Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari Experiential Marketing
terhadap kepuasan konsumen dan minat pembelian ulang konsumen. Obyek dari penelitian ini
diambil dari restoran Namaaz Dining di Jakarta. Peneliti memakai Experiential Marketing
sebagai variabel bebas yang memengaruhi kepuasan konsumen dan minat pembelian ulang
sebagai variabel terikat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kausal komparatif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sample pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling dan untuk pengumpulan data menggunakan survei
yang dilakukan oleh responden.
BAB I
PENDAHULUAN
Di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak bisnis yang mengalami dampak
yang cukup signifikan, terutama pada sektor bisnis restoran. Banyak restoran yang
bahkan menutup usahanya dikarenakan menurunnya jumlah pengunjung dan beban yang
dikeluarkan sangat tinggi, namun banyak juga restoran yang masih mampu bertahan
walaupun di era pandemi ini. Oleh karena itu, pemilik bisnis restoran perlu berfikir secara
kreatif dan inovatif dengan menentukan strategi yang tepat dan sesuai agar bisnis tetap
mampu bertahan dan terus berkembang di masa pandemi. Bisnis restoran harus memiliki
keunikannya tersendiri. Selain dari kelezatan rasa dari makanan dan minuman yang
disajikan, sebuah pengalaman yang dirasakan konsumen juga menjadi hal yang sangat
penting terutama pada bisnis kuliner. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh restoran
Namaaz Dining yang menerapkan strategi Experiential Marketing guna menciptakan
kepuasan konsumen. Namaaz Dining merupakan restoran dengan konsep yang selalu
berbeda dan memiliki bentuk makanan yang unik dan tidak lazim. Keunikan yang dimiliki
restoran ini menjadi salah satu keunggulan yang mungkin tidak dimiliki oleh restoran lain
sehingga bisa menjadi pembeda dengan restoran lainnya. Maka dari itu, praktik
Experiential Maketing sangat penting dipahami bagi para pelaku bisnis terutama bisnis
restoran untuk dapat membuat sebuah strategi dalam menciptakan suatu pengalaman
yang positif terhadap konsumen untuk dapat meningkatkan kepuasan mereka.
Konsep Experiential Marketing menurut Bernd Shmitt (1999) dalam Febrini et.al
(2019) merupakan cara yang dilakukan untuk menyampaikan pesan sebuah produk
maupun jasa dengan melibatkan konsumen dengan menggunkan pendekatan yang unik,
positif, dengan interaksi yang menciptakan kesan serta pengalaman agar terdorong untuk
berpikir, bertindak, menjalin relasi, sehingga menimbulkan kepuasan sebagai konsumen
lalu tergerak untuk melakukan pembelian ulang. Kotler et.al (2017) dalam Jevon Andrew
et.al (2020) menjelaskan bahwa kepuasan konsumen merupakan sebuah pembanding
antara keinginan konsumen itu sendiri dengan apa yang telah didapatkannya, jika sebuah
produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka mereka akan merasakan
kekecewaan, sebaliknya jika sebuah produk sesuai atau bahkan melebihi keinginan
konsumen maka mereka akan merasa senang dan bahagia. Dasar dari keinginan
konsumen tersebut biasanya diperoleh dari experience atau pengalaman mereka dalam
membeli sebuah produk sebelumnya, pendapat atau rekomendasi dari teman, maupun
dari informasi pasar. Sedangkan menurut Danang Sunyoto (2015) dalam Fadhli dan
Pratiwi (2021) kepuasan konsumen adalah alasan bagi konsumen dalam memutuskan
kemana mereka akan melakukan suatu pembelian.
Pemilihan strategi yang sesuai bisa menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki
suatu bisnis untuk membedakan bisnis yang satu dengan bisnis yang lainnya atau biasa
kita sebut dengan kompetitor. Sebuah strategi yang tepat dan sesuai sangat diperlukan
oleh sebuah bisnis terutama bisnis restoran agar dapat menarik lebih banyak konsumen
dan dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Karena banyaknya pesaingan, maka salah
satu tujuan utama setiap bisnis pasti ingin para konsumennya merasakan kepuasan
terhadap produknya. Jika konsumen merasa puas maka kemungkinan besar mereka akan
terdorong untuk melakukan pembelian ulang pada suatu produk. Maka dari itu, setiap
bisnis pasti ingin memenuhi keinginan dan harapan konsumen yang setiap konsumen
pasti memiliki keinginan dan harapan yang berbeda-beda. Strategi tersebut juga bisa
digunakan untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada terutama untuk konsumen
yang mempunyai tingkat kepuasan tinggi. Hal ini dikarenkan mempertahankan konsumen
lebih sulit bila dibandingkan dengan mendapatkan lebih banyak konsumen yang baru.
Bisnis makanan merupakan salah satu bisnis yang memiliki peluang yang cukup tinggi
untuk melakukan pembelian ulang. Hal ini dikarenakan setiap manusia memerlukan
makanan untuk melakukan segala kegiatannya dan makanan merupakan kebutuhan bagi
manusia.