Oleh :
NAMA : DIANA LATIFAH
NIM : 120113403
Kota Denpasar merupakan kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota
terbesar kedua diwilayah Indonesia Timur setelah Kota Makassar yang patut
dipertimbangkan untuk membuka usaha dengan ekonomi yang sangat menjanjikan.
Pada dasarnya, peluang bisnis untuk kalangan anak muda yang memiliki prospek
jangka waktu yang panjang adalah dengan membuka bisnis Coffe Shop. Maraknya
Coffe Shop yang berkembang saat ini, dijadikan konsumen sebagai kebutuhan
sekunder bagi penikmat kopi sekaligus untuk bersantai bagi semua kalangan
masyarakat. Tidak hanya kalangan masyarakat biasa, mahasiswa di Universitas
Pendidikan Nasional Denpasar (UNDIKNAS) juga menjadi penikmat kopi.
Coffe Shop merupakan bisnis yang sangat menjanjikan yang menyediakan produk
makanan cepat saji dan tentunya minuman dengan berbagai jenis kopi dan non kopi
lainnya dalam suasana santai yang dilengkapi fasilitas yang ditawarkan kepada
konsumen.
Store atmosphere yang memberikan kesan nyaman dengan fasilitas yang baik
menjadi daya tarik tersendiri untuk membuat konsumen memutuskan berkunjung ke
toko tersebut.
Kualitas produk yang membuat konsumen merasa puas dan ingin membeli ulang
produk, merupakan kunci dari perkembangan usaha. Harga adalah salah satu unsur
penentu agar dalam perusahaan mendapatkan laba atau keuntungan.
Harga adalah suatu nilai yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan barang / jasa. Harga menjadi ukuran bagi konsumen untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Variasi harga juga dinilai menjadi bahan
pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu.
Selain itu lokasi juga dinilai memberikan dukungan dalam upaya menciptakan
keputusan pembelian ulang konsumen sehingga lokasi toko harus berada ditempat
yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. Kemudahan untuk mencapai
lokasi toko akan mengurangi biaya yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan
produk dan jasa yang diharapkan.
Beli Kopi berlokasi di Jl. Tukad Pekerisan No.75, Panjer, Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Bali. Beli Kopi merupakan sebuah merek lokal Indonesia yang menjual
beragam minuman varian menu kopi dan nonkopi. Beli kopi juga menyediakan aneka
ropang atau roti panggang dengan beragam toping. Selain Beli Kopi dine in atau
makan ditempat, Beli Kopi juga menyedikan system take away dan tersedia
dibeberapa aplikasi pengiriman makanan. Coffe Shop Beli Kopi memiliki 74 Outlet
yang tersebar diseluruh Indonesia yang dimiliki pengusaha muda asal lamongan,
Fariz Julinar Maurisal, yang merupkan owner Beli Kopi sebagai manajer baru tim
berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Selain karena lokasi, harga juga menjadi patokan konsumen untuk berkunjung ke
Beli Kopi. Pada aspek harga, Beli Kopi jauh lebih murah dibandingkan dengan Coffe
shop lainnya. Untuk harga minuman Beli Kopi mematok harga Rp. 6.000 – 11.000
sudah termasuk pajak didalamnya sementara pesaing sekitar mematok harga Rp.
25.000. hal ini menjadi salah satu alas an konsumen untuk berkunjung kembali ke Beli
Kopi karena memiliki tariff harga yang relatif murah dan ramah di kantong.
Gambar 1.2
Terdapat macam minuman ciptaan beli kopi yaitu Kopi Susu Gula Aren yang diracik
dari campuran kopi beli kopi dan gula aren dan fresh milk. Tidak hanya minuman,
Beli Kopi memiliki makanan yang menjadi favorite konsumen yaitu Ropang Chik &
Cheese yaitu Roti bakar yang disajikan dalam packing Beli Kopi dengan campuran
potongan ayam dan keju yang dibaluri saos dan mayones sebagai pelengkap
makanan yang cocok dimakan ketika berkunjung ke Beli Kopi.
Beli Kopi menentukan target penjualan sebanyak 150 cup minuman per hari
dan untuk makanan 100 porsi per hari, tetapi sering kali penjualan ini melebihi target
tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemilik untuk mampu memiliki tempat
di hati pelanggan dengan cara terus menerus memberikan promosi beli satu gratis
satu kepada konsumen. Saat ini Beli kopi sudah memiliki 74,8rb pengikut (followers)
Instagram terhitung sejak tahun 2019 – 2023.
Tabel 1.1
Data dapat dilihat pada table 1.1 terdapat fenomena total pendapatan pada Beli Kopi
mengalami peningkatan kurang lebih Rp. 806.000,- dibulan Maret 2022 terhitung
mulai dari bulan Januari 2022. Hal ini disebabkan karena Beli Kopi menggunakan
promosi untuk mempromosikan produk mereka sehingga calon konsumen tertarik
untuk datang ke Beli Kopi dan mengalami peningkatan pendapatan. Selain itu juga
calon konsumen tertarik untuk berunjung ke Beli Kopi dikarenakan terdapat promo –
promo yang menarik perhatian calon konsumen yang akan datang. Harga menu
yang ada juga relative murah dan ramah di kantong dan lokasi yang berada ditengah
kota menyebabkan Beli Kopi mudah dikunjungi.
Berdasarkan hasil survey dan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
meneliti apakah store atmosphere, harga dan lokasi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian ulang pada konsumen Beli Kopi.
1. Kegunaan teoritas
Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
pedidikan khususnya pada ilmu manajemen pemasaran dalam spesifikasi store
athmosphere, harga, lokasi sebagai pembanding minat pelanggan untuk
melakukan keputusan pembelian ulang pada Beli Kopi. Sekaligus sebagai tolak
ukur pengembangan usaha Beli Kopi.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan atau acuan bagi perusahaan mengenai store atmoshpere, harga,
lokasi dalam keputusan pembelian ulang pada Beli Kopi.
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah yang dapat secara otomatis
membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk
menggunakan semen, keramik, atau karpet.
c. Jalan masuknya Perusahaan tersebut. Jalan yang lebar dan dapat
menciptakan atmosphere yang berbeda dibandingkan jalan yang sempit.
Etalase yang besar mungkin sangat atraktif, tetapi dapat menimbulkan
masalah apabila tidak cukup tempat bagi jalan masuk. Lingkungan sekitar
perusahaan juga perlu diperhatikan. Lingkungan luar perusahaan dapat
berpengaruh terhadap citra mengenai harga, level, serta pelayanan
perusahaan dan sebagainya. Fasilitas parkir juga berpengaruh terhadap store
atmosphere. Tempat parkir yang dekat dengan perusahaan serta gratis,
menciptakan kesan yang lebih positif daripada tempat parkir yang memungut
bayaran serta letaknya jauh dari pintu masuk perusahaan.
2. Interior (Bagian dalam toko)
Interior dari suatu Perusahaan harus dirancang untuk memaksimalkan visual
merchandising. Yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah
penjualan berada di Perusahaan adalah display. Display yang baik yaitu yang
dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah
mengamati, memeriksa, dan memilih barang-barang itu dan akhirnya melakukan
pembelian ketika konsumen masuk ke Perusahaan. Konsumen juga dipengaruhi
temperatur udara di dalam Perusahaan, kurangnya kesejukan udara dapat
mempercepat keberadaan konsumen di dalam Perusahaan. Ruangan yang luas
dan tidak padat menciptakan suasana yang berbeda dengan ruangan yang
sempit dan padat. Pelanggan dapat berlama-lama di dalam Perusahaan apabila
mereka tidak terganggu oleh orang lain ketika sedang melihat-lihat produk yang
dijual.
3. Store layout (Tata Kelola Ruangan)
Layout Perusahaan akan mengundang masuk atau menyebabkan
pelanggan menjauhi Perusahaan tersebut. Ketika konsumen melihat bagian
dalam Perusahaan melalui jendela etalase atau pintu masuk. Layout Perusahaan
yang baik akan mampu mengundang konsumen untuk betah berkeliling lebih
lama dan membelanjakan uang nya. Pembagian ruang perusahaan meliputi
ruang-ruang sebagai berikut:
Menurut (Kotler 1997, Tjiptono, 2006) harga adalah sejumlah uang yang
dikeluarkan konsumen produk dan pelayanannya.
Sedangkan harga menurut (Kotler dan Amstrong, 2001) adalah sejumlah uang
yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah
sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau
menggunakan suatu barang atau jasa.
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang
yang harus dibayarkan oleh seseorang untuk mendapatkan produk ataupun jasa, dan
harga dapat berbeda – beda tergantung dari produk atau jasa apa yang
dijual/ditawarkan.
a. Keterjangkauan harga
Harga yang dimaksud dapat dijangkau semua kalangan sesuai dengan target
pasar yang dipilih. Konsumen dapat menjangkau harga yang telah ditetapkan
oleh suatu perusahaan. Biasanya produk atau jasa memiliki beberapa jenis
dalam satu merek sehingga harganya juga berbeda dari mulai yang termurah
sampai yang termahal.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Kualitas suatu produk akan menentukan besaran suatu harga yang nantinya
akan ditawarkan kepada konsumen. Harga sering dijadikan sebagai indikator
kualitas bagi konsumen. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara
dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Misalnya, jika
harganya tinggi maka kualitas produk yang diberikan pun memiliki kualitas
yang tinggi sehingga konsumen tidak merasa keberatan jika membeli produk
tersebut.
c. Kesesuaian harga dengan manfaat
Konsumen akan merasa puas apabila mendapatkan manfaat setelah membeli
produk yang ditawarkan sesuai dengan nilai yang dikeluarkan konsumen.
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan
lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.
Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil dari uang yang
dikeluarkannya, maka konsumen akan beranggapan bahwa produk tersebut
mahal dan konsumen akan berfikir dua kali untuk membeli produk kembali.
d. Daya saing harga
Harga yang ditawarkan apakah lebih tinggi atau justru dibawah rata-rata harga
dari para pesaing. Daya saing harga dengan produk sejenis adalah ketika
harga yang ditetapkan oleh produk tertentu dapat bersaing dipasaran dengan
produk sejenis.
2.3 Lokasi
Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus
membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan
kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut
menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Menurut (Buchari Alma, 2003)
mengemukakan bahwa ”Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat
perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
mementingkan segi ekonominya”. Menurut Heizer & Render (2015) lokasi adalah
pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi seringkali memiliki kekuasanaan untuk
membuat strategi bisnis perusahaan.Lokasi yang strategis bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan dari lokasi perusahaan. Dari teori diatas, dapat
disimpulkan bahwa lokasi adalah sebuah tempat perusahaan untuk melakukan
kegiatan usahanya, dan lokasi adalah tempat yang mampu membuat pelanggan
datang dan berbelanja.
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transfortasi
umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang
besarterhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang
seringterjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-
usaha khusus.
b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik kendaraan roda dua maupun
roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan
dikemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.
Sebagai contoh, restoran/rumah makan yang berdekatan dengan perkantoran,
asrama, mahasiswa kampus, sekolah dan lain sebagainya.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan yang
berlokasi terlalu dekat dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.
Keputusan
Perilaku setelah
pembelian
pembelian
Gambar 2.1
Tahapan Keputusan Pembelian
Sumber : (Kotler dan Keller, 2012)
1. Need Recognition (Pengenalan Kebutuhan)
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali kebutuhannya.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal seperti: lapar,
haus, dan sebagainya, dan rangsangan eksternal seperti: melihat iklan. Para
pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah pelanggan. Mereka kemudian
menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat pelanggan. Ini
sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih, misalnya pada
barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi hiburan. Motivasi konsumen
perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberkan pertimbangan
serius.
2. Information Search (Pencarian Informasi
Pelanggan yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak lagi. Kita dapat membagi nya ke dalam
dua level rangsangan. Pada level pertama pencarian informasi yang ringan
dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, seseorang mungkin hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level kedua , seseorang
mungkin akan mulai aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan,
memberitahu teman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk
tersebut.
3. Evaluation Of Alternatives (Evaluasi Alternatif)
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Purchase Decision (Keputusan Pembelian)
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek
dalam kumpulan pilihan. Pelanggan juga membentuk maksud untuk membeli
merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian,
pelanggan membentuk sub- keputusan : merek, penyalur, kuantitas, waktu dan
metode pembayaran.
5. Post – Purchase Behavior (Perilaku Pasca Pembelian)
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja
anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa,
jika memenuhi harapan maka konsumen akan merasa puas. Perasaan ini
menentukan apakah pelanggan akan membeli produk kembali dan menjadi
pelanggan setia.
2.4.3 Faktor – Faktor Keputusan Pembelian Ulang
Menurut Solomon (2007) “ mood a person or psycological state at the time will
have a great impact on what bought or how to assess to refund most”, yang artinya
suasana hati seseorang atau keadaan psikologis pada saat tertentu akan memiliki
dampak yang besar mengenai apa yang dibeli atau bagaimana menilai sesuatu.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Store Atmosphere H1
(X1)
H2
Harga Keputusan
(X2) Pembelian Ulang
H3 (Y)
Lokasi
(X3)
H4
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Tabel 3.2
Instrumen Skala likert
pernyataan Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
𝑍2
𝑛=
4𝜇2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
Z = Tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, pada 𝛼 = 5% (derajat
keyakinan ditentukan 95%) maka Z = 1,96
𝜇 = Tingkat kesalahan yang ditolerir (ditentukan 10%)
1,962
𝑛= = 96,4
4(0,1)2
Dengan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut : Melihat hasil
tersebut maka untuk memudahkan penghitungan data, peneliti membulatkan jumlah sampel
menjadi 97 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas kriteria
tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan peneliti (Sugiyono, 2014). Adapun kriteria
responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah:
1. Konsumen yang telah melakukan pembelian minimal dua kali pada Beli Kopi.
2. Konsumen yang mengunjungi Beli Kopi karena melihat iklan di Instagram.
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian Ulang
𝛽0 = Konstanta
𝛽 𝟏-𝟐 = Koefisien regresi berganda
X1 = Store Atmosphere
X2 = Harga
X3 = Lokasi
𝜀 = Standart error
Andriani, A. D., Yuniawati, R. I., Hamidin, D., Priambodo, A., Sulaeman, M., Susanti, L., Darmawan,
A., & Martono, S. (2022). Transformasi Indonesia Menuju Cashless Society. TOHAR MEDIA.
Bradley, P. S., Olsen, P. D., & Portas, M. D. (2007). The effect of static, ballistic, and proprioceptive
neuromuscular facilitation stretching on vertical jump performance. The Journal of Strength &
Conditioning Research, 21(1), 223–226.
Buchari, A. (2003). Pemasaran Stratejik jasa pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Chatra, L. O. (2016). PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN PADA RUMAH MAKAN DAPOER STEAK KOTA SUKABUMI.
PERPUSTAKAAN.
Fa’al Akbar, N., & Nurcholis, L. (2020). Pengaruh Lokasi, Harga Dan Kualitasproduk Terhadap
Keputusan Pembelian Ulang Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Intervening.
Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Ekonomi.
Gunawan, F. A., & Wulandari, A. (2018). Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Keputusan
Pembelian (studi Kasus Chingu Korean Fan CafÉ Bandung Tahun 2018). EProceedings of
Applied Science, 4(3).
Halim, F., Kurniullah, A. Z., Butarbutar, M., Efendi, E., Sudarso, A., Purba, B., Lie, D., Sisca, S.,
Simarmata, H. M. P., & Permadi, L. A. (2021). Manajemen Pemasaran Jasa. Yayasan Kita
Menulis.
Indah, D. R., & Rahmadani, E. (2018). Sistem forecasting perencanaan produksi dengan metode
single eksponensial smoothing pada keripik singkong srikandi di Kota Langsa. Jurnal Penelitian
Ekonomi Akuntansi (JENSI), 2(1), 10–18.
Indrasari, M. (2019). PEMASARAN DAN KEPUASAN PELANGGAN: pemasaran dan kepuasan
pelanggan. unitomo press.
Kartajaya, H. (2007). Hermawan kartajaya on Segmentation. Mizan Pustaka.
Kotler, P. (2012). Kotler on marketing. Simon and Schuster.
Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2007). Being known or being one of many: the need for brand
management for business‐to‐business (B2B) companies. Journal of Business & Industrial
Marketing, 22(6), 357–362.
Kurniasih, I. D. (2012). Pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan
melalui variabel kepuasan (Studi pada Bengkel Ahass 0002-Astra Motor Siliwangi Semarang).
Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1), 37–45.
Leindarita, B., & Andriansa, R. (2022). Pengaruh Store Atmosphere Dan Harga Terhadap Minat Beli
Ulang (Studi Pada Konsumen Coco Coffee). Jurnal Mirai Management, 7(2), 356–363.
Lubis, D. I. D., & Hidayat, R. (2019). Pengaruh Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan. Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu
Manajemen, 5(1).
Mayora, P. (2018). PENGARUH ATMOSFER WARUNG KOPI KLOTOK PAKEM TERHADAP
EMOSI DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG. UAJY.
Moulana, F., Sunuharyo, B. S., & Utami, H. N. (2017). Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan Melalui variabel mediator motivasi kerja (studi pada karyawan pt. Telkom indonesia,
tbk witel jatim selatan, jalan a. Yani, Malang) (Vol. 44). Brawijaya University.
Nofiawaty, N., & Yuliandi, B. (2013). Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian
konsumen pada outlet Nyenyes Palembang. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, 12(1),
46–55.
Olson, P. D., & Tkach, V. V. (2005). Advances and trends in the molecular systematics of the
parasitic Platyhelminthes. Advances in Parasitology, 60, 165–243.
Parker, R. K., Connelly, N. R., Lucas, T., Serban, S., Pristas, R., Berman, E., & Gibson, C. (2007).
Epidural clonidine added to a bupivacaine infusion increases analgesic duration in labor without
adverse maternal or fetal effects. Journal of Anesthesia, 21, 142–147.
Putra, G. P., Arifin, Z., & Sunarti, S. (2017). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Konsumen (Survei Pada Mahasiswa
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Angkatan 2013 dan 2014 Universitas Brawijaya
Yang Melakukan Pembelian Paket Data Kampus). Brawijaya University.
Rachman, A. S., Nangoy, O. M., & Widjadja, W. (2023). PENGARUH STORE ATMOSPHERE DAN
VISUAL MERCHANDISING TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN. SENADA
(Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis Teknologi), 6, 268–278.
Solomon, S., Qin, D., Manning, M., Averyt, K., & Marquis, M. (2007). Climate change 2007-the
physical science basis: Working group I contribution to the fourth assessment report of the
IPCC (Vol. 4). Cambridge university press.
Tjiptono, F. (2008). Strategi pemasaran.
Wrenn, B., Loudon, D., & Della Bitta, A. (2014). Consumer Behavior: Putting Theory into Practice.
Textbook Media Press.