Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

INDUSTRI KULINER BASO ACI RANGU PISAN

Mochamad Fikar Raysona1, Alya Adha Nurhalizah2, Ulpah Raniyanti3


E-mail : info@itg.ac.id
Program Studi Teknik Industri
Institut Teknologi Garut
Jl. Mayor Syamsu No.1, Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa
Barat 44151

ABSTRACT
Pemasaran adalah mencakup periklanan, penjualan, dan pengiriman produk
kepada konsumen atau bisnis lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
bagaimana cara analisis dan pengendalian biaya pemasaran pada industri kuliner
Baso Aci Rangu Pisan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara dengan pemilik
bisnis, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang biaya pemasaran yang telah
dikeluarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini, biaya pemasaran
yang dikeluarkan oleh bisnis kuliner baso aci rangu pisan terbilang tinggi tetapi
telah sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Beberapa strategi pemasaran
yang digunakan, seperti iklan, endorsment dan promosi di media sosial, telah
memberikan dampak positif terhadap popularitas dan penjualan. Dalam
perancangan biaya pemasaran yang direkomendasikan, penelitian ini
mengusulkan penggunaan media sosial dan platform daring sebagai saluran
komunikasi utama untuk menjangkau target pasar yang lebih luas dengan biaya
yang lebih rendah. Selain itu, kerjasama dengan komunitas lokal dan influencer
kuliner direkomendasikan untuk meningkatkan kesadaran merek dan daya tarik
kuliner baso aci rangu pisan.

Kata Kunci: kuliner baso aci rangu pisan, analisis biaya, perancangan biaya,
pemasaran, strategi pemasaran, media sosial.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri kuliner merupakan salah satu dari 16 subsektor industri kreatif di
indonesia. Dimana subsektor ini dapat diartikan sebagai pembuatan kuliner khas
daerah serta pemasaran produk tersebut di indonesia. Masuknya industri kuliner ke
dalam industri kreatif juga dapat diartikan adanya nilai tambah produk yang
diberikan lewat kreativitas yang dimiliki oleh pelaku industri kuliner, seperti kreasi
cara pengolahan, resep, dan cara penyajian. Industri kuliner ini merupakan salah
satu subsektor industri kreatif yang tengah mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) indonesia disebutkan
bahwa dari total kontribusi perekonomian kreatif pada tahun 2016 terhadap PDB
indonesia industri kuliner berkontribusi sebesar 41,4 persen dari Rp 922 triliun
(Agmasari, 2018). Hal ini memperlihatkan bahwa industri kuliner merupakan salah
satu subsektor utama dari industri kreatif. Hal ini dapat dibuktikan dimana industri
kuliner merupakan salah satu dari tiga subsektor unggulan dari industri kreatif yang
terus dikembangkan oleh kementrian perindustrian selain fashion dan kerajinan
(Marketeers, 2015). Kecenderungan masyarakat untuk membeli dan mengonsumsi
makanan & minuman unik dan inovatif pun semakin meningkat dan menjadi tren
tersendiri terutama di kalangan anak muda. Di indonesia, para pengusaha yang
melihat peluang ini bukan hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari
mancanegara, terutama saat masyarakat ekonomi ASEAN sudah mulai memasuki
indonesia. Hampir semua jenis makanan dan minuman mulai dari yang tradisional
sampai internasional digemari oleh masyarakat.
Industri kuliner, memang menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan di era
modern saat ini. Masalah besar bagi pelaku bisnis adalah bagaimana membuat para
pelanggan melakukan pembelian ulang terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
dan menjadi pelanggan setia. Salah satu cara untuk menciptakan kepuasan
pelanggan dan memiliki pelanggan setia adalah dengan memahami 1 kebutuhan,
keinginan dan permintaan pelanggan (Adi, 2017). Kepuasan pelanggan dianggap
sebagai jantung di dalam pemasaran, serta menjadi indikator penting untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan, karena berhubungan dengan keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Di sisi lain, seorang pelanggan yang merasa puas, akan
menunjukkan hal yang positif, yang menjadi salah satu faktor penting untuk
mendapatkan pelanggan baru (Ngoc dan Uyen, 2015).
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung
berhubungan dengan konsumen (Lutfi, 2019). Sebagian besar para pemasar dan
peneliti hanya terfokus pada masalah kepuasan pelanggan dan metode untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun seiring berjalannya waktu, para
pemasar menyadari bahwa ketika pelanggan merasa puas tidak selalu menggunakan
kembali barang atau jasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan
dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan profitabilitas dan
mempertahankan posisi suatu organisasi atau perusahaan. Berkaitan dengan
loyalitas, Loyalitas pelanggan sebagai orang yang membeli, khususnya yang
membeli secara teratur dan berulang-ulang. Seorang pelanggan yang loyal bukan
hanya bersedia untuk membeli barang yang telah dikonsumsinya secara berulang-
ulang, namun juga bersedia merekomendasikannya kepada orang lain di kemudian
hari (Hasan, 2014). Sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa suatu organisasi
harus tetap menjaga pelanggan setia mereka karena dianggap sebagai aset
kompetitif (Haghighi, 2012). Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama dalam
menciptakan loyalitas pelanggan. Beberapa manfaat yang dapat diterima
perusahaan dengan 2 tercapainya kepuasan pelanggan, yakni selain meningkatkan
loyalitas pelanggan tetapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran pelanggan,
mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan
pemasaran, mengurangi biaya operasi, meningkatkan efektivitas iklan dan
meningkatkan reputasi bisnis (Aryani, 2010).
Berdasarkan beberapa studi yang telah dilakukan, menurut Iston Dwija
menunjukkan bahwa dalam hal penerapan strategi pemasaran industri kuliner,
fashion, serta tour and travel, mereka memberikan nilai tambah dan diferensiasi
pada produk dan layanan yang diberikan, sedangkan dalam sisi harga, mereka
menerapkan harga yang kompetitif dan bersaing (Utama, 2019). Selanjutnya,
menurut Bakti Toni Endaryono dan Prasetio Ariwibowo menunjukkan bahwa
secara simultan dan parsial, biaya pemasaran dan perubahan omzet penjualan
berpengaruh secara signifikan terhadap laba perusahaan sebesar 85,6%, dan sisanya
14,4% tidak masuk dalam penelitian ini (Endaryono dan Ariwibowo, 2021).
Kemudian, menurut Mahfidah Puspa Dina menunjukkan bahwa variabel biaya
pemasaran secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap volume penjualan.
Artinya apabila perusahaan mengalokasikan biaya pemasaran sesuai dengan fungsi
pemasaran sekaligus memberikan advertising sesuai dengan produk yang
ditawarkan maka konsumen akan tertarik dan akan membeli produk tersebut
sehingga semakin besar pula volume penjualan yang didapatkan oleh perusahaan
(Dina, 2019).
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah biaya pemasaran pada perusahaan
Baso Aci Rangu Pisan merupakan hal yang menarik untuk dilakukan penelitian.
Peneliti ingin mengkaji lebih lanjut terkait biaya pemasaran yang ada pada kuliner
Baso Aci Rangu Pisan, karena perusahaan baso aci rangu pisan telah menjual
kurang lebih 24.000 pcs dari sejak berdirinya hingga saat ini dengan memiliki mitra
reseller kurang lebih 25 mitra reseller. Oleh karena itu, penulis mengambil judul:
“ANALISIS DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN INDUSTRI
KULINER BASO ACI RANGU PISAN”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dan
mengingat pentingnya analisis biaya pemasaran terhadap penentuan profitabilitas
pelanggan, maka penulis mengidentifikasi masalah “Bagaimana analisis dan
pengendalian biaya pemasaran pada industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang
dilakukan bertujuan untuk “Mengetahui bagaimana cara analisis dan pengendalian
biaya pemasaran pada industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan”.
Batasan Penelitian
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya meliputi informasi
seputar biaya pemasaran. Adapun informasi yang disajikan yaitu mengenai
pengendalian biaya pemasaran pada suatu industri kuliner baso aci rangu pisan.
TINJAUAN PUSTAKA
Biaya
Biaya adalah suatu pengorbanan yang harus dilakukan untuk melaksanakan
suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi. Namun, beberapa
lainnya juga mengatakan bahwa biaya adalah sebuah bentuk pengeluaran yang
dilakukan oleh suatu pihak, baik itu individu maupun perusahaan untuk
mendapatkan manfaat lebih dari tindakan tersebut (Ramadhani, 2020).
Biaya merupakan biaya pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian diatas
dapat disimpulkan biaya adalah pengorbanan biaya atau kos untuk memperoleh
aktiva untuk tujuan tertentu (Dadan, 2020).
Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau
dimasa mendatang bagi organisasi (Lestari, 2020).
Klasifikasi Biaya
Berikut adalah beberapa klasifikasi biaya yang dikemukakan oleh bank
OCBC NISP (NISP, 2021):
A. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Intensitas Terjadinya
Klasifikasi biaya sendiri terbagi dalam berbagai jenis. Berdasarkan
intensitas terjadinya, jenis jenis biaya meliputi:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Jenis biaya pertama yakni biaya tetap atau fixed cost. Pengertian
biaya tetap adalah biaya yang besarnya akan selalu tetap dan tidak
berubah karena perubahan volume dan aktivitas tidak
mempengaruhinya. Oleh sebab itu, biaya tetap per unit berbanding
terbalik dengan perubahan kapasitas suatu kegiatan. Semakin besar
suatu aktivitas, maka semakin kecil biaya tetap per unit.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Pengertian biaya variabel yakni biaya yang total keseluruhannya
akan selalu berbeda mengikuti perubahan aktivitas. Nilai biaya variabel
akan berbanding lurus dengan pergerakan volume kegiatan. Semakin
besar volume aktivitas maka biaya variabel juga semakin tinggi.
3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran mempunyai aspek biaya tetap dan variabel.
Dalam hal ini, biaya tetap sebagai jumlah biaya minimum dalam
menunjang aktivitas, sedangkan biaya variabel mempengaruhi volume
kegiatan.
B. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Potensinya
Setiap sesuatu memiliki risiko positif atau negatif. Begitu juga dengan
biaya. Ditinjau dari potensinya, berikut klasifikasi biaya adalah di bawah ini.
1. Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Biaya peluang merupakan biaya yang mampu menambah
keuntungan dengan berinvestasi, namun tetap memiliki berpotensi
merugi. Contohnya, Anda akan membeli tempat produksi baru. Dalam
pembelian properti, pastinya terdapat nilai investasi di masa mendatang
bila aset tersebut dijual.
2. Biaya Hangus (Sunk Cost)
Biaya hangus yakni biaya pengeluaran yang tidak bisa
dikembalikan sebagai akibat dari risiko pengalokasian tersebut.
Misalnya, Anda menginvestasikan modal dalam suatu usaha dan
hasilnya rugi sebab bisnis tersebut bangkrut, maka uang Anda akan
hilang.
C. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kegiatan Operasional
Setiap kegiatan perusahaan, pastinya membutuhkan dana untuk
menunjang kelancaran aktivitas, yang dikenal dengan istilah biaya
operasional. Klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan operasional akan
dijelaskan berikut ini.
1. Biaya Produksi
Berdasarkan kegiatan operasional, poin pertama klasifikasi biaya
adalah biaya produksi. Singkatnya, pengertian biaya produksi adalah
pengeluaran perusahaan untuk memproduksi barang/jasa agar bisa
dijual dengan harga tertentu. Dalam operasional perusahaan, biaya
produksi merupakan salah satu jenis biaya dengan nominal terbesar.
Terdapat berbagai jenis biaya produksi, misalnya biaya bahan baku,
tenaga kerja, pengemasan, dan sebagainya.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah salah satu jenis biaya
produksi yang dibayarkan pada SDM berkaitan langsung dengan
pembuatan barang/jasa. Cara pembayarannya bisa tetap setiap bulan
atau berdasarkan jumlah satuan produksinya. Yang termasuk dalam
tenaga kerja langsung misalnya petugas produksi.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Poin ketiga klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan operasional
adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti bagian pemasaran,
personalia, satpam, dan sebagainya. Dalam konteks ini, pembayaran
biaya adalah sesuatu yang umumnya dilakukan perusahaan tiap bulan,
bukan berdasarkan satuan produksi.
4. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya yang nilainya semakin
berkurang dari waktu ke waktu karena manfaat atau kualitas aktiva
tersebut menurun. Contohnya biaya mesin-mesin pabrik yang terus
digunakan akan menurun kualitasnya, sehingga periode mendatang
harus membeli baru lagi. Kalaupun dijual, harganya di bawah harga
beli.
5. Biaya Perawatan
Biaya perawatan juga penting dalam mendukung aktivitas
perusahaan. Jenis biaya ini dikeluarkan dalam rangka menjaga dan
mempertahankan aktiva atau hal pendukung produktivitas. Misalnya,
biaya perawatan mesin-mesin, biaya service, dan sebagainya.
6. Biaya Investasi
Suatu bisnis juga memerlukan biaya investasi. Biaya ini
dilakukan untuk menambah pemasukan kas dalam jangka waktu
tertentu. Misalnya, Anda menginvestasikan sebagian modal dalam
instrumen investasi atau aset.
7. Biaya Overhead Pabrik
Poin terakhir klasifikasi biaya adalah biaya overhead pabrik. Dari
segi operasional, pengertian biaya overhead yakni pengeluaran di luar
jenis biaya produktif dan berperan penting dalam kelangsungan
perusahaan. Contoh biaya ini seperti biaya tambahan atau biaya yang
tidak direncanakan tetapi timbul, seperti denda, ganti rugi, dan
sebagainya.
Pemasaran
Pemasaran adalah mencakup periklanan, penjualan, dan pengiriman produk
kepada konsumen atau bisnis lain. Beberapa aktivitas pemasaran seringkali
dilakukan oleh perusahaan lain (Kompas, 2021).
Pemasaran adalah proses menciptakan, mendistribusikan, mempromosikan,
dan menetapkan harga barang, jasa dan gagasan untuk memfasilitasi relasi
pertukaran yang memuaskan dengan para pelanggan dan untuk membangun dan
mempertahankan relasi yang positif dengan para pemangku kepentingan dalam
lingkungan yang dinamis (Tjiptono, 2020).
Pemasaran adalah aktivitas sosial dan pengaturan yang dilakukan untuk
meraih tujuan tertentu, utamanya dengan membuat produk serta menukarkannya.
menukarkan dalam definisi di atas lebih mengarah pada upaya menukar nilai
produk dengan nominal uang yang lebih besar. Secara tidak langsung, Kotler
menjelaskan bahwa tujuan utama pemasaran ialah pembelian produk oleh calon
konsumen (Kotler, 2021)
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terkait dengan kegiatan
mempromosikan industri, entitas, merek, produk, atau layanan. Jadi yang
diperkenalkan tidak hanya apa yang dijual, tapi juga siapa yang menjual. Ini tentu
saja penting terutama bagi perusahaan baru (Spenmo, 2022).
Biaya pemasaran adalah biaya yang cukup berbeda dengan biaya produksi
dalam hal fleksibilitas. Jika biaya produksi cukup konstan alias kaku, maka biaya
pemasaran sebaliknya. Biaya pemasaran satu perusahaan dengan perusahaan lain
bisa cukup jomplang meski bergerak di bidang yang sama persis (Spenmo, 2022).
Biaya pemasaran merupakan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau pengusaha (skala kecil) dalam memasarkan, mengenalkan, menjangkau
banyak orang dan menjual produknya serta mengembangkan dan mempromosikan
mereknya (branding) (Afrili, 2022).
Analisis dan Pengendalian Biaya
Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan melakukan perbandingan secara terus-menerus antara hasil
dengan yang direncanakan, Perbandingan antara hasil yang sesungguhnya dengan
anggaran yang disusun, maka manajemen dapat melakukan penilaian atas efisiensi
usaha dan kemampuan memperoleh laba dari berbagai produk. Di samping itu, para
manajer dapat mengadakan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan-
penyimpangan yang tidak diinginkan yang timbul dari hasil perbandingan tersebut
(Gurnadi, 2018).
Pengendalian biaya adalah identifikasi pengeluaran bisnis dan mengambil
langkah-langkah untuk menguranginya. Ini adalah bagaimana perusahaan dapat
mulai menghasilkan lebih banyak keuntungan. Pengendalian biaya dimulai dengan
pembuatan anggaran. Dengan memiliki anggaran, pemilik bisnis dapat membuat
perbandingan antara biaya aktual yang dikeluarkan, dan biaya yang diperhitungkan
dalam anggaran (Pujakesume, 2022).
Pengendalian biaya merupakan suatu proses atau usaha yang sistematis dalam
menetapkan standar pelaksanaan yang bertujuan untuk perencanaan, sistem
informasi umpan balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan
perencanaan, menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta
melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya (S.
Giagian, 1999:16).
Manfaat akuntansi manajemen ada empat manfaat informasi yaitu (Safitry,
2021):
1. Perencanaan penetapan di awal atas aktivitas yang akan dilaksanakan
dikemudian hari.
2. Pengawasan perbandingan dan evaluasi yang berkelanjutan antara
pelaksanaan dan pengawasan, untuk mengetahui seberapa jauh hasil
yang telah dicapai manajemen perusahaan.
3. Pengukuran penghasilan akumulasi dan alokasi biaya diperlukan dalam
menyiapkan laporan keuangan perusahaan dan penetapan penghasilan
periodik.
4. Pengambilan keputusan bisnis melibatkan pilihan serangkaian
alternatif, keputusan bisnis yang memegang kunci strategis.
Akuntansi manajemen timbul karena akibat adanya kebutuhan akan informasi
yang dapat membantu manajemen dalam memimpin suatu perusahaan yang
seemakin besar dan semakin meningkat. Akuntansi manajemen merupakan suatu
sistem informasi yang mana dengan informasi ini manajemen dapat mengambil
keputusan-keputusan dalam hal memimpin dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Seorang manajer harus dapat menjabarkan teori-teori lainnya dalam
bentuk angka-angka yang nyata, sehingga manajemen dapat menganalisis dan
meenginterpretasikan angka-angka tersebut dalam rangka pengambilan keputusan.
Dengan demikian pengertian lain manajemen adalah bagaimana menggunakan data
yang tersedia untuk tujuan pengambilan keputusan (Safitry, 2021).
State Of The Art (SOTA)
Penyusunan tugas akhir ini mengambil beberapa referensi penelitian
sebelumnya termasuk jurnal-jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.
Berikut ini merupakan tabel State Of The Art.
Peneliti Metode yang Perbedaan dengan
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) digunakan penelitian ini
Peneliti Bakti Untuk menguji dan Metode Hasil penelitian ini Metode penelitian
Toni menganalisis biaya penelitian yang menunjukkan bahwa secara yang digunakan
Endaryono, pemasaran dan digunakan simultan dan parsial, biaya dalam penelitian ini
Prasetio perubahan omzet pada penelitian pemasaran dan perubahan menggunakan
Ariwibowo penjualan ini adalah omzet penjualan berpengaruh kuantitatif dan lebih
Religion berpengaruh secara metode secara signifikan terhadap laba memfokuskan
Education parsial maupun kuantitatif perusahaan sebesar 85,6%, dan terhadap laba atau
Social Laa simultan terhadap dengan metode omset penjualan.
Peneliti Metode yang Perbedaan dengan
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) digunakan penelitian ini
Roiba laba perusahaan pada pengambilan sisanya 14,4% tidak masuk
Journal, suatu perusahaan. data melalui dalam penelitian ini
Volume 3 wawancara dan
Nomor 2 observasi
2021 dengan
mengolah data
perusahaan
Peneliti Iston Penelitian ini Metode Hasil dari penelitian Studi ini dilakukan
Dwija Utama dilakukan untuk penelitian menunjukan bahwa untuk dengan
jurnal ilmu mengetahui stratgi dalam industri kuliner, fashion, serta menggunakan
Ekonomi pemasaran yang penelitian ini tour and travel, mereka metode kualitatif dan
Volume 7, dilakukan oleh menggunakan memberikan nilai tambah dan penelitian lebih
Nomor 1, UMKM dalam pendekatan diferensiasi pada produk dan difokuskan terhadap
Januari 2019 menghadapi kualitatif layanan yang diberikan, strategi pemasaran
persaingan di era melalui sedangkan dalam sisi harga, dalam era digital
digital. wawancara mereka menerapkan harga yang
secara kompetitif dan bersaing.
terstruktur
dengan para
pelaku atau top
level
management
UMKM
dengan jumlah
sampel sebesar
31 responden
Peneliti Tujuan penelitian ini Metode Hasil pada penelitian ini Dalam penelitian ini
Mahfidah adalah untuk penelitian yang menyatakan bahwa : (1) menggunakan jenis
Puspa Dina, mengetahui : (1) digunakan Variabel Biaya Produksi (X1) penelitian kuantitatif
Pengaruh secara adalah secara parsial berpengaruh dengan
Peneliti Metode yang Perbedaan dengan
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) digunakan penelitian ini
12 Agustus parsial variabel penelitian signifikan positif terhadap menggunakan dua
2019 Biaya Produksi (X1) kuantitatif. volume penjulan. Artinya variabel yaitu:
terhadap variabel Sampel dalam semakin baik pengendalian Variabel independen
Volume Penjualan penelitian ini biaya produksi dengan (X) dan Variabel
(Y), (2) Pengaruh adalah menganggarkan biaya dependen (Y)
secara parsial karyawan pembelian bahan baku sesuai
variabel Biaya perusahaan dengan produk yang akan
Pemasaran (X2) sebanyak 40 diproduksi semakin baik pula
terhadap variabel responden hasil atau pendapatan yang
Volume Penjualan yang diambil diterima oleh perusahaan. (2)
(Y), (3) Pengaruh melalui teknik Variabel Biaya Pemasaran (X2)
secara simultan random secara parsial berpengaruh
terhadap variabel- sampling. Data signifikan positif terhdap
variabel bebas (X) yang diambil volume penjualan. Artinya
terhadap variabel diperoleh dari apabila perusahaan
terikat (Y). kuesioner yang mengalokasikan biaya
diisi oleh pemasaran sesuai dengan fungsi
karyawan yang pemasaran sekaligus
dijadikan memberikan advertising sesuai
sampel pada dengan produk yang ditawarkan
penelitian. maka konsumen akan tertarik
Analisis data dan akan membeli produk
dalam tersebut sehingga semakin
penelitian ini besar pula volume penjualan
menggunakan yang didapatkan oleh
metode analisis perusahaan. (3) Secara simultan
regresi linear terdapat pengaruh signifikan
berganda. antara variabel-variabel bebas
(X) yaitu Biaya Produksi dan
Biaya Pemasaran terhadap
Peneliti Metode yang Perbedaan dengan
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) digunakan penelitian ini
variabel terikat (Y) yaitu
Volume Penjualan. Artinya
apabila biaya produksi
digunakan sesuai dengan
keperluan bahan baku dan biaya
pemasaran dialokasikan dengan
baik sesuai produk yang
diproduksi maka volume
penjualan akan meningkat.
Peneliti untuk mengetahui Metode Hasil penelitian menunjukkan Penelitian ini lebih
Arnas berapa besar penelitian yang bahwa variable biaya memfokuskan
Hasanuddin , pengaruh variable digunakan pemasaran (X2) kurang saluran pemasaran
Miah Said , saluran distribusi adalah metode berpengaruh terhadap tingkat terhadap pendapatan
Muhlis (X1), biaya survey dengan pendapatan petani kentan petani kentan
Ruslan, pemasaran (X2) dan menggunakan sedangkan hipotesi yang
Journal of volume penjulan 143 responden dikemukakan berpengaruh.
Business and (X3) terhadap petani kentan Adanya temuan yang berbeda
Management, pendapatan petani yang ada dengan hasil uji statika (uji t),
05 Desember kentan (Y). Dan dilokasi dimana biaya pemasaran
2020 tujuan berikutnya peneklitian kurang berpengaruh dibanding
adalah untuk variable X1 dan X3, karena
mengetahui saluran pedagang perantara langsung ke
distribusi pemasaran lokasi petani sehingga kurang
yang paling efisien mengeluarkan biaya pemasaran
dari petani hingga ke dan secara lagsung
konsumen akhir. mempengaruhi tingkat
pedapatan petani. Saluran
distribusi yang paling efisien
berdasarkan uji formulasi
efsiensi pemasaran adalah pada
Peneliti Metode yang Perbedaan dengan
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(tahun) digunakan penelitian ini
saluran pemasaran yang IV (
dari produsen- pedagang
perantara- konsumen = 21,39 ) .
Peneliti untuk menganalisis Metode yang Hasil analisis penelitian biaya Metode analisis data
Yehezkiel penerapan biaya digunakan kualitas dan biaya pemasaran yang dilakukan
Balau kualitas dan biaya adalah metode dalam kaitannya dengan tingkat dalam penelitian ini
Hendrik, pemasaran dalam deskriptif EBIT yang diperoleh pada PT. adalah metode
Manossoh, kaitannya dengan kualitatif Hasjrat Abadi Toyota Manado deskriptif dengan
Treesje Earning Before dengan Cabang Tendean, 3 tahun pendekatan studi
Runtu, Interest and Tax pendekatan terakhir 2016-2018 sudah kasus dan penelitian
jurnal EMBA (EBIT) perusahaan studi kasus. sangat baik. Namun yang ini lebih
: Jurnal Riset memiliki nilai EBIT yang memfokuskan
Ekonomi, sangat memuaskan terdapat menganalisis
Manajemen, pada tahun 2017 berjumlah Rp. penerapan biaya
Bisnis dan 189.776.812.920. kualitas dan biaya
Akuntansi, pemasaran dalam
Vol. 7 No kaitannya dengan
3(2019) Earning Before
Interest and Tax
(EBIT) perusahaan
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara
mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Narasumber yang diwawancarai
adalah pemilik usaha Baso Aci Rangu Pisan. Data yang diperoleh dari wawancara
akan dianalisis menggunakan metode analisis isi.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Identifikasi variabel penelitian
Variabel yang diteliti adalah biaya pemasaran pada industri kuliner Baso Aci
Rangu Pisan, meliputi biaya endorsment dan biaya iklan pada platform e-
commerce.
2. Seleksi narasumber
Narasumber yang diwawancarai adalah pemilik usaha Baso Aci Rangu Pisan.
3. Pengumpulan data
Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang telah
dipilih. Wawancara dilakukan dengan panduan pertanyaan terstruktur dan dibuat
rekaman untuk memudahkan analisis data.
4. Analisis data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode analisis isi.
Data diolah dan dianalisis untuk menemukan pola-pola atau temuan yang muncul
dalam wawancara. Dalam analisis isi, data yang diperoleh dari wawancara akan
diolah dan dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam mengenai isu yang diteliti.
5. Interpretasi dan penarikan kesimpulan
Hasil analisis data dianalisis dan diinterpretasikan untuk menemukan temuan-
temuan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kesimpulan yang ditarik dari
penelitian akan digunakan untuk memberikan rekomendasi pada pemilik usaha
Baso Aci Rangu Pisan mengenai pengendalian biaya pemasaran.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah didapatkan pada saat wawancara oleh kelompok
kami adalah mengenai tentang biaya pemasaran dari industri kuliner baso aci rangu
pisan meliputi biaya gaji pegawai, iklan, dan endorsment. Berikut merupakan tabel
rekapitulasi biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap bulan dan setiap tahunnya
oleh industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan.
Tabel 1 Rekapitulasi Biaya Pemasaran
Biaya Pengeluaran/Bulan Biaya Pengeluaran /
No Keterangan
(Rp) Tahun (Rp)
Iklan Shoppe (1 x post
1 iklan menjangkau 2000 3.200.000 38.400.000
orang)
Endorsment (1 x post
2 427.000 5.124.000
story + 1 x post feed)
Total 3.627.000 43.524.000

DISKUSI
Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya pemasaran yang
dikeluarkan Baso Aci Rangu Pisan untuk biaya iklan shopee dengan 1x post
menjangkau 2.000 orang tiap bulan memerlukan biaya sebesar Rp. 3.200.000 maka
terhitung Rp. 38.400.000 pertahunnya. Lalu untuk endorsment 1x post story + 1x
post feed tiap bulan memerlukan biaya sebesar Rp. 427.000 maka terhitung Rp.
5.124.000 pertahunnya. Dengan demikian total keseluruhan biaya omzet atau
keuntungan yang di dapatkan oleh industri kuliner baso aci rangu pisan dalam
penjualannya sebesar Rp. 18.000.000/bulan dialokasikan untuk membayar biaya
pemasaran sebesar Rp. 3.627.000, jadi sisa omzet atau keuntungan sebesar Rp.
14.373.000/bulan dan untuk biaya pertahunnya dalam penjualan, mendapatkan
omzet atau keuntungan sebesar Rp. 216.000.000/tahun dialokasikan untuk
membayar biaya pemasaran sebesar Rp. 43.524.000, jadi sisa omzet atau
keuntungan sebesar Rp. 172.476.000/tahun. Setelah diketahui rincian biaya yang
telah dikeluarkan oleh pemilik usaha baso aci rangu pisan, kelompok kami
memberikan suatu saran atau rekomendasi bagi usaha industri kuliner tersebut
untuk meningkatkan penghasilan dan mengembangkan lagi dalam pemasarannya,
baik itu mempromosikan di media sosial maupun mengikuti salah satu acara (event)
yang diselenggarakan di kota Garut sendiri maupun luar Garut yang berhubungan
dengan industri kuliner.
Rekomendasi Peningkatan Pengendalian
Analisis biaya pemasaran perlu dilakukan perusahaan untuk melihat apakah
biaya pemasaran yang telah dikeluarkan perusahaan dapat menghasilkan laba yang
diharapkan. Analisis biaya pemasaran perlu dilakukan perusahaan untuk
mengetahui seberapa jauh efisiensi kegiatan pemasaran dan bagaimana hubungan
antara biaya pemasaran dengan kegiatan pemasaran dalam meningkatkan hasil
penjualan sehingga yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terlaksana dengan
efektif dan efesien.
Aktivitas biaya pemasaran perlu direncanakan sebaik-baiknya untuk
menjamin bahwa produk perusahaan akan dibeli oleh konsumen. Itu berarti,
mencakup seluruh aktivitas promosi, pemberian contoh barang, hingga pengiriman
barang kepada konsumen. Pengendalian biaya pemasaran merupakan dasar yang
penting bagi keberhasilan usaha di bidang pemasaran khususnya dan organisasi
atau perusahaan umumnya. Untuk keberhasilan usaha, pimpinan harus membuat
keputusan, baik mengenai perencanaan, kegiatan, maupun pelaksanaan kegiatan
dan pengendaliannya, yang dimaksud dengan pengendalian dalam hal ini adalah
menilai, mengecek, dan memonitor kegiatan pelaksanaan usaha agar sesuai dengan
apa yang direncanakan.
Maka dari hal itu, kelompok kami mengajukan peningkatan pada industri
kuliner Baso Aci Rangu Pisan dalam meningkatkan penghasilan terutama dalam
pemasaran. Kelompok kami merekomendasikan untuk meningkatkan penghasilan
industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan dengan memanfaatkan media sosial sebagai
ajang promosi terutama dalam media sosial tiktok bisa dilakukan dengan cara live
setiap hari, sehingga menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Lalu, yang
kedua industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan bisa mengikuti acara-acara yang
berbasis kuliner seperti, acara festival baso aci, sehingga masyarakat Garut maupun
luar Garut mengetahui produk Baso Aci Rangu Pisan yang menjadi cita rasa yang
menarik.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
kelompok kami, maka diperoleh kesimpulannya adalah penyusunan perencanaan
biaya pemasaran pada industri kuliner Baso Aci Rangu Pisan yang dibuat secara
jelas dan terperinci mulai dari biaya iklan, maupun endorsment dengan
menggambarkan tentang perubahan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut,
sehingga perusahaan tersebut banyak memiliki mitra reseller di berbagai kecamatan
yang ada di kota garut maupun luar kota garut sekitar kurang lebih 25 mitra reseller.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka ada saran yang
diajukan oleh peneliti yaitu bagi perusahaan Baso Aci Rangu Pisan lebih
ditingkatkan lagi dalam strategi pemasarannya dengan memanfaatkan berbagai
media sosial baik itu instagram maupun tiktok dan juga platform toko online seperti
shopee, tokopedia, lazada dan blibli sebagai ajang mempromosikan produknya
kepada khalayak masyarakat dengan melakukan kegiatan giveaway, menawarkan
diskon, melakukan live setiap hari di aplikasi platform ataupun media sosial,
memberikan cashback, memberikan gratis ongkir, perbanyak public relation,
sponsorship, dan endorsment. Selain dengan mempromosikan di media sosial dan
platform toko online, bisa juga mengikuti event yang berhubungan dengan dunia
industri kuliner baik di kota Garut sendiri maupun luar kota Garut. Sehingga bisa
memberikan daya tarik kepada konsumen untuk membeli produk tersebut, bisa
terkenal di seluruh mancanegara dan juga bisnisnya akan semakin berkembang.
REFERENSI
Adi. (2017). Industri Kuliner. ANAnalisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk,
Kewajaran Harga Berdasarkan Persepsi Pelanggan Terhadap Kepuasan Dan
Loyalitas Pelanggan Restoran Cepat Saji Lokal Yogyakarta,
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4428/05.%201%20bab%201.
pdf?sequence=5&isAllowed=y.
Afrili, N. L. (2022, April 25). Pengertian Biaya Pemasaran. Retrieved from Apa Itu Biaya
Pemasaran? Berikut Pengertian, Jenis, Fungsi, Dan Contohnya:
https://vocasia.id/blog/pengertian-biaya-pemasaran/
Agmasari. (2018). Industri Kuliner. Industri Kuliner Penopang Tertinggi Perekonomian
Kreatif Di Indonesia,
https://travel.kompas.com/read/2018/02/06/185000027/industri-kuliner-penopang-
tertinggi-perekonomian-kreatif-di-indonesia.
Arnas Hasanuddin, M. S. (2020). Analisis Pengendalian Biaya Pemasaran. Pengaruh
Saluran Distribusi, Biaya Pemasaran Dan Volume Penjualan Terhadap
Pendapatan Petani Kentang Di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan,
https://repository.unibos.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/433/JURNAL%
20DES%202020%20saluran%20distribusi.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Aryani. (2010). Kepuasan Pelanggan. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan ,
https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1198&context=jbb.
Dadan. (2020). Pengertian Biaya. Eprints.umpo.ac.id,
http://eprints.umpo.ac.id/6844/4/BAB%20II%20SILVYA.pdf.
Dina, M. P. (2019). Biaya Pemasaran. Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya Pemasaran
Terhadap Volume Penjualan Perusahaan Manufaktur,
http://repositori.stiamak.ac.id/id/eprint/188/9/SKRIPSI%20-
%20MAHFIDAH%20PUSPA%20DINA%20151011258%20FULL.pdf.
Gurnadi. (2018). Pengertian Pengendalian. Repository.unpas.ac.id,
http://repository.unpas.ac.id/13766/4/6%20BAB%20II.pdf. Retrieved from
http://repository.unpas.ac.id/13766/4/6%20BAB%20II.pdf
Haghighi. (2012). Kepuasan Pelanggan. E-journal.ac.id, http://e-
journal.uajy.ac.id/26100/2/170323405%201.pdf.
Hasan. (2014). Kepuasan Pelanggan. Loyalitas Pelanggan,
http://coursework.uma.ac.id/index.php/psikologi/article/download/185/167.
Kompas. (2021, Oktober 8). Pengertian Pemasaran. Retrieved from Apa Itu Pemasaran:
Definisi, Jenis, Fungsi, dan Contohnya:
https://money.kompas.com/read/2021/10/08/160741926/apa-itu-pemasaran-
definisi-jenis-fungsi-dan-contohnya?page=all
Kotler, P. (2021). Pengertian Pemasaran. Pemasaran, https://rsjd-
surakarta.jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2019/09/pemasaran-1-
1.pptx#:~:text=Philip%20Kotler,nominal%20tertentu%20ke%20pihak%20lain.
Lestari. (2020). Pengertian Biaya. Repository.untag-sby.ac.id, http://repository.untag-
sby.ac.id/11107/63/BAB%20II.pdf.
Marketeers. (2015). Industri Kreatif. Industri Kreatif Tumbuh 7 Per Tahun,
https://www.marketeers.com/industri-kreatif-tumbuh-7-per-tahun/.
Ocbnisp. (2021, Juli 21). Klasifikasi Biaya. Retrieved from Pengertian Biaya, Klasifikasi,
Fungsi, & Jenis-Jenisnya:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/21/pengertian-biaya
Pujakesume. (2022, Juli 11). Pengertian Pengendalian Biaya. Retrieved from Definisi ,
Faktor dan Arti Kekuatan Pasar: https://www.bizznet.my.id/2022/07/definisi-
faktor-dan-arti-kekuatan-pasar.html
Ramadhani. (2020). Biaya. Analisis Biaya Diferensial Dan Opportunity Cost dalam
Pengambilan Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut Pada PT. Fortuna
Inti Alam,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/download/36377/33871#:~:text=
Menurut%20Ramadhani%20(2020%3A3),manfaat%20masa%20yang%20akan%
20datang.&text=Menurut%20klasifikasi%20dari%20biaya%2C%20opportunity,d
alam%20kategori%20dari%20kegiatan%20perenca.
Safitry. (2021). Akuntasi. eprints.umpo.ac.id,
http://eprints.umpo.ac.id/6844/4/BAB%20II%20SILVYA.pdf.
Spenmo. (2022, September 16). Pengertian Biaya Pemasaran. Retrieved from Biaya
Pemasaran adalah: Cara Menghitung, Mengelola, dan Memantaunya:
https://spenmo.id/blog/biaya-pemasaran-adalah
Utama, I. D. (2019). Pemasaran. Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah (UMKM) Pada Era Digital Di Kota Bandung, http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/equilibrium/article/viewFile/3829/2014.
Uyen, N. &. (2015). Industri Kuliner. ndustri Kuliner. Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan,, Kualitas Produk, Kewajaran Harga Berdasarkan Persepsi Pelanggan
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Restoran Cepat Saji Lokal
Yogyakarta, https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/442.
Yehezkiel Balau, H. M. (2019). Analisis Pengendalian Biaya Pemasaran. Analisis Biaya
Kualitas Dan Biaya Pemasaran Dalam Kaitannya Dengan Tingkat Earning Before
Interest And Tax (Ebit) (Studi Kasus Pada PT. Hasjrat Abadi Toyota Manado
Cabang Tendean),
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/24750.
Giagian, S. S. (199:16). Pengertian Pengendalian Biaya. Pengendalian Biaya Cost
Control, https://fs-institute.org/pengendalian-biaya-cost-control/
Aisyah, R. (2020). Strategy For Accelerating Management And Development Of SMEs In
The . Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis , 1-7.
Aisyah, R. (2022). Prioritas Strategi Percepatan Pengembangan Industri Kriya Tenun Akar
Wangi Di Kabupaten Garut. E-Journal Manajerial , 27-34.
Lutfi. (2019). Pengertian Pemasaran. Proses Kegiatan Pemasaran Di PT. Citra Mandiri
Wiguna (Perusahaan Media Luar Ruang Di Jakarta),
http://repository.stei.ac.id/4427/3/BAB%20III.pdf.
DOKUMENTASI WAWANCARA

Gambar 1 Dokumentasi dengan owner Baso Aci Rangu Pisan

Gambar 2 Dokumentasi Produk yang ditawarkan kepada konsumen

Anda mungkin juga menyukai