Anda di halaman 1dari 16

A.

LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan di suatu wilayah memiliki peran yang sangat signifikan
dalam mendorong perkembangan wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan menjadi
dasar atau acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan bertujuan untuk mendukung
koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah. Selain itu, perencanaan pembangunan juga bertujuan untuk menjamin keterkaitan
dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,
pengoptimalan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan pembangunan di Indonesia terdiri dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang memuat arahan pembangunan untuk
20 (dua puluh) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang memuat
arahan pembangunan untuk 5 (lima) tahun dan rencana pembangunan tahunan nasional
dan daerah.
Sebagaimana perencanaan pembangunan di tingkat nasional, perencanaan
pembangunan di daerah juga dibagi berdasarkan jangka waktu, yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki jangka waktu perencanaan
20 tahun. RPJPD memuat visi, misi dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada
RPJP Nasional. Untuk jangka waktu perencanaan 5 tahun terdapat Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang kemudian dijabarkan ke dalam rencana kerja
tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu
komponen penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah perencanaan
pembangunan lima tahunan yang tertuang kedalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD menjabarkan secara detail visi, misi dan program
Kepala Daerah terpilih dengan berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program pembangunan daerah disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 bahwa RPJMD ditetapkan paling lambat
6 (enam) bulan setelah pelantikan Kepala Daerah baru.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah menjadi arah baru dalam penyelenggaraan tata pemerintahan di
Indonesia dimana penyelenggaraan tata pemerintahan ditekankan untuk
mengimplementasikan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab. Sebagai
KOTA SEMARANG 1
produk hukum terbaru terkait desentralisasi, keberadaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah semakin memperkuat peran strategis daerah dalam
meningkatkan kontribusinya dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui
pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan usaha, perluasan akses
dan peningkatan kualitas pelayanan publik serta daya saing daerah.
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021, disusun berdasarkan Visi dan Misi
Walikota Semarang terpilih, sekaligus berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang
mengakomodasi berbagai aspirasi masyarakat yang ada dalam lingkup wilayah Kota
Semarang dan berpedoman evaluasi pelaksanaan pembangunan periode sebelumnya.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2016-2021 dilakukan secara integratif, RPJMD Kota Semarang tahun
2016-2021 merupakan penjabaran periode ke III dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Semarang tahun 2005-2025 yang berkedudukan sebagai dokumen
perencanaan induk dengan wawasan waktu 20 (dua puluh) tahun. Selain itu RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021 ini juga berpedoman pada dokumen perencanaan baik yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap serta mempertimbangkan kajiankajian kebijakan
yang telah dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah. RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 khususnya Nawacita, RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018, RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031, Rencana Induk Sistem
Drainase 2011-2031, dan RTRW Kota/Kabupaten lain yang bersebelahan (Kabupaten
Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang dan Kota
Salatiga).
RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 adalah dokumen perencanaan
komprehensif lima tahunan, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) SKPD, yaitu dokumen perencanaan SKPD 5 (lima) tahunan
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD serta bersifat indikatif. Setiap
SKPD di Kota Semarang selanjutnya menjabarkan Renstra kedalam Rencana Kerja (Renja)
SKPD. Dalam siklus perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Kota Semarang Tahun
2016-2021 juga menjadi acuan untuk membuat Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kota Semarang. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) RKPD
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD). Dengan demikian, RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 dapat dikatakan

KOTA SEMARANG 2
sebagai pedoman bagi seluruh alur pembangunan dan berkaitan dengan seluruh
stakeholder di Kota Semarang.

B. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


Untuk mewujudkan konsistensi perencanaan pembangunan daerah di Kota
Semarang, penyusunan RPJMD Kota Semarang tahun 2016-2021 memiliki keterkaitan yang
erat dengan berbagai perencanaan lainnya, baik pada lingkup Kota Semarang, Provinsi
maupun Nasional. Penyusunan RPJMD Kota Semarang merupakan penjabaran atas
kebijakan pembangunan yang terdapat dalam RPJPD Kota Semarang tahun 2005-2025
untuk tahap perencanaan tahun 2016-2020. Pada tahap tersebut, RPJMD tahun 2016-2021
diprioritaskan pada pemantapan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang.
Dengan menekankan pada pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat yang
berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas,pelayanan dasar
yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas, pelayanan dasar yang makin
luas,dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan ilmu dan tekhnologi
yang makin meningkat. Dengan fokus kebijakan untuk mewujudkan sumber daya manusia
Kota Semarang yang berkualitas, mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good
governance) dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggung jawab, mewujudkan
kemandirian dan daya saing daerah, mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang
berkelanjutan, mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat
Dalam penyusunan RPJMD berkaitan dengan kewilayahan yaitu dengan
berpedoman pada RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031.Penyusunan RPJMD akan
memperhatikan dokumen RTRW yang di dalamnya berisi tentang pola pengembangan
zonasi kerwilayahan. RPJMD disusun dengan memperhatikan pembangunan yang bersifat
pemanfaatan ruang di Kota Semarang. Hal ini untuk menjadi pedoman dalam menyusun
kebijakan pembangunan untuk mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kota
Semarang berdasarkan potensi wilayahnya.
Penyusunan RPJMD juga tidak terlepas dari prioritas kebijakan pembangunan
jangka menengah Provinsi Jawa Tengah. Aspek keterkaitan dengan RPJM Provinsi Jawa
Tengah yaitu dengan melakukan penyelarasan terhadap prioritas pembangunan terutama
untuk wilayah Kota Semarang. Kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Tengah untuk lima
tahun yang akan datang dapat dilihat dalam misi pembangunnannya. Penyusunan dokumen
ini juga memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2015-2019. Penjabaran RPJMN 2015-2019
dengan memperhatikan nawa cita pembangunan merupakan agenda pembangunan
pemerintah untuk mewujudkan kondisi berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan. Agenda pembangunan kewilayahan dapat dilihat pada
KOTA SEMARANG 3
lampiran Buku III RPJMN yang berisi Agenda Pembangunan Wilayah sehingga dapat
diselaraskan dengan target-target pembangunan di RPJMD Kota Semarang dalam
penyusunnya juga memperhatikan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan
target-target pembangunan daerah, antara lain (1) Dokumen Sustainable Development
Goals (SDGs) sebagai kelanjutan dari MDGs; (2) RAD Pangan dan Gizi (PG), (3) RAD
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK); (4) Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi (PPK); (5) Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD); (6)
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); (7) Standar Pelayanan Minimal
(SPM); (8) RPJM Daerah dan RTRW Kabupaten sekitarnya.
Terlepas dari keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan di atas
RPJMD Kota Semarang menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD). Penyusunan Renstra PD ini sebagai penjabaran teknis RPJMD Kota
Semarang pada masing-masing perangkat daerah untuk lima tahun yang akan datang
berdasarkan urusan dan kewenangan yang ada dalam tugas dan fungsi PD. Masing-masing
PD menyusun dokumen
perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program
dan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Perencanaan yang ada dalam RPJMD selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan pada
Pemerintah Kota Semarang. Dalam RKPD ini secara teknis dan operasional akan memuat
prioritas sasaran pembangunan berdasakan program dan kegiatan yang menjadi acuan
dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Kota
Semarang.
Keterkaitan RPJMD Kota Semarang dengan dokumen perencanaan lainnya
selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut:

KOTA SEMARANG 4
C. VISI-MISI
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah
Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, RPJMD 2016-2021 merupakan tahapan ketiga
pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang.
Sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa
tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkan merupakan cerminan
dari urgensi permasalahan yang akan diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan
lainnya. Oleh karena prioritas yang dirumuskan dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda,
akan tetapi semua itu harus tetap berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya
dalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah.
Visi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan adalah
Semarang Kota Metropolitan yang Religius, Tertib dan Berbudaya.

KOTA METROPOLITAN, mengandung arti bahwa Kota Semarang mempunyai


sarana prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland-nya
dengan aktivitas ekonomi utama berupa perdagangan, jasa, dan industri serta didukung
sektor ekonomi lainnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Metropolitan juga
mengandung makna dapat menjamin kehidupan masyarakatnya yang aman, tentram,
lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.
RELIGIUS, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini
kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama/kepercayaan serta mengamalkannya dalam wujud
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tindakan nyata dalam
keseharian, dengan menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan
kehidupannya.
TERTIB, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar menggunakan hak
dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud kehidupan
pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti, senantiasa berpedoman pada
sistem ketentuan perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya sikap disiplin,
teratur, menghargai waktu sebagai ciri perilaku hidup masyarakat yang maju.
BERBUDAYA, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan masyarakat yang
dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, kearifan lokal, norma yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat serta diyakini sebagai nilai-nilai budi pekerti yang luhur
yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial sebagai identitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
KOTA SEMARANG 5
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa selama tahun 2005 hingga 2025 Kota
Semarang diharapkan menjadi kota yang dihuni oleh masyarakat yang senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, norma
kearifan lokal yang hidup dan berkembangan yang diyakini sebagai nilai-nilai yang luhur
yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial serta sadar menggunakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga terwujud
kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
KONDISI UMUM DAERAH KOTA
teratur, sejahtera dan didukung oleh aktivitas
SEMARANG
ekonomi utama yang berupa perdagangan, jasa, dan
Sebagai Kota Pusat Pemerintahan
industri serta ditunjang oleh standar pelayanan kota Provinsi Jawa Tengah, Kota
berskala metropolitan yang mampu melayani seluruh Semarang memiliki luas wilayah
sebesar 373,70 km2 yang
aktivitas masyarakat kota dan daerah hinterland-nya lokasinya berbatasan langsung
dengan aman, tentram, nyaman, lancar, asri, sehat dengan Kabupaten Kendal di
sebelah barat, Kabupaten
dan berkelanjutan. Semarang di sebelah selatan,
Kabupaten Demak di sebelah
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-
timur dan Laut Jawa di sebelah
Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan utara dengan panjang garis
pantai berkisar 13,6 km.
Daerah disebutkan bahwa RPJMD disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN untuk Secara administratif, Kota
Semarang terbagi atas 16
menjamin konsistensi arahan pelaksanaan wilayah Kecamatan dan 177
pembangunan. Berdasarkan ketentuan Peraturan Kelurahan. Dari jumlah tersebut,
terdapat 2 Kecamatan yang
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, Visi mempunyai wilayah terluas yaitu
Kecamatan Mijen dengan luas
dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah Dan Wakil
wilayah sebesar 57,55 Km dan
Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada Kecamatan Gunungpati dengan
luas wilayah sebesar 54,11 Km.
waktu Pemilihan Kepala Daerah. Visi dan misi
Kedua Kecamatan tersebut
pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga terletak di bagian selatan yang
merupakan wilayah perbukitan
merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden
yang sebagian besar wilayahnya
dan Wakil Presiden yang terangkum dalam kerangka masih memiliki potensi pertanian
dan perkebunan. Sementara itu
ideologi Tri Sakti dan Agenda Nasional Nawa Cita. wilayah kecamatan dengan
Selain itu, visi dan misi pembangunan Kota mempunyai luas terkecil adalah
Kecamatan Semarang Selatan
Semarang tahun 2016-2021 juga merupakan dengan luas wilayah 5,93 Km
perwujudan visi dan misi Gubernur dan Wakil dan Kecamatan Semarang
Tengah dengan luas wilayah
Gubernur Provinsi Jawa Tengah serta visi dan misi sebesar 6,14 Km.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Semarang Tahun 2005-2025.

VISI

KOTA SEMARANG 6
RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan
periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Tema pembangunan RPJPD
periode ketiga menjadi salah satu rujukan kepala daerah dalam menyusun Visi dan Misi
Kota Semarang untuk tahun 2016-2021. Visi pembangunan daerah Kota Semarang Tahun
2016-2021 berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah sebagai
berikut:
Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Sejahtera
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan
berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan
jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang
kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan
politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk
mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern
dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan
jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui kontribusi kategori-kategori
yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB dan kontribusi kategori
Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi yang semakin
besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan
banjir dan rob yang semakin menurun.
SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota
Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan
pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang.
Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta penurunan
angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.

MISI
Untuk mewujudkan Visi SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG
HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA dirumuskan 4 (empat) misi
pembangunan daerah sebagai berikut:

KOTA SEMARANG 7
Gambar 1.2
Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang

Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas


Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang
memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung tinggi
budaya asli Kota Semarang.
Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan
Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah
secara nyata, efektif, efisien dan akuntabeldengan menerapkan prinsip-prinsiptata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi
manusia.
Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan
peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi, seimbang
dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan.
Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif

KOTA SEMARANG 8
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah
dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang
berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor
ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun
internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap
tenaga kerja (Penanaman Modal Asing) yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat,
kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan
rumah tangga.

Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota Semarang
dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin sejahtera,
maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan
berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten
di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi diperlukan semangat baru
dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan
masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut
tertuang dalam slogan:
Bergerak Bersama Membangun Semarang
Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap yang
terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan
pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui
pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga
kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak
meninggalkan budaya dan karakter lokal.
Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman
pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka janji-janji yang telah disampaikan
pada saat kampanye merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan
Misi. Janji-janji dimaksud yang tercantum dalam RPJMD Tahun 2016-2021, selanjutnya
akan menjadi pedoman pembangunan selama 5 (lima) tahun dan dituangkan dalam Renstra
Perangkat Daerah dan RKPD. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sesuai dengan
visi dan misi, maka keberhasilan Kota Semarang menjadi Semarang yang Hebat dan
semakin Sejahtera secara umum terlihat pada gambar 1.3:

KOTA SEMARANG 9
Gambar 1.3
Pencapaian Semarang Hebat

D. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA


PENDANAAN KOTA SEMARANG
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencermikan
daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam konteks pembangunan, penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah akan berjalan secara optimal apabila didukung dengan kemampuan
keuangan daerah yang mencukupi kebutuhan pembangunan daerah dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Oleh karenanya, dalam rencana pembangunan daerah, analisis
pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan guna mengetahui gambaran tentang
kapasitas atau kemampuan keuangan daerah untuk mendanai atau mendukung
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli
daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka
perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun
kebijakan yang melandasi pengelolaanya.

APBD Kota Semarang


Kinerja keuangan pemerintah daerah terkait erat dengan aspek kinerja pelaksanaan
APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Penyusunan APBD bertujuan untuk menyelaraskan
KOTA SEMARANG 10
kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya
secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan
pengelolaan anggaran secara baik. Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu penyelerasan antara kebijakan
(policy), perencanaan (planning), dengan penganggaran (budgeting) antara Pemerintah
dengan pemerintah daerah.
Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi belanja (belanja
langsung dan belanja tidak langsung) pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli
Daerah (PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu
neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah kota
Semarang, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.

NERACA DAERAH KOTA SEMARANG


Analisis Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan
pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta
kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah
menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Unsur yang dicakup oleh sebuah neraca
terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Perkembangan neraca daerah Kota Semarang
tahun 2010-2015
dan rata-rata pertumbuhannya terlihat di table 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang Tahun 2013-2015

Aset Pemerintah Kota Semarang dari kurun waktu tahun 2013 s/d tahun 2015
mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata sebesar 28,82%. Aset memberikan

KOTA SEMARANG 11
informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai pemerintah Kota Semarang yang
mampu memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah
Kota Semarang pada tahun 2015 memiliki aset total sebesar Rp 15.660.868.697.440,- atau
meningkat sebesar 107,01% dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 7.565.283.848.059,- ,
peningkatan terbesar adalah pada aset tetap yang meningkat sangat signifikan yakni
sebesar 132,48%.

Kewajiban menggambarkan tentang kondisi utang pemerintah daeah dengan pihak


ketiga. Kewajiban daerah sendiri dapat dibangi menjadi 2, yakni kewajiban jangka panjang
dan kewajiban jangka pendek. Di tahun 2014, Pemerintah Kota Semarang memiliki jumlah
kewajiban yang harus dilaksanakan sebesar Rp 27.069.052.431. Angka ini meningkat 1%
dibanding kewajiban tahun 2013 sebesar Rp 27.415.290.205. Ekuitas dana adalah selisih
antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Di tahun 2014, nilai ekuitas dana
Pemerintah Kota Semarang mencapai Rp 15.147.458.705.353 dan meningkat 51% dari
tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 7.402.393.039.253.

SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) Kota Semarang


Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih
perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya,
dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur, serta
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan
anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan
daerah.

KOTA SEMARANG 12
Tabel 1.3
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Kota Semarang
Tahun 2010 2015

Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015

Analisis Proyeksi APBD Tahun 2016-2021


Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kota Semarang dalam kurun waktu 5
tahun kedepan untuk membiayai pembangunan dan memberikan pelayanan publik kepada
masyarakat secara optimal, dirumuskan dengan mempertimbangkan data realisasi
penerimaan pendapatan daerah tahun sebelumnya, serta data-data yang mempengaruhi
penerimaan pendapatan daerah, antara lain:

a) Indikator ekonomi makro, mencakup:

Laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kota Semarang di tahun 2010 hingga 2015
adalah 9,59%

Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7% per tahun

Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar


6,11% per tahun.

b) Kebijakan di bidang keuangan negara

Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016-2021


dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi penerimaan pendapatan daerah
tahun 2010-2015, serta mempertimbangan komponen pos penerimaan pendapatan
yang bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat.

KOTA SEMARANG 13
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang 2016-2021
Penerimaan Pendapatan daerah sesuai dengan tren pertumbuhan rata-rata historis
dengan tidak menyertakan tahun 2010, 2011,2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal,
sehingga data historis yang digunakan adalah 3 (tiga) tahun terakhir (2013, 2014, 2015).
Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013
sampai dengan 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 10,54%, dengan Pos Pendapatan
Asli Daerah (PAD) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,37%, Pos Dana
Perimbangan rata-rata sebesar 5,05% dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah
rata-rata sebesar 12,22%.

Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang 2016-2021


Analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan guna mendapatkan gambaran
mengenai kondisi belanja daerah Kota Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan guna
membiayai belanja langsung atau belanja program untuk RPJMD. Proyeksi Belanja
dirumuskan berdasarkan Tren Pertumbuhan Historis Realisasi Belanja tahun 2010-2015
serta proporsi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Proyeksi Belanja daerah Kota
Semarang Tahun 2016-2021 rata-rata akan meningkat sebesar 7,50% per tahun, dengan
perincian Belanja tidak langsung rata-rata sebesar 4,65% per tahun dan Belanja Langsung
rata-rata sebesar 9,19% per tahun.

Proyeksi Pembiayaan Daerah


Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan
anggaran. Hasil analisis dapat digunakan untuk menghitung kapasitas penerimaan
pembiayaan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan. Analisis dilakukan
berdasarkan data dan informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil
perhitungan anggaran dimasa yang akan datang, yakni:
1) Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan rata-rata pertumbuhan
kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan
sertakegiatan lanjutan;
2) Asumsi indikator makro ekonomi
Laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kota Semarang di tahun 2010 hingga 2015
adalah 9,59%
Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7% per tahun
Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar
6,11% per tahun
3) Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah

KOTA SEMARANG 14
4) Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan potensi pendapatan
ANALISIS KERANGKA PENDANAAN
Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menegah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di
atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan.
Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah
dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama. Untuk menentukan proyeksi kapasitas kapasitas riil
keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program/ kegiatan selama 5 (lima)
tahun kedepan (2016-2021) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Semarang.
Dari Proyeksi penerimaan pendapatan, proyeksi belanja daerah serta proyeksi
pembiayaan daerah tersebut diatas, dapat dirumuskan Kerangka Pendanaan RPJMD Kota
Semarang Tahun 2016-2021.

KOTA SEMARANG 15
E. KESIMPULAN
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Semarang Tahun 2016-2021, adalah penjabaran Visi, Misi, dan Program Walikota/Wakil
Walikota.
Dokumen RPJMD disusun dengan pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif
dan pendekatan politis.
Pendekatan teknokratik adalah proses persiapan penyusunan yang dilaksanakan oleh
aparatur Pemerintah Kota Semarang, top-down bottom-up yaitu metode penyusunan yang
saling berkaitan antara rancangan RPJMD dengan rancangan Rencana Strategis SKPD,
Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders yaitu
melalui proses Konsultasi Publik, Focus Group Discussion (FGD), Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Pendekatan politis, yaitu proses penetapan di dalam kerangka penetapan RPJMD sebagai
Peraturan Daerah.
Selanjutnya untuk menjamin pencapaian visi, misi, program/kegiatan yang telah
disusun, maka dari itu pelaksanaan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 menjadi
tanggung jawab bersama di antara pemerintah, stakeholders, dunia usaha, akademisi, dan
masyarakat Kota Semarang.

KOTA SEMARANG 16

Anda mungkin juga menyukai