Anda di halaman 1dari 147

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dapat


memberikan dampak bagi perusahaan yang bergerak dibidang industri hal ini
tentu saja tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut akan bersaing ketat
dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis. Perusahaan
hendaknya menyadari bahwa dengan adanya persaingan itu membuat kesulitan
untuk membangun reputasi perusahaan, jika terjadi sebaliknya maka akan mudah
kehilangan reputasi itu (Supariyani, 2004)

Agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang


mengeluarkan produk sejenis dan produk substitusi, maka manajemen perusahaan
harus mampu mengelolah perusahaannya dengan baik. Agar konsumen atau
pelanggan yang ada tidak beralih kepada perusahaan lain (Supariyani, 2004)

Manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan


baik agar konsumen tidak beralih ke perusahaan lain. Perusahaan dituntut untuk
lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau harus
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Bagi perusahaan
kepuasan konsumen adalah sarana pemasaran. Perusahaan harus lebih baik lagi
memperhatikan tingkat kepuasan pelanggan. Selain itu konsumen juga
menyesuaikan harga barang dengan kemampuan ekonomi mereka. Karena
konsumen semakin sadar akan kebutuhan yang harus didahulukan dan yang harus
ditunda terlebih dahulu. Oleh karena itu, konsumen ditempatkan sebagai titik
sentral yang diperhatikan oleh pasar, sehingga terdapat dua alasan, mengapa
penjual perlu memahami perilaku belanja konsumen nya (Nasruddin, 2021)

Perkembangan industri saat ini menunjukan bahwa lebih banyak produk


yang ditawarkan pada konsumen dari pada permintaan. Kelebihan ini
menyebabkan banyak produk yang tidak terjual. Selain itu, naiknya harga yang

1
ditetapkan oleh produsen yang tidak sesuai dengan kualitas produknya dan
kurangnya produsen dalam mengkomunikasikan produk serta kurangnya
penyebaran produk di pasaran, sehingga konsumen tidak mengetahui keberadaan
produk tersebut

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah di bidang pemasaran,


untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Strategi pemasaran mengandung dua
faktor yang terpisah tetapi berhubungan dengan erat, yaitu (Sari & Aslami, 2021):

1) Pasar target/sasaran, yaitu suatu kelompok konsumen yang homogen, yang


merupakan sasaran perusahaan.

2) Bauran pemasaran (marketing mix), yaitu variabel-variabel pemasaran yang


dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.

Kedua faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan suatu sasaran
yang akan dituju, sedangkan bauran pemasaran adalah alat untuk menuju sasaran
tersebut. Strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dibidang
pemasaran. Diantaranya adalah: strategi dalam persaingan, strategi produk, dan
strategi daur hidup produk dan sebagainya.

Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam adalah perusahaan


perdagangan yang bergerak dalam bidang Ritel yakni dalam bidang penyaluran
barang kebutuhan sehari-hari khususnya makanan, minuman, peralatan dan
perlengkapan rumah tangga, peralatan listrik,perlatan bayi, kosmetik, aksesoris
dan lain-lain.. Dalam perkembangannya budiman swalayan berdiri pada tahun
2019 dan terus memiliki perkembangan yang sangat baik dikarenakan Manajemen
sumber daya dan strategi yang digunakan mampu bersaing dengan perusahaan
lain yang bergerak di bidang sejenisnya.(Manager Budiman Swalayan, 2022)

Berbagai cara dilakukan oleh produsen untuk menjaga kepuasan konsumen,


salah satunya seperti meningkatkan strategi pemasaran produk yang dijual dan
sebisa mungkin memperhatikan agar harga yang dipasang tidak melebihi batas

2
kemampuan konsumen atau menawarkan barang yang sejenis namun dengan price
(harga) yang dimiliki oleh kemampuan konsumen.

Gambar 1.1
Grafik Penjualan Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam

Sumber: Data Olahan, 2022

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pergerakan jumlah transaksi


pada Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam mengalami fluktuasi atau tidak
menentu. Seperti pada bulan April, Mei, dan Juni terdapat peningkatan. Bulan
April terdapat peningkatan sebesar 0,60% dari bulan Maret, yaitu dari 1.650
menjadi 1.660 transaksi.

Bulan Mei terdapat peningkatan sebesar 5,4% dari bulan April, yaitu dari
1.660 menjadi 1.750 transaksi. Dan bulan Juni terdapat peningkatan sebesar
0,57% dari bulan bulan Mei, yaitu dari 1.750 menjadi 1.760 transaksi. Namun
pada bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober jumlah transaksi pada
Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam mengalami penurunan. Pada bulan
Juli terdapat penurunan sebesar 2,9%, yaitu dari 1.760 pada bulan Juni menjadi

3
1.710 transaksi pada bulan Juli. Begitu seterusnya hingga bulan Oktober dengan
jumlah transaksi 1.620. Dan pada bulan November terjadi lagi peningkatan
sebesar 0,61%, yaitu dari 1.620 menjadi 1.630 transaksi.

Begitu juga pada bulan Desember terdapat peningkatan sebesar 1,84%, yaitu
dari 1.630 menjadi 1.660 transaksi. Jadi dapat diketahui peningkatan jumlah
transaksi tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 5,4% dan penurunan jumlah
transaksi tertinggi pada bulan Oktober yaitu 3,7%.

Persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasaran untuk melaksanakan


kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efesien. Kegiatan tersebut
membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar sesuai dengan kepentingan
pemasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan.

Di dalam dunia usaha tidak ada satupun perusahaan yang mampu dengan
leluasa bisa santai dan menikmati hasil dari penjualan profit (laba) dikarenakan
akan ada perusahaan yang akan menyaingi perusahaan itu sendiri, masalah
persaingan harus mendapatkan perhatian lebih oleh manajemen perusahan agar
tidak mengalami kemunduran dikemudian hari.

Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan langkah-langkah tertentu.


Misalnya perusahaan yang ingin menjual barang atau jasa kepada pelanggan
memerlukan Langkah yang tepat agar konsumen tidak kecewa kepada
produsen.Semakin ketatnya tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap
pemasar untuk melaksanakan pemasaran dengan efektif dan efisien. Kegiatan
memasarkan membutuhkan sebuah kosep yang mendasar sesuai dengan
kepentigan pemasar dan kebutuhan konsumen.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka dianggap untuk dilakukan


sebuah penelitian strategi pemasaran guna menarik calon pembeli. Jika strategi
pemasaran yang dilakukan efektif dan tepat, konsumen tidak akan berpikir
panjang dalam melakukan pembelian. Sehingga konsumen akan terus membeli
produk di tempat tersebut dan tidak akan melakukan perpindahan produk, bahkan
konsumen akan merekomendasikan tempat tersebut kepada orang lain, dan secara

4
tidak langsung tempat tersebut mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Oleh
karena itu, akan dilakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS STRATEGI
PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN PADA
SWALAYAN BUDIMAN GADUT KABUPATEN AGAM”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas.


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimana pengaruh strategi
pemasaran terhadap peningkatan penjualan produk pada Swalayan Budiman
Gadut Kabupaten Agam.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh strategi pemasaran terhadap Swalayan Budiman Gadut Kabupaten
Agam.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan proposal ini penulis membahas mengenai implementasi


strategi member card dalam upaya meningkatkan penjualan. Mengingat luasnya
ruang lingkup pembahasan maka penulis membahas penelitian ini pada toko
Budiman Gadut Kabupaten Agam.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


Uraian bagi mahasiswa/peneliti ini yang diharapkan dapat memberi manfaat
dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang implementasi
strategi member card pada Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam dalam
upaya meningkatkan penjualan.

5
1.5.2 Manfaat praktis
1) Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan terutama berhubungan dengan meningkatkan penjualan.

2) Bagi masyarakat luas


Hasil penulisan ini diharapkan mampu memberikan informasi
mengenai pengaruh motivasi dan komunikasi terhadap kinerja karyawan

3) Bagi pembaca
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan yang dibutuhkan pembaca.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulis akan menguraikan secara singkat mengenai sistematika penulisan


proposal penelitian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah,


tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan berbagai teori sebagai hasil dari studi pustaka yang
akan menjadi landasan bagi penulis untuk melakukan pembahasan dan
pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur dan alat analisis yang di gunakan dala
penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

6
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian serta saran dan masukan untuk pihak yang terkait.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang di peroleh dari hasil


penelitian serta saran dan masukan untuk pihak yang terkait

7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Definisi Pemasaran

Salah satu kunci keberhasilan perusahaan adalah marketing (pemasaran),


prinsip marketing (pemasaran) bukan hanya sekedar menjual saja, namun
perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen untuk
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Pemasaran adalah suatu proses
kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi,
dan manajerial. Akibat pengaruh dari berbagai faktor tersebut adalah masing-
masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai
komoditas.

Perkembangan pemasaran memegang peranan penting dalam menunjang


operasional perusahaan berkaitan dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perekonomian yang semakin maju seiring dengan tingginya persaingan pasar saat
ini.

Menurut Tjandradiredja (Ali Subhan & Pratiwi, n.d. 2017) mengemukakan


bahwa pemasaran dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai proses
transaksi yang pada akhirnya dihadapkan dapat memuaskan konsumen.

Pendapat senada dikemukakan oleh (Prawirosentono, 2001) bahwa


pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan terarah dan terpadu yang dilakukan
produsen dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian harga,
promosi, dan penyaluran barang atau jasa yang diproduksi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan konsumen melalui transaksi.

Sedangkan menurut Saleh Yusuf M : 2017 menjelaskan bahwa pemasaran


adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok

8
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas tentang pemasaran, maka dapat


disimpulkan bahwa pemasaran adalah bagaimana memuaskan kebutuhan
konsumen. Jika pemasar memahami kebutuhan konsumen dengan baik, dengan
mengembangkan nilai produk dan menetapkan harga, dengan menyalurkan secara
efektif, maka produk tersebut pasti akan terjual dengan mudah.

2.1.2 Konsep Strategi

Srategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,


konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat dilihat oleh adanya
perbedaan konsep pendapat mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

Pendapat yang dikemukakan Chandler (Rangkuti, 1997) yang menyebutkan


bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta
pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut.

Pemahaman yang baik dan konsep-konsep lain yang berkaitan sangat


menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan
kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.suatu perusahaan yang
memiliki kekuatan tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang
sebagai perusahaan yang memiliki “Distinctive Competence”. Distinctive
Competence menjelaskan kemampuan spesifik suatu organisasi. Menurut Day
dan Wensley (1988), identifikasi Distinctive Competence dalam suatu
organisasi melipuiti:

9
a. Keahlian Tenaga Kerja
b. Kemampuan Sumber Daya
Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan ini dapat lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya. Kemampuan sumber daya manusia yang
tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif
dibandingkan dengan pesaingnya.

2. Competitive Advantage
Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan
oleh pemilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang
pasar. Menurut Porter ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan
untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu:

a. Cost Leadership Place


b. Diferensiasi
c. Focus
Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan
oleh pemilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang
pasar. Menurut Porter ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan
untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu:

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi


dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang
lebih murah dari pada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai atau
kuaalitas produk yang sama. Perusahaan juga dapat melakukan strategi
diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada
konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk,inovasi
produk,pelayanan yang lebih baik, dan brand image yang lebih unggul. Selain
itu, strategi focus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan
bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

10
2.1.3 Strategi Pemasaran

Dalam Kamus Besar Bahasan Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa istilah


strategi adalah suatu ilmu untuk menggunakan sumber daya-sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu. Menurut Jack Trout dalam bukunya Trout On
Strategy, inti dari strategi adalah bagaimana membuat presepsi yang baik dibenak
konsumen menjadi berbeda. Mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing menjadi
spesialisasi, menguasai suatu kata yang sederhana di kepala, kepemimpinan yang
memberi arah dan memahami realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari
pada menjadi yang lebih baik (Komputer & Jikem, 2022)

Menurut (Griffin, 2000) mendefenisikan strategi sebagai rencana


komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai,
akan tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan
organisasi di lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya.
Bagi organisasi bisnis, strategi dimaksudkan untuk mempertahankan
keberlangsungan bisnis perusahaan dibandingkan para pesaingnya dalam
memenuhi kebutuhan konsumen.

Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,


penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Sofjan Assauri pemasaran adalah aktivitas atau kegiatan yang
ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses
pertukaran (Sofjan, 2007)

Menurut Tull dan Kahle strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan
program pemasaran yang digunakan untuk mencapai pasar sasaran tersebut
(Salam et al., 2019) Komponen dalam strategi pemasaran, sebagai berikut:

11
1. Segmentasi (segmentation)

Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan


peluang-peluang yang mucul di pasar. Segmentasi adalah ilmu untuk melihat
pasar berdasarkan variabel-variabel yang berkembang di tengah masyarakat.
Dalam melihat pasar, perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi
perkembangan yang sedang terjadi, karena segmentasi merupakan langkah
awal yang menentukan keseluruhan aktifitas perusahaan. Segmentasi
memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mangalokasikan sumber
daya.

Dengan cara-cara yang kreatif dalam membagi pasar kedalam beberapa


segmen, perusahaan dapat menentukan dimana mereka harus memberikan
pelayanan terbaik dan dimana mereka mempunyai keunggulan kompetitif
paling besar. Pada dasarnya menurut karakteristik dalam melihat pasar,
pendekatan segmentasi melalui pendekatan yang dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:

a) Statistic Attribute Segmentation

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membagi pasar


berdasarkan atribut-atribut yang statistic sifatnya, seperti geografis atau
demografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan negara,
kawasan, provinsi, atau kota. Segmentasi demografis membagi pasar
berdaraskan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan,
agama, dan pendidikan.

b) Dynamic Attribute Segmentation

Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperhatikan atribut-


atribut yang dinamis, seperti psigorafis dan pelaku (behavior).
Segmentasi psikografis membagi pasar berdasarkan gaya hidup dan

12
kepribadian. Sedangkan segmentasi perilaku berdasarkan sikap,
penggunaan, dan respons.

c) Individual Segmentation

Pendekatan terakhir dilakukan atas unit terkecil pasar, yaitu


individu perseorangan.

2. Target (Targeting)

Setelah membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen,


selanjutnya yang dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik.
Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara
efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan
target yang akan dibidik, usaha akan lebih terarah.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat


mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang mau ditarget.

a) Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup dan akan
cukup menguntungkan dimasa mendatang (market growth).

b) Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan daya saing


perusahaan (competitive advantage). Keunggulan daya saing
merupakan cara-cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki
kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar
yang dipilih.

c) Melihat situasi persaingan (competitive situation) yang terjadi. Semakin


tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu mengoptimalkan segala
usaha yang ada secara efektif dan efesien sehingga targeting yang
dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar.

13
3. Positioning

Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen,


sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan,
keyakinan, dan kompetisi bagi pelanggan. Konsumen memegang peranan
kunci untuk pembelian dan pemakaian produk-produk perusahaan.
Tersedianya berbagai pilihan yang masing-masing mempunyai sisi positif dan
negatifnya membuat konsumen selalu membanding-bandingkan produk yang
ditawarkan perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

Untuk itu, positioning diperlukan agar citra terhadap produk atau


perusahaan dapat terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan.
Jadi, positioning memegang peranan dalam memasarkan produk-produk
perusahaan. Karena membangun positioning berarti membangun kepercayaan
dari konsumen. Membangun kepercayaan berarti menunjukkan komitmen
bahwa perusahaan itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan
perusahaan lain.

4. Diferentation

Diferensiasi didefenisikan sebagai tindakan merancang seperangkat


perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Namun, penawaran ini
bukan berarti janji-janji belaka saja, melainkan harus didukung oleh bentuk
yang nyata. Diferensiasi ini bisa berupa content (what to offer), dan context
(how to offer), dan yang tak kalah penting yaitu infrastructure (capability to
offer).

Content adalah dimensi diferensiasi yang merujuk pada value yang


ditawarkan kepada pelanggan perusahaan. Ini merupakan bagian tangible
diferensiasi. Context merupakan dimensi yang merujuk pada cara perusahaan
menawarkan produk. Ini merupakan bagian intangible dari diferensiasi dan
berhubungan dengan usaha-usaha perusahaan untuk membantu pelanggan

14
dalam mempresepsi tawaran perusahaan dengan cara yang berbeda
dibandingkan tawaran pesaing.

Dimensi terakhir, infrastruktur, merujuk pada teknologi, SDM, fasilitas


yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan context di atas.

2.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Meurut (Listama, 2018) bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan


kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yaitu produk, harga, tempat dan
promosi yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan
di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya yang terdiri dari
“4P” yaitu:

1) Produk adalah apa saja yang bisa di tawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan,pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Untuk mencapai kebutuhan tersebut dalam
menciptakan atau menghasilkan suatu barang, perusahaan hendaknya
mengadakan penelitian pasar terlebih dahulu untuk melihat perkembangan
yang ada dalam masyarakat aar barang yang di hasilkan dapat di terima
dan di gemari oleh konsumen secara terus-menerus. Adapun strategi
produk terdiri dari ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan dan
layanan.

2) Harga (price), di definisikan sebagai jumlah uan yang di butuhkan untuk


memperoleh suatu barang atau sejumlah kombinasi barang, sehingga
seorang manager harus menentukan strategi yang menyangkut harga
karena dalam bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya komponen
yang dapat menghasilkan keuntungan ataupun pendapatan.

3) Tempat (place), Tempat adalah usaha untuk menjamin tersedianya barang


atau jasa yang mudah di beli oleh konsumen dimanapun mereka berada

15
dan merupakan salah satu tujuan dari kebijakan pemasaran yang harus
dilakukan melalui satu sistem yang disebut saluran distribusi.

4) Promosi, merupakan unsur yan didayagunakan untuk memberitahukan dan


membujuk konsumen tentang produk baru yang ada di dalam perusahaan.
Sasaran promosi adalah knsumen, oleh karena itu dalam mempromosikan
produk di titikberatkan pada usaha untuk menciptakan kesadaran
konsumen yang akhirnya mau membeli sebagai tangapan terhadap promosi
yang terdiri dari periklanan, tenaga penjual, promosi penjualan, hubungan
masayarakat, surat langsung dan melalui telepon.

2.1.5 Penjualan

Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan.


Perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa mempunyai tujuan akhir yaitu
menjual barang dan jasa tersebut. Oleh karena itu, penjualan memegang peran
penting bagi perusahaan agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat
terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan.

Kegiatan penjualan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh


perusahaan dengan memasarkan produknya baik berupa barang atau jasa.
Kegiatan penjualan yang dilakukan perusahaan tersebut bertujuan untuk mencapai
tingkat atau volume penjualan yang diharapkan dan menguntungkan untuk
mencapai laba maksimum bagi perusahaan.

Menurut Basu penjualan dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjualan untuk mengajak orang lain
agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan (Swastha, 1989)

Menurut Rangkuti penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara


kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Menurut Marbun
penjualan adalah total barang atau produk yang terjual oleh perusahaan dalam
jangka waktu tertentu. Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa
penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa (Marbun, 2020)

16
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Menurut Basu faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya omset


penjualan dibagi menjadi dua faktor, yaitu pertama faktor internal. Yaitu faktor
yang dikendalikan oleh pihak-pihak perusahaan pada umumnya dan kedua faktor
eksternal. Yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan pada
umumnya (Swastha, 1989)

1. Faktor Internal
a) Kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang akan dipasarkan.
b) Kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan.
c) Kebijakan perusahaan untuk memilih perantara yang digunakan.

2. Faktor Eksternal
a) Perkembangan ekonomi perdagangan baik nasional maupun perdagangan
moneter.
b) Kebijakan pemerintah dibidang ekonomi, perdagangan dan moneter.
c) Suasana persaingan pasar.

2.3 Analisis SWOT

2.3.1 Pengertian Analisis SWOT

Pada dasarnya analisis SWOT merupakan akronim dari 4 kata yaitu


Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats. Analisis SWOT merupakan
instrumen pengidentifikasian berbagai faktor yang terbentuk secara sistematis
yang digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan. Pendekatan analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Secara
singkat analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis dan memilah hal-
hal yang mempengaruhi keempat faktornya.

17
2.3.2 Kegunaan dan Manfaat Analisis SWOT

1. Kegunaan Analisis SWOT

a) Digunakan untuk menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi.

b) Digunakan untuk menganalisis kondisi internal lembaga dan kondisi


eksternal lembaga.

c) Digunakan untuk mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan


kita) Digunakan untuk mengetahui posisi sebuah perusahaan / organisasi
diantara perusahaan / organisasi yang lain.

e) Digunakan untuk mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam


menjalankan bisnisnya dihadapkan dengan pesaingnya.

2. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT ini jika dilakukan oleh sebuah organisasi ataupun sebuah
usaha akan memberikan manfaat pada organisasi atau usaha yang
menggunakannya. Adapun manfaat melakukan analisis SWOT antara lain :

a) Analisis SWOT dapat membantu melihat suatu persoalan dari empat sisi
sekaligus yang menjadi dasar sebuah analisis persoalan yaitu kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.

b) Analisis SWOT mampu memberikan hasil berupa analisis yang cukup


tajam sehingga mampu memberikan arahan atau rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan sekaligus menambah keuntungan berdasarkan sisi
peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari
ancaman.

c) Analisis SWOT dapat membantu membedah organisasi dari empat sisi


yang dapat menjadi dasar dalam proses identifikasinya dan dengan menganalisis
SWOT dapat ditemukan sisi-sisi yang terkadang terlupakan atau tidak terlihat
selama ini.

18
d) Analisis SWOT dapat menjadi instrumen yang cukup ampuh dalam
melakukan analisis strategi, sehingga dapat menemukan langkah yang tepat dan
terbaik sesuai dengan situasi pada saat itu.

e) Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu organisasi


meminimalisir kelemahan yang ada serta menekan munculnya dampak ancaman
yang mungkin akan timbul.

2.3.3 Indikator Analisis SWOT

Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal dan


lingkungan eksternal yang dihadapi didunia bisnis. Analisis SWOT didahului
dengan identifikasi posisi perusahaan atau organisasi baik melalui lingkungan
internal maupun eksternal. Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini
yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri,
bisa berupa sumber daya, lahan bangunan, peralatan, keuangan, keterampilan dan
lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar organisasi, meliputi
peraturan pemerintah, persaingan, prospek ekonomi dan lain sebagainya.

2.3.4 Faktor-faktor Analisis SWOT

Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor sesuai dengan akronim SWOT itu
sendiri yaitu Strengths, Weakness, Opportunity, dan Threats.

1. Strengths (Kekuatan)

Strengths merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan dalam


sebuah organisasi. Faktor-faktor kekuatan merupakan suatu kompetensi khusus

19
yang terdapat dalam tubuh organisasi. Faktor kekuatan tersebut merupakan
kelebihan atau keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sebuah organisasi.

2. Weakness (Kelemahan)

Wekaness merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi


kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh organisasi. Kelemahan ini
dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana,kualitas kemampuan
karyawan yang ada di dalam organisasi, lemahnya kepercayaan konsumen dan
lain-lain.

3. Oppportunity (Peluang)

Oppportunity peluang merupakan kondisi lingkungan di luar organisasi


yang sifatnya menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan
sebuah perusahaan / organisasi. Peluang sendiri dapat dikategorikan dalam 3
tingkatan yaitu :

a) Low

Dikatakan low atau rendah karena apabila “suatu hal tersebut” (hasil
analisis) memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil serta peluang pencapaiannya
juga kecil.

b) Moderate

Dikatakan moderate atau sedang karena apabila “suatu hal tersebut” (hasil
analisis) memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaiannya juga kecil atau sebaliknya.

c) Best

Dikatakan best atau baik karena apabila “suatu hal tersebut” (hasil analisis)
memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang pencapaiannya besar.

4. Threats (Ancaman)

20
Threats atau ancaman merupakan kebalikan dari peluang.
Ancamanmerupakan kondisi eksternal yang dapat mengganggu kelancaran
berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. Ancaman dapat meliputi hal-hal
dari lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah organisasi. Apabila
ancaman tidak ditanggulangi maka dapat berakibat dampak yang berkepanjangan
sehingga menjadi sebuah penghalang atau penghambat tercapainya visi dan misi
sebuah perusahaan. Ancaman terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu :

a) Ancaman utama (major threat)

Sebuah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan kemungkinan


dapat berdampak besar. Menanggulangi ancaman jenis ini, maka diperlukan
beberapa planning dan strategi yang serius agar ancaman ini tidak mengancam
keberlangsungan hidup organisasi atau perusahaan.

b) Ancaman moderate (moderate threat)

Jenis ancaman ini yang merupakan kombinasi tingkat keparahan dan


kemungkinan terjadi. Sebagai contoh ancaman jenis ini adalah kemungkinan
tingkat keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah, begitu
sebaliknya.

c) Ancaman tidak utama (minor threat)

Ancaman ini merupakan jenis ancaman yang dampaknya kecil dan


kemungkinan terjadinya juga kecil. Meskipun merupakan jenis ancaman yang
ringan, namun sebaiknya ancaman ini perlu segera dideteksi dan ditanggulangi,
sehingga meminimalisir kemungkinan ancaman ini menjadi ancaman yang lebih
serius.

2.3.5 Matriks SWOT

Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa SWOT maka digunakan


matriks berupa tabel yang digunakan perusahaan dalam mengidentifikasi

21
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta kombinasi dimana kekuatan
bertemu dengan peluang adalah keadaan yang paling positif, dan kombinasi
kelemahan dan ancaman adalah keadaan yang paling negatif dan harus dihindari.
Melalui matriks ini akan didapat 4 (empat) strategi umum yaitu strategi SO,
strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Adapun matriksnya sebagai berikut

Sumber : rangkuti (2009)

22
2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu yang Relevan atau Terkait dengan Penelitian ini
Nama
No. Judul Penelitian Alat Analisa Hasil Penelitian
Peneliti

1 (Anggraini et al., 2019) IMPLEMENTASI STRATEGI Analisis Deskriptif Analisis strategi pemasaran dengan
PEMASARAN DENGAN menggunakan analisis SWOT dapat
MENGGUNAKAN ANALISIS
SWOT DALAM MENINGKATKAN
meningkatan penjualan dan pendapatan
PENJUALAN DAN PENDAPATAN pada UD. Yoga Putra Bangkit hal ini
PADA UD. YOGA PUTRA dapat diketahui dari hasil analisis
BANGKIT SAMBENG SWOT skor kekuatan (strenght) 2,1,
LAMONGAN Kelemahan (weakness) 1,38, peluang
(opportunity) 2,26 dan ancaman (threat)
0,39

2 (Alfonsus B.say, 2019) ANALISIS SWOT ATAS Deskriptif eksploratif Hasil analisis analisis SWOT
IMPLEMENTASI STRATEGI menunjukkan bahwa PT. Raja Rasa
PEMASARAN PRODUK SHINY Alami berada dalam fase pertumbuhan
TEA PT. RAJA RASA ALAMI DI
JAKARTA
usaha. Dengan nilai faktor internal 2,7
dan nilai faktor eksternal 2,5. Strategi
pemasaran yang cocok untuk PT. Raja
Rasa Alami adalah strategi SO (strength
dan opportunities), strategi WO
(weakness dan opportunities), strategi ST
(strength dan treats) dan strategi WT
(weakness dan treats).

23
Nama
No. Judul Penelitian Alat Analisa Hasil Penelitian
Peneliti

3 (Feibe Kereh, Altje L. ANALISIS STRATEGI Analisis interpretatif 1.Strategi produk yaitu merk dan
Tumbel, Sjendry S.R. PEMASARAN DALAM kualitas produk serta jaminan (Garansi)
MENINGKATKAN PENJUALAN
Loindong. 2018) MOTOR YAMAHA MIO PADA PT.
dapat meningkatkan penjualan motor
HASJRAT ABADI OUTLET Yamaha Mio di PT. Hasjrat Abadi
YAMAHA SAM RATULANGI Outlet Yamaha Sam Ratulangi.
2. Strategi harga yaitu penetapan harga
dapat meningkatkan penjualan Yamaha
Mio di PT. Hasjrat Abadi Outlet
Yamaha Sam Ratulangi.
3. Strategi promosi yaitu Advertising,
Sales promotion, Public relations and
publicity, Personal selling, dan Direct
marketing dapat meningkatkan
penjualan Yamaha Mio di PT. Hasjrat
Abadi Outlet Yamaha Sam Ratulangi.

4 (Rivo Monigir, Silva L PENERAPAN STRATEGI Analisis deskriptif kualitatif - Multi Mart menerapkan strategi public
2016) PEMASARAN UNTUK relation, dan promosi penjualan dalam
MENCAPAI KEUNGGULAN
BERSAING (STUDI KASUS PADA
mempromosikan dua hal, yaiu produk
MULTI MART RANOTANA dan merk perusahaan dalam
MANADO) meningkatkan penjualan.
- Strategi promosi yang digunakan
Multi Mart meningkatkan volume
24
Nama
No. Judul Penelitian Alat Analisa Hasil Penelitian
Peneliti

penjualan dengan memberikan kartu


member sehingga konsumen akan
tertarik dan tetap berbelanja di
Multi*Mart. Manajemen perusahaan
5 (Wiyadi et al., 2014) ANALISIS STRATEGI Analisis Regresi Linear Baik secara serentak (bersama-sama)
PEMASARAN RELASIONAL DAN Berganda maupun secara parsial, bahwa
PENGARUHNYA TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAAN
implementasi strategi pemasaran
relasional yang meliputi dimensi
komunikasi, komitmen, kepercayaan,
dan kualitas layanan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Pengelola bisnis ritel di
Surakarta hendaknya lebih memahami
betapa pentingnya penerapan pemasaran
relasional, sehingga image pelanggan
terhadap perusahaan semakin baik.

6 (hutabarat E 2018) analisis stategi pemsaran dalam Analisis deskriptif kualitatif Strategi pemsaran (produk, harga,
meningkatkan penjualan motor tempat dan promosi) secara parsial
suzuki satria fu pada PT maupun bersama sama berpengaruh
Sunindo Varia motor Gemilang signifikan terhadap peningkataan
Medan penjualan. Disarankan agar ,anjemen pt
sunindo varia motoro gemilang lebih
mengoptimalkan lagi aspek produk,
harga, tempat promosi, hal ini dilakukan
agar semua aspek tersebut tersebut

25
Nama
No. Judul Penelitian Alat Analisa Hasil Penelitian
Peneliti

mempunyai pengaruh yang lebih baik


lagi sehingga peningkatkan penjualan
terus meningkat.

7. (nurjanah ike 2017) Penelotian ini memperoleh hasil bahwa


diagram SWOT omxet aqiqah LAZ
Strategi pemasaran dalam Analisis linear berganda
nurul hayat berada pada kuadran 1.
meningkatkan omzet penjualan
unit usaha aqiqah pada laz
nurul hayat medan

8. (Mandey dan ogi 2016) Penerapan strategi pemasaran Deskriptif kualitatif Hasil penelitian strategi pemsaran yang
un tuk mencapai keunggulan digunakan multimart dapat meningktan
bersaing (studi kasus pada volume penjualan denga n tetap
mulgtimart ranotana manado) menjunjung tinggi “kami memang
beda” serta dengan memberika kartu
member. Usaha meningktkan
kenunggulan bersaing sebaiknya
pimpinan multimart dapat
memperhatikan produk produk apa saja
yang tidak terjual di gerai multimart

26
Nama
No. Judul Penelitian Alat Analisa Hasil Penelitian
Peneliti

ranotana, sehingga dapat meningktka


peluang perusahaan.

Sumber: Data di olah sendiri dari berbagai skripsi dan jurnal (2007-2019)

27
2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian strategi meningkatkan penjualan


dengan metode analisis SWOT pada swalayan budiman gadut kabupaten agam.

Gambar 2.1

Kerangka konseptual

Strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan pada swalayan budiman

gadut kabupaten agam

Factor internal

Kekuatan dan kelemahan Peluang dan ancaman

Matrix IFE dan EFE

Matrix SWOT

Sumber : analisis data sekunder

28
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif


dekskriptif, (Creswell, J. W., & Poth, 2007) menyatakan penelitian kualitatif
adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial
kemanusiaan dengan tradisi etodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah
gambaran yang komplek dan holistic, menganalisis kata-kata, melaporkan
pandangan atau opini para imforman, dan keseluruhan studi berlangsung dalam
latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung


menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara


langsung dari sumber asli (Karyawan dan Staff Swalayan Budiman Gadut
Kabupaten Agam). Seperti hasil dari wawancara atau hasil yang biasa
dilakukan oleh seorang peneliti.

29
2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau
perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi dan dipublikasikan. Data ini
diperoleh dari sumber-sumber yang telah ada diantaranya dari buku-buku,
jurnal, dan penelitian terdahulu.

Dalam penelitian ini sumber data yang di gunakan yaitu data primer dan
data sekunder.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah (Ridwan,
2012)

1) Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilakukan diruangan, data yang


bersumber dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, majalah yang
diterbitkan secara berkala, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan
lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan
ilmiah.

2) Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara


(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dengan
mengadakan tanya jawab langsung kepada manager Manager atau Pengelola
Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam. Wawancara juga dilakukan oleh
peneliti dengan karyawan Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam untuk

30
melengkapi informasi mengenai gambaran perusahaan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh kejelasan dari informasi yang di dapatkan peneliti
sebelumnya. Peneliti juga melakukan wawancara kepada pengunjung atau
konsumen Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam untuk melengkapi
informasi mengenai kesan pengunjung selama menikmati pelayanan dan
fasilitas yang diberikan oleh pihak perusahaan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan yang sudah berlaku, bila dalam bentuk


tulisan, gambar atau karya seni dari seseorang. Dokumen dapat berbentuk
tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan dan lain-lain.
Dokumentasi dilakukan untuk membuktikan bahwa penelitian ini benar-benar
dilakukan untuk membuktikan bahwa penelitian ini benar-benar
dilaksanakan.

3.4 Populasi dan Sampel

1) Populasi

Menurut (Sugiyono, 2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Konsep sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasi nya secara representatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah pelanggan dan Staff dan Karyawan Swalayan Budiman Gadut
Kabupaten Agam

2) Sampel

(Ridwan, 2012) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah


karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel ini
dilakukan jika pada penelitian terdapat jumlah populasi yang besar dan

31
memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun kriteria
pengambilan sampel ini haruslah benar-benar representatif, sehingga data
yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.

Jadi berdasarkan uraian di atas peneliti memutuskan untuk menggunakan


teknik pengumpulan sampel dengan cara non-probability sampling. Teknik non-
probability sampling menurut Ridwan dan Sunarto (2008) yaitu teknik sampling yang
tidak memberikan kesempatan atau peluang pada setiap anggota populasi untuk dijadikan
sampel penelitian. Dari populasi di atas maka di tentukan jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 30 orang.

3.5 Definisi Operasional Variabel

1. Pemasaran

Pemasaran adalah bagaimana memuaskan kebutuhan konsumen. Jika


pemasar memahami kebutuhan konsumen dengan baik, dengan mengembangkan
nilai produk dan menetapkan harga, dengan menyalurkan secara efektif, maka
produk tersebut pasti akan terjual dengan mudah

2. Strategi Pemasaran

Strategi Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu dan


kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingin melalui penciptaan,
menawarkan, dan pertukaran produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Dalam perspektif manajerial pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual
produk (Kotler, 2000)

3. Penjualan

Penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi


fisik atau volume atau unit suatu produk. Menurut Marbun penjualan adalah total
barang atau produk yang terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

32
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah aktivitas
atau bisnis menjual produk atau jasa (Marbun, 2003).

3.6 Alat Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


menggunakan analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, dari Strenght,
Weakness, Opportunities, dan Threaths. Analisis SWOT bertujuan untuk
memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities) namun dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Menurut(Rangkuti,
1997). Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor internal

a) Kekuatan (strength) yaitu kekuatan apa yang dimiliki perusahaan. Dengan

mengetahui kekuatan, perusahaan dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh

hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk perkembangan

selanjutnya.

b) Kelemahan (weakness) yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau

merugikan bagi perusahaan.

2. Faktor Eksternal

a) Peluang (opportunities) yaitu peluang bagi perusahaan untuk tumbuh dan

berkembang yang akan masa datang.

b) Ancaman (treaths) yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi

perusahaan.

33
Dengan menggunakan metode analisi SWOT yang meliputi analisis IFAS
dan EFAS merupakan bagian dari analisis SWOT. Yang berdasarkan pada kondisi
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.

Adapun yang cara-cara yang dapat dilakukan dalam perumusan matrik IFAS
(Internal Strategic Faktors Analysis Summary) Rangkuti (2006).

a) Tentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom

b) Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (paling

penting) 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategi perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,00)

Tabel 3.1

Table bobot penilaian factor internal

Bobot (angka) Keterangan

0,01 Sangat rendah

0,05 Rendah

0,010 Sedang

0,015 Tinggi

Sumber : david (2009)


c) Hitung rating (dari kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan.

34
Rating:

1 = merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan yang kecil

3 = merupakan kekuatan yang kecil

4 = merupakan kekuatan utama

Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori


kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkan dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. Contohnya, jika
kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika
kekuatan perusahaan sangat besar, nilainya adalah 4. Jadi, Rating
mengacuh pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada
industri di mana perusahaan berada.

Table 3.2

Tabel rating penilaian factor internal

Rating Keterangan

4 Sangat penting

3 Penting

2 Cukup

1 Tidak penting

Sumber : david (2009)

d) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa dari 4,0 (outstanding)

1,0 (poor).

35
e) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategi internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama.

Tabel 3.3

Matrik IFE

Variabel Bobot Rating Total skor

Kekuatan (strength)

1.xxx

2.xxx

Kelemahan(weakness)

1.xxx

2.xxx

Peluang (opportunities)

1xxx

2.xxx

36
Ancaman (threat)

1.xxx

2.xxx

Sumber : rangkuti (2010)

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam proses perumusan


matriks EFAS (Eksternal Srategic Factors Analysis Summary) Rangkuti, (2006).

a) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan

dalam kolom 1.

b) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor

tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00)

c) Hitung rating (dari kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan.

Rating:

1 = merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan yang kecil

3 = merupakan kekuatan yang kecil

4 = merupakan kekuatan utama

37
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori
kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkan dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya. Contohnya, jika
kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika
kekuatan perusahaan sangat besar, nilainya adalah 4. Jadi, Rating
mengacuh pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada
industri dimana perusahaan berada.

d) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa mulai dari 4,0

(outatanding) 1,0 (poor).

e) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaiman perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategi internalnya. Skor nilai ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

kelompok industri yang sama

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah


matrik SWOT. Martik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

Tabel 3.4
Matriks Swot

STRENGTHS (S) WEAKNESSE (W)


IFAS
Tentukan 5-10 peluang Tentukan 5-10 faktor
EFAS kelemahan internal kekuatan internal

38
OPPORTUNIES STRATEGI SO STATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang

TREATHT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT


Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk ancaman dan menghindari ancaman

1. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan


manfaat seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-
sebesarnya.

39
2. Strategi ST

Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki


perusahaan untuk mengatasi ancaman

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada


dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensit dan berusaha
minimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (freddy rangkuti
analisis SWOT Teknik Membeda Kasus Bisnis , hlm .32)

Matriks IE (Internal-Eksternal) Matriks IE memiliki tujuan untuk


menentukan letak atau posisi perusahaan pada suebuah matriks yang terdiri
dari 9 posisi. Matriks

IE didasarkan pada total nilai matriks IFAS yang diberi bobot pada sumbu
X dan matriks EFASyang di beri bobot pada sumbu Y (Dwiastuti, 2008).
Perusahaan ditempatkan pada matriks IE berdasarkan total skor pembobotan.
Jika berada pada area I, II, atau IV maka perusahaan tersebut berada pada
tahap grow and build. Jika berada pada area III, V, atau VII maka perushaan
tersebut berada pada posisi hold and maintain. Jika perusahaan berada pada
posisi VI, VIII, atau IX maka perusahaan tersebut berada pada tahap harvest

or

40
Diagram 4.2

Diagram cartesius

a. Kuadran I

Merupakan situasi yang menguntungkan. Perusaahan


memiliki peluang dan kekuatan sehungga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Stategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan growt orientied strategy

b. Kuadran II

Meskipun menhadapi ancaman, perusahaan ini masih


memiliki kekuatan dari segi internal. Stetategi yang
diterapkan adalah menggunakan kekitan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi.

c. Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar


tetapi dilain pihak menhgadapi beberapa kendala yaitu

41
kelemahan internal. Fokus strategi nya adalah
memniminalkan masalah masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

d. Kuadaran IV

Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan dimana


perushaan menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.

42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan


Budiman Swalayan didirikan pada tahun 1999 oleh H. Yasmar berupa
toko barang harian yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta no. 26 Pasar Bawah
Kota Bukittinggi, saat ini telah menjadi Budiman Swalayan. Pada tahun 2004
didirikan toko barang harian Budiman berlokasi di Pasar Aur Kuning Bukittinggi
sampai dengan tahun 2010. Tahun 2010 toko harian Budiman menjadi Budiman
Swalayan sekaligus relokasi di tanah dan bangunan milik sendiri di jalan Sutan
Syahrir nomor 4 Tarok Dipo Kota Bukittinggi.

Pada tahun 2013 berdirilah Budiman Swalayan berlokasi di jalan Sawahan


nomor 30 Sawahan Kota Padang, dengan luas area 1.000 M². Budiman Swalayan
yang berlokasi di jalan Pondok nomor 105-107 Pondok Kota Padang berdiri pada
tahun 2015.

Tahun 2017 berdiri Budiman Swalayan berlokasi di jalan Rimbo Data


nomor 22 Cengkeh Kota Padang, dengan luas area 800 M² . Di Tahun 2017 juga
berdiri Budiman Swalayan berlokasi di jalan By Pass Pulai Anak Air Kota
Bukittinggi sebelumnya adalah Budiman Swalayan yang berlokasi di jalan Batang
Agam Belakang Balok Kota Bukittinggi dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2017.

Budiman Swalayan yang berlokasi di jalan Prof. Dr. Hamka No. 1 Komplek
Unand Air Tawar Kota Padang dibuka tahun 2018, dengan luas area 800 M².
Tahun 2018 juga telah dibuka Budiman Swalayan yang berlokasi di jalan
Soekarno Hatta nomor 9-12 Parit Antang Kota Payakumbuh dengan luas area 600
M².  Pada tahun 2019 budiman membuka kembali cabang pada Jl. Alai Tim.
No.44b, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang. Begitu juga dengan
tahun 2020, budiman membuka 3 cabang pada 3 kota sekaligus, yaitu di Kota

43
Padang, Kota Bukittinggi, dan Kota Payakumbuh. Pada Kota Padang berlokasi di
Jl. Gajah Mada No.40, Gn. Pangilun, Kec. Padang Utara, Kota Padang, pada Kota
Bukittinggi berlokasi di Jalan Raya Bukittinggi Medan Simpang Taman Gadut
Tilatang Kamang, Kabupaten Agam dan yang terakhir pada Kota Payakumbuh
berlokasi pada Jl. Soekarno Hatta, Daya Bangun, Kec. Payakumbuh Barat Kota
Payakumbuh

Budiman Swalayan merupakan swalayan yang berkembang pesat hal ini


terbukti dari banyaknya cabang yang telah didirikan. Dalam hal ini peneliti
melakukan penelitian di salah satu cabangnya yaitu Budiman Swalayan Gadut
yang berlokasi di Jalan Lintas Raya Bukittnggi-Medan Kecamatan Tilantang
Kamang Kabupaten Agam.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi sangat penting untuk mendeskripsikan bagian
pekerjaan, tingkatan perusahaan dan pendistribusian kerja untuk mencapai tujuan
perusahaan.

Menurut Hasibuan (2018) struktur organisasi adalah suatu gambar yang


menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan, jenis
wewenang penjabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung
jawab, rentang kendali serta sistem pimpinan organisasi.

Adapun struktur organisasi Budiman Swalayan Gadut dapat digambarkan sebagai


berikut:

44
Gambar 4.1

Struktur Organisasi Budiman Swalayan Gadut

Pemilik Toko (Owner)

General Manager

Area Manager

Manager

Supervisor Operasional Supervisor Finance

Kepala dan Wakil KepalaS Gudang Administrasi KPT Administrasi


Kepala Counter ecurity Finance

Pramuniaga Anggota Kasir


Counter Security

Sumber : Budiman Swalayan Gadut

4.1.3 Tujuan Perusahaan


A. Tujuan Jangka Pendek

Menghadirkan swalayan yang memenuhi semua kebutuhan konsumen


dalam satu tempat agar waktu dan tenaga konsumen tidak terbuang dengan
berpindah-pindah tempat belanja, memberikan pelayanan yang terbaik kepada
konsumen karena kepuasan pelanggan adalah tujuan yang paling utama bagi
Budiman Swalayan Gadut serta menghadirkan swalayan dengan azas

45
kekeluargaan baik antar sesama karyawan maupun hubungan karyawan dan
konsumen.

B. Tujuan Jangka Panjang

1. Menjadi Swalayan terpercaya, terlengkap dan ternyaman


2. Membuka cabang di setiap kota-kota besar serta mampu bertahan dalam
persaingan bisnis
3. Mencapai keuntungan yang maksimal.

4.2 Analisis SWOT Strategi Pemasaran Pada Budiman Swalayan Gadut

Dalam menentukan strategi pemasaran pada Budiman Swalayan Gadut


maka dapat digunakan metode analisis SWOT yang mana metode ini dapat
diketahui faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam melakukan kegiatan
pemasaran. Adapun faktor pendorong tersebut dapat dilihat dari faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman)
perusahaan.

Pada Budiman Swalayan Gadut terdapat beberapa faktor pendorong dan


penghambat dalam meningkatkan penjualan yaitu sebagai berikut:

4.2.1 Analisis Faktor Internal (IFAS) dan Faktor Eksternal (EFAS)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui gambaran


umum kondisi Budiman Swalayan Gadut dan telah diidentifikasi faktor internal
dan faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi Budiman Swalayan Gadut saat
ini, antara lain:

Tabel 4.1
Analisis IFAS dan EFAS

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan ( Strenght) Peluang (Opportunity)

1. Memiliki cabang dibeberapa 1. Tingkah laku konsumen yang


daerah mulai berubah dari berbelanja di

46
2. Kualitas pelayanan yang ramah pasar tradisional beralih ke ritel
3. Menyediakan produk yang atau swalayan
lengkap dan berlabel halal 2. Kemajuan teknologi seperti media
4. Menyedikan alat untuk cek harga social dalam menginformasikan
(price checker ) sehingga pembeli produk-produk terbaru dan
bisa melihat harga produk produk lainnya serta aplikasi
5. Adanya promosi mingguan lainnya dapat menigkatkan jumlah
6. Harga terjangkau dan bersaing konsumen
7. Media promosi sudah modern 3. Konsumen yang berubah-ubah
(adanya media sosial untuk karena swalayan berlokasi di jalan
promosi lintas

Kelemahan (Weaknesse)
1. Belum menyediakan penjualan Ancaman (Treaths)
secara online 1. Adanya kompetitor yang
2. Lahan parkir yang sempit berdekatan
3. Lahan tidak cukup untuk 2. Harga yang ditawarkan
meyediakan lapak bagi para kompetitor sama dan terkadang
penjual kuliner di area luar lebih murah
swalayan 3. Kompetitor memiliki area khusus
tempat jajanan kuliner yang
memiliki daya tarik untuk
konsumen berbelanja.
Sumber: Data diolah Tahun (2023)

4.3 Matrik Internal Faktor Analysis Summary (IFAS ) dan Eksternal Faktor
Analysis Summary (EFAS)

4.3.1 Analisis Faktor Internal (IFAS)


Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai analisis dari faktor
internal dengan hasil sebagai berikut

47
Tabel 4.2
Internal Faktor Analysis Summary (IFAS)
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strenght)
1 2 3 4 5

Memiliki cabang dibeberapa daerah 0,1 3,9 0,4


2 Kualitas pelayanan yang ramah 0,1 3,8 0,4
3 Menyediakan produk yang lengkap dan berlabel 0,1 4,0 0,5
4 halal 0,1 3,8 0,4
Menyedikan alat untuk cek harga (price checker )
5 sehingga pembeli bisa melihat harga produk 0,1 3,6 0,4
6 Adanya promosi mingguan 0,1 3,6 0,4
7 Harga terjangkau dan bersaing 0,1 4,0 0.5
Media promosi sudah modern (adanya media sosial
untuk promosi).
0,8 26,6 3,0
Jumlah

Faktor Kelemahan (Weaknesse)

1 2 3 4 5
1 Belum menyediakan penjualan secara online 0,1 2,0 0,1
2 Lahan parkir yang sempit 0,1 3,1 0,3
3 Lahan tidak cukup untuk meyediakan lapak bagi 0,1 2,0 0,1
para penjual kuliner di area luar swalayan

Jumlah 0,2 7,0 0,5

Total Nilai IFAS 3,5

Sumber: Data diolah sendiri (2023)


Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 didapatkan nilai IFAS 2,5. Nilai ini
didapatkan dari pengurangan jumlah nilai Strenght (3,0) dengan nilai Weaknes
(0,5).

48
4.3.1 Analisi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Dari hasil kuesioner yang dilakukan peneliti didapatkan perhitungan nilai
faktor strategi eksternal sebagai berikut:
Tabel 4.3
Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)
No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Faktor Peluang (Opportunity)
1 2 3 4 5

1 Tingkah laku konsumen yang mulai berubah dari 0,2 4,0 0,7
berbelanja di pasar tradisional beralih ke ritel atau
swalayan
2 Kemajuan teknologi seperti media social dalam 0,2 3,9 0,7
menginformasikan produk-produk terbaru dan
produk lainnya serta aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen
3 Konsumen yang berubah-ubah karena swalayan 0,2 3,9 0,7
berlokasi di jalan lintas

Jumlah 0,5 12 2,1

Faktor Ancaman (Treaths)

1 2 3 4 5
1 Adanya kompetitor yang berdekatan 0,2 3,7 0,6
2 Harga yang ditawarkan kompetitor sama dan 0,2 3,6 0,6
terkadang lebih murah
3 Kompetitor memiliki area khusus tempat jajanan 0,2 3,6 0,6
kuliner yang memiliki daya tarik untuk konsumen
berbelanja

0,5 11 1,8
Jumlah
0,3
Total Nilai EFAS

Sumber: Data diolah tahun(2023)

49
4.4Matrik SWOT

4.4.1 Hasil Bobot Skor SWOT


Berdasarkan hasil analisis IFAS dan EFAS didapatkan hasil skor dari
masing-masing strategi dimana hasil tersebut dapat dilihat dari tabel bobot skor
berikut ini:

Tabel 4.4
Tabel Matrix

STRENGTHS WEAKNESSE
IFAS
S W
EFAS

OPPORTUNIES Total Skor Strategi Total Skor Strategi


O Strategi SO Strategi WO
3,0+2,1= 5,1 0,5+2,1= 2,6

TREATHT Total Skor Strategi Total Skor Strategi


T Strategi ST Strategi WT
3,0+1,8=4,8 0,5+1,8= 2,3

Sumber: Data diolah sendiri (2023)


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa strategi SO memiliki
bobot skor tertinggi yaitu (5,0) dibandingkan dengan strategi yang lain. Maka
Budiman Swalayan gadut dapat menggunakan strategi SO untuk meningkatkan
penjualan dengan menggabungkan kekuatan dan peluang yang dimiliki.

4.4.2 Diagram SWOT

50
Pada anlisis SWOT didapatkan total skor IFAS sebesar 2,6 dan total skor
EFAS sebesar 0,5. Dari skor IFAS dan EFAS akan terbentuk titik acuan
matrik kuadran SWOT untuk mengetahui titik acuan objek penelitian. Berikut
matrik kuadran SWOT

Diagran 4.1

Diagram SWOT

Sumber : Data diolah sendiri (2023).

Berdasarkan diagram kuadran SWOT bahwa titik acuan strategi Budiman


Swalayan Gadut terletak pada kuadran 1 yang berarti swalayan memiliki peluang
dan kekuatan yang menguntungkan, sehingga dengan kekuatan yang dimilikinya
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategi).

4.3 Hasil Analisa

Berdasarkn analisa yang telah dilakukan sebelumnya pada diagran SWOT


Budiman Swalayan Gadut berada pada kuadran I yaitu di posisi agresif, dimana

51
strategi ini berada pada situasi menguntngkan untuk Budiman Swalayan Gadut
karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan. Dalam hal ini
Budiman Swalayan Gadut dapat menggunakan strategi SO diantaranya:

i. Memanfaatkan tempat yang strategis dengan konsumen yang berubah-ubah


karena berlokasi di jalan lintas dengan tetap mempertahankan kualitas
pelayanan yang ramah. Dengan demikian konsumen akan merasa puas
sehingga konsumen akan berbelanja kembali di Budiman Swalayan Gadut.

ii. Memanfaatkan tingkah laku konsumen yang berubah dari berbelanja di pasar
tradisional beralih ke ritel atau swalayan dengan tetap mempertahankan harga
yang terjangkau, produk yang lengkap dan menambah promosi mingguan
yang menarik serta menambah jumlah alat cek harga di setiap lyout. Dengan
kekuatan ini diharapkan konsumen lebih konsumtif karena adanya daya tarik
sendiri dari Swalayan Budiman Gadut.

iii. Memanfaatkan cabang ditempat lain sebagai tempat promosi agar Budiman
Swalayan Gadut makin dikenal masyarakat. Dengan cabang yang dimiliki
oleh Budiman Swalayan dapat memperkuat swalayan sehingga dapat
bertahan dalam persaingan bisnis.

iv. Memanfaatkan kemajuan teknologi seperti media sosial dengan terus


mengupgrade setiap produk yang ada di Budiman Swalayan Gadut serta
memberikan layanan belanja online sehingga konsumen dapat berbelanja di
rumah dengan sistem COD

52
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai penerapan


manajemen strategi pemasaran dalam meningkatkan penjualan pada
Swalayan Budiman Badut Kabupaten Agam, Penulis dapat menyimpulkan
bahwa: Penerapan srategi pemasaran sangat berperan penting dalam
meningkatkan penjualan pada Swalayan Budiman Gadut Kabupaten Agam.
Dalam penerapan manajemen startegi pemasaran saat ini telah menerapkan
marketing mix. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya
yang terdiri dari “4P” yaitu:

1.Produk

barang yang di hasilkan dapat di terima dan di gemari oleh konsumen


secara terus-menerus produk terdiri dari ragam, kualitas, desain, fitur, nama
merek, kemasan dan layanan.

2.Harga (price)

manager harus menentukan strategi yang menyangkut harga karena dalam


bauran pemasaran harga merupakan satu-satunya komponen yang dapat
menghasilkan keuntungan ataupun pendapatan.

4. Tempat (place)

53
Tempat adalah usaha untuk menjamin tersedianya barang atau jasa yang
mudah di beli oleh konsumen dimanapun mereka berada

5. Promosi,

Sasaran promosi adalah knsumen, oleh karena itu dalam mempromosikan


produk di titikberatkan pada usaha untuk menciptakan kesadaran
konsumen yang akhirnya mau membeli sebagai tangapan terhadap
promosi yang terdiri dari periklanan, tenaga penjual, promosi penjualan,
hubungan masayarakat, surat langsung dan melalui telepon

5.2 Saran

1. Dalam penerapan dan komponen strategi pemasaran pada segmentasi


penjualan Swalayan budiman Untuk lebih memperhatikan dan
menyeuaikan dengan target pasar yang ada yaitu mengarah pada
masyarakat menengah ketas.

2. Kemudian dalam marketing mix diharapkan swlayan budiman lebih


memperkuat stategi nya dan dapat mengatasi dalam hal masalah masalah
yang ada.

3. Diharapkan sebagai masukan untuk Kepala Cabang karyawan dijadikan


sebagai bahan pembelajaran guna lebih baik dalam menjalankan strategi
pemasaran.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mampu sebagai bahan referensi


untuk penelitian yang mengarah kepada manajemen trategi pemasarana

54
55
56
N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor
O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku 4 0,3 1,3


konsumen yang mulai
berubah dari berbelanja di
pasar tradisional beralih ke
ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-
produk terbaru dan produk
lainnya serta aplikasi
lainnya dapat menigkatkan
jumlah konsumen

3 4 0,3 1,3

Konsumen yang berubah-


ubah karena swalayan
berlokasi di jalan lintas

1 1,0 4,2
Jumlah 2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,3


berdekatan

57
Responden

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,3


kompetitor sama dan
terkadang lebih murah

3 4 0,3 1,3
Kompetitor memiliki area
khusus tempat jajanan
kuliner yang menjadi daya
tarik untuk konsumen
berbelanja

Jumlah 12 1,0 4,2

58
Responden

Responden 2

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght
(Kekuatan)
1 4 0,2 0,8
memiliki cabang
dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,2 0,8


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

59
Responden

jumlah  2 1,0 5,1


5

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

1 Belum 2 0,3 0,6


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,4 1,2


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 7 1,0 2,5

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat

60
Responden

menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan
lintas

12 1,0 4,2
Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,2 0,8


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,2 0,8


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 2 0,6 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 10 1,0 2,8

Responden 3

61
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 1,6


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah 26 1,0 6,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

62
Responden

1 Belum 2 0,3 0,6


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,4 1,2


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,6


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 5 1,0 2,4

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

63
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,3


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,3


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,3


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 4,2

Responden 4

64
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,6


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,6


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,6


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,6


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,6


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,6


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah 27 1,0 3,9

Weaknes Ra Bobot Skor

65
Responden

(Kelemahan) ting

1 Belum 2 0,4 0,8


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 4 0,2 0,8


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,8


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 8 1,0 2,4

N Faktor Eksternal Ra B S
O ting obot kor

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat

66
Responden

menigkatkan jumlah konsumen

3 4 0,3 1,3
Konsumen yang berubah-
ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 5

67
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

68
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen yang 4 0,3 1,3


mulai berubah dari berbelanja di
pasar tradisional beralih ke ritel
atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

69
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 6

70
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

Jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

71
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3

72
Responden

karena swalayan berlokasi di jalan


lintas

1,0

Jumlah 12 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 7

73
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes Rating Bobot Skor

74
Responden

(Kelemahan)

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3

75
Responden

karena swalayan berlokasi di jalan


lintas

1,0

Jumlah 12 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 8

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor

76
Responden

o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  2 1,0 4,6


6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

77
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen yang 4 0,3 1,3


mulai berubah dari berbelanja di
pasar tradisional beralih ke ritel
atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

78
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 9

79
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  2 1,0 4,6


6

80
Responden

Weaknes Ra Bobot Skor


(Kelemahan) ting

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

81
Responden

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan
lintas

12 1,0 4,2
Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 10

82
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

83
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

84
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,

Responden 11

85
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,4


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

86
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

87
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 12

88
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

89
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

90
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 13

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor

91
Responden

o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,4


produk yang lengkap dan
berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes Rating Bobot Skor


(Kelemahan)

92
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Ra B S
O ting obot kor

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0, 1,


media social dalam 3 3
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan

93
Responden

lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 14

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

94
Responden

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,4


produk yang lengkap dan
berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan

95
Responden

secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah-ubah 4 0,3 1,3


karena swalayan berlokasi di jalan
lintas
12 1,0 4,2

96
Responden

Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 4 0,3 1,2

Kompetitor memiliki area khusus


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 15

97
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,4


produk yang lengkap dan
berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

98
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

99
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 2 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 2 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 2 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 6 1,0 3,6

Responden 16

100
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

101
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

102
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 17

103
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

104
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

105
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 2 0,4 0,8


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 0,9


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 2,9

Responden 18

106
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

107
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

108
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 19

109
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

110
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

111
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 3 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 20

112
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

113
Responden

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

114
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 21

115
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  2 1,0 3,0


8

116
Responden

Weaknes Ra Bobot Skor


(Kelemahan) ting

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

117
Responden

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

12 1,0 4,2
Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 3 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 4 0,3 1,2

Kompetitor memiliki area


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 22

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

118
Responden

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

1 Belum 2 0,4 0,2


menyediakan penjualan

119
Responden

secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

120
Responden

12 1,0 4,2

Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,2 0,8


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 2 0,4 0,8


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 3 0,3 0,9


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 9 1,0 2,8

Responden 23

121
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght
(Kekuatan)
1 4 0,2 0,8
memiliki cabang
dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

122
Responden

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

1 Belum 1 0,2 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,5 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 6 1 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3

123
Responden

ubah karena swalayan berlokasi di


jalan lintas

1,0

Jumlah 12 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 24

124
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,2 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  2 1,0 3,0


8

125
Responden

Weaknes Ra Bobot Skor


(Kelemahan) ting

1 Belum 2 0,4 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Ra B S
O ting obot kor

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

126
Responden

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

12 1,0 2,4
Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 25

127
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0,1 0,4


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 4 0,1 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 0,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  28 1,0 2,8

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

128
Responden

1 Belum 2 0,4 0,8


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 4 0,2 0,8


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,8


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 8 1,0 2,4

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

129
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 26

130
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,2 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  2 1,0 3,0


8

131
Responden

Weaknes Ra Bobot Skor


(Kelemahan) ting

1 Belum 2 0,4 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

132
Responden

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

12 1,0 4,2
Jumlah

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 27

133
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,2 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

Jumlah  28 1,0 3,0

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

134
Responden

1 Belum 2 0,4 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

Jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

135
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 28

136
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,1 0,4


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,1 0,4


ramah

3 Menyediakan 4 0, 0,4
produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,1 0,4


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,1 0,4


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,2 0,4


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,1 00,4


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

Jumlah  2 1,0 3,0


8

137
Responden

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

1 Belum 2 0,4 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,4 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

Jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3

138
Responden

ubah karena swalayan berlokasi di


jalan lintas

1,0

Jumlah 12 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 3 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area 4 0,3 1,2


khusus tempat jajanan kuliner
yang menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 11 1,0 3,6

Responden 29

139
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 0,3


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah  26 1,0 4,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

140
Responden

1 Belum 2 0,3 0,2


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,2 1,5


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,7


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 7 1,0 2,3

N Faktor Eksternal Rating Bobot Skor


O

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di

141
Responden

jalan lintas

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

Responden 30

142
Responden

N Faktor Strategi Rating Bobot Skor


o Internal

Strenght (Kekuatan)

1 memiliki cabang 4 0,2 0,8


dibeberapa daerah

2 Pelayanan yang 4 0,2 0,8


ramah

3 Menyediakan 3 0,1 0,3


produk yang lengkap
dan berlabel halal

4 Menyedikan alat 4 0,2 0,8


untuk cek harga (price
checker ) sehingga
pembeli bisa melihat
harga produk

5 Adanya promosi 4 0,2 0,8


mingguan

6 Harga terjangkau 3 0,1 1,6


dan bersaing

7 Media promosi 4 0,2 0,8


sudah modern (adanya
media sosial untuk
promosi)

jumlah 26 1,0 6,6

Weaknes (Kelemahan) Rating Bobot Skor

143
Responden

1 Belum 2 0,3 0,6


menyediakan penjualan
secara online

2 Lahan parkir yang 3 0,4 1,2


sempit

3 Lahan tidak cukup 2 0,3 0,6


untuk meyediakan lapak
bagi para penjual kuliner
di area luar swalayan

jumlah 5 1,0 2,4

N Faktor Eksternal Ra B S
O ting obot kor

Opportunity (Peluang)

1 Tingkah laku konsumen 4 0,3 1,3


yang mulai berubah dari
berbelanja di pasar tradisional
beralih ke ritel atau swalayan

2 Kemajuan teknologi seperti 4 0,3 1,3


media social dalam
menginformasikan produk-produk
terbaru dan produk lainnya serta
aplikasi lainnya dapat
menigkatkan jumlah konsumen

3 Konsumen yang berubah- 4 0,3 1,3


ubah karena swalayan berlokasi di
jalan lintas

144
Responden

Jumlah 12 1,0 4,2

Trheats (Ancaman)

1 Adanya kompetitor yang 4 0,3 1,2


berdekatan

2 Harga yang ditawarkan 4 0,3 1,2


kompetitor sama dan terkadang
lebih murah

3 Kompetitor memiliki area khusus 4 0,3 1,2


tempat jajanan kuliner yang
menjadi daya tarik untuk
konsumen berbelanja

Jumlah 12 1,0 3,6

145
Responden

146

Anda mungkin juga menyukai