Anda di halaman 1dari 15

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
PL3108
Review Materi Pembiayaan Pembangunan Pra UTS

Dosen Pengampu :
Ir. Andi Oetomo, M.PI
Mia Ermawati, S.T., M.T.
Zenia F Saraswati

Disusun Oleh :
Dabi Sefianiz – 22117114

MG.2
CONSUMER CHOICE THEORY

Consumer Preferences
Menjelaskan bagaimana konsumen mengambil berbagai keputusan dalam menghadapi
Tradeoff, serta Bagaimana merema merespons perubahan-perubahan di lingkungan mereka.

Kurva Indeferen
Kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang
dikonsumsi dan memberikan tingkat kepuasan yang sama.

(a) mengkonsumsi barang X


dan Y,
(b) sekumpulan kurva indiferen
atau sering dinamakan peta
indiferen (indifference map).
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu
mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam
satu kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama.

Ciri Kurva Indeferen


1. Posisi kurva indeferen yang lebih tinggi selalu menjadi pilihan bagi konsumen.
Menandakan kemampuan untuk mengonsumsi leih banyak barang pada saat yang
sama menghasilkan tingkat kepuasan tinggi
2. Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O). Hal ini menunjukkan derajat
pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain
agar kepuasan yang diterima tetap sama
3. Kurva indiferen tidak saling berpotongan. Apabila saling berpotongan maka tidak
konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas

Utilitas
Dalam ilmu ekonomi utilitas menunjukkan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi
barang dan jasa. Teori yang menjelaskan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi
barang/jasa untuk mendapatkan kepuasan tertentu

Marginal Utility
Tambahan kepuasan yang diterima konsumen pada setiap tambahan konsumsi barang atau
jasa. Marginal Utility menunjukkan tambahan kepuasan yang diterima konsumen setelah
menikmati konsumsi pertama, kedua, ketiga.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

The Law Of Dimishing Marginal Utility


Ketika seseorang mengonsumsi barang/jasa berulang kali maka kepuasan yang ia dapatkan
akan semakin berkurang. Saat konsumsi barang atau jasa dilakukan berulang maka tingkat
kepuasan akan semakin menurun

Anggaran Konsumen
Biaya yang dapat ataupun dimiliki seorang konsumen untuk memenuhi konsumsinya.
Anggaran konsumen juga mempengaruhi garis anggaran dan keseimbangan konsumen.
Selain itu, mempengaruhi utilitas dari konsumen tersebut.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Garis Anggaran
Garis Anggaran adalah berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh
konsumen dengan pendapatannya (Mankiw 2012:440). Kendala anggaran Pada dasarnya
setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal
tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak akan
selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki

Efek Perubahan Biaya (Substitusi dan Pendapatan)


1. Efek pendapatan, Perubahan jumlah barang diminta sebagai akibat adanya perubahan
pendapatan riil konsumen. Perubahan pendapatan ini bisa terjadi karena adanya
perubahan suatu barang maupun perubahan pendapatan nominal yang diterima
2. Efek substitusi, Perubahan jumlah barang X yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan permintaan terhadap barang lain. Sebagai misal jika harga barang X naik,
maka konsumen akan menambah konsumsi terhadap barang

The Utility Maximizing Rule


Menjelaskan bagaimana konsumen memutuskan untuk mengalokasikan uang mereka
hingga uang terakhir yang dihabiskan untuk setiap produk yang dibeli menghasilkan jumlah
utilitas ekstra.

Welfare Maximization
Kesejahteraan ekonomi adalah manfaat total yang tersedia bagi masyarakat dari transaksi
atau situasi ekonomi. Kesejahteraan ekonomi juga disebut surplus masyarakat, dalam analisis
pasar, kesejahteraan ekonomi pada ekuilibrium dapat dihitung dengan menambahkan surplus
konsumen dan produsen

Concept Of Economic Efficiency and Equity


Economic Efficiency
• Melakukan pendistribusian barang atau jasa dengan tujuan menguntungkan beberapa
konsumen tanpa konsumen lain merasa dirugikan.
• Efisiensi mempertimbangkan produksi dan distribusi optimal dari barang atau jasa
yang langka.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Economic Equity
• Equity adalah situasi dimana barang atau jasa terdistribusi dengan cara yang
dianggap sangat adil.
• Equity dapat terjadi meskipun barang atau jasa terdistribusi tidak sama selama masih
dianggap adil

MG.3
SKEMA BARANG DAN JASA

Public Goods And Services


Barang publik tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk dapat menggunakan barang publik tersebut. Jenis barang dan
jasa ini dibiayai oleh pembayar pajak (tax-payers).
Contoh: Trotoar, lampu taman, rambu lalu lintas, dll.

Karakteristik Public Goods and Services


Non Rivalry Non Excludable
 Konsumen tidak perlu berkompetisi • Tidak ada yang dapat menghalangi
untuk mengkonsumsi suatu barang siapapun untuk memperoleh manfaat
tersebut. dari barang tersebut atau dengan kata
 Setiap orang dapat mengambil manfaat lain, setiap orang memiliki akses
dari barang tersebut tanpa ke barang tersebut.
mempengaruhi manfaat yang diperoleh
orang lain.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Private Goods And Services


Jenis barang dan jasa ini dibiayai dengan uang pribadi (private money). Barang privat secara
tipikal adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara
produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Oleh karena itu, kepemilikan barang
privat biasanya dapat teridentifikasi dengan baik.

Karakteristik Private Goods And Services


Rivalrious Consumption Exclusive Ownership
 Konsumen perlu berkompitisi untuk • Kepemilikan terhadap suatu barang
mengkonsumsinya. dan jasa privat terlihat jelas dan hanya
dimiliki oleh orang yang memnuhi
syarat tertentu (biasanya harga).

Joint Toll Goods And Services


Ini adalah jenis barang dan jasa yang sifatnya publik-privat: exclusive ownership tapi non-
rivalrious consumption. Jenis barang dan jasa ini dibiayai oleh biaya pengguna atau retribusi
(user fees/charges).
Misalnya adalah tiket masuk kawasan di mana hanya yang membayar yang dapat masuk
tetapi barang dan jasa tersebut tidak habis dibagi

Common Pool Goods And Services


Ini adalah jenis barang dan jasa yang sifatnya non exclusive ownership tapi rivalrious
consumption. Sehingga yang membiayai ini adalah alam, dengan degradasi kualitas dan
kerusakan lingkungan.
Contohnya ialah ikan di laut.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

MG.4
THE ECONOMIC FUNCTION OF GOVERNMENT (Macroeconomic Knowledge) &
GOVERNMENT AND THE DISTRIBUTION OF INCOME (Utility, Justice and Equityi)

The Economic Function Of Government (Macroeconomic Knowledge)


1. Macroekonomic Stabilization
adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari tentang perekonomian sebuah negara
secara komprehensif yang menjelaskan tentang perubahan ekonomi sebuah negara
yang berdampak pada masyarakat dan pasar.

Fungsi pemerintah dalam ekonomi makro :


1. Menjaga kerangka ekonomi dan sosial
2. Menjaga iklim kompetisi
3. Menginternalisasi eksternalitas
4. Menyediakan barang dan jasa
5. Menstabilkan ekonomi
6. Redistribusi pendapatan

Stabilisasi Makro Ekonomi :


Salah satu peran pemerintah dalam ekonomi makro yaitu menjaga stabilitas makro dan
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter dan fiskal.

2. Income Redistribution
adalah usaha mendistribusikan kembali pendapatan dari masyarakat mampu kepada
masyarakat yang tidak mampu (baik pajak maupun non-pajak) digunakan untuk
memperluas pemerataan pendapatan dan kesejahteraan.

3. Resource Allocation
Alokasi sumber daya adalah penyerahan sumber daya yang tersedia untuk berbagai
penggunaan. (sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal).
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

The Government & The Distribution Of Income (Utility, Justice and Equity)
1. The Utilitarian Arguments
“Setiap penghasilan harus didistribusikan kembali kepada semua orang agar memiliki
pendapatan yang sama.”
 Kebutuhan sosial menjadi alasan utama dalam pemenuhan utilitas
 Semakin besar jumlah utilitas suatu individu/kelompok dalam masyarakat, semakin
baik kondisi individu/kelompok tersebut.
 Tujuan dari setiap pengaturan sosial adalah untuk mencapai kesejahteraan sosial
suatu masyarakat melalui pemenuhan utilitas sebesar mungkin.

2. The Contractarian Approach


 Semua orang akan menyetujui jumlah redistribusi tertentu.
 Semua orang juga akan memaksimalkan kesejahteraan orang terburuk di
masyarakat
 The Contractarian atau Contractarianism merupakan dua teori politik tentang
legitimasi otoritas politik dari norma-norma moral.
 Teori moral kontraktanisme mengklaim bahwa norma-norma moral memperoleh
kekuatan normatifnya dari ide kontrak atau kesepakatan bersama.

3. Redistribution as Public Goods


Meningkatkan pendapatan orang miskin dengan melakukan transfer kepada mereka
mungkin memiliki karakteristrik barang publik.

MG.5
GOVERNMENT REVENUES (Penerimaaan Pemerintah)

Penerimaan Pajak
Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD) Pasal 1, adalah:
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

“Kontribusi wajib kepada negara (daerah) yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan lansung
dan digunakan untuk keperluan negara (daerah) bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


• Berdasarkan Undang-Undang No. 42 tahun 2009PPN adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam
wilayah Indonesia). Orang Pribadi, pengusaha, maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang
dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh
Undang-Undang PPN.
• Bea adalah pungutan suatu negara yang dikenakan terhadap barang-barang ekspor atau
impor. Sedangkan cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang yang
memiliki sifat yang ditetapkan dalam perundang undangan.

Pajak Penghasilan atas Barang Mewah (PPnBM)


Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yangA tergolong
mewah, juga dikenakan PPnBM. Menurut Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 yang
dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah:
1. Barang tersebut bukan merupakan barang, kebutuhan pokok.
2. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
3. Barang tersebut umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.

Pajak Properti
Secara umum properti dapat didefinisikan dengan segala sesuatu benda yang dapat kita
miliki. Properti sendiri dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu real property
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

personal property, businesses property dan financial interests. Seperti kegiatan membeli
properti baik yang dilakukan secara perorangan maupun melalui developer atau pengembang
properti, akan mengandung konsekuensi kewajiban yaitu adanya aspek pajak-pajak yang
akan dikenakan pemerintah kepada Anda. Meskipun demikian biasanya pajak properti telah
dimasukkan ke dalam harga jual jika anda membeli properti melalui developer/pengembang
properti. Besarnya pajak sangat tergantung jenis, nilai, luas dan lokasi properti yang akan
ditransaksikan.

Jenis Penerimaan Pemerintah


1. Penerimaan Pemerintah Pusat
Pendapatan pemerintah melalui:
 Penerimaan Pembiayaan
 Penerimaan Negara dan Hibah

2. Penerimaan Pemerintah Daerah


Pendapatan daerah merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Termasuk dalam kelompok ini
yaitu: 1) Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan; 3) Pinjaman Daerah; 4) Lain-
lain Penerimaan yang sah;

Peminjaman
a. Peminjaman Dalam Negeri
1. Pinjaman dari pemerintah daerah otonom lainnya.
2. Pinjaman dari BUMN/BUMD.
3. Pinjaman dari Bank/Lembaga Non-Bank.

b. Peminjaman Luar Negeri


Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa
dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa
yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tertentu.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Pendapatan Negara Bukan Pajak/Biaya Pengguna


Menurut UU no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PNBP adalah
seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
a. Retribusi
adalah pembayaran yang dipungut oleh pemerintah yang dapat dipaksakan karena
menggunakan jasa negara secara langsung misalnya :
*) Retribusi jasa umum (retribusi parkir, retribusi pasar, retribusi jalan khusus
kendaraan tertentu yang bermuatan). *) Retribusi Jasa Usaha (tambak udang, tol).
*) Perizinan Royalti (royalty kehutanan, perikanan, pertambangan) Retribusi dan iuran
lainnya.

b. Denda
adalah bentuk hukuman yang melibatkan uang yang harus dibayarkan dalam jumlah
tertentu. Jenis yang paling umum adalah uang denda, yang jumlahnya tetap,
dan denda harian, yang dibayarkan menurut penghasilan seseorang. Denda
kebanyakan dibayarkan di pengadilan.

c. Penyitaan/Rampasan
adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di
bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan
peradilan.(Pasal 1 angka 16 KUHAP).

d. Hibah
adalah semua penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang
dirupiahkan, rupiah, jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah
yang tidak perlu dibayar kembali dan yang tidak mengikat, baik yang berasal dari
dalam negeri maupun dari luar negeri.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

MG.6
CONVENSIONAL & NON CONVENSIONAL FINANCING

Pembiayaan pembangunan merupakan pengalokasian dana yang digunakan untuk


pembangunan ekonomi, sosial, dan fisik. Besar biaya pembangunan tergantung pada tingkat
kemajuan suatu kota.
Untuk sumber pembiayaan pembangunan dibedakan menjadi dua jenis yaitu Convensional
Financing & Non-Convensional Financing.

Convensional Financing
Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari pendapatan Negara/Daerah, seperti
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), Pajak, dan Retribusi. Sumber pembiyaan konvensional dibagi
menjadi 3, yaitu:
Private Revenue
Public Revenue Financing Public Debt Financing
Financing
Merupakan pembiayaan
Pajak adalah pembayaran Merupakan pembiayaan
konvensional untuk barang
iuran oleh rakyat kepada barang public melalui atau
privat melalui pendapatan
pemerintah yang bersifat hutang, pinjaman sendiri
yang jenis ini adalah
memaksa dan tanpa waktunya relatif lebih lama
Connevtion Feed yaitu
dampak yang dirasakan disbanding dengan obligasi
dikenakan oleh perusahaan
secara langsung oleh konvensional.
jasa pelayanan kepada
pembayar pajak
individu

Non Convensional Financing


Merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari kerjasama antara pemerintah dengan
swasta maupun masyarakat. Sumber pembiayaan non-konvensional dibagi menjadi 3, yaitu:
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Development Impact Fee (DIF)


Biaya dampak pembangunan merupakan biaya akibat adanya pembangunan baru yang
dilakukan oleh pihak swasta dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memenuhi
infrastruktur karena adanya pembangunan baru (perumahan, industri,dll).

 Betterment Levies
Merupakan tagihan modal yang ditujukkan untuk menutupi biaya modal dari inventasi
prasarana. Dasar pengenaan didasarkan atas jumlah area atau berdasarkan nilai taksiran
manfaat yang diperoleh dari investasi prasarana tersebut.

 Obligasi
Merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
(emiten) beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya
kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.

 Linkage
Developer diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yang sejenis di daerah
lain yang kurang diinginkan, dalam rangka mendapatkan persetujuan pembangunan di
daerah yang mereka inginkan.

 Excess Condemnation
Merupakan metode pembiayaan prasarana secara tidak langsung, dimana sejumlah
tanah disisihkan untuk pembangunan prasarana dan sejumlah lainnya diberikan pada
developer swasta untuk pembangunan komersial dll.

 Joint Venture
Merupakan kerja sama antara swasta dengan pemerintah (Private Public Partnership)
dimana tanggung jawab dan kepemilikan ditanggung bersama dalam hal penyediaan
pelayanan infrastruktur.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

 Concessions
Swasta mengambil alih pengelolaan badan usaha milih pemerintahan selama jangka
waktu tertentu, dan swasta diberikan hak untuk mengelola fasilitas infrastruktur dan
karenanya akan menanggung resiko investasi

 Zakat
Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Zakat adalah
harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang
muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.

 Sindikasi Perbankan
Merupakan pinjaman yang diberikan oleh pihak bank, yang biasanya berbentuk badan
hukun untuk membiayai suatu proyek.

 Swadaya Masyarakat
Dana swadaya masyarakat adalah uang atau barang/jasa yang dapat dinilai dengan uang
yang berasal dari masyarakat dan secara langsung digunakan untuk keperluan tertentu.
Dalam hal ini adalah pembangunan perkotaan.
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Anda mungkin juga menyukai