Anda di halaman 1dari 39

TUGAS I

Pengantar Ekonomi Mikro


Penulis : Team

Mata kuliah Ekonomi Lingkungan

Dosen : Prof. D Haryanto, Msc

Mahasiswa : TEAM

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2012

ARSIP

KELOMPOK 1 TEORI PERMINTAAN KONSUMEN

PENDAHULUAN Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Kalau produksi diartkan menciptakan utility dalam bentuk barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka konsumsi berarti memkai/menggunkan utility itu untuk memenuhi kebutuhan. Masing-masing konsumen merupakan pribadi unik dimana antara konsumen yang satu dengan yang lain memiliki kebutuhan yang berbeda juga perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, dari perbedaan-perbedaan yang unik tersebut ada satu persamaan yakni setiap saat konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada saat mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa. Tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang disebut dengan utilitas. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku permintaan konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. Untuk memahami mengenai permintaan konsumen yang dinyatakan pada hukum permintaan, digunakan dua pendekatan , yakni: 1) Pedekatan marginal utility (kardinal) 2) Pendekatan indifference curve (ordinal) Dua-duanya pada dasarnya menjelaskan hokum permintaan, dengan cara menelusuri apa yang ada di balik kurva permintaan itu (yang tidak/belum dijelaskan dengan incomeeffecy dan substitution effect). Asumsi: Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya. Teori UTILITY berpangkal dari hasil yang diperoleh konsumen bila ia membelanjakan uangnya untuk membeli barang dan jasa, yaitu terpenuhinya kebutuhan karena utility atau manfaat barang yang dikonsumsikan. Menurut teori ini seorang konsumen yang bertindak secara rasional akan membagi-bagikan pengeluarannya atas bermacam-macam ragam barang sedemikian rupa sehingga tambahan kepuasan yang diperoleh per rupiah yang dibelanjakan itu sebesar mungkin. Teori INDIFERENSI merupakan penyempurnaan dari teori utility tetapi mendekati pokok persoalan yang sama dengan cara yang sedikit berbeda. Menurut teori ini seorang konsumen akan membagi-bagi pengeluarannya atas berbagai macam barang sedemikian rupa sehingga ia mencpai taraf pemenuhan kebutuhan yang terbaik (maksimal atau optimal) yang mungkin dicapainya sesuai dengan penghasilan yang tersedia dan harga-harga berlaku. Situasi yang paling cocok (=equilibrium) tercapai kalau penelaian subyektif konsumen terhadap barang itu sesuai dengan harga obyektif yang berlaku dalam masyarakat.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

Hukum utilitas Pertambahan konsumsi suatu barang akan meningkatkan utilitas total, akan tetapi pertambahan konsumsi secara terus menerus akan menyebabkan pertambahan utilitas yang makin kecil atau menurunya utilitas marjinal. Menurunnya utilitas marjinal adalah akibat menurunnya selera orang terhadap barang akibat bertambahnya konsumsi barang tersebut. Prinsip Teori Utilitas 1) Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit. 2) Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu. 3) Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi. 4) Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. 5) Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb. Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan nilai absolut) karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval, sehingga tingkat kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal utility (MU). Secara sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas karena perubahan 1 unit Q (barang yang dikonsumsi). Sumber : T.gilarso, Drs., 1993, Ilmu Ekonomi bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

I. UTILITAS TOTAL (TOTAL UTILITY) 1.1 Pengertian Utilitas total adalah jumlah kepuasan total yang diperoleh dari mengkonsumsi barang atau jasa. Utilitas total berasal dari semua sumber yang dikonsumsi. Untuk mencari utilitas total dapat menggunakan rumus : Total Utility (TU) :
TU f (Q)

Total Utility

80 60 40 20 0

4 6 8 10 Gambar 1. Kurva Total Utility

II. UTILITAS MARGINAL (MARGINAL UTILITY) 2.1 Pengertian Secara formal utilitas marginal (MU) adalah, kepuasaan tambahan yang diperoleh dengan mengkonsumsi atau menggunakan tambahan satu unit barang. Utilitas marginal hanya berasal dari unit terakhir yang dikonsumsi. Marginal Utility

80 60 40 20 0 2 4 6 8 10 Gambar 2. Grafik Marginal Utility X

Perbedaan antara total utility dan marginal utility Total utility adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan marginal utility adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau pengurangan) dari konsumsi satu unit barang tertentu. Untuk lebih jelasnya, dapat disimak tabel dan kurva berkut

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

Tabel 1: Mangga.

contoh Total Utility dan Marginal Utility dari Komsumsi Buah


Mangga yang dimakan (X) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Utility 0 30 50 65 75 83 87 89 90 89 85 Marginal Utility 30 20 15 10 8 4 2 1 -1 -4

Dari tabel dan kurve tersebut diatas (gambar 1 dan 2) nampak bahwa pada mulanya total utility menaik dengan bertambahnya jumlah mangga yang dimakan, namun setelah sejumlah konsumsi tertentu ( dalam hal ini setelah konsumsi mangga ke-8) total utility tersebut menurun. Bagaimana dengan marginal utilitynya? Marginal utility nampak terus menurun setiap terjadi tambahan konsumsi satu buah mangga dan setelah konsumsi mangga ke-8 marginal utility menjadi negatif. Hal ini mencerminkan adanya hukum marginal utility yang semakin menurun ( the law of diminishing marginal utility). Dengan demikian, secara umum dapat diartikan bahwa semakin banyak barang tertentu dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang yang terakhir dikonsumsikan. Sumber : nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/.../mikro-4-perilau-konsumen-nuhfil.pdf III. LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY (LMDU) Hukum Gossen ke-I atau LDMU Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi Jerman yang bernarna Hermann Heinrich Gossen (1810 1859), kemudian dikembangkan oleh W.S.Jevons, K. Menger, L. Wairas dan A. Mar shall. Sekarang dikenal dengan narna Hukum Gossen ke-I atau Law of Diminishing Marginal Utility (LMDU). Hukum tersebut dapat dirumuskan sbb. Jika jumlah suatu harang yang dikonsumsikan dalain jangka waktu tertentu ditambah, maka kepuasan total (Total Utility) yang diperoleh memang bertambah, tetapi mulai saat tertentu Marginal Utility (tambahan kepuasan yang diperoleh jika konsumsi ditambah dengan satu satuan) semakin berkurang. Dengan kata lain tambahan kepuasan (yang diperoleh dan tambahan jumlah barang yang dikonsumsikan itu) tidak proporsional (= tidak sebanding) dengan tambahan jumlah barang yang dikonsumsikan. Dikatakan mulai saat tertentu karena mungkin terjadi tambahan kepuasan yang diperoleh dan unit ke-2 lebih besar daripada yang diperoleh dan unit ke- I. Tetapi pada suatu saat hukum mi akan mulai berlaku pula.
EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional ini sebenarnya merupakan gejala psikologis. Namun menipunyai akibat yang penting di bidang ekonomi, karena berpengaruh terhadap tingkah-laku konsumen dan bentuk kurve perrnintaan, dan dengan demikian pula terhadap harga barang. Sumber : T.gilarso, Drs., 1993, Ilmu Ekonomi bagian Mikro, Kanisius, Yogyakarta IV. MANFAAT TOTAL (TOTAL BENEFIT) Total benefit adalah jumlah maksimum konsumen akan bersedia untuk membayar sejumlah unit yang pantas. Hal ini juga dapat dianggap sebagai manfaat keseluruhan konsumen mendapat untuk sejumlah barang atau nilai total yang mereka dapatkan pada jumlahitu.Secara grafis, dapat dinyatakan sebagai daerah di bawah kurva permintaan konsumen sampai dengan jumlah kuantitas pembelian. Lihat Gambar di bawah ini.
P Area 1

$4

Area 2

$3 $2 $1 1 2
Area 3 Demand

Gambar 3. Bentuk Grafik Total Benefit Untuk mencapai satu unit suatu barang, konsumen bersedia membayar $ 4 (Area 1). Untuk unit tambahan konsumen akan bersedia untuk membayar tambahan $ 3 untuk unit kedua (Area 2) dengan total $ 7 untuk dua unit (Area 1 + Luas 2). Untuk unit tambahan berikutnya, konsumen hanya bersedia membayar $ 2 untuk mendapatkan unit tambahan ketiga (Area 3). Oleh karena itu, manfaat jumlah konsumen ini diterima dari mengkonsumsi 3 unit yang baik adalah Wilayah 1 + 2 + Luas Area 3 atau $ 4 + $ 3 + $ 2 = $ 9. Catatan: Jumlah bahwa konsumen bersedia membayar untuk mendapatkan satu unit lagi dikenal sebagai manfaat marjinal (masing-masing daerah individu). Oleh karena itu: Jumlah Manfaat = Jumlah Manfaat Marjinal. Sumber : www.csun.edu/~hceco008/c5a.doc

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

V. LAW OF DIMINISHING MARGINAL BENEFIT


Hukum Gossen II : Seorang Konsumen yang bertindak rasional akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhan terpenuhi secara seimbang. Artinya sedemikian rupa hingga rupiah terakhir yang dibelanjakan untuk membeli sesuatu memberikan marginal utility yang sama, entah dikeluarkan untuk membeli barang yang satu atau untuk membeli barang yang lain. VII. SURPLUS KONSUMEN (CONSUMER SURPLUS) Surplus konsumen, yaitu kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.

Gambar 4. Surplus Konsumen Apa yang Diukur oleh Surplus Konsumen? Tujuan mempelajari konsep surplus konsumen ini adalah untuk membuat penilaian normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan oleh mekanisme pasar. Surplus konsumen pada dasarnya mengukur manfaat atau keuntungan yang diterima pembeli dari suatu barang, berdasarkan penilaian konsumen itu sendiri. Kunci untuk tetap menyadari pentingnya surplus konsumen adalah dengan menghormati preferensi (pilihan atau kecenderungan perilaku) pembeli. Namun disebagian besar pasar kita dapat menyimpulkan dengan aman bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan ekonomis para konsumen. Para konsumen biasanya mengasumsikan bahwa para pembeli adalah para pembuat keputusan yang rasional sehingga preferensi mereka harus dihormati. Sumber : www.csun.edu/~hceco008/c5a.doc VIII. ELASTISITAS HARGA DARI PERMINTAAN (price elasticity of demand) Pengertian Konsep Elastisitas Dalam pengertiannya Konsep Elastisitas adalah suatu konsep yang dimana menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat
EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO
7

ARSIP

perubahan faktor yang mempengaruhinya. Dari derajat kepekaan respon yang diminta / ditawarkan ada berapa persen variable akan berubah sebagai akibat variable lain berubah 1%. Dalam hal ini pada dasarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, maka beberapa variabel yang mempengaruhi konsep elastisitas, yaitu : - Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) - Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Jadi, Elastisitas Harga Permintaan adalah derajat kepekaan / respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut. Atau bisa dibilang dengan kata lain merupakan perbadingan dengan persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar. Tanda elastisitas ini selalu negatif, karena sifat mempunyai hubungan yang berlawanan, maka disepakati elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari (<), sama dengan lebih besar (>=)dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute). Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar 2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. 5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang. Dari beberapa faktor tersebut juga akan mempengaruhi elastisitas besar atau kecilnya suatu harga elastisitas. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Besar / Kecilnya suatu elastisitas. Elastisitas akan mengalami besar apabila : 1) Terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2) Harga relatif tinggi 3) Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain Elastisitas akan mengalami kecil apabila : 1) Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain 2) Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah. 3) Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. Refrensi : http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran-danpermintaan/ http://www.scribd.com/doc/7838497/elastisitaspermintaan http://riyandari.blogspot.com/2010/05/konsep-elastisitas.html http://www.scribd.com/doc/2903501/Modul-8-Elastisitas

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

IX. PERMINTAAN ELASTIS (elastic demand) A. Elastisitas Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Koefisien Elastisitas Permintaan Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut : Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,

Keterangan : ED = Elastisitas permintaan Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan Q1 = Kuantitas permintaan awal P2 = Harga setelah perubahan P1 = Harga awal Jenis-jenis Elastisitas Permintaan Ada lima jenis elastisitas permintaan : 1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis. 2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis. 3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

ARSIP

disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis. 4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya. 5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 10001500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbedabeda, memberikan fungsi yang sama. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan : 1) Produk substitusi. Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga 2) Prosentase pendapatan yang dibelanjakan. Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. 3) Produk mewah versus kebutuhan. Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumensangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan. 4) Jangka waktu permintaan dianalisis. Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

10

ARSIP

belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi.
Sumber : ayurai.dosen.narotama.ac.id/files/.../E-Mik-1-Pengantar-teori-mikro

X. PERMINTAAN TAK ELASTIS (inelastic demand) Adalah inelastic demand yaitu ukuran yang menunjukkan hubungan antara perubahan harga suatu barang atau jasa dibandingkan dengan perubahan permintaan jumlah barangnya; permintaan suatu barang atau jasa dikatakan tak-elastis apabila perubahan persentase jumlahnya lebih kecil daripada perubahan persentase harga (keduanya dinyatakan dalam nilai absolut); permintaan barang dan jasa seperti makanan, jasa telepon, dan operasi darurat di rumah sakit dikatakan tak-elastis karena permintaan barang atau jasa jenis ini diperkirakan tetap ada meskipun terjadi perubahan harga mengingat kebutuhan ini tidak dapat ditunda pemenuhannya. Sumber : Kamus bisnis dan bank XI. PERMINTAAN ELASTIS SEMPURNA (perfectly elastic demand) Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang ratarata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama. XII. PERMINTAAN TAK ELASTIS SEMPURNA (perfectly inelastic demand) Permintaan inelastis sempurna, yakni koefisien elastisitas permintaan sama dengan nol. Keadaan ini terjadi apabila pada tingkat harga yang berbeda-beda, besarnya permintaan tidak berubah. Dengan kata lain, berapapun besarnya harga suatu barang sama sekali tidak berpengaruh pada jumlah barang yang diminta. Misalnya, naiknya satu ons ketumbar dari Rp300 menjadi Rp350, atau turun menjadi Rp250, sama sekali tidak berpengaruh terhadap besarnya permintaan. Walaupun keadaan harga berubah-ubah, jumlah permintaan tetap. q=0 sedangkan p=~ Ed=-q/p p/q =-0/~ p/q =0/~ maka,Ed=0 Gambar 5. Permintaan elastis tak sempurna

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

11

ARSIP

KELOMPOK 2

PENGERTIAN ISTILAH EKONOMI MENGENAI PASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN


2.1. Pasar (Market) Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar dapat didefinisikan sebagai berikut : Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu : 1. Orang dengan segala keinginannya 2. Daya beli mereka 3. Kemauan untuk membelanjakannya Pasar atau konsumen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni konsumen akhir (pasar konsumen) dan pasar bisnis (pasar industri). Dimana pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsi dan bukannya untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar bisnis adalah pasar yang terdiri dari individu-individu atau organisasi yang membeli barang untuk diproses lagi menjadi barang lain dan kemudian dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, sebagai contoh maka petani digolongkan kedalam pasar bisnis, sebab mereka membeli barang digunakan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang-barang hasil pertanian. Philip Kotler (1997), mengemukakan beberapa keputusan utama yang terlibat dalam keputusan pembelian dari pasar bisnis, diantaranya berkenaan dengan menentukan : 1. Spesifikasi produk 2. Batas harga 3. Persyaratan waktu pengiriman 4. Persyaratan layanan 5. Persyaratan pembayaran 6. Jumlah pemesanan Keputusan yang diambil oleh para pembeli pada dasarnya dihubungkan dengan segi keinginannya dalam pemenuhan kebutuhan. Dan hal tersebut merupakan upaya dalam mencari suatu kepuasan. Dalam kegiatan pemasaran, pemahaman atas perilaku pembelian konsumen merupakan hal yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sebuah alasan mengapa orang membeli produk tertentu (Product Buying motive) atau membeli pada penjual tertentu (Patronage Buying Motive), ini merupakan faktor yang sangat penting bagi penjual dalam menentukan program promosi yang efektif, desain produk, harga, saluran distribusi yang efektif dan beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan. Motif yang ada pada seseorang akan mewujudkan tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai kepuasan. Sedangkan tingkah laku yang diarahkan pada tujuan dipengaruhi oleh pandangan seseorang. Oleh karena itu perlulah mengetahui mengapa konsumen bertingkah laku demikian. Dengan meninjau lebih jauh kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya tingkah laku konsumen itu dimulai dengan suatu motivasi. Adapun menurut Basu Swasta (1984:87) mengemukakan bahwa : Motivasi adalah suatu dorongan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan .

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

12

ARSIP

Dari pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa keinginan dari seseorang itu pada dasarnya untuk memperoleh suatu kepuasan bagi dirinya. Kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran sebab hal tersebut yang menjadi salah satu kunci keberhasilan pemasaran. Philip Kotler (1997:36) memberikan definisi kepuasan sebagai berikut : Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya . Seperti dijelaskan dalam definisi diatas kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang. Dengan demikian pembentukkan kepuasan pelanggan perlu terus menerus diupayakan, agar pelanggan akan tetap setia pada perusahaan atau produk kita dan merupakan cara untuk menarik konsumen lainnya. 2.2. Jumlah Diminta (Quantity Demanded) Jumlah di minta adalah merupakan kuantitas atau banyaknya permintaan atas sejumlah barang atau jasa tertentu. 2.3. Permintaan (Demand) 1. Pengertian Permintaan (Demand) Dalam kehidupan sehari-hari, anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata permintaan. Anda juga tentunya sering melihat orang membeli suatu produk. Semua kegiatan itu merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan permintaan. Tahukah anda apa yang dimaksud dengan permintaan? Dalam ilmu ekonomi, permintaan diartikan sebagai keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkatan harga selama periode waktu tertentu. Agar lebih akurat, untuk menerangkan permintaan ini dimasukkan dimensi geografis. Contohnya, ketika kita berbicara tentang permintaan beras di Jawa Barat, kita akan berbicara berapa jumlah (satuan kg, kwintal, atau ton) beras yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu, misalnya per bulan atau per tahun di Jawa Barat. 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Setelah anda mengetahui pengertian permintaan, tentunya anda pun perlu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, di antaranya sebagai berikut. a. Harga Barang Itu Sendiri Jika harga suatu barang semakin murah, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan berkurang. Contohnya, pada saat harga buah apel merah murah, banyak orang yang membelinya karena harganya terjangkau oleh kalangan ekonomi ke bawah. Oleh karenanya, permintaan akan apel merah bertambah. Sebaliknya, pada saat harga buah apel mahal, tidak semua orang dapat membelinya. Dengan kata lain, hanya golongan masyarakat tertentu saja yang mampu membelinya.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

13

ARSIP

b. Harga Barang Lain yang Terkait Harga barang lain dapat memengaruhi permintaan akan suatu barang. Dengan catatan, kedua barang itu saling berkaitan. Keterkaitan dua barang tersebut dapat bersifat subtitusi (pengganti) atau bersifat komplementer (pelengkap). Hubungan antara harga barang dengan barang komplementernya bersifat positif, sedangkan hubungan dengan harga barang subtitusi bersifat negatif. Suatu barang menjadi substitusi barang lain jika memiliki fungsi yang sama dan atau memiliki kandungan yang sama. Contohnya, jagung merupakan barang substitusi beras. Jika harga beras naik, harga relatif jagung menjadi murah. Oleh karena itu, permintaan terhadap jagung akan meningkat. c. Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, daya beli konsumen kuat, sehingga akhirnya akan mendorong permintaan terhadap suatu barang. d. Selera atau Kebiasaan Selera atau kebiasaan juga akan memengaruhi permintaan suatu barang. Jika selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan meningkat. Contohnya, pada bulan Ramadhan, selera masyarakat terhadap buah kurma meningkat. Karena dijadikan sebagai menu untuk berbuka puasa. Hal ini tentu saja menyebabkan permintaan terhadap buah kurma meningkat. e. Jumlah Penduduk Sifat hubungan jumlah penduduk dengan permintaan suatu barang adalah positif. Contohnya, permintaan terhadap beras di Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi permintaan terhadap beras karena beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2258546-pengertian-permintaandemand/#ixzz1mEvfOhKa 2.4. Hukum Permintaan (Law of Demand) Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi: Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). 2.5. Faktor Produksi (Factors of Production) Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat
EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO
14

ARSIP

kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources). 1. Sumber daya fisik Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material). 2. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir. 3. Modal Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

15

ARSIP

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku. 4. Kewirausahaan Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk 5. Sumber daya informasi Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya. Sumber : (Wikipedia 2012. http://id. wikipedia. org/wiki/Faktor_produksi) 2.6. Pembayaran Faktor Produksi (Payments to Factors of Production) Jumlah yang dibayar ke faktor-faktor produksiupah yang diterima pekerja dan sewa yang dikumpulkan pemilik modal. Karena kita mengasumsikan jumlah tetap dari modal dan tenaga kerja, kurva penawaran faktor berbentuk garis vertikal. Harga yang dibayar ke tiap faktor produksi bergantung pada penawaran dan permintaan terhadap faktor tersebut. Karena kita mengasumsikan penawaran adalah tetap, kurva penawaran berupa garis vertikal. Kurva permintaan menurun landai. Perpotongan penawaran dan permintaan menentukan harga faktor produksi ekuilibrium. (Mannig J. Simidian. Modul Makroekonomi Mankiw). Menurut David Recardo penambahan faktor produksi tidak selalu dapat memberikan hasil yang sebanding, seperti yang digambarkan dalam "Hukum hasil lebih yang semakin berkurang" atau "The Law of diminishing returns" yang berbunyi "Dengan suatu tekhnik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang sebanding". Sumber : (http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2224888-perilaku-produksi-dan-peranprodusen/#ixzz1m9HbggT5) 2.7. Jumlah Ditawarkan (Quantity Supply)

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

16

ARSIP

Jumlah ditawarkan adalah jumlah produk tertentu yang mampu dn ingin ditawarkan oleh perusahaan untuk dengan harga tertentu selama satu periode tertentu. Dengan mengasumsikan bahwa tujuannya untuk memaksimalkan laba, keputusan sebuah perusahaan tentang kuantitas keluaran atau produk yang ditawarkan tergantung pada : 1. Harga barang atau jasa bersangkutan 2. Biaya untuk memproduksi produk, yang pada gilirannya tergantung pada a. Harga masukan yang dibutuhkan (tenaga kerja, modal, dan lahan), dan b. Teknologi yang dapat digunakan untuk memproduksi produk 3. Harga produk-produk terkait. (Karl E. Case dan Ray C. Fair 2002. Prinsip-Prisip Ekonomi Mikro.PT Prenhallindo.Jakarta) 2.8. Penawaran = Pasokan (Supply) Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual pada suatu saat dengan harga tertentu dengan anggapan faktor-faktor yang lain tetap (Ceteris Paribus). Atau penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan untuk dijual pada berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa penjual akan menjual barangnya sejumlah tertentu untuk masing-masing tingkat harga tertentu. Pada saat harga rendah, maka ia hanya menjual sedikit sebab takut rugi, tetapi pada saat harga naik maka jumlah barang yang dijual pun banyak sebab akan memperoleh keuntungan. Penawaran barang tersebut terjadi pada pasar tertentu dan waktu yang tertentu pula, artinya pada pasar yang berbeda dan waktu yang berbeda, maka jumlah barang yang ditawarkan pun kemungkinan berbeda pula. Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan untuk dijual pada berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa penjual akan menjual barangnya sejumlah tertentu untuk masing-masing tingkat harga tertentu. Pada saat harga rendah, maka ia hanya menjual sedikit sebab takut rugi, tetapi pada saat harga naik maka jumlah barang yang dijual pun banyak sebab akan memperoleh keuntungan. Penawaran barang tersebut terjadi pada pasar tertentu dan waktu yang tertentu pula, artinya pada pasar yang berbeda dan waktu yang berbeda, maka jumlah barang yang ditawarkan pun kemungkinan berbeda pula. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/pengertian-permintaan-dan-penawaran-2/) 2.9. Hukum Penawaran (Law of Supply) Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa : Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi: "Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus). Penawaran dan produksi mempunyai hubungan

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

17

ARSIP

yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran: 1. Harga barang itu sendiri Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula. 2. Harga barang pengganti Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh. 3. Biaya produksi Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barangbarang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat. 4. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak. 5. Pajak Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang. 6. Perkiraan harga di masa depan Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa
EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO
18

ARSIP

yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku. Kurva Penawaran Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Coba kalian perhatikan Tabel 17.5 mengenai daftar penawaran jeruk Pak Heri. Kurva penawaran dapat dibuat berdasarkan tabel tersebut.

Gambar 2.1. Kurva penawaran Perhatikan kurva di atas. Kurva bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan demikian kurva penawaran mempunyai slope positif. Artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw/BAB17._PERMINTAAN_DAN_PENAWARAN_SERTA_ TERBENTUKNYA_HARGA_PASAR

2.10. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium) Keseimbangan pasar terjadi apabila: a. Antara penjual dan pembeli terjadi tawar-menawar. b. Adanya kesepakatan harga ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Faktor terpenting dalam pembentukan harga adalah kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan pada harga pasar jika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 1. mengenai daftar permintaan dan penawaran buah jeruk.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

19

ARSIP

Tabel 2.1. Daftar permintaan dan penawaran jeruk

Pada tabel di atas, harga keseimbangan terjadi pada harga Rp5.250,00. Pada harga tersebut jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta yaitu sebesar 350 kg. Jumlah jeruk 350 kg disebut jumlah keseimbangan.

Gambar 2.2 Keseimbangan harga pasar Sumber : http://mistercela21.wordpress.com/2010/02/27/permintaan-penawaran-danharga%C2%A0keseimbangan/ 2.11. Kelebihan Pasokan (Excess Supply) Kelebihan pasokan terjadi ketika, pada saat tertentu, harga keseimbangan pasar kurang dari harga barang yang disediakan. Namun, kelebihan pasokan tidak dapat dipertahankan saat pasar bebas beroperasi. Harga yang harus dikurangi menjadi harga Persaingan antara produsen untuk meningkatkan penjualan menyebabkan tekanan pada.harga. Anda dapat menunjukkan kelebihan pasokan pada grafik sebagai jarak horizontal antara permintaan dan kurva penawaran dengan harga di atas harga keseimbangan. Melihat grafik di bawah ini, perhatikan bahwa harga pasar saat ini, P2, berada di atas harga keseimbangan, P *. Anda dapat melihat bahwa pada P2 jumlah yang ditawarkan, Qs, jauh lebih besar dari jumlah yang diminta, Qd. Perbedaan antara Qd dan.Qs.kelebihan.persediaan. Perlu dicatat bahwa hanya dengan harga ekuilibrium tidak jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

20

ARSIP

Gambar 2.3. Excess supply http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.blacksacademy.net/content /3315.html&ei=rIM8T_CKBOKTiAeFi6HUBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=7& ved=0CE0Q7gEwBg&prev=/search%3Fq%3Dexcess%2Bsupply%26hl%3Did%26client%3D firefox-a%26hs%3DXut%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Dimvns 2.12. Surplus Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi: Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). 2.13. Kelebihan Permintaan (Excess Demand) Bila dipandang dari sudut permintaan agregat, akan terjadi peningkatan harga-harga bila terjadi excess demand dalam keadaan full employment. Perbedaan harga ini dapat terjadi akibat adanya kelebihan permintaan dalam masyarakat. Adanya kelebihan permintaan tanpa melihat faktor-faktor lain yang mempunyai kaitan dengan penyebab inflasi. Inti dari pembahasan kali ini adalah pada perubahan Supply dan Demand. Terlebih dahulu kita memulainya dengan membahas peningkatan permintaan (demand). Anggaplah kurva Demand D1 beralih ke D2, maka akan terjadi suatu kejadian dalam pasar. Dengan harga P1, kuantitas barang yang ditawarkan tetap pada Q1 sebab di sini kurva Supply sama sekali tidak beralih.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

21

ARSIP

Gambar 2.4. Kurva Excess Demand Dengan meningkatnya kuantitas permintaan dari Q1 ke Q2 yang disebabkan oleh faktor-faktor selain harga baik yang sudah disebutkan pada bawal pembahasan ataupun faktor lain yang belum disebutkan, misalnya permintaan es krim mengalami peningkatan karena suhu di Kota Medan sedang sangat panas. Pada harga awal (P1), es krim yang diminta dan dibeli konsumen adalah sebanyak Q2 tetapi barang yang ditawarkan produsen eskrim sebanyak Q1. Keadaan seperti ini disebut dengan Market Shortage (kekurangan pasar) yakni permintaan barang oleh konsumen lebih besar daripada barang yang ditawarkan produsen. Selanjutnya, terjadi tekanan pada produsen untuk menambah kuantitas es krim yang dijualnya menjadi lebih banyak, sehingga harga meningkat dari P1 ke P2 sebagai kompensasi bagi si produsen disebabkan peningkatan biaya marjinal produksi. Konsumen menawar dengan harga lebih tinggi atau produsen langsung menaikkan harga es krim. Dampak dari kenaikan harga es krim tersebut adalah terjadi penurunan kuantitas es krim yang diminta oleh konsumen, karena harga lebih mahal daripada nilai marjinal es krim tersebut. Harga telah meningkat dari P1 ke P2 dan kuantitas menurun dari Q2 ke Q3. Dalam pasar terdapat batasan kuantitas barang dan juga batasan peningkatan harga. Kuantitas barang yang ditawarkan oleh produsen di pasar meningkat (Q1 ke Q3) karena harga lebih tinggi daripada biaya marjinal akibat pertambahan produksi yang lebih banyak. Begitupula banyaknya permintaan konsumen akan bertambah (Q1 ke Q2), dan juga adanya penurunan permintaan (Q2 ke Q3) karena kenaikan harga (P1 ke P2). Yang perlu menjadi catatan anda adalah, bahwa jika permintaan meningkat dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam pasar yantara lain terjadi penurunan penawaran barang dan peningkatan penawaran. Inti dari analisis ini adalah kita dapat mengetahui bahwa jika terjadi peningkatan permintaan, maka kuantitas barang yang dibeli konsumen menjadi lebih banyak daripada tidak terjadi peralihan kurva permintaan. Dan kita juga mengetahui bahwa harga meningkat lebih tinggi ketika terjadi peningkatan permintaan.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

22

ARSIP

2.14. Kekurangan (Shortage) Pada kasus penurunan Demand. Kita anggap kurva Demand beralih dari D1 ke D2. Penurunan ini terjadi karena beberapa sebab, seperti penurunan jumlah konsumen, dan pertimbangan lainnya.

Gambar 2.5. Kurva Shortage Harga awal yaitu P1, kuantitas yang ditawarkan tetap pada Q1 karena di sini kurva Supply tidak berubah atau beralih. Kuantitas barang yang diminta menjadi Q2. Keaadaan ini menyebabkan terjadi Surplus (kelebihan) barang di pasar. Artinya produsen menawarkan lebih banyak barang daripada yang diminta konsumen. Kemudian produsen mau menurunkan harga barangnya. Oleh karena harga diturunkan, produsen akan menurunkan kuantitas barang yang ditawarkannya sebab harga menjadi lebih rendah daripada biaya marjinal produksi.Lebih rendahnya harga daripada biaya marjinal produksi menyebabkan produsen mengalami kerugian sehingga mereka menurunkan kuantitas yang ditawarkannya. Kesimbangan pasar beralih dari persilangan E1 ke persilangan E2, yang artinya pada keseimbangan (equilibrium) harga turun dari P1 ke P2. Pada batasannya, kuantitas barang yang ditawarkan oleh produsen dan diminta oleh konsumen juga ikut turun. Pada penurunan harga (P1 ke P2), kita mendapati kuantitas barang yang dikonsumsi oleh konsumen lebih banyak daripada pada saat harga tidak turun (tetap pada P1). Inti utama dari analisis ini adalah bahwa penurunan Demand tanpa ada memperhatikan apapun yang terjadi pada sisi Supply didapati jika kurva Demand turun maka harga ikut turun dan menjadi lebih rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya. Dan kita juga dapati bahwa pada keseimbangan kuantitas yang diproduksi produsen dan dikonsumsi konsumen menjadi lebih rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya (E2 >E1). 2.15. Barang Normal (Normal Good) Barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang tersebut. Menurut Kurva Indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

23

ARSIP

seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.

Gambar 2.6. Kurva Indifferen 2.16. Barang Inferior (Inferior Good) Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal. Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.

Gambar 2.7. Kurva Indifferen Barang Inferior

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

24

ARSIP

2.17. Barang Pelengkap (Complement Good) Barang komplementer merupakan barang pelengkap yang nilai guna suatu barang akan menjadi memiliki kelebihan kalau disertai barang lainnya. Contoh: benang dengan jarum, gula dengan kopi, dan sebagainya.

Gambar 2.8 Kurva Barang Pelengkap Sumber: www.id.wikipedia.org 2.18. Barang Tidak Langka (Non-Scarce Good) Suatu barang yang kondisinya mudah untuk didapatkan, artinya barang tersebut keberadaannya bersifat umum. (sumber : Drs.T.Gilarso 1993. Pengantar Ekonomi Mikro.Kanisius.Jakarta) 2.19. Barang Langka (Scarce Good) Suatu barang yang kondisi dan keberadaanya susah didapatkan. Artinya masuk kategori barang antik.(sumber : Drs.T.Gilarso 1993. Pengantar Ekonomi Mikro.Kanisius.Jakarta) Sebuah barang disebut langka jika jumlah keinginan terhadap suatu barang lebih besar daripada jumlah yang tersedia. Misalnya pada saat terjadi isu akan naiknya harga minyak tanah, maka orang-orang akan membeli minyak tanah dalam jumlah besar, terutama pedagang minyak tanah agar dapat memperoleh keuntungan besar. Karena jumlah pasokan sudah terbatas, dan orang-orang mencari minyak tanah, maka kemudian minyak tanah menjadi barang yang langka. (ocw.usu.ac.id/...EKONOMI.../sep_204_textbook_ilmu_ekonomi.pdf) 2.20. Harga Bawah (Price Floor) Harga minimum suatu barang, yaitu harga tersebut ditentukan oleh campur tangan pemerintah, guna melindungi para produsen. Contohnya harga beras turun dan dipandang tidak wajar. Maka para petani bisa menjual beras tersebut kepada Bolung dengan harga dasar yang ditetapan pemerintah. (Sumber: Drs.T.Gilarso 1993. Pengantar Ekonomi Mikro.Kanisius.Jakarta) Harga dasar adalah pemerintah atau kelompok-dikenakan batas seberapa rendah harga dapatdikenakan biaya untuk produk. Untuk mengefektifkan harga dasar, maka nilainya harus lebih besar daripada harga keseimbangan.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

25

ARSIP

(http://www .scribd .com/fartista/d/72141455-Harga-dasar) 2.21. Harga Atas (Price Ceiling) Harga maksimum dari suatu barang yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen, dengan harapan bisa mendapatkan laba yang lebih. Contohnya harga penjualan mobil pertama dengan seri terbaru,ditaruh dengan harga atas/harga tertinggi dari harga mobil sebelumnya. (sumber : Drs.T.Gilarso 1993. Pengantar Ekonomi Mikro.Kanisius.Jakarta)

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

26

ARSIP

KELOMPOK 3
TEORI PRODUKSI
1. Keuntungan Ekonomi Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga. Contoh : Harga batugamping per ton Rp. 400.000, dengan produksi 300.000 ton per tahun. Sehingga pendapatan hasil penjualan batugamping adalah Rp.120.000.000.000, untuk biaya operasional dalam satu tahun mencapai Rp. 500.000.0000, sehingga keuntungan ekonomi adalah Rp. 119.500.000.000.(Sumber: Wikipedia) 2. Biaya Ekonomi Biaya peluang atau biaya ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternative lain yang harus dikorbankan. Misalnya, jika lebih banyak digunakan untuk memproduksi makanan, akan lebih sedikit sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi minimum. Gambar di bawah ini memperlihatkan hubungan kuantitas makanan dan minuman yang dapat diproduksi dengan sumber-sumber daya masyarakat. makanan

F2 F1 minuman O D1 D2

Dari gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa apabila masyarakat. memutuskan untuk meningkatkan produk makanan dari OF 1 ke OF 2, maka produksi minuman akan turun dari OD 1 menjadi OD 2. Dalam praktik tidak semua sumberdaya dapat dipindahkan dengan segeradari satu alternatif produksi ke alternatif produksi yang lain. Sebagai contoh suatu jenis perusahaan yang memproduksi tekstil sudah tidak produktif lagi sehingga pengusaha mengalihkannya ke produk lain, misalnya minyak goreng. Dalam hal ini, tidak semua faktor produksi langsung dapat diperginakan, melainkan ada mesin-mesin yang tidak dapat digunakan, atau tidak dapat dijual dengan mudah. Factor produksi yang tidak dapat lagi memberikan kontribusi perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai biaya bagi produk penggantinya. Biaya tersebut disebut dengan biaya tenggelam (sunk cost). (Sumber : Buku Ekonomi SMA, Sukardi, 2009)

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

27

ARSIP

3. Keuntungan Normal Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.Contohnya : Saat produksi mineral dilakukan, pada tahun awal perusahaan masih mengalami kerugian atau keuntungan maksimal negatif. Namun pada tahun kedua, hasil penjualan semakin mendekati biaya produksi. Sehingga, pada tahun ketiga, keuntungan maksimal sama dengan biaya produksi rata-rata. (Sumber: Wikipedia) 4. Fungsi Produksi Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi cirikhusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubunganmatematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlahfaktor produksi yang digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan dependent variabeldan jumlah faktor produksinya sebagai independent variabel. Fungsi produksi yang akan dianalisis ialah fungsi produksi suatu perusahaan untuk memproduksi satu barang tertentu (Single Product Production Function) dan fungsi prodiksi suatu perusahaan untuk memproduksi lebih dari satu barang (Multiproduct Production Function). a. Fungsi Produksi Suatu Perusahaan untuk Memproduksi Satu Barang Tertentu Fungsi produksi ini menunjukkan suatu kombinasi faktor yang secara teknis diperlukan untuk memperoduksi satu unit barang tertentu dengan menggunakan teknologi tertentu. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu Q = f (K, L, R, T) Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut. b. Fungsi Prodiksi Suatu Perusahaan untuk Memproduksi lebih dari Satu Barang Jumlah tenaga kerja, jumlah stok modal dan jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi adalah produk-produk yang dihasilkan. Misalkan untuk pertambangan tembaga, dalam pengolahannya menghasilkan produk lain berupa emas. Hanya saja, ada beberapa faktor produksi dalam fungsi produksi tembaga yang digunakan juga untuk produksi emas. Misalnya tenaga kerja, mesin reduksi, dump truck, dll. (Sumber: Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan, karya Dr. Sritua Arief, 1996) 5. Produksi Jangka Pendek (Short Run In Production) Produksi Jangka Pendek adalah produksi yang menggunakan input tetap dan input berubah.Didalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi di anggap tetap jumlahnya. Contoh: PT. Batu sedang mengoperasikan mesin pengeruk dan truk pengangkat batugamping untuk produksi maksimal 400.000 ton per hari. Suatu saat terjadi peningkatan permintaan batugamping hingga 1.000.000 ton per hari karena perusahaan-perusahaan yang lain mengalami kebangkrutan. Dalam waktu yang singkat, PT. Batu tidak dapat menyesuaikan permintaan menjadi 1.000.000 ton per hari. Karena PT. Batu butuh waktu lama untuk

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

28

ARSIP

mengecek kembali rencana produksi, izin produksi, dsb. Karena beberapa input adalah tetap (butuh perencanaan ulang untuk mengubahnya). Produksi jangka pendek dapat dinyatakan dalam rumus: C = f(X, T, Pf) Dimana C adalah jumlah biaya produksi, X adalah jumlah output, T adalah teknologi, dan Pf adalah harga faktor-faktor produksi. (Sumber: Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan, karya Dr. Sritua Arief, 1996) 6. Produksi Jangka Panjang (long run in production) Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, sehingga: biaya produksi tidak perlu dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Semua pengeluaran dianggap biaya variabel. Contoh: Jumlah alat-alat produksi dapat di tambah,penggunaan mesin-mesin dapat di rombak dan dapat di pertinggi efisiensinya,jenis barang-barang baru dapat diproduksikan. Produksi jangka panjang dapat dinyatakan dalam rumus: C = f (X, T, PfV) Dimana C adalah jumlah biaya produksi, X adalah jumlah output, T adalah teknologi, Pf adalah harga faktor-faktor produksi dan V adalah faktor-faktor tetap. (Sumber: Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan, karya Dr. Sritua Arief, 1996, dan Pengantar Ekonomi Mikro, Sri Murtiasih,SE.,MM ) 7. Law of Diminishing Marginal Returns Menyatakan bahwa: apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.Contohnya adalah apabila PT. Batu akan meningkatkan produksi batugampingnya dari 400.000 ton/hari menjadi 500.000 ton/hari, maka perlu ditambah alat pengeruk dan truk pengangkat serta operator masing-masing alat. Kemudian PT. Batu akan meningkatkan produksinya lagi dengan menambah alat-alat tadi dan operator (pekerja). Pada suatu saat, penambahan faktor ini sudah tidak efektif lagi sehingga jumlah produksi akan menurun. (Sumber: Pengantar Ekonomi Mikro, Sri Murtiasih,SE.,MM ) 8. Point of Diminishing Marginal Returns Adalah titik tertinggi yang menyatakan bahwa jumlah barang yang diproduksi tidak dapat ditambah lagi walaupun jumlah tenaga kerja ditambah. Terjadi apabila tenaga kerja ditambah secara terus menerus, sementara capital tidak ditambah. (sumber : Pengantar Ekonomi Mikra, Dezmizar SE. MM)

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

29

ARSIP

Point of Diminishing Marginal Returns

9. Produk Total (total product) Adalah jumlah seluruh barang yang dapat diproduksi untuk berbagai tingkatan variabel input (factor-faktor produksi). Misalkan : untuk memproduksi batu gamping 400.000 ton/hari dibutuhkan 1 excavator, 1 dump truck dan 2 pegawai. Maka untuk menambah produksi hingga 450.000 ton/hari dibutuhkan tambahan faktor produksi tersebut menjadi 1 bagian. (http://en.wikipedia.org/wiki/) Grafik model Total produksi

yang satu faktor Ekonomi TP : pertambahan produksi total L : pertambahan tenaga kerja

10. Produk Marjinal (marginal product) Adalah tambahan produksi diakibatkan oleh pertambahan produksi misal tenaga kerja yang digunakan.(sumber : Pengantar Mikra, Dezmizar SE. MM) MP : produksi marginal TP MP L

11. Produk Rata-rata (average product) Adalah produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh satu faktor produksi misal setiap pekerja. (sumber : Pengantar Ekonomi Mikra, Dezmizar SE. MM)

AP
AP : produksi rata-rata TP : produksi total L : tenaga kerja

TP L

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

30

ARSIP

Hubungan antara Marginal Product (MPP), dan Average Product (APP) dapat digambarkan secara grafik seperti pada gambar dibawah ini:

12. Biaya Tetap Biaya tetap (fixed cost/ FC) adalah biaya yang jumlahnya secara keseluruhan tetap, tidak berubah jika ada perubahan dalam besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan (sampai batas tertentu). Biaya tetap tidak permanen tetap, mereka akan berubah dari waktu ke waktu, tetapi tetap dalam kaitannya dengan kuantitas produksi untuk periode yang bersangkutan. Misalnya sewa tanah atau bangunan, penyusutan bangunan, gaji yang dibayar perbulan, biaya retribusi perbulan, bunga pinjaman, depresiasi, biaya umum dan administrasi kantor. (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993) 13. Biaya Variabel Biaya variable (variable cost/ VC)adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan (tergantung dari) besar-kecilnya jumlah produksi. Misalnya biaya bahan-bahan, upah buruh harian, biaya operasional penambangan dan pengolahan, biaya retribusi jalan, biaya reklamasi. (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993) 14. Biaya Total Biaya total (total cost/ TC)adalah jumlah biaya tetap dan biaya variable : TC = FC + VC. Secara grafik, dapat dilihat sebagai berikut : (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993)

Kurva Biaya Total (TC)

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

31

ARSIP

15. Biaya Total Rata-rata (average total cost) Biaya total rata-rata (average total cost/ AC)adalah hasi bagi biaya total dengan jumlah produksi : AC = TC / Q. Secara grafik, dapat dilihat sebagai berikut : (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993)

Kurva Biaya Total Rata-Rata (AC) 16. Biaya Variabel Rata-rata (average variable cost) Biaya variable rata-rata (average variable cost/ AVC) adalah hasil bagi biaya variable (bahan-bahan, upah buruh harian) dengan jumlah jumlah produksi : AVC = VC / Q. (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993) Tabel 1 Contoh Jumlah Produksi dan Biaya Produksi PT. Batu Batugamping
(1) Jumlah Produksi Q (ton/hari) (2) Biaya Tetap FC (3) Biaya Variabel VC (4) Biaya Total TC = FC + VC (5) Biaya Per Satuan AC (TC /Q) ~ 10000500 10500 1500 1000 900 833 750 700 (6) Biaya Tetap per Satuan AFC (FC /Q) ~ 10000000 10000 1000 500 400 333 250 200 (7) Biaya Variabel per Satuan AVC (VC /Q) 500 500 500 500 500 500 500 500

0 1 1000 10000 20000 25000 30000 40000 50000

10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000 10000000

0 500 500000 5000000 10000000 12500000 15000000 20000000 25000000

10000000 10000500 10500000 15000000 20000000 22500000 25000000 30000000 35000000

Sumber : Gilarso, 1993

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

32

ARSIP

17. Biaya Marjinal (marginal cost) Biaya marginal (marginal cost/MC) adalah perubahan biaya total yang muncul ketika jumlah yang diproduksi berubah satu satuan : MC = TC / Q. (Sumber : Pengantar Ilmu Ekonomi, Gilarso, 1993). Misalkan pada contoh PT. Batudiatas, apabila jumlah produksi ditambah dari 10.000 menjadi 20.000 ton batugamping per hari, biaya total (TC) bertambah dari Rp.15.000.000 menjadi Rp20.000.000, jadi ada tambahan biaya total sebesar Rp. 20.000.000 Rp. 15.000.000 yaitu Rp. 5.000.000. Jumlah Rp. 5.000.000 ini untuk menambah produksi dengan 10.000 ton batugamping/hari. Jadi, tambahan biaya per ton batugamping adalah Rp. 500. MC = TC / Q = (Rp. 20.000.000 10.000.000) / (20.000 10.000) = 5.000.000 / 10.000 = Rp. 500 18. Efisiensi Produksi (efficiency in production). Efisiensi Produksi(efficiency in production), adalah ketika kegiatan ekonomi memanfaatkan semua sumber dayanya secara efisien, menghasilkan output dari input yang paling sedikit. Efesiensi produksi dapat dicapai apabila produksi 1 unit barang menggunakan biaya terkecil yang dimungkinkan sehingga mendapatkan penerimaan terbesar. Sehingga, dalam perhitungan biaya produksi, untuk menambah 1 unit barang dibutuhkan suatu nilai biaya total, hal ini dinamakan biaya marginal (MC). Sedangkan penerimaan terbesar untuk penambahan produksi sebanyak 1 unit dinamakan penerimaan marginal (MR). Efisiensi produksi dapat terjadi sesuai pengertian diatas bahwa penerimaan terbesar dari input (biaya) terkecil, sehingga efisiensi produksi apabila MC = MR. (http://en.wikipedia.org/wiki/)

KELOMPOK 4 PERSAINGAN PASAR Perusahaan Kompetitif Karena suatu perusahaan kompetitif menerima harga begitu saja, pendapatannya sebanding dengan jumlah barang yang diproduksinya. Harga barang sama dengan pendapatan rata-ratanya dan pendapatan marginalnya. Untuk memaksimalkan keuntungan, suatu perusahaan akan memilih jumlah barang yang menyeimbangkan pendapatan marginal dengan biaya marginalnya. Karena pendapatan marginalnya bagi suatu perusahaan kompetitif sama

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

33

ARSIP

besarnya dengan harga, maka perusahaan tersebut memilih jumlah tertentu di mana harga sama dengan biaya marginal. Maka kurva biaya marginal itu adalah kurva penawaranya. pasar yang kompetitif, memiliki dua karakteristik: 1. Ada banyak pembeli dan banyak penjual di pasar. 2. Barang yang ditawarkan oleh berbagai penjual sebagian besar sama. 3. Setiap perusahaan dapat dengan bebas meninggalkan atau memasuki pasar yang bersangkutan Untuk memaksimalkan keuntungan, suatu perusahaan akan memilih jumlah barang yang menyeimbangkan pendapatan marginal dengan biaya marginalnya. Karena pendapatan marginalnya bagi suatu perusahaan kompetitif sama besarnya dengan harga, maka perusahaan tersebut memilih jumlah tertentu di mana harga sama dengan biaya marginal. Maka kurva biaya marginal itu adalah kurva penawaranya. Perubahan dalam permintaan memiliki dampak yang berbeda jika terjadi pada jangka waktu yang berbeda pula. Pada jangka pendek, suatu peningkatan permintaan meningkatkan harga dan membawa keuntungan, sementara turunya permintaan akan menurunkan harga dan membawa kerugian. Tetapi jika perusahan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka dalam jangka panjang, jumlah perusahaan akan selalu berubah hingga tercapai keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebu Contohnya adalah pasar untuk susu. Tidak ada pembeli tunggal dari susu dapat mempengaruhi harga susu karena setiap pembeli pembelian sejumlah kecil relatif terhadap ukuran pasar. Demikian pula, setiap penjual susu memiliki kontrol terbatas atas harga karena penjual lainnya yang menawarkan susu yang pada dasarnya identik. Karena setiap penjual bisa menjual semua yang dia inginkan pada harga yang sedang, ia telah sedikit alasan untuk biaya kurang, dan jika dia biaya lebih,pembeli akan pergi ke tempat lain. Pembeli dan penjual di pasar yang kompetitif harus menerima harga pasar dan menentukan, oleh karena itu, disebut price taker. Keseimbangan Kompetitif Jangka Pendek Kekuatan-kekuatan pasar yang menentukan harga dan kuantitas penjualan dapat dianggap sebagai mewujudkan diri melalui permintaan agregat dan fungsi penawaran.Kemiringan permintaan fungsi D '(p) biasanya negatif. Kemiringan fungsi penawaran S '(p) adalah positif dalam ketiadaan ekonomi eksternal. S '(p) akan dianggap positif, kecuali dinyatakan khusus. Karena komoditi yang homogen, harga tunggal harus menang. Kuantitas yang diminta harus sama dengan kuantitas yang ditawarkan pada harga ekuilibrium: D (p) - S (p) = 0(6-8) Jika persamaan tersebut tidak memiliki beberapa p = pe pembeli dan penjual 'keinginan tidak konsisten: baik pembeli ingin membeli lebih dari penjual yang memasok, atau penjual yang memasok lebih dari pembeli ingin membeli. Persamaan dalam (6-8) memastikan bahwa pembeli dan penjual keinginan konsisten. Asumsi bahwa produksi produsen seketika dan tiba di pasar tanpa output aktual.Pembeli dan penjual mencoba untuk masuk ke dalam kontrak yang menguntungkan bagi mereka. Setiap kali pembeli dan penjual masuk ke dalam kontrak, mereka berdua berhak untuk recontract dengan orang yang membuat tawaran yang lebih menguntungkan. Asumsi bahwa konsumen beberapa membuat tawaran awal dan menawarkan harga dolar p0 untuk komoditi tersebut.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

34

ARSIP

Keseimbangan harga-kuantitas kombinasi harus memenuhi kedua fungsi permintaan dan penawaran. Ini adalah kombinasi harga-kuantitas yang keinginan pembeli dan penjual yang konsisten satu sama lain. Harga keseimbangan ditentukan dengan menyelesaikan kondisi kesetimbangan (6-8) untuk p. Sebuah kuantitas ekuilibrium ditentukan dengan mensubstitusikan harga keseimbangan baik dalam permintaan atau fungsi penawaran. Karena keseimbangan harga-kuantitas combination memenuhi kedua kurva permintaan dan kurva penawaran, operasi di atas setara dengan mencari koordinat titik persimpangan permintaan dan kurva penawaran. Penawaran Jangka Pendek Dalam jangka pendek, ketika suatu perusahaan tidak mampu menghemat biaya tetapnya perusahaan akan memilih untuk tutup sementara jika harga barang kurang dan biaya variable ratarata. dalam jangka panjang. Ketika perusahaan tersebut dapat menghemat biaya tetap dan biaya variablenya, perusahaan itu akan memilih untuk keluar dan pasar jika harga kurang dan biaya total rata-rata kurva penawaran jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna merupakan bagian yang condong keatas dari kurva biaya marjinal (diatas perpotongan biaya variabel rata-rata). Tentu saja perusahaan menentukan volum maksimum penjualannya dengan cara mengambil mengambil perpotongan dari pendapatan marjinal dan biaya marjinal. Pendapatan marjinal juga adalah harga yang diterimanya. Dengan demikian, kombinasi kuantitas harga supplier diberikan dengan bagian biaya marjinal yang condong keatas. Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan - perusahaan. Jumlah output yang ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva penawaran perusahaan,baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kurva Penawaran Jangka Pendek Gambar a dibawah ini menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi ( tidak ada penawaran ) Karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah ( AVC berpotongan dengan MC ). Jika harga naik ke P, agar mencapai laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR = MC atau MR P, sehingga jumlah output adalah Q1. Jika harga jual terus meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4, maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3 d a n Q 4 agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah output yang ditawarkan dengan demikian dalam pasar persaingann sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah kurva penawara jangka pendek.

(gambar a).
EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO
35

ARSIP

Shutdown Point

Titik penutupan usaha (Shut - Down Point) Suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya tetap tunainya (Cash cost atau out of pocket costs). Contoh biaya tunai : gaji pengawas pabrik dan biaya pemeliharaan Contoh biaya terbenam : biaya depresiasi, amortisasi dan deplesi * Rumus : Biaya tetap tunai Titik penutupan usaha : --------------------------------Contribution Margin Ratio Titik penutupan usaha dalam satuan produk Biaya tetap tunai Titik penutupan usaha : -------------------------------------------Pendapatan penjualan - Biaya variabel Skala Ekonomis (economies of scale) Skala ekonomis adalah sebuah konsep praktis yang penting untuk menjelaskan fenomena dunia nyata seperti pola pola perdagangan internasional, jumlah perusahaan di pasar, dan bagaimana perusahaan bisa terlalu besar untuk gagal. Pemanfaatan skala ekonomi membantu menjelaskan mengapa perusahaan tumbuh besar di beberapa industri. Ini juga merupakan pembenaran untuk kebijakan perdagangan bebas, karena beberapa skala ekonomi mungkin memerlukan pasar yang lebih besar daripada yang mungkin dalam suatu negara tertentu misalnya, tidak akan efisien bagi pembuat Liechtenstein untuk memiliki mobil sendiri, jika mereka hanya akan menjual untuk pasar lokal mereka. Sebuah produsen mobil satunya mungkin menguntungkan, namun, jika mereka ekspor mobil untuk pasar global selain menjual ke pasar lokal. Skala ekonomi juga berperan dalam monopoli alamiah. Ada beberapa factor yang menyebabkan rata-rata biaya produksi per unit turun saat jumlah output meningkat. Skala Ekonomis adalah konsep lama dan merujuk pada pengurangan biaya per unit saat ukuran fasilitas dan tingkat penggunaan input lainnya meningkat. Skala non ekonomis adalah kebalikannya. Skala Disekonomis (diseconomies of scale) Skala Ekonomis, dalam ilmu mikro ekonomi, merujuk kepada kerugian biaya yang berhubungan dengan ekspansi usaha. Namun, jika perusahaan pesaing tidak sempurna berada di pasar input, maka kesimpulan di atas berubah. Misalnya, jika kembali terjadi peningkatan skala hasil dalam beberapa rentang tingkat produksi, namun perusahaan nya begitu besar dalam satu atau lebih pasar input yang meningkatkan pembelian atas input yang meningkatkan biaya input per-unit, maka perusahaan bisa memiliki skala disekonomis di berbagai tingkat output. Sebaliknya, jika perusahaan mampu mendapatkan diskon besar dari pembelian input, maka ia bisa memiliki skala ekonomi dalam beberapa rentang tingkat output meskipun ia mengalami penurunan hasil produksi di rentang output.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

36

ARSIP

Constant returns to scale Dalam ilmu ekonomi, skala keuntungan dan skala ekonomi adalah istilah terkait yang menjelaskan apa yang terjadi sebagai skala peningkatan produksi dalam jangka panjang, dimana tingkat masukan semua termasuk penggunaan modal fisik adalah variabel yang dipilih oleh perusahaan. Constant returns to scale adalah istilah yang berbeda dan tidak boleh digunakan secara bergantian. Fungsi produksi suatu perusahaan dapat menunjukkan berbagai jenis skala hasil dalam rentang output yang berbeda. Biasanya, ada dapat meningkat kembali pada tingkat output yang relatif rendah, penurunan kembali pada tingkat output yang relatif tinggi, dan hasil yang konstan pada satu tingkat output antara rentang. Keseimbangan kompetitif Jangka Panjang Dalam jangka panjang, ekonomi klasik mengasumsikan bahwa semua sumber daya yang dapat dipindahkan dari salah satu bentuk produksi menjadi lain. Asumsi ini sangat penting untuk kesimpulan bahwa dalam ekonomi kompetitif jangka panjang mengalokasikan sumber daya secara efisien. Tentu saja, jangka panjang tidak pernah jelas didefinisikan dalam hal waktu. Beberapa berpendapat bahwa jangka panjang adalah sebuah konsep yang relatif penting dalam aplikasi karena mengabaikan realitas ekonomi dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek, sumber daya tidak dapat beralih dari satu jenis kegiatan ekonomi yang lain. Akibatnya, peralatan dan tenaga kerja dapat dibiarkan terbengkalai / idle. Sebagai contoh, seorang buruh yang mengkhususkan diri dalam tugas manufaktur tidak bisa cepat pindah ke komputer pekerjaan pemrograman. Dalam jangka panjang, tenaga kerja diasumsikan harus benar-benar fluida dari satu fungsi yang lain. Ketika ada perubahan dalam permintaan dalam jangka pendek, pasar merespon dengan perubahan harga, yaitu harga naik jika permintaan meningkat dan bawah jika tetes permintaan. Namun, dalam jangka panjang, harga tidak berubah dengan perubahan permintaan. Sebaliknya, jumlah yang ditawarkan perubahan karena sumber daya diasumsikan untuk dapat bergerak bebas masuk atau keluar dari produksi yang baik tertentu. Pasar dalam jangka panjang pada kesetimbangan saat harga sama dengan total biaya minimum rata-rata yang mungkin kurva biaya produksi. Juga, pada titik ini, biaya marjinal dan biaya rata-rata jangka panjang adalah sama. Selanjutnya, ketika ada ekuilibrium jangka panjang selalu ada ekuilibrium jangka pendek. Elastisitas Harga dari Penawaran (price elasticity of supply) Elastisitas harga penawaran adalah mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastitas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga. Dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: 1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi. 2. Jangka waktu analisis. Koefisien ElastisitasPenawaran Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :Es =% perubahankuantitas penawaran atau perubahan harga Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran kepekaan jumlah

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

37

ARSIP

penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas permintaannya adalah 20%/10% = 2. (Case & Fair, 1999: 119). Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua produknya ke konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi. Penawaran Elastis Elastisitas penawaran adalah tingkat perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas penawaran. Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.

Penawaran Tak Elastis Penawaran inelastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahanpenawaran. Dengan kata lain, jumlah yang ditawarkan relatif tidak sensitif terhadap perubahan harga.

Penawaran Elastis Sempurna

Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu horisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan). Penawaran elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi samasekali oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbuhorisontal (X) atau Q (jumlah output yang ditawarkan).

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

38

ARSIP

Penawaran Tak Elastis Sempurna Penawaran Inelastis Sempurna (E = 0) Penawaran inelastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Kurva penawaran sejajar dengan sumbuvertikal Y atau P (tingkat harga).

Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output efisiensi adalah sesuatu yang dikerjakan kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dan biaya dalam proses pengerjaannya. Efisiensi konsumtif: definisi efisiensi yang sama dengan definisi ekonomi neoklasik, di mana persoalan efisiensi diwujudkan sebagai masalah optimasi. Pada perilaku konsumen tunggal, efisiensi dicapai dengan mengalokasikan anggaran tertentu pada kombinasi barang dan jasa yang memaksimumkan kegunaan konsumen. Efisiensi produktif : dicapai jika perusahaan beroperasi dengan biaya yang paling minimum yaitu bagian terendah dari annual cost (AC). Kedua efisiensi ini dicapai hanya pada pasar persaingan sempurna (pasar bebas) Efisiensi alokatif: suatu perekonomian yang efisien adalah perekonomian yang memeproduksi apa yang diinginkan dengan biaya sekecil mungkin, efisiensi ini dicapai apabila perusahaan beroperasi sedemikian rupa sehingga tingkat harga sama dengan biaya marjinal.

EKONOMI LINGKUNGAN PENGANTAR EKONOMI MIKRO

39

Anda mungkin juga menyukai