yang diatur melalui peraturan daerah untuk memenuhikebutuhan hidup
masyarakat. Modal BUMD merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Tujuannya:
1. Ikut serta melaksanakan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya dan
pembangunan daerah pada khususnya.
2. Meningkatkan pendapatan daerah yang bersangkutan.

Kegiatan usaha BUMD satu daerah dengan lainnya berbeda, sesuai dengankebutuhan
masing-masing daerah dan disahkan oleh instansi atasannya.
Contohnya:
BUMD tingkat I disahkan oleh Menteri Dalam Negeri.
BUMD tingkat II disahkan oleh gubernur.

Kebaikan BUMD dan BUMN


 Melayani kepentingan umum
 Kelangsungan hidup terjamin
 Tidak mengalami kesulitan modal karena modal berasal dari kekayaannegara atau
daerah yang dipisahkan.
 Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah atau daerah sehinggamenimbulkan
rasa aman bagi para karyawan.
 Jika menderita kerugian, yang menanggung adalah pemerintah
 Menjalankan usaha vital yang jarang digarap oleh pihak swasta.
 Pengawasan disalurkan terhadap semua anggota organisasi secara berjenjang dan
berkesinambungan sehingga tujuan BUMN dan BUMD dapat terwujud.

Kelemahan BUMN dan BUMD


 Pegawai kurang disiplin karena banyak mendapat fasilitas negara.
 Birokrasi pemerintah yang panjang membuat BUMN dan BUMD tidak efisiendalam
melakukan tugasnya.
 Keterbatasan kemampuan dan keahlian dalam mengelola BUMN dan
BUMD sehingga sering menderita kerugian.
KONSEP SISTEM INFORMASI

SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR

1. DEFENISI MANUFAKTUR

a) Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah (raw
material) atau komponen menjadi bahan jadi atau komponen lainnya, dengan menggunakan tenaga
mesin atau tenaga manusia, yang dilakukan secara sistematis dengan cara pembagian pekerjaan.

b) Industri manufaktur juga menggambarkan manufaktur sebagai industri yang mengacu pada
fabrikasi atau assembly (perakitan) komponen menjadi produk akhir.

c) Beberapa industri yang dapat dikategorikan manufaktur misalnya industri yang memproduksi
pesawat terbang, bahan kimia, pakaian, komputer, peralatan elektronik,peralatan rumah tangga,
mesin berat, kapal, baja, dan banyak lainnya.

2. KARAKTERISTIK UMUM INDUSTRI MANUFAKTUR

Mengubah satu bentuk bahan menjadi bentuk produk lainnya, baik berupa komponen yang
diserahkan ke pihak manufaktur lain untuk dirakit.

Proses tersebut melibatkan penggunaan mesin dan tenaga manusia, dan dilakukan secara
bertahap se- hingga diperlukan perencanaan dan pengendalian agar diperoleh hasil yang optimal.

Bahan mentah atau bahan setengah jadi yang di- perlukan oleh manufaktur tersebut harus
dikelola dengan optimal agar prosesnya menjadi lebih efisien,demikian juga dengan distribusi
produknya.

3. JENIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Berdasarkan tata pengelolaan order atas produknya, terdapat beberapa jenis perusahaan
manufaktur, di- antaranyaadalah:
A. Make to Order (MTO)
B. Make to Stock (MTS)
C. Assembly to Order (ATO)
D. Engineering to Order (ETO)
E. Configure to Order (CTO)
4. SISTEM MANUFAKTUR

Menurut CIRP (The International Academy forProduction Engineering):


Serangkaian kegiatan dan operasi yang saling terkait, meliputi:
a) desain,
b) pemilihan material,
c) perencanaan,
d) produksi,
e) Penjaminan kualitas,
f) managemen dan pemasaran
Pengertian dan Fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia

A. PENGERTIAN

Saudara mahasiswa, pada Kegiatan Belajar 1 ini topik bahasan kita


adalah Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Namun sebelum
kita berbicara lebih jauh tentang fungsi MSDM, perlu kita pahami terlebih
dahulu pengertian dan fungsi MSDM, setelah itu kita akan membahas fungsi
MSDM.

1. Pengertian Fungsi
Saudara mahasiswa, kita sering mendengar atau bahkan menggunakan
istilah fungsi. Tetapi seberapa jauh kita memahami tentang arti fungsi? Apa
bedanya fungsi dengan tugas? Fungsi, menurut Poerwadarminta (2006),
berarti jabatan atau pekerjaan yang dilakukan. Contoh, jika ketua tidak ada,
wakil ketua melakukan fungsi ketua. Artinya, wakil ketua melakukan
pekerjaan yang dilakukan oleh ketua. Kalau begitu, apa bedanya dengan
tugas? Fungsi dan tugas memang tidak ada bedanya. Menurut
Poerwadarminta, tugas itu artinya sama dengan fungsi (jabatan).
Dahulu, istilah fungsi dan tugas ini sering digunakan secara bersama-
sama. Pada dokumen organisasi dan tata kerja instansi pemerintah, misalnya
sering kita jumpai istilah tugas pokok dan fungsi atau disingkat TUPOKSI.
Misalnya, tugas pokok dan fungsi fakultas. Fakultas mempunyai tugas pokok
melaksanakan pendidikan akademik, profesi, dan/ atau vokasi dalam salah
satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian
tertentu. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut fakultas memiliki fungsi
sebagai berikut.
a. Pengembangan program pendidikan, penelitian, dan abdimas.
b. Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Pembinaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan.
d. Pembinaan mahasiswa dan alumni.
f. Pemantauan dan evaluasi kegiatan fakultas.
g. Ketatausahaan fakultas.
Dengan contoh ini, lebih jelas bagi kita bahwa pada dasarnya tidak ada
perbedaan pengertian antara fungsi dengan tugas. Fungsi berarti tugas, dan
tugas berarti juga fungsi. Menjalankan fungsi berarti melaksanakan
pekerjaan, menjalankan tugas berarti juga melaksanakan pekerjaan. Baiklah,
sekarang kita beralih pada pembahasan tentang pengertian manajemen
sumber daya manusia.

2. Pengertian MSDM
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari
manajemen umum, seperti manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan
manajemen operasi. Manajemen sumber daya manusia menjadi bidang kajian
penting dalam organisasi karena permasalahan yang dihadapi organisasi
(baca: perusahaan) bukan hanya persoalan bahan mentah, alat-alat kerja dan
produksi, atau modal kerja saja, tetapi juga masalah tenaga kerja atau sumber
daya manusia yang nota bene adalah pihak yang menjalankan dan mengelola
faktor-faktor produksi sekaligus merupakan tujuan dari kegiatan produksi itu
sendiri. Mengutip pernyataan Rivai (2005), keberadaan manajemen sumber
daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur,
mengurus, dan menggunakan SDM sehingga dapat berfungsi secara
produktif, efektif, dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Kegagalan
perusahaan dalam mengelola SDM-nya dapat mengakibatkan perusahaan
gagal dalam mencapai sasaran dan tujuannya. Contoh, ketidakpedulian
perusahaan komputer Apple terhadap SDMnya telah membawa kepada
kejatuhan perusahaan tersebut pada pertengahan Tahun 1980-an. Menurut
Pfeffer (dalam Anthony, W.P., et al., 2002), dalam menghadapi tantangan
dari para pesaingnya yang semakin meningkat pada pertengahan Tahun 1980
an, perusahaan Apple Computer justru melakukan tindakan merumahkan
banyak karyawan yang sangat berbakat dan langka, sehingga menyebabkan
jatuhnya kemampuan bersaing Apple Computer akibat tidak adanya inovasi.
Baik, sekarang kita kembali kepada pembicaraan tentang definisi
manajemen sumber daya manusia. Definisi MSDM adalah pendekatan
stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi
yaitu orang-orang yang bekerja di dalam organisasi, baik secara individu
ataupun kolektif, dalam rangka memberikan sumbangan untuk mencapai
sasaran organisasi. Untuk mempermudah saudara dalam mencerna makna
definisi MSDM, pertama-tama kita dapat mulai dengan mendefinisikan
istilah manajemen. Manajemen pada umumnya didefinisikan sebagai suatu
proses pencapaian sasaran melalui pihak lain. Menurut Stoner, et al. (1996),
istilah manajemen umumnya didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari
manajer, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan bahwa manajemen
merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan, memimpin,
dan mengendalikan berbagai usaha dan semua sumber daya, termasuk
sumber daya manusia, untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Mengutip pendapat Flippo (1991), manajemen adalah pihak yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinan atas pihak lain. Lantas
pertanyaannya adalah kewenangan dan kepemimpinan dalam hal apa yang
dipergunakan oleh manajemen SDM? Mengenai hal ini terdapat berbagai
pendapat dari para ahli, tetapi secara umum kewenangan dan kepemimpinan
MSDM adalah dalam hal pengadaan tenaga kerja, pengembangan karyawan,
pemberian kompensasi, pemeliharaan karyawan, dan pemutusan hubungan
kerja. Berdasarkan pengertian ini, kita dapat merumuskan pengertian
manajemen sumber daya manusia secara lengkap sebagai berikut.
Manajemen sumber daya manusia adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan seluruh kegiatan
pengadaan tenaga kerja, pengembangan karyawan, pemberian kompensasi,
pemeliharaan karyawan, dan pemutusan hubungan kerja berdasarkan
ketentuan dan perundangan yang berlaku untuk mencapai sasaran dan tujuan
individu karyawan, perusahaan, dan masyarakat.
Saudara mahasiswa, sebenarnya masih banyak definisi-definisi MSDM
lain di samping apa yang telah kita bahas tadi meskipun secara prinsip tidak
jauh berbeda. Sebagai contoh, berikut adalah beberapa definisi MSDM dari
beberapa pakar MSDM.
Mondy, Noe, dan Premeaux (1996) secara sederhana mendefinisikan
MSDM sebagai pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
organisasional. Selanjutnya, Anthony, Kacmar, dan Perrewe (2002)
memberikan pemahaman MSDM sebagai bermacam-macam tugas berkaitan
dengan usaha untuk memiliki, melatih, mengembangkan, memotivasi,
mengorganisasi, dan memelihara karyawan perusahaan. Sedangkan menurut
Cascio (2003), setiap manajer yang bertanggung jawab terhadap sumber daya
manusia harus memperhatikan lima aktivitas yang berkaitan dengan
pengangkatan staf, usaha untuk mempertahankan karyawan, pengembangan
karyawan, usaha untuk menjaga ketaatan dan ketertiban karyawan, serta
usaha meningkatkan kemampuan organisasi.
Saudara mahasiswa, dengan memperhatikan ketiga pendapat para ahli
tentang pengertian MSDM di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa tidak ada
perbedaan yang prinsipil antara definisi MSDM dari ketiga pakar di atas
dengan definisi MSDM yang telah kita sampaikan sebelumnya.

3. Pengertian MSDM Pelayanan Publik (Public Service)


Saudara mahasiswa, sebelumnya kita telah mendefinisikan MSDM
dalam konteks organisasi bisnis (orientasi laba). Pertanyaan kita selanjutnya
adalah, bagaimana pengertian MSDM dalam konteks organisasi non profit
atau pelayanan publik (public service), seperti organisasi pemerintah? Dalam
konteks organisasi non profit pengertian MSDM pada prinsipnya tidak
berbeda dengan pengertian MSDM dalam konteks perusahaan bisnis.
Menurut Berman, E. M., et al. (2001) MSDM berkaitan dengan
pengembangan kebijakan pemanfaatan SDM dalam organisasi secara efektif.
Dengan kata lain, seluruh keputusan yang mempengaruhi hubungan antara
individu dan organisasi dapat dipandang sebagai dimensi MSDM.
Selanjutnya, Berman, E. M. menyatakan bahwa sasaran psikologis dan
produktivitas sangat penting pada hubungan individu dalam organisasi
tersebut. Artinya, performa pekerjaan harus memiliki nilai, baik bagi individu
karyawan maupun bagi organisasi.
Saudara mahasiswa, MSDM juga merupakan kekuatan yang sangat besar
yang membentuk kondisi di mana para karyawan dapat menemukan diri
mereka sendiri (Berman, E. M., et al., 2001). Dalam praktek sehari-hari,
MSDM merupakan area dimana para administrator bertanggung jawab
terhadap para karyawan. Pekerjaan yang paling penting dari seorang
administrator SDM adalah membantu organisasinya untuk mendapatkan dan
menggunakan aset terpentingnya, yaitu karyawan, seefektif mungkin mulai
dari membuat keputusan tentang bagaimana individu karyawan akan direkrut
hingga bagaimana mereka selanjutnya digaji, dilatih, dan dievaluasi, bahkan
(secara terbatas) termasuk pengembangan karier seluruh karyawan.
Saudara mahasiswa, memang diakui bahwa kewenangan mendesain
program-program baru dan persetujuan anggaran untuk program SDM ada
pada pihak eksekutif kepala (chief executive) dan pejabat legislatif, namun
dalam prakteknya yang melaksanakan perekrutan, penempatan, penggajian,
pengembangan, dan penilaian terhadap kinerja bawahan adalah administrator
SDM.
Jadi sebagaimana yang telah disampaikan pada pengertian MSDM
organisasi sebelumnya, administrator SDM lah yang mencurahkan waktu
lebih banyak dibanding administrator lainnya berkaitan dengan usaha
mengangkat, mempertahankan, dan mengembangkan karyawan serta usaha
menjaga ketaatan dan ketertiban karyawan demi meningkatkan kemampuan
organisasi. Secara singkat dapat dikatakan, MSDM adalah usaha memperoleh
dan memanfaatkan SDM organisasi seefisien dan seefektif mungkin.

B. FUNGSI DAN AKTIVITAS MANAJEMEN SUMBER


DAYA MANUSIA

Saudara mahasiswa, setelah kita mengikuti penjelasan tentang pengertian


fungsi dan manajemen sumber daya manusia maka kita akan dapat
memahami bahwa fungsi MSDM mengacu pada tugas dan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh manajemen SDM untuk mengurus dan
mengoordinasikan sumber daya manusia organisasi.

1. Prinsip-prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia


Agar tugas dan kewajiban mengurus dan mengoordinasikan sumber daya
manusia organisasi tersebut dapat berjalan efektif dan efisien, ada beberapa
prinsip pengelolaan SDM yang harus diperhatikan oleh manajer, baik
manajer organisasi bisnis maupun organisasi pelayanan publik (public
service).

a. Prinsip-prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia Organisasi Bisnis


Menurut Soetjipto (2006) ada 3 prinsip yang harus diperhatikan oleh
manajemen SDM agar tugas dan kewajiban mengurus dan mengoordinasikan
sumber daya manusia organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Pertama, pengelolaan SDM berorientasi pada layanan. Menurut Soetjipto,
prinsip ini perlu guna mencegah pengelolaan SDM secara mekanis yang
hanya akan menghasilkan output yang seragam seperti tata-cara, pedoman
kerja, dan formulir-formulir yang berkaitan dengan pengelolaan SDM.
Meskipun tata-cara, pedoman kerja, dan formulir itu diperlukan, namun hal
itu dapat menjadikan pengelolaan SDM tidak efektif dan efisien serta
penciptaan kompetensi manajerial tidak tercapai. Melalui pengelolaan SDM
yang berorientasi pada layanan, maka kekurangan-kekurangan di atas dapat
diminimalkan sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Karyawan yang puas pada gilirannya akan berusaha memuaskan kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
Kedua, pengelolaan SDM dengan memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada karyawan untuk berperan serta secara aktif dalam
pengelolaan perusahaan. Dengan prinsip ini diharapkan pekerjaan menjadi
lebih menarik sehingga mampu mendorong semangat kerja karyawan dan
memotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.
Penyempurnaan kualitas pekerjaan yang lebih baik secara terus-menerus
hanya terjadi jika karyawan secara terus-menerus pula meningkatkan
kemampuan kerjanya. Ini berarti pula ada dorongan terciptanya kompetensi
manajerial.
Prinsip terakhir adalah pengelolaan SDM yang mampu menumbuh-
kembangkan jiwa entrepreneur dalam diri setiap individu karyawan di dalam
perusahaan. Jiwa entrepreneur ini penting untuk meningkatkan kreativitas,
keahlian dan ketrampilan, serta keberanian mengambil resiko.
Saudara mahasiswa, ketiga prinsip di atas semestinya menjadi acuan
bagi manajemen SDM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
penanggung jawab utama pengelolaan SDM organisasi. Artinya, manajemen
sumber daya manusia harus mengimplementasikan ketiga prinsip tersebut
dalam melaksanakan aktivitas tugas dan fungsi MSDM.

b. Prinsip-prinsip Manajemen Sumber Daya Manusia Pelayanan Publik


(Public Service)
Saudara mahasiswa, jika Soetjipto ( 2006) menyebutkan ada tiga prinsip
yang harus diperhatikan oleh manajemen SDM pada organisasi swasta,
Berman, E. M., et al. (2001) menyebutkan tujuh prinsip Manajemen Sumber
Daya Manusia pelayanan publik yang harus disadari pertama kali oleh para
manajer pelayanan publik. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.
1) Adanya peran yang banyak (many roles) dari pelayan publik. Para
pemangku kepentingan (stakeholders) berharap para pelayan publik
melakukan banyak hal berbeda, seperti memastikan bahwa kinerja
pemerintah efektif, memberikan tanggapan terhadap kepentingan-
kepentingan politis, dan lain-lain. Seringkali pegawai kantor pelayanan
publik diharapkan menanggapi tekanan-tekanan yang saling
bertentangan secara simultan. Di sisi lain para manajer perlu
memberikan kepemimpinan untuk menciptakan rekonsiliasi antara
berbagai kepentingan yang berlainan. Contoh, pemensiunan karyawan
yang didesain untuk menyeimbangkan anggaran, secara simultan juga
ditujukan untuk faktor-faktor yang lain (melekat pada prinsip senioritas,
memenuhi ketentuan Undang-Undang Kepegawaian Negara, memenuhi
tuntutan standar kinerja, dan memelihara prinsip-prinsip etika). Hingga
saat ini efektivitas organisasional masih menjadi prioritas yang diabaikan
dan kemungkinan hal ini tidak berubah hingga beberapa tahun ke depan.
2) Masalah nilai. Kompetensi „netral‟ kantor pelayan publik sejak awal
telah ditekankan menggunakan sistem merit (merit system) yaitu pada
akhir tahun 1800-an, meskipun “netralitas” (tidak melibatkan pegawai
kantor pelayan publik dalam aktivitas politik partisan) tidak harus
memberikan kesan bahwa nilai yang dianut oleh angkatan kerja kantor
pelayan publik tidak memiliki hubungan sama sekali dengan masalah
politik partisan. Para manajer merekrut dan memberi penghargaan
kepada pegawai yang kompeten dan yang menunjukkan integritas,
karena etika sejalan dengan kinerja yang lebih tinggi dan menurunkan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hukum. Di samping itu, nilai-
nilai pada sektor publik kini sedang berubah. Tabel 1 menunjukkan
perbandingan antara nilai-nilai tradisional dengan yang lebih baru, yaitu
nilai-nilai kompetisi. Para manajer perlu menilai nilai-nilai tersebut
dalam yurisdiksi mereka dan menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka
sehingga sejalan.
3) Memahami dasar pemikiran dari suatu sistem personel. Berbagai macam
anggota angkatan kerja kantor publik tunduk pada sistem personel yang
berbeda (misal, pejabat Pusat, Daerah, Kota, kabupaten terpilih; pejabat
Pusat, Daerah, Kota, kabupaten yang ditunjuk) Masing-masing sistem
tersebut memiliki dasar pemikiran dan batas operasi yang unik. Para
manajer yang efektif sangat paham terhadap dasar pemikiran sistem
mereka dan berusaha menemukan cara untuk mengatasi keterbatasan
tersebut.
4) Alternatif-alternatif untuk pelayanan sipil. Secara historis pelayanan
publik telah dilakukan oleh pegawai pelayanan sipil (pegawai
pemerintah), namun pada akhir-akhir ini mekanisme-mekanisme
alternatif pelaksanaan pemberian layanan publik telah muncul (misal,
purchase of service agreements, privatisasi, franchise agreements,
regulatory and tax incentives). Tata kelola baru tersebut telah
memberikan dampak kepada para manajer untuk melakukan
pendefinisian ulang hubungan antara penyedia layanan, perubahan
struktur-struktur kontrol, dan pembentukan ulang peran administratif.
5) Peraturan perundangan. Sistem personel publik, proses, dan peraturan
seringkali didasarkan pada persyaratan-persyaratan legal. Kompleksitas
lingkungan legal tersebut merupakan suatu perbedaan mendasar antara
sektor publik dan swasta dan itu mempengaruhi cara bagaimana sumber
daya manusia dikelola. Contoh, persyaratan legal diadakan untuk
meminimumkan standar penyelenggaraan dan menspesialisasi misi
angkatan kerja publik. Hukum memang penting (dan batasan tanggung
jawab merupakan perhatian dari manajerial yang sah), tetapi para
manajer berkeinginan menjadi lebih dari hanya sekedar memenuhi suatu
jabatan, karena hanya sekedar patuh pada ketentuan hukum tidak
menjamin kinerja menjadi tinggi.

Tabel 1.1.
Perbandingan antara Nilai-nilai Sektor Publik
Tradisional dengan Kompetisi sebagai Titik Berat

Tradisional Baru
Nilai-Nilai Level Makro
Monopoli Kompetisi
Regulasi (organisasi untuk mengontrol) Insentif pasar (organisasi sekitar misi)
Pengurangan lawan pertumbuhan Pengembangan berkelanjutan
Penambahan program Pengubahan program

Nilai-Nilai Tentang Struktur


Pemusatan Desentralisasi
Supervisi sebagai pengendali Tidak Supervisi sebagai penolong Partisipatif
demokratis Tim kerja
Kerja individual Organisasi Organisasi landai
secara hirarki Jabatan-jabatan Jabatan multidimensi
sederhana Layanan tunggal Banyak macam layanan

Nilai-Nilai Tentang Kerja


Fokus pada pakar (dikendalikan dari dalam) Fokus pelanggan (dikendalikan dari luar)
Fokus pada tradisi Fokus pada inovasi (perubahan)
Analisis masalah Pengukuran Melihat peluang
menakutkan Protektif Pengukuran adalah suatu peluang
Kinerja Produktif
Inspeksi dan control Kemampuan
Perlindungan
Tradisional Baru
Nilai-Nilai Tentang Karyawan
Ketidaksamaan sistem Kebutuhan karyawan
Karyawan sebagai biaya Karyawan sebagai kekayaan
Fokus pada manajer Fokus pada karyawan
Penilaian/sanksi/rangking Pengembangan/belajar/pengakuan
Sumber: Berman, E. M., et al. (2001). Human Resource Management in
Public Service: Paradoxes, Processes, and Problems. London: Sage
Publications. Inc.

6) Kinerja. Manajemen sumber daya manusia berusaha mendapatkan


kontribusi pegawai secara optimal kepada organisasi melalui
kepemilikan, pengembangan, pemotivasian, dan upaya mempertahankan
sumber daya manusia. Mengelola orang memerlukan pemahaman
tentang hubungan manusia dan hal-hal yang dapat memotivasi karyawan.
Insentif berupa uang saja tidak cukup memotivasi karyawan. Para
manajer harus menyadari adanya berbagai alat yang tersedia dan tahu
cara-cara menggunakannya jika akan digunakan untuk meningkatkan
kinerja yang tinggi dari para pegawai publik.
7) Akuntabilitas publik/Akses. Perbedaan fitur lainnya dari manajemen
sumber daya manusia adalah keputusan pemerintah tunduk pada
kekuatan dan kecermatan pandangan publik. Hal ini mempengaruhi cara-
cara melakukan pekerjaan, bagaimana sumber daya manusia dikelola,
bagaimana keputusan diambil, dan bagaimana sistem dikembangkan.
Dalam sektor bisnis, keputusan selalu dibuat sendiri (misal, Undang-
Undang Kebebasan Informasi tidak diterapkan), sedangkan keputusan
sektor publik selalu ditandai oleh adanya tuntutan untuk akses publik dan
input yang lebih besar. Para pejabat harus ingat bahwa mereka
bertanggung jawab terhadap publik, meskipun mereka seringkali
menghadapi apa yang disebut oleh Thompson (dalam Berman, E. M., et
al. 2001) sebagai etika pemerintah yang paradoks (paradox of
government ethics), yaitu fokus tekanan antara tanggung jawab utama
mereka kepada seluruh penduduk bertentangan dengan pelayanan
terhadap penguasa organisasi, atau dengan suara hati kecil mereka.
2. Tujuan Manajemen SDM
Tujuan MSDM secara keseluruhan adalah untuk memastikan bahwa
organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui manusia. Seperti telah
diungkapkan oleh Ulrich dan Lake (1990), sistem MSDM dapat menjadi
sumber kapabilitas organisasi yang memungkinkan perusahaan belajar dan
memperagakan kesempatan untuk peluang baru. Secara khusus, tujuan
MSDM adalah sebagai berikut.
a. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga
kerja yang cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti
yang dibutuhkan;
b. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia -
kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka;
c. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi
prosedur perekrutan dan seleksi yang teliti, sistem kompensasi dan
insentif yang tergantung pada kinerja, dan pengembangan manajemen
serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan bisnis.(Becker et
al., 1997);
d. Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi yang
menyadari bahwa karyawan adalah stakeholder dalam organisasi yang
bernilai dan membantu mengembangkan iklim kerja sama dan
kepercayaan bersama;
e. Menciptakan iklim, diharapkan hubungan yang produktif dan harmonis
dapat dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan
karyawan;
f. Mengembangkan lingkungan, diharapkan kerjasama tim dan fleksibilitas
dapat berkembang;
g. Membantu organisasi mengembangkan dan mengadaptasikan kebutuhan
stakeholder (pemilik, lembaga, wakil pemerintah, manajemen, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas);
h. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang
mereka lakukan dan mereka capai;
i. Mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhitungkan perbedaan
individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan
aspirasi;
j. Memastikan bahwa persamaan kesempatan tersedia untuk semua;
k. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang
didasarkan pada perhatian pada karyawan, keadilan dan
transparansi;
l. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental
karyawan.

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


Saudara mahasiswa, berbicara tentang fungsi MSDM, terdapat berbagai
pendapat dari para ahli mengenai hal itu, namun antara yang satu dengan
yang lain sering kali tidak sama. Pada prinsipnya, fungsi MSDM meliputi
berbagai aktivitas yang secara signifikan mempengaruhi keseluruhan
area kerja suatu organisasi yang terdiri atas perencanaan, pengangkatan dan
pemberhentian karyawan; pengupahan dan pemberian tunjangan; penilaian
kinerja, penghargaan dan pengembangan karier; pelatihan dan
pengembangan; keselamatan dan kesehatan kerja, kepemimpinan, dan
produktivitas. Berikut akan kita bahas satu persatu fungsi MSDM sebagai
berikut.

a. Perencanaan SDM
Saudara mahasiswa, perencanaan SDM merupakan kegiatan yang sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan staf organisasi sebagai akibat dari
adanya perubahan-perubahan organisasi dalam menghadapi suatu lingkungan
bisnis yang dinamis dan kompleks. Menurut Mondy, Noe, dan Premeaux
(1996), perencanaan SDM merupakan proses pengkajian dan penelaahan
kebutuhan SDM secara sistematis untuk memastikan bahwa sejumlah
karyawan yang dibutuhkan dan sesuai dengan persyaratan keahlian yang
telah ditentukan dan tersedia pada saat diperlukan. Proses perencanaan
tersebut meliputi prakiraan kebutuhan sumber daya manusia organisasional
dan pengembangan program, demi untuk memastikan bahwa jumlah dan tipe
individu karyawan tersedia pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Dengan
kata lain bidang pekerjaan perencanaan SDM ini meliputi kegiatan
perencanaan kualitas dan kuantitas SDM.
Saudara mahasiswa, menurut Soetjipto (2006) kegiatan perencanaan
kualitas dan kuantitas SDM tersebut merupakan pekerjaan manajemen SDM
yang paling mengandung ketidakpastian karena adanya faktor peramalan
terhadap kecenderungan lingkungan bisnis yang tentu saja bergerak sangat
dinamis dari waktu ke waktu. Dalam kaitan ini, perusahaan harus mampu
melihat kecenderungan perkembangan teknologi, misalnya, yang dapat
berpengaruh langsung terhadap kualitas dan kuantitas SDM perusahaan di
masa mendatang. Agar dapat melakukan peramalan dengan baik, menurut
Soetjipto, perusahaan memerlukan apa yang disebut dengan environmental
scanning sistem, yaitu suatu sistem pemantauan situasi dan kondisi
lingkungan usaha serta penyediaan data informasi kepada manajemen SDM.
Sedangkan menurut Fisher, Schoenfeldt, dan Shaw (1990), proses
perencanaan organisasi sangat tergantung pada skenario “pengandaian” yang
melihat kebutuhan di masa mendatang dalam konteks demografi angkatan
kerja, proyeksi ekonomi, antisipasi perubahan secara teknologis, keberhasilan
program perekrutan, dan daya tahan sasaran organisasional. Termasuk dalam
proses perencanaan SDM ini adalah proses deskripsi dan analisis jabatan-
jabatan yang ada pada saat ini, juga perancangan pekerjaan (Soetjipto, 2006).
Kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan dalam kaitannya dengan perencanaan
sistem seleksi dan program pelatihan di masa mendatang. Di samping itu,
juga diperlukan dalam kaitannya memberikan jaminan bahwa sistem
penilaian kinerja dan kompensasi secara rasional di dasarkan pada tuntutan
dari suatu jabatan. Dengan demikian, aktivitas utama perencanaan sumber
daya manusia meliputi 1) penyelenggaraan analisis jabatan dan desain
pekerjaan yang digunakan untuk menentukan persyaratan khusus dari jabatan
individu di dalam organisasi; 2) memperkirakan kebutuhan sumber daya
manusia yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuannya; dan 3)
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana untuk memenuhi kedua
kebutuhan di atas.

b. Pengangkatan dan Pemberhentian Karyawan


Setelah kebutuhan sumber daya manusia ditentukan, langkah berikutnya
adalah pengisian posisi/formasi. Kegiatan pengisian posisi/formasi ini
meliputi perekrutan pelamar, screening dan seleksi terhadap pelamar, serta
penempatan atau pengisian posisi pada level-level atas melalui promosi.
Proses pengisian posisi/formasi pada masa kini merupakan fungsi
MSDM yang jauh lebih kompleks dibandingkan masa lalu (pada saat
manajemen personalia masih bersifat tradisional), yaitu ketika manajer
personalia hanya mengandalkan rekomendasi karyawan senior atau papan
lowongan kerja yang sering kali dipasang di depan kantor perusahaan.
Munculnya berbagai peraturan perundangan yang memberi peluang
sama bagi seluruh warga masyarakat (bahkan akhir-akhir ini, bagi seluruh
warga dunia) untuk mendapatkan pekerjaan. Juga semakin meningkatnya
kompleksitas posisi-posisi jabatan yang akan diisi, mengharuskan adanya
prosedur yang lebih rumit untuk mengidentifikasi dan memilih calon
karyawan yang potensial.
Proses perekrutan dan seleksi mencakup beberapa langkah sebagai
berikut. Pertama, mendefinisikan secara hati-hati posisi-posisi yang sedang
kosong dan menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk memegang
jabatan tersebut. Kedua, setelah menentukan keahlian dan kompetensi yang
dibutuhkan secara spesifik, selanjutnya manajer personalia berusaha untuk
memperoleh jumlah pelamar yang cukup dengan melalui berbagai strategi
perekrutan. Manajer SDM harus memanfaatkan prosedur yang telah
dikembangkan dan telah divalidasi secara hati-hati pada saat menyaring dan
mengevaluasi pekerjaan untuk calon karyawan. Prosedur penyaringan dan
evaluasi pekerjaan diantaranya meliputi blanko lamaran, wawancara, tes
kemampuan, dan pemeriksaan referensi.
Saudara mahasiswa, cepat atau lambat jika sudah sampai pada waktunya,
karyawan harus mengakhiri pengabdiannya kepada organisasi/perusahaan,
baik karena faktor usia, mengundurkan diri, atau meninggal. Pada saat itulah
organisasi/perusahaan harus melakukan proses pemutusan hubungan kerja
dan mengembalikan karyawan tersebut kepada masyarakat. Untuk karyawan
yang pensiun, bukan karena meninggal dunia, perusahaan bertanggungjawab
melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan peraturan
perundangan yang ada dan menjamin bahwa karyawan yang dikembalikan
kepada masyarakat tersebut berada dalam keadaan sebaik-baiknya. Dengan
demikian, aktivitas utama dalam pengangkatan dan pemberhentian karyawan
adalah: 1) merekrut sumber daya manusia organisasi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi, 2) menyeleksi dan mengangkat sumber daya
manusia untuk mengisi jabatan tertentu dalam organisasi (termasuk di
dalamnya menyelenggarakan kegiatan orientasi kerja karyawan baru), dan 3)
menyelenggarakan proses pemutusan hubungan kerja secara baik.

c. Pengupahan dan Pemberian Tunjangan


Saudara mahasiswa, berbicara tentang pengupahan, maka sistem
pengupahan yang dianggap berhasil adalah yang didasarkan pada keadilan
dan kewajaran (fairness), yaitu suatu pandangan adanya hal berikut.
1) Keseimbangan antara upah yang dibayarkan untuk pekerjaan yang
berbeda dalam satu organisasi.
2) Keseimbangan antara upah yang dibayarkan untuk jabatan yang mirip
dengan jabatan pada perusahaan pesaing.
3) Pembayaran upah yang adil dan wajar kepada karyawan yang berada di
dalam jabatan yang benar-benar sama dalam satu organisasi.

Saudara mahasiswa, meskipun diusahakan untuk adil dan wajar, pada


umumnya karyawan tidak dapat melihat bahwa mereka diperlakukan secara
adil dan wajar melalui penghargaan berupa pembayaran upah. Ini merupakan
salah satu tantangan di dalam praktik kompensasi. Tantangan lain adalah
adanya pengaruh lingkungan legal mengenai keseimbangan antara
pembayaran upah dan pekerjaan, antara upah minimum dan ketentuan
lembur, serta persyaratan program kesejahteraan seperti keamanan sosial.
Oleh karena itu hal yang menjadi sebuah permasalahan sepanjang masa bagi
pihak manajemen, serikat pekerja, dan karyawan adalah bagaimana
menyelenggarakan sistem pengupahan yang fair kepada seluruh karyawan
perusahaan. Suatu ide yang bagus jika perusahaan dapat mengadakan sistem
pemberian kompensasi yang memadai dan adil terhadap kontribusi karyawan
dalam pencapaian sasaran organisasi.
Saudara mahasiswa, istilah kompensasi atau pengupahan pada dasarnya
mencakup keseluruhan penghargaan yang diterima individu karyawan
sebagai hasil dari pekerjaan mereka. Oleh karena itu, menurut Mondy, Noe,
dan Premeaux (1996) penghargaan dapat berupa salah satu atau kombinasi
dari hal berikut.
1) Upah, yaitu uang yang diterima seorang karyawan untuk kinerja
pekerjaannya.
2) Tunjangan, yaitu tambahan penghargaan finansial selain gaji pokok,
termasuk tunjangan cuti, biaya perawatan sakit, tunjangan hari raya, dan
asuransi kesehatan.
3) Penghargaan nonfinansial, yaitu berbagai macam penghargaan
nonfinansial seperti kepuasan menjalankan pekerjaan atau kenyamanan
lingkungan kerja.

Saudara mahasiswa, walaupun kompensasi mencakup pula penghargaan


nonfinansial, namun dalam membahas kompensasi, kita hanya
mempertimbangkan kompensasi finansial, yaitu upah dan tunjangan,
sedangkan penghargaan psikis akan dibahas pada bab lain. Dengan demikian,
aktivitas utama pengupahan dan pemberian tunjangan mencakup:
1) pendesainan dan implementasi sistem kompensasi bagi semua karyawan,
2) memastikan/menjamin bahwa kompensasi adil dan wajar serta konsisten;
dan 3) pendesainan dan implementasi sistem tunjangan bagi semua
karyawan.

a. Penilaian Kinerja, Penghargaan, dan Pengembangan Karier


Saudara mahasiswa, penilaian kinerja bukan merupakan aktivitas yang
disenangi oleh banyak manajer, tetapi harus dilaksanakan agar manajer dapat
menilai sejauhmana kinerja dan sasaran organisasi dapat dicapai. Oleh
karena itu, penilaian kinerja merupakan mata rantai yang penting dalam
proses manajemen sumber daya manusia. Penilaian digunakan sebagai alat
pada saat organisasi menilai seberapa baik karyawan berkinerja sehingga
menentukan seberapa pantas penghargaan diberikan atau sebaliknya
seberapa jauh tindakan perbaikan harus dilakukan. Hal penting yang perlu
diperhatikan oleh para manajer dalam penilaian kinerja adalah penilaian
kinerja harus dilaksanakan tepat pada waktunya dan diusahakan seakurat
mungkin.
Saudara mahasiswa, peranan manajemen sumber daya manusia dalam
penilaian adalah bekerja sama dengan manajer lini (line management)
mengadakan: proses penilaian, dimensi kinerja untuk diukur, prosedur untuk
memastikan akurasi penilaian, dan menetapkan persyaratan untuk diskusi
mengenai hasil penilaian dengan karyawan. Peranan penting lain manajemen
sumber daya manusia adalah memonitor proses dan hasil penilaiannya.
Hasil logis dari proses penilaian kinerja adalah penentuan karyawan
yang paling berhak mendapatkan penghargaan. Pengalokasian penghargaan
adalah suatu aktivitas yang kompleks dan khusus. Penghargaan meliputi
kompensasi secara langsung dan kompensasi tidak langsung (program
kesejahteraan).
Pengembangan karier juga merupakan salah satu aktivitas penting
manajemen sumber daya manusia. Dari sudut organisasi, pengembangan
karier dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan masalah perpindahan
karyawan (employee turnover). Jika organisasi membantu karyawan dalam
pengembangan program karier, program tersebut memungkinkan karyawan
terikat erat dengan organisasi, sehingga karyawan berkurang keinginannya
untuk keluar. Memperhatikan karier karyawan juga dapat memperbaiki
moral, memperkuat produktivitas, dan membantu organisasi untuk lebih
efisien. Di dalam kondisi semacam itu, karyawan percaya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada mereka merupakan bagian dari
keseluruhan rencana organisasi, sehingga mereka merasa tidak sekadar
dipandang sebagai angka-angka saja. Dengan demikian, aktivitas utama
penilaian kinerja, penghargaan, dan pengembangan karier mencakup:
1) pendesainan sistem untuk penilaian kinerja karyawan secara individual;
2) pendesainan dan implementasi sistem penghargaan bagi semua karyawan;
dan 3) pemberian bantuan kepada karyawan dalam pengembangan dan
perencanaan karier.

b. Pelatihan dan Pengembangan


Sumber daya manusia pada dasarnya merupakan hal yang unik, terletak
pada potensinya untuk tumbuh dan berkembang dalam menghadapi tantangan
baru. Oleh karena itu, ketika karyawan memandang organisasi sebagai
tempat bekerja, maka kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri
menjadi penting bagi mereka. Pengembangan menurut Flippo (1991)
merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu dan tepat
untuk peningkatan prestasi kerja. Selanjutnya, menurut Mondy, Noe, dan
Premeaux (1996) pengembangan SDM membantu individu karyawan,
kelompok, dan keseluruhan organisasi menjadi lebih efektif. Pengembangan
SDM diperlukan karena karyawan, pekerjaan, dan organisasi senantiasa
berubah. Disamping itu, perbaikan secara terus-menerus dalam proses,
merupakan tugas dari organisasi agar tetap dapat berkompetisi.
Saudara mahasiswa, karyawan dapat dilatih dan dikembangkan melalui
prosedur formal atau informal. Pelatihan formal sering dikaitkan dengan
pengenalan terhadap jabatan baru atau sebagai alat untuk mengikuti
perubahan secara teknologis atau secara prosedural. Pelatihan formal dapat
dikoordinasi dan diajar oleh sumber daya manusia atau teknisi profesional
dalam organisasi tersebut, atau mengirim karyawan untuk mengikuti
pelatihan program-program yang ditawarkan oleh asosiasi-asosiasi
profesional atau universitas. Pelatihan informal berlangsung di tempat kerja
dan diadministrasikan oleh karyawan yang senior atau sejawat. Departemen
sumber daya manusia dapat memberikan kursus-kursus pelatihan bagi pelatih
dan mengkoordinasikan peluang-peluang di tempat kerja dengan perencanaan
karier karyawan dan kebutuhan sumber daya manusia yang telah di
rencanakan oleh organisasi. Dengan demikian pelatihan dan pengembangan
meliputi aktivitas-aktivitas utama seperti pendesainan dan
pengimplementasian program-program pelatihan dan pengembangan beserta
program evaluasinya.

c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepemimpinan, dan Produktivitas


Keselamatan kerja meliputi perlindungan terhadap karyawan dari cedera
yang diakibatkan oleh kecelakaan dalam bekerja. Kesehatan kerja mengacu
pada terbebasnya karyawan dari penyakit baik jasmani maupun rohani.
Menurut Mondy, Noe, dan Premeaux (1996) aspek keselamatan dan
kesehatan kerja ini penting karena karyawan yang bekerja di lingkungan yang
aman dan memiliki kesehatan badan yang prima akan lebih mungkin
menghasilkan produktivitas yang tinggi dan memberikan keuntungan dalam
jangka waktu lama kepada organisasi.
Saudara mahasiswa, di samping menyelenggarakan program
keselamatan dan kesehatan kerja, untuk meningkatkan produktivitas
organisasional perusahaan juga harus melakukan program integrasi. Integrasi
adalah usaha untuk menghasilkan rekonsiliasi atau kecocokan yang memadai
atas kepentingan-kepentingan individu karyawan, perusahaan, dan
masyarakat. Adanya tumpang tindih kepentingan antara pihak-pihak di atas
perusahaan harus mempertimbangkan perasaan dan sikap karyawan dalam
menerpakan asas-asas dan kebijaksanaan organisasi. Perusahaan harus
menegakkan kepemimpinan yang adil, memberikan motivasi yang positif,
dan turut serta dalam mengatasi berbagai konflik yang terjadi baik antar
karyawan, karyawan dengan pengusaha, dan masyarakat dengan perusahaan.
Saudara mahasiswa, akhir-akhir ini peningkatan produktivitas melalui
peningkatan intervensi yang paling populer adalah memfokuskan pada
pengembangan motivasi dan melibatkan karyawan di dalam proses
pengambilan keputusan. Sebagai contoh, banyak korporasi di Amerika
Serikat telah mengimplementasikan program siklus kualitas dan manajemen
kualitas total. Dengan demikian fungsi keselamatan dan kesehatan kerja,
kepemimpinan, dan produktivitas meliputi aktivitas-aktivitas utama seperti:
1) pendesainan dan implementasi manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja; 2) implementasi program-program motivasi karyawan; 3) penyusunan
strategi mengatasi konflik organisasional; dan 3) penghitungan tingkat
produktivitas organisasional.
Definisi Perencanaan dan PengendalianProduksi

• Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan


kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan
dapatterlaksana dengan baik.

• Perencanaan produksi : aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi,


jumlah yang
dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang
dibutuhkan.
• Pengendalian produksi : aktivitas yang menetapkan
kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam
memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan
sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.

Tujuan Utama:
• Memaksimumkan pelayanan bagi konsumen
• Meminimumkan investasi pada persediaan
• Perencanaan kapasitas
• Pengesahan produksi dan pengendalian produksi
• Persediaan dan kapasitas
• Penyimpanan dan pergerakanmaterial
• Peralatan, rOUting dan proses planning
• dll.

Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut :

• Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi


secara efisien dan efektif.

• Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan


modal seoptimal mungkin.

• Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang


luas.
• Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi
perusahaan.

Fungsi perencanaandan pengendalian produksi adalah sebagai berikut :

 Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk


sebagai fungsi dari waktu.

 Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan


ramalan permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan
tersebut jika terjadi penyimpangan.

 Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku


yang akan dibeli.

 Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.

A. Klasifikasi Sistem Manufaktur(1)

1. Tipe produksi
- Make to Stock (MTS); (tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan)
- Assemble to Order (ATO) (membuat produk hanya untuk memenuhi pesanan)
- Make to Order (MTO); (membuat produk dengan cara assembling hanya
untuk memenuhi pesanan
- Engineering to Order (ETO); (membuat produk untuk memenuhi pesanan
khusus dimulai dari perancangan produksi sampaipengiriman produk)

2. Volume produksi
- Produksi massa

a) Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi,

b) Permintaan terhadap produk yang dihasilkan tinggi,

c) Peralatan umumnya mempunyaifungsi khusus,

d) Keahlian tenaga kerja tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan
yang khusus.
- Produksi batch

a) Ukuran lot produksi adalahmedium,

b) Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk


yang diperlukan secara kontinu,

c) Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk tingkat


produksi yang tinggi.

- Produksi job shop

a) Tingkat produksi rendah

b) Peralatan mempunyaifungsi umum,

c) Keahlian yang diperlukan tenaga kerja cukup tinggi,

d) Biasanya membuat berdasarkanpesanan.

Setiap jenis sistem produksi memerlukan proses perencanaan dan


pengendalian yang berbeda. Setiap jenis sistem manufaktur mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Perencanaan dan pengendalian produksi bertujuan agar aktivitas produksi
berjalan seefektif dan seefisien mungkin. Sistem manufaktur mempunyai pengertian
yang lebih luas daripada sistem produksi.
LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI SEBUAH BISNIS

Berdasarkan tingkat pengaruh pada perusahaan maka lingkungan bisnis dapat


dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

6. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi
kinerja bisnis secara langsung. Lingkungan ini terdiri atas berikut ini.
• Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).
• Manajemen (keahlian pengelola).
• Pemegang saham (stakeholders).
• Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung).

Contoh Lingkungan Internal yaitu :


4. Tenaga kerja
5. Peralatan dan mesin
6. Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan dana)
7. Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan
• Sistem informasi dan administrasi sebagai acuan pengambilan keputusan

7. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial
mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen,
yakni berikut ini.

4. Lingkungan khusus
Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung
relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi orang-
orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi (stakeholder), seperti
konsumen, pemasok, pesaing, dan kreditor.
• Konsumen atau pelanggan merupakan kelompok potensial yang
mengonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan atau
organisasi bisnis dan juga lembaga pemerintahan maupun organisasi
nonprofit lainnya.
• Pemasok, perusahaan atau individu yang menyediakan faktor-faktor
produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk atau
jasanya. Pasokan meliputi penyediaan bahan baku/material, peralatan, input
keuangan dan tenaga kerja.
• Pesaing, meliputi semua tawaran pesaing yang nyata maupun potensial serta
substitusi yang dipertimbangkan oleh pembeli. Biasanya setiap perusahaan
mempunyai satu atau lebih pesaing. Perusahaan perlu lebih memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penawaran produk dan jasa
yang lebih baik dari pesaing.
• Kreditor, Perusahaan perlu memperhatikan kreditor atau kelompok
kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan organisasi secara
financial.

5. Lingkungan Umum
Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi,
politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang
mungkin mempengaruhi organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak
mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus, namun demikian manajer
harus memperhatikannya ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.
 Kondisi Ekonomi
Tingkat inflasi, masalah pengangguran, tingkat pertumbuhan pendapatan
nasional, keadaan neraca pembayaran, kondisi pasar saham serta fluktuasi
kurs valuta asing dan suku bunga, secara umum adalah beberapa faktor
ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam aktivitas bisnis.

 Kondisi Politik dan Hukum


Terdapatnya kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat
menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan aktivitas organisasi
bisnis di berbagai bidang.

 Kondisi Sosial Budaya


Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya
masyarakat khususnya pola dan tren pasar yang dituju. Manajer perlu
menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-
nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh saat ini tren nilai
dan selera masyarakat perkotaan adalah kembali ke alam sehingga perusahaan
perlu menyesuaikan strategi pemasarannya, misalnya dengan membuat produk
yang alami tanpa bahan pengawet.

 Kondisi Demografi
Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik
dari populasi, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis,
pendapatan, konsumsi keluarga.

 Teknologi
Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling
dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal
pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika industry ponsel
sedang berkembang pesat, kita selalu mendapat informasi adanya tawaran
produk ponsel dengan berbagai fitur dan manfaat baru dalam waktu yang
sangat cepat. Hal ini karena terkait dengan perkembangan teknologi yang
terjadi. Dahulu kita hanya mengenal ponsel digunakan untuk menelepon saja,
namun dalam waktu beberapa tahun belakangan ini dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat, kita sudah dapat menemukan ponsel dengan
tambahan fitur kamera, video kamera atau bahkan komputer.

 Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi organisasi
bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam negeri
semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari
adanya pasar global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.

Dari pembahasan lingkungan internal dan eksternal terhadap bisnis, lingkungan


bisnis memiliki dampak yang sangat besar bagi jalannya suatu bisnis tersebut. Bagi
seorang manajer hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan dan diketahui bahwa
lingkungan yang terus berubah menuntut manajemen dan organisasi untuk selalu
tanggap dan progressive. Oleh karena itu, suatu organisasi harus sadar dan
memahami betul di mana posisi lingkungannya berada agar siap dalam menghadapi
berbagai tantangan dari luar sehingga seorang manajer organisasi itu haruslah orang
yang menguasai tehknologi, informasi, dan bersedia untuk terus menerus belajar
mengahadapi situasi baru.
MANAJEMEN MUTU PROYEK

Menurut organisasi internasional untuk standarisasi, ISO, mutu didefinisikan sebagai


keseluruhan karakteristik dari suatu kesatuan yang membawa kepada kemampuan
pencapaian standar kebutuhan yang disyaratkan. Para ahli mendefinisikan mutu berdasarkan
pada Conformance to requirements (kesesuain keinginan) dan Fitness for use (cocok untuk
digunakan). Kesesuaian dengan keinginan berarti proses dan produk proyek memenuhi
spesifikasi yang disepakati. Cocok untuk digunakan berarti produk dapat digunakan seperti
yang dimaksudkan. Tim proyek harus menciptakan hubungan aktif dengan stakeholder
sepanjang pelaksanaan proyek guna memahami secara jelas kualitas yang mereka
maksudkan. Banyak gagal secara teknis karena Tim proyek hanya berfokus pada kesepakatan
yang tertulis saja, dan mengabaikan keinginan dan harapan lain dari proyek.
Manajemen mutu proyek merupakan suatu proses untuk memberikan jaminan bahwa hasil-
hasil dari suatu proyek sesuai dengan standar atau sasaran yang telah ditetapkan. Proses ini
mencakup aktivitas dari seluruh fungsi manajemen yang menunjukkan kualitas kebijakan,
tujuan, pertanggungjawaban, dan implementasi yang terdiri dari perencanaan mutu, jaminan
mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem mutu.

Proses Manajemen Mutu


Proses dalam suatu manajemen mutu proyek terdiri atas :
4. Perencanaan Mutu : mengidentifikasi standar mutu yang berkait dengan proyek dan
bagaimana cara pencapaiannya.
5. Jaminan Mutu : mengevaluasi secara periodik keseluruhan pencapaian proyek untuk
memastikan proyek tersebut sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
6. Pengendalian mutu : monitoring proyek secara khusus untuk memastikan bahwa
pelaksanaan proyek telah memenuhi standar mutu serta untuk mengidentifikasi cara
meningkatkan mutu secara keseluruhan. Proses ini sering dikaitkan dengan teknik dan
alat manajemen kualitas seperti Pareto chart, Quality control chart, Statistical sampling.

Manajemen Mutu Modern


7. Menitikberatkan pada kepuasan pelanggan/stakeholder
8. Melakukan pencegahan bukan pemeriksaan
9. Meningkatkan kualiatas proses untuk meningkatkan kualitas produk
10. Kualitas adalah tanggungjawab semua pihak
11. Manajemen berbasis pada fakta.

Beberapa konsep manajemen mutu modern dikembangkan oleh pakar-pakar manajemen


mutu seperti Deming, Juran, Crosby, Ishikawa, Taguchi, dan Feigenbaum.
Area Proses
Pengetahuan Proyek
Inisiasi Perencanaan Pelaksanaa Pengendalian Persetujuan
n
Mutu Perencanaan Mutu Jaminan Pengendalian
Mutu Mutu

1. Perencanaan Mutu
12. Salah satu kegiatan penting dalam manajemen mutu adalah merancang mutu dan
mengkomunikasikan factor-faktor penting yang secara langsung berperan untuk
memenuhi kebutuhan customer/stakeholder. Salah satu output dari perencanaan mutu
adalah tabel standar mutu. Dalam standar mutu perlu di identifikasi produk yang
dihasilkan yang akan dipertanggungjawabkan kepada stakeholder, serta kriteria atau
standar mutu dari masing-masing produk tersebut.
13. Perencanaan berdasarkan eksperimen akan membantu mengidentifikasi variabel yang
mempunyai pengaruh pada keseluruhan hasil suatu proses dalam suatu proyek. Banyak
aspek yang mempengaruhi perancangan mutu seperti fungsi, fasilitas, keluaran sistem,
pencapaian, keandalan, dan sebagainya. Hasil proyek harus berguna sesuai fungsi sesuai
dengan tujuan, memiliki fasilitas yang sesuai kesepakatan, menghasilkan output sesuai
yang direncanakan, memenuhi tingkat pencapaian minimal, dan dapat diandalkan serta
mudah dalam perawatan.

PPSI-
Contoh Perencanaan Mutu (Standar Mutu Proyek)
Proyek pengadaan Software Seleksi Penerimaan Mahasiswa Siswa
Produk Kriteria Kualitas
Software SPMB 3. Software mencakup pengelolaan pendaftaran, pengelolaan
seleksi hasil test sampai dengan pengumuman
4. Software fleksibel untuk tahun-tahun mendatang.
5. Sistem Berflatform Opensource dan multiuser upgrade 150 user.
6. Mampu diakses 50.000 pengguna internet dalam waktu
yang bersamaan dengan kecepatan minimal 2 kb/detik.

2. Jaminan Mutu
14. Jaminan mutu meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan bagaimana standar
mutu untuk suatu proyek dapat dicapai.
15. Sasaran dari jaminan mutu ini adalah adanya peningkatan mutu yang berkelanjutan.
16. Benchmarking dapat digunakan untuk menghasilkan gagasan untuk peningkatan mutu
dengan membandingkan produk/proyek sejenis sebelumnya.
17. Audit mutu adalah melakukan review secara terstruktur terhadap aktivitas manajemen
kualitas untuk membantu mengidentifikasi bagaimana cara meningkatkan pencapaian
atas proyek pada masa depan atau sekarang.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses Jaminan Mutu ini adalah,
mengidentifikasi setiap aktivitas dan output yang dihasilkan selama pelaksanaan proyek
berlangsung sebelum produk akhir selesai. Melalui proses ini maka penyimpangan-
penyimpangan yang berkontribusi terhadap gagalnya produk akhir dapat diminimalkan.
Contoh dokumen jaminan mutu ini adalah tabel standar mutu setiap produk.
Contoh Jaminan Mutu :

Proyek Pengadaan Software Seleksi Penerimaan Mahasiswa Siswa


N Aktivits Produk Standar Mutu
o
1. Identifikasi Listing Identifikasi harus 90% lengkap mencakup
Kebutuh Kebutuhan kebutuhan PT, Dikti, dan Peraturan yang
an Sistem ada.
Sistem
2. Pemyusunan Program 100% modul program selesai
Program Dilengkapi dokumen source
program
Dilengkapi dokumen database
3. Uji Program yang 100% modul program sudah teruji
Coba teruji Dilengkapi dokumen source program teruji
Dilengkapi dokumen database teruji
Progra
m

3. Pengendalian Mutu
Keluaran dari proses pengendalian mutu yang utama adalah : Keputusan Penerimaan
(Acceptance Decisions), Pengerjaan ulang, Penyesuaian proses.
Beberapa tool dan teknik dalam pengendalian mutu antara lain :
18. analisa pareto
19. statistik sampling
20. diagram kendali mutu (diagram : p, c, R, s, x dll) €Baca buku
statistika/manajemen mutu
21. Pengujian

Analisis Pareto
• Analisis Pareto mencakup identifikasi komponen-komponen dan konstribusinya
terhadap masalah kualitas dalam sebuah proyek atau sistem.
• Juga disebut aturan 80-20, artinya 80 persen masalah dikarenakan 20 persen penyebab.
• Pareto diagrams adalah histogram yang menampilkan distribusi frekuensi dan
digunakan untuk membantu identifikasi prioritas area masalah.

PPSI-
Contoh Diagram Pareto.

Dalam contoh diagram pareto ditunjukkan jumlah komplain berdasarkan kategori masalah
pada proyek Rekayasa Sistem Informasi. Bar menunjukkan jumlah komplain per kategori
dan garis menunjukkan prosentase komulatif dari komplain. Komplain yang berkaitan
dengan log-in Problem adalah sekitar 55% dari total komplain. Komplain yang disebabkan
karena Log-in problem dan Systm Locks up adalah sekitar 80% dari total komplain. Dari
diagram pareto ini manajer proyek dapat memfokuskan masalah yang memberi konstribusi
besar terhadap masalah.

Statistik Sampling
Anggota tim proyek yang bertugas pada pengendalian mutu harus memiliki pemahaman
statistik yang kuat, tetapi beberapa anggota tim hanya membutuhkan konsep dasar. Konsep
dasar tersebut mencakup Statistik sampling, faktor kepercayaan, Standard deviasi, dan
Variasi. Ukuran-ukuran tersebut yang digunakan dalam pemahaman diagram pengendalian
mutu.
Statistical sampling membahas tentang bagaimana memilih bagian dari Populasi yang
menjadi perhatian untuk diperikasa. Bagian dari populasi yang terpilih disebut Sampel.
Ukuran Sampel tergantung pada bagaimana tingkat keterwakilan anggota populasi yang
diinginkan di dalam sampel.
Ukuran Sampel = 0.25 x (faktor kepercayaan/kesalahan yang dapat diterima)2
Faktor kepercayaan merupakan besar kepastian yang diinginkan sehingga sampel tidak
termasuk variasi yang secara alami bukan menjadi bagian populasi. Tingkat kepercayaan
merupakan besar kepastian bahwa sampel mampu mewakili populasi. Keduanya saling
berpasangan.Tingkat kesalahan merupakan besar kemungkinan sampel tidak mewakili
populasi.
Tabel tingkat kepercayaan dan Faktor kepercayaan.
Tingkat Faktor
kepercayaan kepercayaan
95% 1.960
90% 1.645
80% 1.281
Konsep lain dalam statistik yang digunakan dalam pengendalian mutu adalah Standard
Deviasi(SD). Standard deviasi mengukur bagaimana variasi yang terjadi pada distribusi data.
SD yang kecil berarti data berada dalam sebuah kelompok dan perbedaan dengan nilai tengah
yang kecil. SD besar berarti data menyebar dari nilai tengah distribusi . Standar deviasi
disimbulkan dengan σ (sigma). Gambaran tentang standard deviasi diperlihatkan oleh kurva
distribusi normal. Berdasarkan gambar tersebur 68.3% populasi berada pada standard deviasi
1σ.

PPSI-9.3
Diagram Pengendalian Mutu
Diagram pengendalian adalah tampilan secara grafis dari data yang menggambarkan hasil
proses periode waktu tertentu.
• Kegunaan utama dari diagram pengendalian adalah antisifasi/menghindari lebih dini
kesalahan/kerusakan, daripada mendeteksi atau menolaknya.
• Diagram Pengendalian Mutu membantu mengetahui apakah proses dalam
pengendalian atau di luar pengendalian
• Ketika proses dalam pengendalian, beberapa variasi hasil proses disebabkan
oleh kejadian random.
• Ketika proses di luar pengendalian, variasi hasil proses disebabkan oleh
kejadian tidak random dan menyarankan proses untuk diperbaiki.

Pengujian
Banyak profesional IT memikirkan testing sebagai tahap yang mendekati akhir dari
pengembangan produk IT.
Pekerjaan pengujian dalam Software Development Life Cycle

Tipe Pengujian

PPSI-
• Pengujian Unit, menguji setiap komponen secara individual.
• Pengujian Integrasi, menguji komponen group secara fungsional.
• Pengujian Sistem , menguji sistem sebagai sebuah entity.
• Pengujian penerimaan User, menguji kinerja berdasarkan penilaian user terhadap
penerimaan sistem.
Gantt Chart rencana pengujian proyek Pengembangan sistem

Contoh Pengendalian mutu dengan pengujian mutu individual :


No Aktivits Produk Standar Mutu Hasil Tindakan
Pengujian
1. Identifika Listing Identifikasi harus 90% 80 % Penyesuai
si Kebutuh lengkap mencakup kebutuhan an proses
Kebutuh an kebutuhan PT, Dikti, dan sudah
an Sistem Peraturan yang ada. teridentifikas
Sistem i
2. Pemyusunan Program 100% modul program 100 % Diterima
Program selesai Dilengkapi modul
dokumen source program
program selesai
Dilengkapi dokumen
database
3. Uji Program 100% modul program 80% modul Penyesuai
Coba yang sudah teruji program an proses
Progra teruji Dilengkapi dokumen teruji
m source program teruji
Dilengkapi dokumen
database teruji

Upaya Peningkatan Mutu Proyek IT


Beberapa usul untuk meningkatkan mutu proyek IT meliputi :
22. Kepemimpinan yang memperhatikan/peduli akan mutu
23. Pemahaman ongkos mutu
24. Memusatkan pada faktor tempat kerja dan pengaruh organisatoris yang
mempengaruhi mutu
25. Mengikuti perkembangan model-model untuk meningkatkan mutu

Biaya Mutu
• Biaya mutu adalah biaya conformance ditambah dengan biaya nonconformance.
• Conformance adalah biaya yang dikeluarkan dalam usaha menghasilkan
produk sesuai yang diinginkan dan sesui untuk digunakan.
• Non-Conformance adalah biaya yang dikeluarkan karena kegagalan atau
kualitasnya tidak sesuai yang diharapkan.

Lima kategori biaya yang berkaitan dengan mutu


• Prevention cost: Biaya perencanaan dan pengawasan pelaksanaan sehingga
terbebas dari kesalahan atau masih dalam toleransi.
• Appraisal cost: Biaya proses evaluasi proses dan output untuk menjamin kualitas.
• Internal failure cost: Biaya untuk memperbaiki kesalahan produk sebelum sampai
konsumen.
• External failure cost: Biaya yang berhubungan dengan seluruh kesalahan produk
yang tidak terdeteksi dan dibetulkan sebelum diserhkan ke konsumen.
• Measurement and test equipment costs: Biaya kapital pengadaan peralatan yang
digunakan untuk aktivitas pencegahan dan evaluasi kualitas.

Capability Maturity Model (CMM)


CMM adalah model 5 level yang merupakan jalur peningkatan proses pengembangan
software dalam organisasi. Organisasi yang telah berada pada level lebih tinggi memberi
jaminan kualitas hasil lebih baik. Kelima level tersebut adalah :
Initial : Proses pengembangan software pada level ini terjadi secara adhoc, sedikit proses
yang terdefinisi dan kesuksesan sangat tergantug pada usaha individu.
Repeatable. Organisasi telah menetapkan dasar proses manajemen proyek sebagai pedoman
biaya, jadwal, dan fungsi untuk proyek software. Proses dibuat dengan mengulang
kesuksesan proyek serupa sebelumnya.
Defined. Pada level ini proses software mencakup manajemen dan aktivitas rekayasa
software terdokumentasi, terstandarisasi, dan terintegrasi dalam proses software standard
untuk organisasi. Semua proyek menggunakan pendekatan dan dirancang berdasarkan versi
proses standard dalam organisasi
Managed. Organisasi memiliki ukuran-ukran detail proses software dan kualitas product.
Proses software dan product secara kuantitas dipahami dan terkendali.
Optmizing. Level tertinggi dari CMM, organisasi melakukan peningkatan proses secara
berkelanjutan dengan menggunakan umpanbalik secara kuantitatif berdasarkan proses, ide
inovatif dan teknologi.

Capability Maturity Model

PPSI-

Anda mungkin juga menyukai