PERILAKU KONSUMEN
PENGERTIAN :
1. Segala tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi
dan menghabiskan produk & jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli tindakan itu (James F. Engel, dkk. 1968)
2. Proses pengambilan keputusan & aktivitas individu secara fisik yang
dilibatkan dlm mengevaluasi, memperoleh & menggunakan barang dan jasa
(David L. London, dkk. 1984)
3. Tindakan-tindakan, proses & hubungan sosial yg dilakukan oleh individu,
kelompok & organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau
lainnya sebagai suatu akibat dari penggalangannya dengan produk,
pelayanan & sumber-sumber lainnya (Gerald Zalman, dkk. 1979)
KESIMPULAN :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi
yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi lingkungan
Mengapa Perlu Mempelajari
Perilaku Konsumen
X1 X2 X3 X
ASUMSI DASAR
PENDEKATAN KARDINAL
MUx MUy MUz
....
Px Py Pz
X U MU Keterangan
0 0 0
1 8 15
2 28 24
3 54 27 Gelas ke-3, MU Maksimum
4 80 24
5 100 15
6 108 0 Gelas ke-6, TU Maksimum
7 98 -21
8 64 -48
9 0 -81 Gelas ke-9, Utilitas = 0
a. Jumlah gelas es teh manis yang harus Bambang minum
agar Utilitasnya maksimum (108) adalah 6 gelas.
b. Yang dapat memberikan Utilitas Marginal (MU)
maksimum (27) adalah gelas ke-3 .
c. Yang menyebabkan Utilitas Marginal (MU) minum es
teh manis = 0 adalah gelas ke-9.
TEORI NILAI GUNA (UTILITY)
Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu
pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya
pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang
tertentu.
Total utility (total utility). Yaitu keseluruhan kepuasan
yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang-
barang tertentu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NILAI GUNA (UTILITY)
TU = 16 – Q2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx
MUx
16 MU = 16 – 2Q
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx
REALITAS MODEL UTILITAS
KARDINAL
Asumsi tentang utilitas suatu barang sangat sulit
diterapkan.
Rasionalitas konsumen terpengaruh oleh sikap emosional
konsumen, seperti; pengaruh iklan, lingkungan, gengsi .
Konsumen memutuskan membeli produk jika harga dan
manfaat produk sama atau sebanding.
Atribut suatu barang sebagian dapat diukur dengan
kualitas dan harga produk.
2. Pendekatan Ordinal
ASUMSI :
Berdasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak
bisa dikuantitatifkan antara satu konsumen dengan
konsumen yang lain dan akan mempunyai tingkat
kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi
barang dalam jumlah dan jenis yang sama.
Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan
ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan
mengkonsumsi barang dalam model kurva
indifferent
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KURVA
INDIFEREN / ORDINAL
Pendekatan ini mempunyai asumsi :
Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia
memaksimalkan utility dengan pendapatan pada harga pasar
tertentu. Dan konsumen dianggap mempunyai pengetahuan
sempurna mengenai informasi pasar
Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup
memberikan rangking atau peringkat kombinasi mana saja
yang ia sukai. Dengan demikian, konsumen tidak perlu
memberikan utils atau satuan kepuassan terhadap barang yang
dikonsumsi.
Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of
Substitution artinya bila konsumen menaikkan
konsumsi barang yang satu akan menyebabkan
penurunan konsumsi barang yang lain dan dapat
digambarkan dengan kurva indeferen.
Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung
dari jumlah barang yang dikonsumsikan.
Bersifat consistency dan transivity of choice
artinya bila , A>B, B>C maka barang A lebih
disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C
kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C.
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan
sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu
memberikan urutan dari hasil pembandingan
tersebut.
Contoh penggunaan metode ordinal antara lain
menggunakan pengukuran yang sifatnya kualitatatif
misalnya : bagus, sangat bagus, paling bagus.
Asumsi dasar seorang
konsumen adalah :
1. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi
dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya.
2. Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
3. Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak
dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak
barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin
tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal membutuhkan tolok
ukur pembanding yang disebut dengan
indeferent kurve.
Kurva Indeferent adalah Kurva yang
menghubungkan titik -titik kombinasi 2
macam barang yang ingin dikonsumsi oleh
seorang individu pada tingkat kepuasan
yang sama
Kurva Indiferens
Adalah kurva yang menghubungkan titik – titik
berbagai kombinasi antara 2 barang yang dapat
memberikan kepuasan yang sama bagi seorang
konsumen.
Karakteristik Kurva Indiferens
1. Menunjukkan kepuasan sama diantara semua produk
yang dikonsumsi.
2. Preferensi kepuasan konsumen bertingkat secara
konsisten.
3. Kepuasan konsumen ditandai dengan semakin
banyaknya barang yang dikonsumsi.
4. Kepuasan konsumen dicapai dari setiap kombinasi
barang yang menghasilkan kepuasan total.
Ciri-ciri kurva Indiferent
1. Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia
ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2. Cembung ke titik Origin ( Convex ) .
Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin
menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen,
di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak
mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan
atas barang Y tidak begitu berarti dan sebaliknya atas
barang Y.
3. Tidak saling berpotongan.
(Kurva indifference adalah kurva yang menggambarkan
kombinasi dua macam input untuk menghasilkan output
yang sama (yaitu kepuasan)
Ciri-ciri kurva indiferens
Semakin ke kanan atas (menjauhi titik origin),
semakin tinggi tingkat kepuasannya
Kurva Indiferens tidak berpotongan satu sama lain.
Berslope negatif.
Cembung terhadap titik origin.
Y
Kurva Indiferen
X
KURVA INDIFFERENT
Y
C
A
B IC
0 X
Budget Line (Garis Anggaran)
Adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang
dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau
anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang
yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran.
Persamaan garis anggaran : I = X . Px + Y . Py
I = Anggaran
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
Budget Line
Y
Budget
Line
X
- Seorang konsumen akan memilih
sekelompok barang yang memaksimumkan
kepuasannya dengan tunduk kepada
kendala anggaran yang ada.
- Sekelompok barang yang memberikan
tingkat kepuasan tertinggi terjadi pada saat
kurva indiferens tertinggi bersinggungan
dengan garis anggaran
Titik A tingkat kepuasan maksimal
Y
A KI3
KI2
KI1
X
A. Manfaat dan Nilai Barang
Barang dan jasa yang dibutuhkan manusia adalah barang dan jasa
yang memiliki nilai guna/kegunaan (utility) yang meliputi :
•Utility of form (kegunaan berdasarkan bentuk) ,sebuah benda
bertambah kegunaannya jika diubah dari bentuk asalnya contoh
kayu jadi lemari, kulit buaya menjadi tas
•Utility of place (kegunaan berdasarkan tempat), suatu benda
bertambah kegunaannya jika dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain contoh : pasir banyak melimpah di sungai akan lebih
berrharga jika diangkut ke daerah perkotaan sebagai bahan
matrial/bangunan
•Utility of time (kegunaan berdasarkan waktu), suatu benda akan
bertambah kegunaannya jika digunakaan di saat yang tepat contoh
payung saat hujan
•Utility of ownership (kegunaan kepemilikan), suatu benda akan
bertambah kegunaannya jika sudah dimiliki misal tanah kosong
ketika belum dimiliki belum bisa dimanfaatkan optimal tetapi
ketika sudah dimiliki jauh lebih bermanfaat
Selain nilai guna (utility) sebuah benda dapat
dimanfaatkan jika memiliki nilai Objektif dan Nilai
Subjektif
•Nilai Objektif adalah nilai yang didasarkan pada
barang dan jasanya (berdasarkan objek)
Contoh : Beras ------ Makan, Pulpen --------menulis
• Nilai Subjektif adalah nilai yang didasarkan pada
sudut pandang atau kepentingan orang yang
membutuhkannya (berdasarkan subjeknya), suatu
barang punya nilai subjektif karena :
• Barang tersebut dapat memuaskan
• Menurut sudut pandang seseorang barang
tersebut mampu memenuhi kebutuhan sendiri
Contoh : bagi orang Indonesia nasi sangat berharga
tapi bagi orang Eropa terigu jauh lebih berharga
Selain utility dan nilai objektif & subjektif barang juga dapat
dimanfaatkan karena memiliki nilai pakai (value in use) dan
memiliki nilai tukar ( value in exchange)
Nilai pakai (value in use) : kemampuan suatu benda untuk dapat
dipakai berdasarkan nilai barangnya itu sendiri (nilai pakai objektif)
dan dapat dipakai berdasarkan sudut pandai pemakainya (nilai
pakai subjektifnya)
Nilai tukar ( value in exchange) : kemampuan suatu barang untuk
ditukar dengan barang lainnya (nilai tukar objektif) dan
kemampuan barang untuk ditukar dengan benda lain yang
diperlukan orang-orang
Kesimpulan :
bahwa suatu barang akan memiliki nilai apabila :
Manusia memerlukan barang/jasa
Barang/jasa yang ada diperkirakan dapat dipergunakan
untuk memuaskan kebutuhan manusia
Persediaan barang/jasa tersebut jumlahnya terbatas
PERILAKU PRODUSEN dan KONSUMEN
B. Perilaku Konsumen
Adalah upaya / aktivitas yang dilakukan konsumen dalam memenuhi
segala macam kebutuhan hidupnya baik barang atau jasa berdasarkan daya
beli yang dimilikinya.
Penggolongan konsumen :
a.Konsumen pasar (consumer market) ----- tujuannya konsumsi
b.Konsumen industri (industrial market) ------- konsumen yang melakukan
konsumsi bahan baku untuk proses berikutnya biasanya terdiri dari wakil
perusahaan industri
c.Konsumen di pasar ulang (reseller market) ------ konsumen yang menjual
ulang barang untuk memperoleh keuntungan
Pola Konsumsi :
a.Penghasilan yang diperoleh
b.Tingkat pendidikan
c.Tempat tinggal dan iklim
d.Agama dan kepercayaan
e.Umur
f.Kebangsaan
g.Pekerjaan
Watak Konsumen
a. Faktor budaya
b. Faktor sosial
c. Faktor pribadi
d. Faktor psikologis
Tipe konsumen
a. Pembeli setia
b. Pembeli opportunis
c. Pembeli karena tawaran terbaik
d. Pembeli kreatif
e. Pembeli iklan
f. Peminat
g. Pembeli teliti
Teori konsumen
a. Teori Gossen I : “ konsumen akan terus menerus memenuhi
kebutuhannya sampai tingkat kepuasannya menurun”
b. Teori Gossen II : “ konsumen akan memenuhi berbagai macam kebutuhan
sampai mencapai tingkat intensitas yang sama”
C. Perilaku Produsen