Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

EKONOMI MANAJERIAL

DOSEN PENGAMPU :
AYU INDIRA DEWININGRAT S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Nama : Diana Latifah


Nim : 120113403
Kelas : Manajemen E (pagi)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL DENPASAR (UNDIKNAS)
ANGKATAN 2020
JAWABAN TUGAS EKONOMI MANAJERIAL

PRODUK AIR AQUA


Disini saya memilih produk AQUA, AQUA merupakan air mineral dengan sumber air yang
berasal dari pegunungan vulkanik. Dalam perjalanannya, air hujan yang jatuh dari pegunungan
dan terserap dalam lapisan tanah dalam, akan mengalami mineralisasi secara alami, karena itu, air
diperkaya oleh mineral yang dikandung oleh batuan yang dileatinya.

Daya guna (utility) adalah kepuasan yang diterima konsumen karena mengkonsumsi
barang dan jasa. Seseorang yang mengkonsumsi suatu barang dan jasa adalah karena barang dan
jasa tersebut memberikan kepuasan atau manfaat bagi dirinya.
Misalnya seorang yang selesai bermain bola basket akan merasa haus, dan untuk
menghilangkan rasa haus tersebut maka dia akan mengkonsumsi segelas air atau lebih sampai rasa
hausnya hilang. Dengan mengkonsumsi satu gelas air atau lebih maka dia akan mendapatkan daya
guna, yaitu menghilangkan rasa hausnya.

Dalam konsep daya guna, ada dua konsep lain yang terkait, yaitu daya guna total dan daya guna
marginal. Daya guna total (total utility, TU) adalah jumlah daya guna yang diterima konsumen
dalam mengkonsumsi suatu komoditi tertentu.

Sedangkan daya guna marjinal (marginal utility, MU) adalah tambahan daya guna yang
diperoleh konsumen akibat menambah konsumsi satu unit barang. Semakin banyak komoditi yang
dikonsumsi maka daya guna total akan semakin besar, sampai pada titik tertentu akan mencapai
maksimum, dan setelah titik maksimum tercapai maka daya guna total akan menurun.

Hal ini sesuai dengan hukum daya guna marginal yang menurun (The law of diminishing
marginal utility). Konsumen yang mengkonsumsi barang dalam jumlah yang semakin meningkat
maka kepuasan totalnya meningkat, namun tambahan kepuasannya semakin lama akan semakin
menurun, dan pada titik tertentu mencapai maksimum. Setelah titik maksimum tercapai, apabila
komoditi yang dikonsumsi ditambah terus maka daya guna marginalnya menjadi negatif.

TABEL DAYA GUNA DALAM MENGKONSUMSI AIR MINUM

Konsumsi TUx MUx


gelas air ke
(Qx)

0 0 ??
1 10 10
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 30 0
7 28 -2

Dengan demikian meminum segelas air maka daya guna total yang diterima adalah 10 satuan, dan
dengan demikian daya guna marjinalnya adalah 10 satuan. Pada gelas air kedua daya guna total
adalah 18 satuan, sehingga tambahan daya guna yang diterima adalah 8 satuan (daya guna marjinal
adalah daya guna total dikurang daya guna total sebelumnya, atau MUxt = TUx.t ? TUx.t-1). Pada
gelas air ketiga daya guna total adalah 24 satuan sehingga tambahan daya guna adalah 6 satuan.
Apabila terus dilanjutkan konsumsi air pada gelas-gelas berikutnya maka tambahan daya guna
akan semakin menurun, mencapai titik nol pada gelas air ketujuh.

Hal ini sesuai dengan hukum daya guna marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing
marginal utility). Tambahan daya guna marginal negatif diartikan bahwa orang yang
mengkonsumsi air minum pada gelas ketujuh, manfaat yang diperoleh adalah negatif, atau dengan
kata lain akan merugikan dirinya sendiri. Mungkin dia akan sakit perut kalau terus menerus
mengkonsumsi air minum setelah kepuasan maksimumnya tercapai.
- Asumsi-asumsi Teori Perilaku Konsumen

Asumsi atau tanggapan yang digunakan dalam menjelaskan teori perilaku konsumen adalah
sebagai berikut :

Konsumen adalah subjek yang rasional, yaitu konsumen ingin membelanjakan pendapatannya
sedemikan rupa sehingga tercapai kepuasan maksimum

Konsumen mempunyai preferensi yang jelas terhadap barang dan jasa yang tersedia di pasar.
Pendapatan konsumen adalah terbatas Konsumen menghadapi dan harus membayar barang-
barang yang ia beli. Dalam mempelajari teori perilaku konsumen ada dua pendekatan yaitu (a)
pendekatan kardinal atau teori nilai subjektif (subjective value theory) dan (b) pendekatan
ordinal atau sering disebut analisis kurva indiferensi (indifference curve analysis).

Pendekatan kardinal menganggap bahwa daya guna dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
kardinal, seperti 5, 6, 10, 15 dan seterusnya. Hal ini berarti, semakin banyak barang yang
dikonsumsi maka daya guna total semakin besar. Daya guna total merupakan penjumlahan
daya guna masing-masing barang atau komoditi. Sedangkan, dalam pendekatan kurva
indiferen, seorang konsumen tidak perlu mengetahui berapa daya guna yang diperolehnya atau
dinyatakan secara ordinal, yang penting seorang konsumen harus dapat membandingkan atau
menentukan urutan pereferensinya (order of prefence), barang mana yang lebih disukai, kurang
disukai atau sama saja disukai (indifferent).

Anda mungkin juga menyukai