Disusun Oleh :
ARYANI ROMAULI BANJARNAHOR 17211194
Strategi Pemasaran sangat penting diterapkan pada semua bidang yang berkaitan
dengan bisnis. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan di bidang bisnis menuntut semua
pelaku bisnis berpikir secara kreatif dan inovatif untuk menarik perhatian banyak konsumen.
Pelaku bisnis pada saat ini telah banyak menciptakan upaya-upaya pengembangan strategi
pemasaran dengan memanfaatkan peluang-peluang yang mengikuti permintaan pasar dan
perkembangan jaman, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar dapat
mencapai target penjualan yang diharapkan.
Indonesia. Bisnis kuliner akhir-akhir ini sedang menunjukan perkembangan yang pesat.
Perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti demografi,tingkat ekonomi yang
meningkat serta gaya hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya bisnis
kuliner dengan berbagai konsep, seperti konsep Restoran keluarga, Warung kaki lima, hingga
Bistro dan Cafe. Di dalam Bisnis kuliner tersebut biasanya cukup menjanjikan karena dinilai
bisa menawarkan produk yang merupakan kebutuhan khusus konsumen yaitu Makanan.
Tidak hanya menjual makanan Lokal tapi suka juga menjual produk Internasional.
Keberadaan cafe semakin mudah ditemui. Selain mall sebagai tempat jalan- jalan
masyarakat perkotaan, cafe menjadi alternatif masyarakat untuk dijadikan sebagai tempat
berkumpul bersama dengan teman. Hangout merupakan suatu kegiatan berkumpul dan
menghabiskan waktu dengan orang-orang tertentu, seperti kolega, teman kuliah, teman
arisan, reuni, hingga rekan bisnis. Ketika hangout, kegiatan yang dilakukan tidak hanya
sekedar mengobrol santai saja, namun juga bisa melakukan aktivitas seperti mengerjakan
tugas kuliah atau bahkan meeting bersama rekan bisnis. Saat ini, cafe lah yang menjadi
sasaran masyarakat untuk hangout apalagi untuk remaja yang sangat ingin populer terhadap
cafe baru akan selalu mengejar cafe baru tersebut agar tidak ketinggalan kepopuleran nya.
Penelitian di Eatboss Cafe Cabang Lengkong ini dilihat dari data penjualan dari
semua cabang Eatboss di Bandung. Namun, cabang Lengkong ini untuk penjualan tahun
2016-2017 sangat rendah diantara cabang yang lain. Berikut ini adalah persentase data
penjualan pada semua Eatboss Cafe:
Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa Eatboss Cafe Cabang Lengkong
mendapatkan persentase paling rendah yaitu 35% diantara enam cabang yang lain. Cabang
Eatboss tertinggi yaitu Dago dengan persentase 90%, Eatbos Cabang Sumur Bandung 80%,
Eatboss Cabang Pasirkaliki 65%, Eatboss Cabang Hegarmanah 50%, Eatbos Cabang Taman
Sakura 45%, Eatboss Cabang Kopo 40%, 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
100% Cabang Sumur Bandung Cabang Dago Cabang Taman Sakura Cabang Kopo Cabang
Lengkong Cabang Hegarmanah Cabang Pasirkaliki Persentase 13 dan yang terendah Eatboss
Cabang Lengkong dengan persentase 35%.Peneliti menyimpulkan meneliti di Eatboss Cafe
Cabang Lengkong berdasarkan data penjualan dari setiap cabang Eatboss di Kota Bandung
dengan perbandingan dari persentase penjualan tahun 2016 sampai dengan tahun 2017.
Berikut adalah data penjualan di Eatboss Lengkong.
Berdasarkan tabel data penjualan di atas, menunjukan bahwa setiap bulannya Eatboss
Cafe Cabang Lengkong ini mengalami penurunan order pada setiap kategori, namun dari
bulan Desember 2016 ke bulan Januari 2017 mengalami kenaikan, setelah itu order pada
setiap kategori menurun kembali.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti di Eatboss Cafe Cabang Lengkong
karena untuk setiap penjualannya setiap bulan dari beberapa kategori rata-rata mengalami
penurunan. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan supervisor, untuk target penjualan
di Eatboss Cafe Cabang Lengkong harus mencapai Rp 400.000.000,00 perbulannya.
Sedangkan untuk setiap bulannya selalu mengalami penurunan order. Berikut adalah diagram
perbandingan target penjualan bulan Oktober 2017-Maret 2017.
Dilihat dari gambar perbandingan 1.4 di atas menunjukan dalam enam bulan terakhir
untuk setiap bulan tidak memenuhi target. Dari setiap bulannya selalu dibawah
Rp.400.000.000. Di bulan Januari hampir mencapai target, namun tidak sepenuhnya
mencapai target yang ditetapkan. Ini merupakan masalah yang ada di Eatboss Cafe Cabang
Menurut Tjiptono, kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang berkaitan
erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia, serta proses dan lingkungan yang setidaknya
dapat memenuhi atau malah dapat melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan. Menurut
Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang dibarengi
dengan keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar dapat memenuhi
harapan dan kepuasan pelanggan tersebut. Sedangkan Total Quality Management merupakan
suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panhjang dan terus menerus untuk memuaskan
konsumen dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan.
Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan , serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan (Kotler dan Keller, 2012 : 5).
Menurut Kotler dan Amstrong (dalam Priansa, 2017:4) menjelaskan manajemen
pemasaran ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan dan
membangun hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi
perusahaan.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran adalah
suatu seni dan ilmu yang dilakukan oleh individu atau kelompok melalui kegiatan
menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam memilih pasar sasaran, mempertahankan serta
menumbuhkan nilai pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan demi mencapai tujuan perusahaan.
bisnis. Apabila produsen dapat menghasilkan produk dan jasa sesuai dengan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan konsumen maka konsumen akan merasa puas. Setiap konsumen
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda.
Menurut Philip Kotler (Sunyoto, 2013:35), konsumen bisa mengalami salah satu dari
tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja dibawah harapan, pelangan akan merasa
kecewa tetapi kinerja sesuai dengan harapan konsumen akan merasa puas dan bila kinerja
bisa melebihi harapan maka konsumen akan merasakan sangat puas senang atau gembira.
Kepuasan (Tjiptono, 2014: 353) berasal dari bahasa latin yaitu “satis” yang berarti
cukup baik atau memadai dan “facio” berarti melakukan atau membuat.
Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen
merupakan penilaian setiap konsumen dengan membandingkan antara kondisi yang ada
dengan kondisi yang diharapkan. Jika produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan sesuai
dengan ekspetasi pelanggan maka pelanggan akan merasa puas. Sebaliknya, jika produk atau
jasa yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ekspetasi pelanggan maka
pelanggan akan merasa kecewa.
seberapa puas mereka dengan produk atau jasa suatu perusahaan. Penilaiannya
meliputi mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan/atau jasa
perusahaan bersangkutan serta membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan
terhadap perusahaan pesaing.
2. Dimensi kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan di ukur dengan empat langkah yaitu :
a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan.
b. Meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa perusahaan.
c. Meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa perusahaan pesaing
berdasarkan item yang sama.
d. Meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi yang penting dalam
pelanggan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor utama yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu: Jasa yang diharapkan dan jasa yang
dirasakan/dipersepsikan. Apabila jasa yang dirasakan sesuai dengan jasa yang diharapkan,
maka kualitas pelayanan tersebut akan dipersepsikanbaik atau positif. Jika jasa yang
dipersepsikan melebihi jasa yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai
kualitas ideal. Demikian juga sebaliknya apabila jasa yang dipersepsikan lebih jelek
dibandingkan dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan negatif atau
buruk. Maka baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa
dalam memenuhi harapan konsumen secara konsisten.
2.1.5.2 Indikator Kualitas Pelayanan
Kualitas jasa pada umumnya tidak dilihat dalam konstruk yang terpisah, melainkan
secara agregat dimana dimensi-dimensi individual dimasukkan untuk mendapatkan kualitas
jasa secara keseluruhan. Terdapat lima indikator dari kualitas pelayanan (dalam Bharwana,
Bashir & Mohsin 2013) :
a) Reability (Keandalan)
Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat
dan terpercaya. Kinerja yang harus sesuai dengan harapan pengguna berarti ketepatan
waktu
b) Responsiveness (ketanggapan/Daya Tanggap)
Kemampuan untuk memberikan jasa dengan tanggap dan kesediaan penyedia jasa
terutama sifatnya untuk membantu konsumen serta memberikan pelayanan yang tepat
sesuai kebutuhan konsumen. Dimensi ini menekankan pada sikap penyedia jasa yang
penuh perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan
State of art :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/20411
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/36589/23077
https://media.neliti.com/media/publications/78663-ID-pengaruh-kualitas-pelayanan-
dan-harga-te.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/148607911.pdf
2.4 Kerangka Pemikiran
MANAJEMEN PEMASARAN
Menurut Kotler dan Amstrong (dalam Priansa, 2017:4) menjelaskan manajemen GRAND
pemasaran ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil pertukaran yang THEORY
diinginkan dan membangun hubungan yang erat dengan konsumen dengan cara
yang menguntungkan bagi perusahaan.
KUALITAS
PELAYANAN KEPUASAN KONSUMEN
1.Reability
2. Responsiveness
3. Assurance
Kepuasan Konsumen (Y)
4. Empathy
5. Tangible 1. Directly reported
H3
satisfaction
2. Derives dissatisfaction
Total Quality Management
3. Problem Analysis
(X2)
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
H1
State of the art : Menurut (Tjiptono) (Bharwana, Bashir & Mohsin 2013)