Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan ilmu dan seni. Seni dalam menyelesaikan sesuatu

melalui orang lain.Manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui

orang lain, ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan

mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sebagai

suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan

prinsip-prinsip dari manajemen.

Seperti diketahui, ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu

manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata

cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah

yang berkaitan dengan manajer.

Ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Teori manajemen dari

masa ke masa selalu mengalami perkembangan (evolusi). Selain memberikan

gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu, diharapkan tulisan ini dapat

memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu

manajemen. Dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran/teori

sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran perilaku,

dan aliran perilaku yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang

1
berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Namun, dalam makalah ini

hanya menjelaskan tentang aliran/teori manajemen perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa saja konsep yang mempengaruhi perspektif manajemen perilaku?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari perspektif manajemen perilaku.

2. Untuk mengetahui konsep-konsep yang mempengaruhi perspektif

manajemen perilaku.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aliran Tingkah Laku

Aliran hubungan manusiawi timbul karena pendekatan klasik tidak

sepenuhnya menghasilkan efisiensi dalam produksi dan keselarasan kerja. Para

manager kesulitan kerena karyawan tidak selalu mengikuti pola pola perilaku

yang rasional, sehingga pembahasan sisi perilaku manusia dalam organisasi

menjadi penting.

Perspektif manajemen perilaku/pendekatan perilaku merupakan

pendekatan yang percaya bahwa jika manajer berfokus pada karyawan bukan pada

produksi mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikian,

lebih produktif. Mereka mendukung gagasan manajer harus paternalistik dan

memelihara dalam rangka membangun kelompok kerja yang produktif dan kuat.

Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari

organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari berbagai ilmu. Antara lain

yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Gerakan ilmu

perilaku menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi.

Prespektif manajemen perilaku (behavioral management perspective)

menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan

individu manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula

3
manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada

dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

Perspektif manajemen perilaku juga merupakan aliran yang menempatkan

penekanan pada sikap individu dan perilaku pada proses kelompok. Aliran ini

adalah praktik penerapan konsep psikologi terhadap tatanan industri. Aliran ini

lebih menekankan pada kebutuhan manusia, kelompok kerja, dan peran faktor

sosial dalam lingkungan kerja.

2.2 Pendapat para Ahli

Tokoh-tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain:

2.2.1 Hugo Munsterberg (1863-1916)

Munsterberg merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai

bapak psikologi industri. Bukunya yaitu psichology and industrial efficiency,

merupakan buku yang menjembatani antara managemen ilmiah dan

perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-

an. Beliau memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas yakni

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan

bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya

4
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat

psikologis untuk memaksimalkan produktivitas

c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang

paling tepat dalam mendorong karyawan.

(sumber: Pengantar Manajemen, Ridotullah 2015:25)

2.2.2 Elton Mayo (1880-1949)

Suatu gerakan yang memiliki hubungan timbal balikmanajer dan bawahan

sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan

tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan.

Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi

dorongan kerja kepada karyawan. Mayo menyatakan dalam meningkatkan

produktifitas adalah:

 Karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa manager ataupun

atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan

mereka yang dikenal dengan sebutan “Hawthrone Effect”. Teori Mayo

berpendapat bahwa manusia tidak hanya didorong oleh berbagai

kebutuhan yang dikenal dengan konsep “Complex-Marl”. Karena tidak

ada dua orang yang peris sama, oleh sebab itu seorang manager yang

efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap

5
individu yang terbaik dalam orginisasi agar dapat mempengaruhi

individu tersebut. (sumber: Pengantar Manajemen, Ridotullah,

2015:26)

2.2.3 George R Terry

Menurut mazhab ini titik vokal penting daripada tidakan manajerial adalah

kelakuan manusia apa yang dicapai, bagaimana hal tersebut dicapai dan mengapa

hal tersebut dicapai dipandang sehubungan dengan impaknya dan pengaruhnya

atas manusia yang dianggap sebagai entitas penting daripada manajemen. Topik-

topik yang dipersoalkan antara lain: hubungan manusia, motivasi, kepemimpinan,

latihan serta komunikasi. Mazhab ini merupakan perkembangan daripada

penerapan ilmu-ilmu tentang kelakuan, khususnya ilmu jiwa dan ilmu jiwa sosial

terhadap ilmu manajemen. Mazhab ini menekankan pula pengaruh vital daripada

lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan.

Hasilnya berupa penemuan-penemuan penting mengenai persoalan

kebutuhan dan motivasi manusia yang sedang bekerja, penggunaan otoritas,

pengaruh irasional pada kelakuan manusia dan hubungan-hubungan informal yang

timbul dalam sesuatu lingkungan kerja.

2.2.4 Mary Parker Follet (1868-1933)

Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan

dan manajemen berdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk

6
memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima

perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi,

bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi

haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer

2.2.5 Abraham Maslow (1908-1970)

Abraham Maslow sebagai bapak motivasi.Menerangkan konsep tentang

lima tingkat kebutuhan yang menjadi motivasi seseorang. Atau biasa di sebut

hirarki kebutuhan individu, yaitu tingkatan kebutuhan dari individu.Dikemukakan

oleh Abraham Maslow, ia menghipotesiskan bahwa di dalam diri semua manusia

ada lima jenjang kebutuhan berikut :

1. Psikologis; rasa lapar, haus,perlindungan, pakaian

2. Keamanan ; keselamatan,perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional

3. Social ; kasih saying, rasa dimiliki,diterima dengan baik, persahabatan

4. Penghargaan; harga diri, otonomi dan persepsi, status, pengakuan dan perhatian

5. Aktualisasi diri ; pertumbuhan,mencapai potensialnya, pemenuhan diri

2.2.6 Frederick Herzberg (1923-2000)

Mengembangkan konsep motivasi yang dapat disebut dengan Hygiene

Theory.Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor. Menurut teori

ini individu dikatakan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang puas dan yang tidak

puas. Motivasi dari masing-masing individu tersebut berlainan berkaitan dengan

pekerjaan dalam hidup.

7
2.2.7 Dauglas Mc Gregor (tahun 1953)

Konsep motivasi Dauglas Mc Gregor dikenal dengan teori X dan Y.

McGregor : membedakan 2 asumsi dasar alternatif mengenai manusia dan

pendekatan mereka terhadap pekerjaan. 2 asumsi tersebut memunculkan teori X

dan teori Y.

Teori X : pandangan tradisional tentang motivasi --> pekerjaan yang dibenci oleh

karyawan yang harus diberi motivasi dengan paksaan uang dan pujian.

Teori Y : pekerja/orang sudah memiliki motivasi untuk bekerja melakukan

pekerjaan dengan baik.

2.2.8 Cris Argyris dan Charles A. Lindblom (tahun 1959)

Mengemukakan tentang teori system terbuka bagi organisasi. Mendorong

organisasi sebagai system social atau system antar hubungan budaya. Bukunya

“The Science of Muddling Through” yaitu mengkritisi model rasional dari

pengembangan keputusan.

2.2.9 Mc Clelland

Mengemukakan tentang bagaimana motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh

interaksi dengan lingkungan eksternal

Teori tiga kebutuhan yaitu :

1) The need for achievement

2) The need for power

8
3) The need for affiliation

2.2.10 Stacy J. Adam

Mencetuskan equity theory (teori equitqs) . Stacey J.Adams, mencetuskan

equity theory atau teori ekuitas, dimana ekuitas ini mengacu kepada persepsi

pekerja terhadap keadaan mereka dan keadilan perlakuan bagi mereka jika

dibandingkan dengan orang lain. Menurut Adam persepsi seorang pekerja akan

berpengaruh besar pada performa mereka. Ekuitas eksternal terkait pembandingan

dengan pekerja lain di perusahaan yang lain. Ekuitas internal terkait

pembandingan dengan pekerja di dalam perusahaan sendiri.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tingkah Laku

Kelebihan: -Peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku

kelompok, ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan

pentingnya kerja bagi manusia

-Para manajer semakin peka dan terampil dalam menangani dan

berhubungan dengan para bawahannya

Kekurangan: -Terlalu umum,abstrak,dan kompleks

-Sukar bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia

yang begitu kompleks

- Sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus

dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perspektif manajemen perilaku menekankan pentingnya manajemen

dengan memperhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia disebuah

organisasi dan pentingnya manajemen melakukan perubahan dan kebiasaan

manusia didalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik. Perspektif

manajemen perilaku banyak dipengaruhi konsep-konsep yang diaplikasikan dalam

sebuah industri.

Teori manajemen yang baik dapat mendorong profesionalisme

manajemen, karena manajemen merupakan ilmu dan seni yang setiap saat

mengalami perubahan-perubahan yan fantatis. Pengetahuan akan teori/aliran

manajemen penting untuk mendasari aplikasi dalam proses manajemen.

Teori/aliran manajemen dibagi menjadi beberapa bagian, salah satunya yaitu

aliran manajemen perilaku.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Rita F;. (2003). Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. USU

Digital Library, 1-13.

Diana, Irine Sari Wijianti;. (2008). Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Press.

Handoko, H., & Dalimunthe, R. F. (2012). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Rokhayati, Isnaeni;. (2014). Perkembangan Teori Manajemen Dari Pemikiran

Scientfic Manajemen Hingga Era Modern Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, 1-20.

Sule, Ernie Tisnawati; Saefullah, Kurniawan;. (2005). Pengantar Manajemen.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Terry, George R;. (1986). Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni.

Wiludjeng, Sri;. (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winardi;. (2006). Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu Pendekatan Sistem).

Bandung: Nova.

11

Anda mungkin juga menyukai