Anda di halaman 1dari 16

MINGGU

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN :


TEORI NILAI GUNA (UTILITY)

1
UTILITAS
Pengertian utilitas
Apa yang dimaksud dengan guna
Apa yang dimaksud dengan kepuasan
Apa yang dimaksud dengan kesejahteraan
Macam-macam guna
Pengertian guna total dan guna marjinal
Pengeritan nilai guna total dan nilai guna marginal
Pendekatan kardinal dan ordinal (Sadono)
Hukum Gossen.
Menghitung nilai guna total dan guna marginal
Membuat kurva total utiliti dan marginal utiliti
Syarat keseimbangan konsumen
Surplus konsumen dan produsen (Sadono)

2
Teori tingkah laku konsumen
Adalah menganalisis dua hal berikut :
Alasan para pembeli/konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga
yang lebih rendah dan mengurangi pembeliaannya pada harga barang yang tinggi
Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang
yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya.
Teori tingkah laku konsumen dibedakan menjadi dua :
Pendekatan nilai guna (utility) kardinal
 Manfaat atau kepuasan yg diperoleh konsumen dpt dinyatakan secara kuantitatif
 Konsumen akan memaksimalkan kepuasannya dan akan menentukan konsumsinya atas
berbagai jenis barang yg ada dipasar
Pendekatan nilai guna ordinal
 Manfaat atau kepuasan yg diperoleh konsumen tidak dpt dinyatakan secara kuantitatif
 Tingkah laku konsumen untuk memaksimumkan kepuasannya dalam mengkonsumsi barang
ditunjukkan dengan kurva kepuasan sama
 kurva kepuasan sama : kurva yg menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan
nilai guna (kepuasan) yang sama

3
Nilai Guna
Kardina
Ordinal
l
Margina
l
Total
4
TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
KARDINAL
 Bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
 Bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan
yang dapat dicapainya
 Jika semakin tinggi kepuasan terhadap barang, maka
akan semakin tinggi nilai utiliti (nilai kegunaan)
barang tersebut

5
TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
KARDINAL
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian:
 Nilai guna total
Dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang
tertentu.
 Nilai guna marjinal
Nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau
pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan
pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit
barang tertentu.

6
HIPOTESIS UTAMA TEORI NILAI GUNA
Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun :
Menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi
semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus
menambah konsumsinya ke atas barang tersebut.
Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif
yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu
unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.
Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa
pertambahan yang terus-menerus dalam mengkonsumsi suatu
barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang
dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.

7
Law of Diminishing Utility

Ketika jumlah suatu barang yang dikonsumsi


meningkat, utilitas marjinal dari barang tersebut
cenderung semakin berkurang.
Marginal Utility barang konsumsi menurun, menganut
Hukum Gossen I (Law of Diminishing Utility) yaitu
semakin banyak satuan barang yang dikonsumsi maka
semakin kecil tambahan/marginal kepuasan yang
diperoleh konsumen atau bahkan nol/negatif.
Menurut Gossen, supaya tidak terjadi diminishing,
maka harus ada variasi konsumsi (hukum Gossen II)
8
Contoh Nilai Guna Total dan Marjinal
JUMLAH MANGGA YG NILAI GUNA NILAI GUNA
DIMAKAN TOTAL MARJINAL
0 0 -
1 30 30
2 50 20
3 65 15
4 75 10
5 83 8
6 87 4
7 89 2
8 90 1
9 89 -1
10 85 -4
9
Utility dalam kurva

Total Utility MU=0


5 -6
Um 7
+4 Pada periode 1-4
- 8 Penambahan
+ 3 - 9 kuantitas kon-
sumsi menambah
nilai kepuasan
hingga periode 5
TU =0. (di Um)
+ 2 Bila diteruskan
Maka kepuasan
nya menjadi
negatif/
tidak berguna
1
+
Qm Quantity
PEMAKSIMUMAN NILAI GUNA
Setiap orang akan berusaha memaksimumkan
kepuasan yang dinikmatinya
Jika barang yang dikonsumsi hanya satu jenis barang
saja, maka akan mudah menentukan tingkat dimana
nilai guna sampai tingkat yang maksimum
Jika yang dikonsumsi adalah berbagai jenis barang,
maka cara menentukan nilai guna maksimum menjadi
rumit

11
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
 Dalam keadaan harga berbagai macam barang berbeda, syarat yang harus
dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai
guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna
marjinal yang sama besarnya.
Misal :
 Seseorang membeli dan mengkonsumsi barang makanan harga 5000 dan
pakaian harga 50.000. Misalkan tambahan nilai guna marjinal untuk 1
unit makanan sebesar 5 dan pakaian 50. Jika orang tsb mempunyai uang
50.000, barang apakah yg harus dibeli dan dikonsumsi ?
 Orang tsb bisa membeli 10 makanan dengan nilai guna marjinal : 5 x
10 =50
 Orang tsb bisa membeli 1 pakaian dengan nilai guna marjinal : 1 x 50
=50
 Org tsb tidak perlu susah payah untuk menentukan barang mana yg
harus dibeli
Berdasarkan contoh diatas maka dapat dikemukakan hipotesis sbb :
 Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang
yang dikonsumsinya apabila perbandingan nilai guna marjinal
barang-barang tsb adalah sama dengan perbandingan harganya
(5000:50.000 = 5:50)
 Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang
yang dikonsumsinya apabila nilai guna marjinal untuk setiap
rupiah yg dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang
dikonsumsinya (5/5000 = 50/50.000)
Kedua hipotesis tsb dinyatakan dengan rumus sbb :

13
Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat
diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat
menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang
menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu
barang, semakin banyak permintaan ke atasnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan atas suatu
barang berubah apabila harga barang itu mengalami
perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.
Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang
wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para
konsumen.
Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal
sebagai surplus konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan
diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam
mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran
yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada
pembayaran yang dibuat.
Contoh Surplus Konsumen
Contoh:
Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan
bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila
harganya Rp.1500.
Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang
diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat
memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga
Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia
dibayarkannya.
Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai