Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konsekuensi ekonomi dari pandemi covid 19 tidak dapat diprediksi.


Berdasarkan laporan media baru-baru ini, rupiah berada di bawah tekanan dalam
beberapa hari terakhir, dan perdagangan di pasar spot rendah di tengah volatilitas global
dan suntikan likuiditas dari bank sentral. Para ahli berpendapat bahwa efeknya akan
bertahan selama berbulan-bulan. Maka telah tiba saatnya untuk memikirkan “strategi
baru” dalam perekonomian Indonesia khususnya untuk meningkatkan keuangan
keluarga. Covid 19 Panademic telah memberikan tantangan baru yang perlu disikapi
dengan bijak untuk mengambil peluang bisnis bagi peningkatan ekonomi.

Di Indonesia, kami masih berkonsentrasi pada ekspor tradisional seperti teh,


karet, kelapa dengan pakaian jadi dan sesuatu yang 'out of the box' diperlukan untuk
bersaing di pasar dunia - meskipun akan memanfaatkan sumber daya dalam kapasitas
penuh. Makalah ini berfokus pada bagaimana konsep 'ekonomi kreatif' dapat digunakan
sebagai strategi baru untuk meningkatkan keuangan keluarga guna mencapai
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan selama wabah Covid 19.

Konsep 'ekonomi kreatif' merupakan perkembangan baru bagi negara-negara


Barat maupun dalam perdagangan dunia. Lebih baik membahas ekonomi kreatif dengan
Nollywood. Munculnya 'Nollywood' sangat luar biasa dan menjadi gambaran dunia
dalam waktu 20 tahun. Menurut PwC.co, “Industri Film Nigeria (Nollywood) secara
global diakui sebagai produser film terbesar kedua di dunia. Industri ini merupakan
bagian penting dari Sektor Seni, Hiburan dan Rekreasi yang memberikan kontribusi
2,3% (NGN 239 miliar) untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Nigeria pada tahun 2016.
Ini adalah salah satu sektor prioritas yang diidentifikasi dalam Pemulihan Ekonomi dan
Rencana Pertumbuhan Pemerintah Federal Nigeria dengan rencana pendapatan ekspor $
1 miliar pada tahun 2020.

1
Kami harus mempelajari kisah sukses 'Nollywood' untuk melihat apakah kami
dapat menerapkannya ke sector ekonomi kreatif Negara kita bahkan untuk
meningkatkan keungan keluarga.

Jenis-jenis sumber penghasilan dari ekonomi kreatif sangat beragam. Banyak


masyarakat yang belum mengetahui hal ini. Terlebih lagi para tulang punggung
keluarga yang belum mampu meningkatkan keuangan keluarga selama masa pandemic
covid 19 dengan bijak. Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja strategi ekonomi kreatif dalam meningkatkan keuangan


keluarga?
2. Bagaimana strategi ekonomi kreatif meningkatkan keuangan keluarga?
3. 1.3 Identifikasi Masalah

1.4 Pembatasan Masalah


Mengingat banyaknya permasalahan yang akan dibahas serta keterbatasan
kemampuan, tenaga, waktu, dan fasilitas maka penulis membatasi masalah dalam
makalah ini. Adapun yang dibahas dalam makalah ini adalah strategi ekonomi
kreatif dalam meningkatkan keuangan keluarga.

1.5 Tujuan Makalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi ekonomi kreatif


dalam meningkatkan keuangan keluarga.

2
1.6 Manfaat Makalah

Adapun manfaat makalah ini adalah :

 Bagi penulis
1. Memenuhi tugas test 1 mata kuliah Bahasa Inggris tentang Creativity in Improving
Family’s Financial during Covid 19 pandemic yang diberikan oleh Ibu Heddy
Lumban Toruan.
2. Memperkaya ilmu dan keterampilan yang dimiliki penulis dalam menulis makalah.

 Bagi pembaca

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca terkait dengan


ekonomi kreatif dalam meningkatkan keuangan keluarga selama masa pandemic covid
19.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang


mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan
dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini biasanya
akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif

3
setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi
informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi.

John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People Make


Money from Ideas pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Howkins
menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada
tahun 1997, Amerika Serikat menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) senilai 414 miliar dolar yang menjadikan HKI sebagai barang ekspor
nomor satu di Amerika Serikat.

John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai the creation of value as


a result of idea.[3] Dalam sebuah wawancara bersama Donna Ghelfi dari World
Intellectual Property Organization (WIPO), Howkins menjelaskan ekonomi kreatif
sebagai "kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan
berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus
dilakukan untuk kemajuan."

United Nations Conference on Trade and Development mendefinisikan ekonomi


kreatif "An evolving concept based on creative assets potentially generating economic
growth and development."

Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) mendefisinikan ekonomi


kreatif sebagai Creative Industries as those industries which have their origin in
individual creativity, skill & talent, and which have a potential for wealth and job
creation through the generation and exploitation of intellectual property and content.[4]

Dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015,


ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi
pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi
dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia
sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya."

Karakteristik Ekonomi Kreatif

4
Tercatat beberapa hal yang menjadi karakteristik dari ekonomi kreatif:

 Diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri


kreatif, yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang
merupakan prasyarat mendasar.
 Berbasis pada ide atau gagasan.
 Pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha.
 Konsep yang dibangun bersifat relatif.

Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Dimulai pada tahun 2006 di mana Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono menginstruksikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Proses pengembangan ini diwujudkan pertama kali dengan pembentukan Indonesian
Design Power oleh Departemen Perdagangan untuk membantu pengembangan ekonomi
kreatif di Indonesia.[7] Pada tahun 2007 dilakukan peluncuran Studi Pemetaan
Kontribusi Industri Kreatif Indonesia 2007 pada Trade Expo Indonesia.

Pada tahun 2008, dilakukan peluncuran Cetak Biru Pengembangan Ekonomi


Kreatif Indonesia 2025 dan Cetak Biru Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif
Indonesia. Selain itu, dilakukan pencanangan tahun Indonesia Kreatif 2009.

Untuk mewujudkan Indonesia Kreatif, tahun 2009 diadakan Pekan Produk


Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif yang berlangsung setiap tahunnya.

2.1.2 Strategi

 Pengertian Strategi

Secara etimologi kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa


Yunani, stratēgos. Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer'
pada zaman demokrasi Athena.

5
Menurut Wikipedia strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas
dalam kurun waktu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik
untuk mencapai tujuan secara efektif.

Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit


dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali
mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan
Misi, walaupun strategi biasanya lebih terkait dengan jangka pendek dan jangka
panjang.

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan


keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada
awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian
berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi
bisnis, olahraga (misalnya sepak
bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi.

 Strategi Bisnis

Strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di


dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara bersaingnya.
Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebainya didasarkan atas
analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael Porter. Pendekatan Porter
didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:

1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa


kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi
semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam
suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang dijual atau
mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik maka harga pokok

6
perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan harga jual produk. Jika harga jual
produk naik maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan
menurun. Begitu pula jika pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas
produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan
konsumen.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk
dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini
berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan.
Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas (harganya tidak
mencerminkan yang sepantasnya) maka pembeli (konsumen) tidak akan membeli
produk perusahaan.
4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai
manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk
dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang
yang berpenghasilan rendah akan tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi
dari keadaan sebenarnya.
5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras
mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan
objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang
dapat memikat hati konsumen maka perusahaan akan dapat memenangkan
persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai
dari memberikan fasilitas khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga
murah atau diskon.

1.3 Keuangan Keluarga


Masalah utama sebuah keluarga yang selalu ada biasanya seputar keuangan.
Bisa karena kekurangan uang, kelebihan uang, atau karena bingung bagaimana
mengatur uang bagi orang yang penghasilannya pas-pasan, sedangkan kebutuhan selalu
melebihi pemasukan.

7
Namun muara dari itu semua, kata kuncinya adalah bagaimana mengatur
keuangan keluarga atau pribadi dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya. Karena
masalah mengatur keuangan tidak memandang orang miskin, menengah atau kaya.
Karena gololongan manapun bisa mengatur keuangan keluarganya. Jika telah
bisa mengelola keuangan keluarganya maka bisa dapat dikatakan 50 persen mereka
sudah sukses dan berhasil dalam hal finansialnya.
Mengelola keuangan keluarga dengan baik merupakan salah satu kunci
kesuksesan keluarga. Pengelolaan keuangan keluarga atau rumah tangga ini lebih rumit
dibandingkan mengelola keuangan pribadi karena melibatkan banyak orang yaitu suami,
istri dan anak-anak.
Jika pengelolaan keuangan rumah tangga ini berjalan dengan benar, maka
beruntunglah anggota keluarga. Namun, apabila salah dalam mengelola keuangan,
bersiap siaplah untuk mengalami masalah keuangan hingga akhir bulan.

Siapapun yang bertanggungjawab mengelola keuangan keluarga, apakah istri


atau suami, dia bertugas mengatur pengeluaran, mulai dari dana operasional hingga
cicilan kartu kredit, uang sekolah anak, liburan, bantuan sosial atau agama, hingga jajan
di luar rumah. 'Bendahara' keluarga ini didorong untuk lebih kreatif dan hati-hati dalam
soal ini, karena keberlangsungan rumah tangga tergantung dari pintarnya mereka
mengatur uang.

Management Keuangan Keluarga adalah “Seni pengelolaan keuangan yang


dilakukan oleh individu atau keluarga melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang
efesien, efektif dan bermanfaat, sehingga keluarga tersebut menjadi keluarga yang
sejahtera dan keluarga sakinah.

Pengelolaan atau management keuangan keluarga merupakan keharusan yang


tidak bisa di tawar lagi, karena memanagemeni pengelolaan keuangan keluarga
memiliki implikasi yang lebih luas sebab yang terlibat bukan hanya diri sendiri, tetapi
istri/suami, anak-anak bahkan mungkin orang tua dan mertua.

8
Menurut Rhenald Kasali, persoalan keuangan bukan hanya urusan kaum ibu saja
yang sehari-hari di percaya menjadi “mentri keuangan” sekaligus “mentri dalam
negeri”.

Suami sebagai kepala rumah tangga , pemberi dan teman kehidupan harus sama-
sama mengerti bagaimana mengelola uangnya agar tidak masuk perangkap “hidup hari
ini” (dalam Elvyn G. Masassya, Jakarta, 2004, xvii). Oleh sebab itu dalam pengelolaan
keuangan keluarga perlu “keterbukaan” diantara suami dan istri, agar masing-masing
individu tidak saling menyalahkan atau curiga, dan masing-masing harus saling percaya
mempercayai dan disiplin.

Manajemen merupakan suatu seni maka setiap individu atau keluarga


mempunyai seni masing-masing dalam mengelola keuangan keluarga. Akan tetapi pada
dasarnya kegiatan manajemen meliputi kegiatan POAC, yaitu

 Planning: Planning adalah sebuah proses untuk mempresentasikan tujuan


keluarga dan menciptakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
 Organizing : Organizing adalah proses untuk memastikan bahwa penyusunan
telah sesuai dengan tujuan sumber daya dan lingkungan.
  Actuating : Actuating adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka upaya
agar seluruh perencanaan dan tujuan dari keluarga dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
 Controlling: controlling adalah proses untuk mengendalikan keluarga untuk
mempertahankan kondisi keuangan.

Merencanakan keuangan merupakan hal yang penting, terutama bagi keluarga


guna mencapai keluarga sejahtera. Disisi lain banyak orang yang tidak memiliki target
yang pasti, termasuk dalam perencanaan keuangan dalam upaya mensejahterakan diri
dan keluarganya, sedangkan setiap orang memerlukan target yang jelas untuk
membantu meningkatkan kesejahterakan keluarga, dengan cara melakukan perencanaan
keuangan.

9
Mengatur keuangan keluarga penting, karena keuangan keluarga secara kuantitas
dan kualitas dapat bermanfaat bagi keluarga secara maksimal untuk mencapai keluarga
yang sejahtera yaitu tercukupi secara materiil dan spiritual, dan semua anggota keluarga
bisa mengembangkan potensi sesuai dengan bakat, kemampuan masing masing.

Mengatur keuangan keluarga berarti mengelola semua pendapatan atau


penerimaan baik penerimaan rutin (continue) maupun penerimaan insidentil
(intermeten) dan pengeluaran rutin (continue) dan pengeluaran insedentil (intermeten).

Pengguanaan/pengeluaran uang/dana tidak boleh melebihi dari penerimaan


uang, sumber dana bisa menggunakan hutang, tetapi awas hutang bisa menjadi dewa
penyelamat tetapi bisa menjadi malapetaka.

Ketika terdapat kelebihan dana bisa dilakukan dengan menginvestasikan atau di


kapai sebagai mendepositokan diri untuk masa yang akan datang atau masa pensiun,
tetapi awas dan berhati-hati dengan “investasi bodong”.

Manajemen keuangan keluarga yang baik, ketika penggunaan dana harus


disesuaikan dengan semua sumber dana yang ada secara seimbang sesuai rencanan dan
pemanfaatan, antara realisasi dan target seyogyanya sesuai dan realistis, dan secara
periodik perlu melakukan perenungan dan introspeksi terhadap keuangan keluarga, hal
ini semua akan berdampak pada, yang akhirnya dapat mencapai keluarga sejahtera yang
menjadi dambaan semua orang/keluarga.

Ada 6 cara mengatur keuangan rumah tangga agar pendapatan dan pengeluaran
seimbang, bahkan bisa menabung atau investasi untuk masa depan. Cara tersebut antara
lain:

 Kalkulasi seluruh pendapatan

Langkah awal mengatur keuangan rumah tangga adalah menjumlah seluruh pendapatan
yang diperoleh, baik dari gaji bulanan, upah lembur, penghasilan tambahan, sampai
imbal hasil investasi. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar dana yang dapat

10
dialokasikan untuk masing-masing kebutuhan, yakni kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier.

 Susun rencana pengeluaran prioritas dalam sebulanSetelah mengkalkulasi


pendapatan, tuliskan rencana pengeluaran rumah tangga dari mulai yang terpenting
alias prioritas. Mulai dari pengeluaran makan dan minum, transportasi, membayar
tagihan listrik, air, sewa rumah, cicilan utang atau kartu kredit, dan biaya rutin lain.
 Alokasikan untuk tabungan, asuransi, dan investasi

Sisihkan 25-30 persen dari total pendapatan untuk tabungan, asuransi, dan investasi.
Misalnya 10 persen untuk tabungan, 5 persen untuk membayar premi asuransi
kesehatan, dan 15 persen untuk investasi.

Ketiganya mempunyai manfaat masing-masing. Tabungan bisa digunakan untuk


membeli rumah, membayar keperluan tak terduga, dan lainnya. Sementara kesehatan
terlindungi asuransi, dan investasi bermanfaat untuk memutar, sehingga tidak habis
begitu saja. Bahkan banyak orang memilih investasi untuk menggandakan uang.

Jika anda seorang pemula, pilih investasi modal kecil, risiko rendah, tapi keuntungan
maksimal, seperti investasi emas, reksa dana. Sekarang juga ada pendanaan fintech peer
to peer lending (p2p).

 Siapkan dana cadangan 

Kebutuhan yang satu ini juga tak kalah penting. Alokasikan anggaran untuk dana
cadangan atau dana darurat. Dana cadangan ini digunakan untuk keperluan mendesak.
Dana cadangan sifatnya bebas, artinya Anda bisa menyisihkan berapa pun untuk pos ini.

Dalam hal ini, Anda perlu komitmen tak akan mengusik dana cadangan bila tidak ada
keperluan mendesak sampai akhir bulan. Kecuali Anda mau menggunakan dana ini
untuk investasi.

 Bedakan kebutuhan dan keinginan

11
Jika sudah mengalokasikan uang untuk pos-pos anggaran penting di atas, dan ternyata
masih ada sisa uang, baru deh alokasikan dana untuk kebutuhan sekunder (pendukung)
dan tersier (mewah), seperti belanja baju, kosmetik, sepatu, jalan-jalan, beli ponsel, atau
pengeluaran lain.

Tapi ingat harus melihat kebutuhan. Kalau memang sedang butuh sepatu baru, karena
yang lama sudah rusak, baru deh belanja. Jangan sampai lapar mata, kalap belanja
karena keinginan sesaat.

 Jaga Rasio Utang

Agar keuangan tetap stabil, tidak morat marit, jaga rasio utang Anda. Usahakan tidak
lebih 30 persen dari penghasilan utama Anda. Karena jika lebih dari itu, maka
pendapatan Anda sebulan hanya habis untuk membayar cicilan utang. Atau Anda
terpaksa untuk memangkas anggaran pos lain supaya ‘selamat’ dari tumpukan utang.
Oleh karena itu, bukan cuma jalankan hidup sehat, tapi juga menjaga rasio utang tetap
sehat maksimal 30 persen.

2.1.4 Pandemi Covid 19

1.  Pengertian Pandemi Covid 19


Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus 2019
di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama
SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 17 September
2020, lebih dari 29.864.555 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 210 negara dan
wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 940.651 orang meninggal dunia dan
lebih dari 20.317.519 orang sembuh.

12
Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui
percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat
dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat
menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah
seseorang. Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki
gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode
waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi
dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam,
batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan
akut berat. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini.
Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif. Langkah-
langkah pencegahan yang direkomendasikan di antaranya mencuci tangan, menutup
mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri untuk
orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi.

Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona termasuk pembatasan


perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan acara, serta
penutupan fasilitas. Upaya ini termasuk karantina Hubei, karantina nasional di Italia dan
di tempat lain di Eropa, serta pemberlakuan jam malam di Tiongkok dan Korea Selatan,
berbagai penutupan perbatasan negara atau pembatasan penumpang yang masuk,
penapisan di bandara dan stasiun kereta, serta informasi perjalanan mengenai daerah
dengan transmisi lokal. Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional atau
lokal di lebih dari 124 negara dan memengaruhi lebih dari 1,2 miliar siswa.

Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan atau


pembatalan acara olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan
persediaan barang yang mendorong pembelian panik. tentang virus telah menyebar
secara daring, dan telah terjadi insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang
Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau Asia Tenggara lainnya.

2.  Pandemi Covid 19 di Indonesia

13
Pandemi COVID-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit
koronavirus 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus
positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020,
ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada tanggal
9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Timur dan
Jawa Barat sebagai provinsi paling terpapar virus corona di Indonesia.
Sampai tanggal 28 Oktober 2020, Indonesia telah melaporkan 400.483 kasus
positif menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina. Dalam
hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan
13.612 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang
dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala COVID-19 akut
yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 325.793 orang telah
sembuh, menyisakan 61.078 kasus yang sedang dirawat.
Pemerintah Indonesia telah menguji 2.805.313 orang dari total 269 juta
penduduk, yang berarti hanya sekitar 10.405 orang per satu juta penduduk. Sebagai
tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Sebagian wilayah tersebut telah mengakhiri masa PSBB dan
mulai menerapkan kenormalan baru.
Kasus positif yang pertama kali dikonfirmasi pada bulan Maret bukanlah orang
Indonesia pertama yang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Pada bulan Januari, seorang
pembantu rumah tangga Indonesia di Singapura tertular virus dari majikannya.Kematian
pertama akibat COVID-19 di Indonesia terjadi pada 11 Maret 2020. Walaupun
demikian, seorang karyawan Telkom meninggal dunia pada 3 Maret dan baru
dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Maret, sekaligus menulari istri dan anaknya.

Pemerintah Indonesia melarang semua penerbangan dari dan ke Daratan


Tiongkok sejak 5 Februari. Pemerintah juga berhenti memberikan visa dan visa
kedatangan bagi warga negara Tiongkok. Orang-orang yang tinggal atau telah tinggal di
Daratan Tiongkok selama 14 hari terakhir dilarang memasuki atau transit di Indonesia.
Penduduk Indonesia tidak dianjurkan bepergian ke Tiongkok.

14
Pada 6 Maret, pemerintah menerbitkan lima protokol utama yang berkaitan
dengan COVID-19, yaitu protokol kesehatan, protokol komunikasi, protokol
pengawasan perbatasan, protokol area institusi pendidikan, serta protokol area publik
dan transportasi.

Mulai 8 Maret, pembatasan perjalanan diperluas hingga Korea Selatan, Italia,


dan Iran; pendatang dari ketiga negara tersebut harus memiliki sertifikat kesehatan yang
valid. Meskipun wisatawan dari Korea Selatan dibatasi, Indonesia masih mengizinkan
penerbangan dari negara tersebut. Alat pemindai suhu tubuh disiapkan di setidaknya
135 gerbang di bandara dan pelabuhan serta lebih dari 100 rumah sakit disiapkan
dengan ruang isolasi. Mulai tanggal 4 Maret, MRT Jakarta juga memindai suhu
penumpang yang memasuki stasiun dan tidak memberikan akses pada orang-orang yang
memiliki demam tinggi. Setelah korban pertama meninggal, pemerintah Indonesia
mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mendeteksi kasus impor di
bandara, melakukan penelusuran kontak, dan juga riwayat lokasi untuk setiap kasus.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Keuangan Keluarga selama Pandemi Covid 19

Pandemi COVID-19 akan berdampak dari berbagai sektor kehidupan seperti


ekonomi, sosial, termasuk juga keuangan keluarga. Survei oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, mengungkapkan lebih dari
50 % rumah tangga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemic covid 19. Sebagian
rumah tangga baik pekerja dan usaha tetap beraktivitas seperti biasa. Namun rumah
tangga usaha paling terkena dampak pandemic covid 19 karena usahanya tidak berjalan
dengan baik bahkan tidak menghasilkan laba serta terbatasnya ruang konsumsi. Rumah
tangga pekerja dengan kelas pendapatan kurang dari Rp 3.000.000 paling bedampak

15
dalam penurunan pendapatan yang diakibatkan oleh pemotongan upah dan gaji bahkan
adanya pemutusan hubungan kerja.

Sebagian besar rumah tangga usaha dan pekerja merasa mengalami kesulitan
keuangan selama pandemic covid 19. Hal ini terjadi karena rumah tangga usaha dan
pekerja kurang mampu mengelola keuangan keluarga dalam membiayai kebutuhan
pangan (makanan), nonpangan (pakaian, produk kebersihan, dll), tagihan ( sekolah,
listrik, air, dll) dan cicilan (KPR, kartu kredit, dll).

Menurut Tri Nuke Pudjiastuti “Rumah Tangga adalah unit analisis yang tidak bias
diabaikan mengingat Negara ini bisa mempunyai daya tahan yang tinggi ketika rumah
tangganya tidak bisa bertahan secara baik.” Sehingga survei oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan (LIPI) terhadap 1.548 responden di 32 provinsi, memberikan rekomendasi
kebijakan sebagai berikut:

1. Memfasilitasi rumah tangga dengan pendapatan tetap dan stabil untuk


memiliki keinginan konsumsi.
2. Memperhatikan skema keuangan negara yang lebih fleksibel.
3. Medorong aktivitas masyarakat tetap menerapkan protocol kesehatan.
4. Menghindari bias informasi yang mengakibatkan pesimisme atas aktivitas
ekonomi.
5. Memperkuat solidaritas social.
6. Mempertimbangkan variasi dan fleksibilitas peningkatan pendapatan rumah
tangga usaha.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penyebaran virus Corona (COVID-


19) telah memperlambat perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Karena itu, Jokowi
mengeluarkan sejumlah kebijakan bantuan sosial untuk meringankan beban masyarakat
di masa pandemic covid 19 diantaranya:

1. Memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas rencana


belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD

16
2. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan ulang
anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi
kesehatan dan ekonomi.
3. Pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan bahan pokok,
diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat
lapisan bawah.
4. Program Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan harus
diikuti dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu
menjaga jarak aman satu sama lain.
5. Pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu
sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan
menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi
tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun.
6. Mempercepat impelemntasi kartu pra-kerja guna mengantisipasi pekerja yang
terkena PHK, pekerja kehilangan penghasilan, dan penugusaha mikro yang
kehilangan pasar dan omzetnya. Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan Rp 10
triliun untuk kartu pra kerja.
7. Membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh wajib
pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan
mencapai Rp 8,6 triliun.
8. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10 miliar
untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa
penurunuan bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan
industri keuangan non bank.
9. Masyarakat berpenghasilan rendah yang melakukan kredit kepemilikan rumah
(KPR) bersubsidi, akan diberikan stimulus. Pemerintah memberikan subsidi bunga
hingga masa angsuran 10 tahun. Jika bunga di atas 5 persen, maka selisih bunga
dibayar pemerintah. Selain itu, ada juga bantuan pemberian subsidi uang muka bagi
kredit rumah bersubsidi, dengan alokasi anggaran yang disiapkan mencapai Rp 1,5
triliun.

17
5.1.1 Deskripsi Umum Ekonomi Kreatif sebagai Strategi Baru untuk
Meningkatkan Keuangan Keluarga Selama Pandemi Covid 19

Pada dasarnya Ekonomi Kreatif adalah upaya strategis untuk meningkatkan


keuangan keluarga bahkan keuangan negara. Karena dengan adanya konsep ekonomi
kreatif, sisi industrialisasi bisa dikembangkan ke arah industry kreatif. Industri kreatif
merupakan industry yang menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian
dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan pekerjaan dan
peningkatan kualitas hidup.

Sampai dengan saat ini, Pemerintah Indonesia sendiri telah mengidentifikasi


lingkup ekonomi kreatif yang patut digeluti oleh rumah tangga usaha dan pekerja untuk
meningkatkan keuangan keluarga selama masa pandemic covid 19. Adapun lingkup
ekonomi kreatif mencakup 14 subsektor, antara lain:

1. Aplikasi dan pengembangan permainan: Semakin meningkatnya penetrasi


smartphone di Nusantara membuat industri pengembangan aplikasi dan
permainan menjadi semakin meningkat. Namun, pada sektor ini masih sedikit
peminatnya.
2. Arsitektur: sektor ini mempunyai peranan yang penting dalam memajukan
kebudayaan dan pembangunan. Arsitektur juga bisa menunjukkan kekayaan
budaya Indonesia.
3. Desain Produk: Hasil dari sektor desain produk sering Anda jumpai. dengan
menggabungkan antara estetika dan fungsi, sehingga suatu produk bisa
mempunyai nilai tambah di masyarakat.
4. Fashion: subsektor ini berjalan sangat dinamis. Setiap tahun, tren fashion terus
bermunculan dan berubah. Hal ini dikarenakan inovasi dan produktivitas
desainer yang cukup tinggi. Di tingkat global, fashion Indonesia cukup
menunjukkan peningkatan daya saing yang signifikan.

18
5. Desain Interior: Dalam dua dekade terakhir, desain interior menunjukkan
perkembangan yang pesat. Penggunaan jasa desain interior semakin meningkat
untuk hotel dan perkantoran.
6. Desain Komunikasi Visual: Dikenal dengan sebutan DKV, sektor ini
mempelajari tentang konsep komunikasi serta memanfaatkan elemen visual
sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan. Sektor ini mempunyai peranan
penting untuk mendukung pertumbuhan merek, bisnis swasta, dan bahkan
program dari pemerintah.
7. Seni pertunjukan: Indonesia memiliki kekayaan seni yang luar biasa. Sehingga,
subsektor ini memiliki perkembangan yang cukup pesat.
8. Kriya: merupakan kerajinan dengan bahan kayu, kulit, kaca, keramik, dan
sebagainya. Seni kriya masuk ke pasar domestik dan tak jarang juga masuk ke
kancah internasional.
9. Kuliner: Tidak hanya fashion saja yang memiliki perkembangan paling dinamis.
Ada juga subsektor kuliner yang menyumbang kontribusi hingga mencapai 30%
dari total sektor pariwisata serta ekonomi kreatif.
10. Penerbitan: Industri penerbitan juga memiliki peran yang besar untuk
membangun kekuatan intelektual bangsa. Meskipun pangsa pasarnya tidak
sebesar subsektor lainnya, tapi potensinya tidak kalah besar.
11. Musik: Industri musik sangat dinamis di Indonesia. Perkembangannya bisa
Anda lihat dari banyaknya platform penjualan musik digital yang murah dan
mudah serta bisa mengurangi pembajakan.
12. Seni Rupa: perkembangan seni rupa di Indonesia cukup baik. Buktinya bisa
Anda lihat pada pameran seni rupa yang secara rutin diselenggarakan yakni
Jakarta Biennale, Jogja Biennale, dan masih banyak lagi.
13. Televisi dan Radio: meski arus informasi digital semakin tak terbendung, tapi
televisi dan radio tetap eksis hingga saat ini. Bahkan peranan dua industri ini
cukup besar dengan nilai hingga 3,17 persen dari PDB.
14. Fotografi: minat anak muda terhadap subsektor ini kian meninggi. Hal ini
dikarenakan berkembangnya sosial media serta harga kamera yang semakin bisa
dijangkau.

19
3.2 Strategi Pelaksanaan Ekonomi Kreatif di Era New Normal
Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran Covid-19 memberi dampak serius bagi dunia usaha, termasuk kalangan
ekonomi kreatif dan seni. Belakangan, pemerintah mulai mewacanakan tatanan
kenormalan baru (new normal) sebagai upaya untuk memulihkan kembali
perekonomian.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyiapkan masa transisi dari PSBB
ke tatanan kenormalan baru. Aktivitas perekonomian kembali berjalan dengan
menerapkan tatanan kenormalan baru berbasiskan protokol kesehatan. Wabah Covid-19
kenyataannya secara umum telah memberi dampak signifikan bagi pekerja di ekonomi
kreatif dan seni, baik di pusat maupun di daerah. Aktivitas kreatif yang selama ini
mengandalkan saluran luar jaringan (luring) terdampak secara konkret. Bilapun ada
kreativitas yang memanfaatkan fasilitas dalam jaringan (daring) berbasis digital, tak
semua pihak dapat memanfaatkannya.
Aktivitas kreatif dan seni yang berdimensi ekonomi seperti konser musik, kafe,
film, seni pertunjukan, dan lainnya praktis terhenti total selama pandemi Covid-19 sejak
awal Maret kemarin hingga awal Juni ini. Memasuki kenormalan baru yang sedang
disiapkan oleh pemerintah pusat dan sejumlah pemerintah daerah perlu dirumuskan
skema bagi ekosistem industri kreatif dan seni dengan tetap memperhatikan aspek
protokol kesehatan yang ketat.

Digitalisasi

Pandemi Covid-19 ini telah mengubah tatanan dalam kehidupan bermasyarakat


dan bersosial. Saat ini, kita tengah memasuki kenormalan baru, yang jauh berbeda
dengan situasi sebelum wabah Covid-19 ini muncul. Normal saat ini memiliki makna
berupa aktivitas publik dapat dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan
seperti menjaga jarak fisik (physical distancing) dan memakai masker saat di ruang
publik.

20
Dalam konteks tersebut, aktivitas ekonomi kreatif dan seni dipastikan juga bakal
mengalami perubahan situasi. Konser musik yang melibatkan ribuan penonton rasanya
sulit dijumpai selama belum ditemukannya vaksin Covid-19-ini. Alih-alih
mengumpulkan massa banyak, kenormalan baru menekankan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19 secara rigid. Atas situasi ini, pilihan untuk mengembangkan
digitalisasi ekonomi kreatif dan seni merupakan pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi.
Selain karena beradaptasi dengan kondisi normal baru, fakta mengenai
perkembangan digital di Indonesia yang begitu masif menjadi dua hal yang saling
menemukan katupnya. Digitalisasi di sini memiliki dua makna. Pertama, pemanfaatan
digital sebagai basis dalam berkreasi di sektor ekonomi kreatif maupun seni. Di poin ini
sebenarnya bukan hal yang baru bagi pelaku kreatif dan seni. Lihat saja saat pandemi
Covid-19 awal Maret lalu, berapa banyak konser virtual dilakukan dalam rangka
penggalangan dana bagi masyarakat terdampak Covid-19. Begitu juga, bergairahnya
para konten kreator di platform digital YouTube, seperti jamur tumbuh di musim
penghujan.
Konten YouTube tidak hanya bersifat entertainment saja, namun konten edukasi
juga banyak yang bermunculan. Ini merupakan sinyal positif bagi kreativitas
masyarakat Indonesia yang memanfaatkan paltform digital dalam berkreasi. Kedua,
kebijakan publik yang berperspektif digital. Situasi kenormalan baru disandingkan
dengan perkembangan digital yang begitu masif, maka dibutuhkan kebijakan publik
yang memiliki orientasi digital. Produk legislasi dan regulasi yang berperspektif digital
ini dimaksudkan sebagai upaya konkret untuk mengawal proses digitalisasi di sektor
ekonomi kreatif dan seni.
Pemerintah semestinya mulai merumuskan aturan hukum yang memiliki
perspektif digital. Sebagaimana disebutkan Klaus Schwab (2016), keuntungan ekonomi
dan finansial akan diraup banyak oleh negara-negara yang menyiapkan regulasi yang
memiliki korelasi dengan digital seperti internet untuk segalanya (Internet of Thing).
Pengaturan di ranah digital khususnya di sektor ekonomi kreatif dan seni ini dalam
tarikan napas yang sama juga untuk memastikan aspek perlindungan kepada pelaku

21
kreatif dan seni. Hal tersebut meliputi perlindungan terhadap karya cipta serta
memastikan pelaku kreatif dan seni mendapatkan hak-haknya secara fair dan adil.
Persoalan yang mengemuka di sektor kreatif dan seni misalnya mengenai
kebutuhan aturan yang beradaptasi dengan digital. Seperti keberadaan UU No 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta yang secara prinsip belum mengatur secara rigid dan detail
mengenai hak cipta di ranah digital. Padahal, mengaca di negara-negara lain sebut saja
Amerika Serikat, pada 2018 lalu telah menerbitkan Music Modernization Act (MMA)
sebagai respons atas keberadaan digital di sektor musik.
Keterlibatan pemerintah dalam menyiapkan kebijakan yang berperspektif digital
ini penting untuk memastikan situasi normal baru baik karena imbas Covid-19 maupun
karena masifnya platform digital ini sebagai perwujudan spirit konstitusi di mana negara
memiliki kewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, tak terkecuali
perlindungan terhadap komunitas ekonomi kreatif dan seni.

Proteksi Negara
Ekosistem ekonomi kreatif yang di dalamnya terdapat 14 subsektor telah
mengalami kemajuan yang luar biasa. Kontribusi sektor ini pada Produk Domestik
Bruto (PDB) secara konsisten mengalami kenaikan. Seperti pada 2019 lalu, ekonomi
kreatif di Indonesia mampu menyumbang PDB sebesar Rp 1,211 triliun. Pembukuan ini
mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang mencetak Rp 1,105 triliun.
Namun, situasi pandemi Covid-19 yang melanda dipastikan akan memberi
dampak serius bagi kinerja ekonomi kreatif di Indonesia. Padahal, tahun ini merupakan
tahun pertama ekonomi kreatif memiliki payung hukum yakni UU No 24 Tahun 2019
tentang Ekonomi Kreatif yang baru disahkan akhir September tahun lalu. Manifestasi
dari UU NO 24 Tahun 2019 ini tak lain sebagai wujud perlindungan negara terhadap
pemajuan ekonomi kreatif di Tanah Air.

22
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada dasarnya pandemi Covid-19 memberikan dampak-dampak yang dapat


melemahkan aktivitas manusia pada umumnya. Dampak yang dirasakan memang
sungguh nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang yang mengalami penuruanan
keuangan keluarga. Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19
sebagai sebab untuk tidak melaksanakan kegiatan terutama dalam memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta meningkatkan keuangan
keluarga. Dengan memanfaatkan keahlian, bakat dan kreativitas setiap rumah tangga
usaha dan pekerja bisa menjandikan ekonomi kreatif sebagai peluang bisnis untuk
meningkatakan penghasilan di masa pandemic covid 19.

4.2 Saran
Berdasarkan makalah ini maka penulis menyarankan bahwa meski situasi saat
ini dalam keadaan darurat akibat dampak pandemic covid 19 yang menyebabkan
keuangan keluarga menurun, harapannya setiap rumah tangga usaha dan pekerja
memanfaatkan subsector ekonomi kreatif sebagai sumber penghasilan baru.
Untuk Pemerintah penulis menyarankan untuk membuat kebijakan yang
memiliki dimensi perlindungan dan penguatan terhadap ekonomi kreatif. Setidaknya,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat melakukan langkah-langkah
proteksionis terhadap ekosistem ekonomi kreatif dan seni di situasi pandemi ini.
Langkah tersebut tentu harus memiliki dimensi keberlanjutan yang berdimensi jangka
panjang.

23
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_kreatif

https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi

https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/64702-Pentingnya-Manajemen-
Keuangan-Untuk-Keluarga-Yang-Sejahtera#:~:text=Management

https://www.antaranews.com/infografik/1693094/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-
ekonomi-rumah-tangga

https://bob.kemenpar.go.id/2572-9-kebijakan-ekonomi-jokowi-dalam-penanganan-
pandemi-covid-19/

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Indonesia

24

Anda mungkin juga menyukai