LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan di suatu wilayah memiliki peran yang sangat signifikan
dalam mendorong perkembangan wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan menjadi
dasar atau acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan bertujuan untuk mendukung
koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah. Selain itu, perencanaan pembangunan juga bertujuan untuk menjamin keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,
pengoptimalan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan pembangunan di Indonesia terdiri dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang memuat arahan pembangunan untuk
20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang memuat
arahan pembangunan untuk 5 (lima) tahun dan rencana pembangunan tahunan nasional
dan daerah.
Sebagaimana perencanaan pembangunan di tingkat nasional, perencanaan
pembangunan di daerah juga dibagi berdasarkan jangka waktu, yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan
20 tahun. RPJPD memuat visi, misi dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada
RPJP Nasional. Untuk jangka waktu perencanaan 5 tahun terdapat Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang kemudian dijabarkan ke dalam rencana kerja
tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu
komponen penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah perencanaan
pembangunan lima tahunan yang tertuang kedalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD menjabarkan secara detail visi, misi dan program
Kepala Daerah terpilih dengan berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program pembangunan daerah disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 bahwa RPJMD ditetapkan paling lambat
6 (enam) bulan setelah pelantikan Kepala Daerah baru.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah menjadi arah baru dalam penyelenggaraan tata pemerintahan di
Indonesia dimana penyelenggaraan tata pemerintahan ditekankan untuk
mengimplementasikan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai
KOTA SEMARANG 1
produk hukum terbaru terkait desentralisasi, keberadaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah semakin memperkuat peran strategis daerah dalam
meningkatkan kontribusinya dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui
pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan usaha, perluasan akses
dan peningkatan kualitas pelayanan publik serta daya saing daerah.
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021, disusun berdasarkan Visi dan Misi
Walikota Semarang terpilih, sekaligus berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang
mengakomodasi berbagai aspirasi masyarakat yang ada dalam lingkup wilayah Kota
Semarang dan berpedoman evaluasi pelaksanaan pembangunan periode sebelumnya.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2016-2021 dilakukan secara integratif, RPJMD Kota Semarang tahun
2016-2021 merupakan penjabaran periode ke III dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 yang berkedudukan sebagai dokumen
perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 (dua puluh) tahun. Selain itu RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021 ini juga berpedoman pada dokumen perencanaan baik yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap serta mempertimbangkan kajiankajian kebijakan
yang telah dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah. RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 khususnya Nawacita, RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018, RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031, Rencana Induk Sistem
Drainase 2011-2031, dan RTRW Kota/Kabupaten lain yang bersebelahan (Kabupaten
Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang dan Kota
Salatiga).
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan
komprehensif lima tahunan, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) SKPD, yaitu dokumen perencanaan SKPD 5 (lima) tahunan
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD serta bersifat indikatif. Setiap
SKPD di Kota Semarang selanjutnya menjabarkan Renstra kedalam Rencana Kerja (Renja)
SKPD. Dalam siklus perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Kota Semarang Tahun
2016-2021 juga menjadi acuan untuk membuat Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kota Semarang. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) RKPD
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD). Dengan demikian, RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 dapat dikatakan
KOTA SEMARANG 2
sebagai pedoman bagi seluruh alur pembangunan dan berkaitan dengan seluruh
stakeholder di Kota Semarang.
KOTA SEMARANG 4
C. VISI-MISI
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, RPJMD 2016-2021 merupakan tahapan ketiga
pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang.
Sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa
tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkan merupakan cerminan
dari urgensi permasalahan yang akan diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan
lainnya. Oleh karena prioritas yang dirumuskan dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda,
akan tetapi semua itu harus tetap berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya
dalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah.
Visi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan adalah
Semarang Kota Metropolitan yang Religius, Tertib dan Berbudaya.
VISI
KOTA SEMARANG 6
RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan
periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Tema pembangunan RPJPD
periode ketiga menjadi salah satu rujukan kepala daerah dalam menyusun Visi dan Misi
Kota Semarang untuk tahun 2016-2021. Visi pembangunan daerah Kota Semarang Tahun
2016-2021 berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah sebagai
berikut:
Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Sejahtera
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan
berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan
jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang
kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan
politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk
mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern
dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan
jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui kontribusi kategori-kategori
yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB dan kontribusi kategori
Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi yang semakin
besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan
banjir dan rob yang semakin menurun.
SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota
Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan
pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang.
Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta penurunan
angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.
MISI
Untuk mewujudkan Visi SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG
HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA dirumuskan 4 (empat) misi
pembangunan daerah sebagai berikut:
KOTA SEMARANG 7
Gambar 1.2
Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang
KOTA SEMARANG 8
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah
dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang
berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor
ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap
tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat,
kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan
rumah tangga.
Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota Semarang
dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin sejahtera,
maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan
berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten
di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi diperlukan semangat baru
dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan
masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut
tertuang dalam slogan:
Bergerak Bersama Membangun Semarang
Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap yang
terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan
pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui
pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga
kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak
meninggalkan budaya dan karakter lokal.
Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman
pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka janji-janji yang telah disampaikan
pada saat kampanye merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan
Misi. Janji-janji dimaksud yang tercantum dalam RPJMD Tahun 2016-2021, selanjutnya
akan menjadi pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun dan dituangkan dalam Renstra
Perangkat Daerah dan RKPD. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sesuai dengan
visi dan misi, maka keberhasilan Kota Semarang menjadi Semarang yang Hebat dan
semakin Sejahtera secara umum terlihat pada gambar 1.3:
KOTA SEMARANG 9
Gambar 1.3
Pencapaian Semarang Hebat
Tabel 1.2
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang Tahun 2013-2015
Aset Pemerintah Kota Semarang dari kurun waktu tahun 2013 s/d tahun 2015
mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata sebesar 28,82%. Aset memberikan
KOTA SEMARANG 11
informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai pemerintah Kota Semarang yang
mampu memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah
Kota Semarang pada tahun 2015 memiliki aset total sebesar Rp 15.660.868.697.440,- atau
meningkat sebesar 107,01% dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 7.565.283.848.059,- ,
peningkatan terbesar adalah pada aset tetap yang meningkat sangat signifikan yakni
sebesar 132,48%.
KOTA SEMARANG 12
Tabel 1.3
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kota Semarang
Tahun 2010 2015
Laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kota Semarang di tahun 2010 hingga 2015
adalah 9,59%
Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7% per tahun
KOTA SEMARANG 13
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang 2016-2021
Penerimaan Pendapatan daerah sesuai dengan tren pertumbuhan rata-rata historis
dengan tidak menyertakan tahun 2010, 2011,2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal,
sehingga data historis yang digunakan adalah 3 (tiga) tahun terakhir (2013, 2014, 2015).
Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013
sampai dengan 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 10,54%, dengan Pos Pendapatan
Asli Daerah (PAD) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,37%, Pos Dana
Perimbangan rata-rata sebesar 5,05% dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah
rata-rata sebesar 12,22%.
KOTA SEMARANG 14
4) Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan potensi pendapatan
ANALISIS KERANGKA PENDANAAN
Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menegah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di
atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan.
Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah
dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama. Untuk menentukan proyeksi kapasitas kapasitas riil
keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program/ kegiatan selama 5 (lima)
tahun kedepan (2016-2021) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Semarang.
Dari Proyeksi penerimaan pendapatan, proyeksi belanja daerah serta proyeksi
pembiayaan daerah tersebut diatas, dapat dirumuskan Kerangka Pendanaan RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021.
KOTA SEMARANG 15
E. KESIMPULAN
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2016-2021, adalah penjabaran Visi, Misi, dan Program Walikota/Wakil
Walikota.
Dokumen RPJMD disusun dengan pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif
dan pendekatan politis.
Pendekatan teknokratik adalah proses persiapan penyusunan yang dilaksanakan oleh
aparatur Pemerintah Kota Semarang, top-down bottom-up yaitu metode penyusunan yang
saling berkaitan antara rancangan RPJMD dengan rancangan Rencana Strategis SKPD,
Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders yaitu
melalui proses Konsultasi Publik, Focus Group Discussion (FGD), Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Pendekatan politis, yaitu proses penetapan di dalam kerangka penetapan RPJMD sebagai
Peraturan Daerah.
Selanjutnya untuk menjamin pencapaian visi, misi, program/kegiatan yang telah
disusun, maka dari itu pelaksanaan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 menjadi
tanggung jawab bersama di antara pemerintah, stakeholders, dunia usaha, akademisi, dan
masyarakat Kota Semarang.
KOTA SEMARANG 16