Anda di halaman 1dari 10

BAB I

TEORI MANAJEMEN ILMIAH

1.1. Pendahuluan
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai
detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum
bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak
mengalami dan menjumpai pandangan pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam
penerapannya. Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti,
menganalisis dan memecahkan masalah masalah yang berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu
masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa.
Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat
memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Tulisan ini juga
membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu
manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran
klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori
manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Adapun aliran pemikiran klasik
dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat
dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seorang manajer hendaklah
mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang
telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang
manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat
keputusan yang baik.

1.2. Rumusan masalah


1. Perkembangan ilmu manajemen
2. Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori manajemen ilmiah
3. Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah

1.3. Batasan masalah


Batasan masalah dalam makalah pengantar manajemen ini yaitu mengenai manajemen ilmiah, tokoh-
tokoh yang mengkontribusi tentang masalah manajemen ilmiah,serta sumbangan dan keterbatasan
manajemen ilmiah.

1.4. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengenai perkembangan ilmu manajemen
khususnya manajemen ilmiah. Dengan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik
mengenai sejarah perkembangan dan tokoh-tokoh pemrakarsa ilmu manajemen ilmiah.
Bab II
Landasan Teori

2.1. Perkembangan Ilmu Manajemen


Manajemen sulit didefinisikan karena tidak ada definisi manajemen yang diterima secara universal.
Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga
dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner
mengemukakan suatu definisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut : "Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya
organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan". Dari definisi di atas terlihat
bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni"
mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses"
adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena
semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan
kegiatan- kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Berdasarkan uraian
diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua situasi.
Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen. eberbagai masalah yang
berbeda-beda.
Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan
alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan
oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. Ilmu yang mempelajari seluruh gejala manusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap
aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta,
misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. Ilmu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari,
seni lukis, seni sastra, dan seni suara. IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada
tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya
ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. ©2003 Digitized by USU digital
library Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang
merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.

Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena
masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional

Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :


1. Manajenen ilmiah
2. Aliran klasik
3. Aliran hubungan manusiawi (Neo Klasik)
4. Aliran manajemen modern

Periode Waktu Aliran Manajemen Kontributor


1870 – 1930 Manajemen Ilmiah Frederick W. Taylor
Frank dan Lilian Gilbreth
Henry Gantt
Harington Emerson
1900 – 1940 Teori Organisasi Klasik Henry Fayol
Jame D. Mooney
Mary Parker Follett
Herbert Simon
Chester I. Banard
1930 – 1940 Hubungan Manusiawi Hawthorne Studies
Elton Mayow
Fritz Roethlisberger
Hugo Munsteberg
1940 – sekarang Manajemen Modern Abraham Maslow Chris Argyris,Douglas McGregor, Edgar Schien,
David McCleland, Robert Blake & Jane Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker dan sebagainya, serta ahli –
ahli operation research (management science )

2.2. Fungsi manajemen


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan.Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20.Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut
telah diringkas menjadi tiga, yaitu:

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik
untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

2.3. Prinsip manajemen


Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori
manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korps.

Bab III
Pembahasan

3.1. Aliran Teori Manajemen Ilmiah


Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti
Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen
ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow
Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam
bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen
Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa
seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin
(industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian
Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh
para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.[9] Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama
manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan
Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada
pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas
14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu
tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian
kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah
hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada
dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai
landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya
tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset
operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi,
sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah
dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering
disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan
(chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Teori manajemen ilmiah muncul sebagai akibat dari kebutuhan organisasi untuk meningkatkan
produktivitas. Di awal abad ke 20, terutama di Amerika Serikat, tenaga kerja terampil terasa amat
kurang. Satu-satunya cara untuk meningkatkan produktivitas adalah meningkatkan efisiensi para
pekerja. Proponen teori ini adalah Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt, Frank serta Lilian Gillbert.
Frederick W. Taylor (1856-1915) dalam Stoner (1995:34), mendasarkan filosofinya pada empat prinsip
dasar manajemen yaitu :
• Metoda terbaik untuk melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan.
• Seleksi ilmiah para pekerja dengan pemberian tanggung jawab melakukan tugas yang paling sesuai.
• Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi para pekerja.
• Kerja sama bersahabat dan secara pribadi antara manajemen dan tenaga kerja.
menerapkan keempat prinsip tersebut memerlukan revolusi mental pihak manajemen dan tenaga kerja
untuk bekerjasama meningkatkan produksi yang pada gilirannya laba akan meningkat sehingga
kesejahteraan karyawanpun membaik pula. Salah satu upaya Taylor yang paling populer adalah
mengenai studi gerak dan waktu (time motion study) pada lini produksi. Kontribusi Taylor dapat dilihat
pada lini perakitan pabrik mobil yang menghasilkan produk akhir lebih cepat dari sebelumnya. Keajaiban
peningkatan produktivitas ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmiah. Teknik efisiensi Taylor
telah diterapkan pada berbagai tugas dalam organisasi non industri seperti perusahaan jasa makanan
siap saji sampai pelatihan untuk dokter bedah.

3.2. Pendekatan kuantitatif


Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model
optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen dalam mengambil
keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil
kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk
membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order
quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap
masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika
yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis.
Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung
dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model
kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai kontribusi-kontribusi dari Frederick W.


Taylor, HenryL Gantt,Frank dan Lilian Gilbreth, dan Harrington Emerson yang akan di uraikan satu
persatu.
1. Frederick W. Taylor (1856 -1915). Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam
upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor
membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana
pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan
pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan
yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja. Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini,
beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip prinsip
dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi tingginya, untuk tingkat kesejahteraan
maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop
management (1930)", Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory Before Special
House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku
dengan judul "Scientific Management.
Sedangkan mekanisme dan teknik-teknik yang dikembangkan Taylor untuk mengembangkan prinsip-
prinsip dasar di atas, antara lain studi gerak dan waktu,pengawasan fungsional ( fungsional for
manship ), system upah per potong deferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi, pembelian dengan
spesifikasi dan standarisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja. Manfaat yang didapat dari
perkembangan teknik-teknik manajemen il;miah ini tampak pada teknik-teknik research informasi,
simulasi, otomatisasi dan sebagainya dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.

2. Henry L Gant (1861 -1919) Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan
"Gant Chart". ©2003 Digitized by USU digital library Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat
hubungan timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya
penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik.
Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan
pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini
pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).

3. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972) Suami istri ini selain
rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan
potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak
dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai
pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep
"three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,
namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam
berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan
dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian
Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha
untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti
kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian
dari pihak manajemen terhadap pekerja.

3.3. Sarana manajemen


Man dan machine, dua sarana manajemen.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan
syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men,
money, materials, machines, method, dan markets.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor
manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada
dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang
yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena
segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang
yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih
besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode
daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu,
serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab
itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

3.4. Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah


Metode-metode manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, terutama dalam peningkatan produktivitas. Teknik-teknik afisiensi manajemen, seperti studi
gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien gagasan seleksi dan
pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan
untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan
pentingnya desain kerja,mendorong manager untuk mencari “cara terbaik” pelaksanaan tugas. Jadi
manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk memecahkan masalah-
masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen
Setelah “ revolusi mental” yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul masalah-masalah
sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah kenaikan produktifitas sering tidak diikuti kenaikan
pendapatan. perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan “rasional” hanya
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phsikis, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan
sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja.
Beberapa keterbatasan ini yang menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk
melengkapi model manajemen ilmiah.

Bab IV
Penutup

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan
orang-orang untuk menentukan, Menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan
alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan
oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. Ilmu yang mempelajari seluruh gejala manusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap
aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta,
misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. Ilmu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari,
seni lukis, seni sastra, dan seni suara.
ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena
masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
1. Manajemen ilmiah
2. Aliran klasik
3. Aliran hubungan manusiawi (Neo Klasik)
4. Aliran manajemen modern
Manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Pendekatan yang dapat diambil adalah dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti
statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen
dalam mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai