Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan nasional di Indonesia diarahkan untuk peningkatan sumber

daya manusia yang tangguh, mandiri serta berkualitas. Data United Nations

Development Progamme (UNDP) tahun 1997 mencatat bahwa indeks

pembangunan manusia yang berkualitas di Indonesia masih menempati urutan

106 dari 176 negara dalam tingkat pendidikan, pendapatan serta kesehatan.

Salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang dihadapi saat ini adalah

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) berisiko meningkatkan kematian bayi. Artinya

angka kematian bayi akan meningkat bila kejadian berat badan lahir yang rendah

meningkat (Sari Pediatri, 2000).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 16% dari

semua bayi yang lahir di seluruh dunia mempunyai berat kurang dari 2500 g dan

90% terdapat di negara-negara berkembang, sedangkan 20-30% terdapat di

negara-negara Asia Tenggara. Hal ini berkaitan dengan status sosial ekonomi ibu

hamil, keadaan lingkungan, umur kehamilan, dan pelayanan perinatal. Berat bayi

lahir antara lain dipengaruhi oleh umur kehamilan, hemoglobin (Hb) Ibu, dan

paritas ibu (Sari Pediatri, 2002).

Secara umum, Indonesia masih belum mempunyai angka untuk BBLR

yang diperoleh berdasarkan survei nasional. Proporsi BBLR diketahui

berdasarkan estimasi yang sifatnya sangat kasar, yaitu berkisar antara 7- 14%

1
selama periode 1999-2004. Jika proporsi ibu hamil adalah 2,5% dari total

penduduk, maka setiap tahun diperkirakan 355.000 sampai 710.000 dari 5 juta

bayi lahir dengan kejadian berat yang rendah (Sarwono Prawirohardjo, 2002).

Jumlah BBLR di RSUD Temanggung tahun 2004 adalah 720 dengan jumlah

BBLR adalah 60 bayi, dan 9 diantaranya meninggal.

Survei di RSU Djojonegoro Temanggung pada tahun 2005 tentang pola

konsumsi ibu hamil berkaitan dengan berat bayi yang dilahirkan melaporkan

bahwa anemia pada ibu hamil berpengaruh pada berat bayi lahir rendah, mungkin

preamtur (kurang bulan, mungkin juga cukup bulan). Hal tersebut terjadi pada

kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan pada Bulan Januari sampai April

2005. Berdasarkan pravalensi anemia ibu hamil yang melahirkan di RSUD

Djojonegoro, Kabupaten Temanggung, dimungkinkan karena : a) RSUD

Temanggung merupakan rumah sakit rujukan yang menerima rujukan dari daerah

sekitarnya, sementara penderita yang dirujuk ke rumah sakit pada umumnya

mempunyai keadaan umum yang jelek atau buruk.

Anemia gizi merupakan suatu kondisi kesehatan seseorang dengan kadar

Hemoglobin (Hb) yang lebih rendah dari normal sebagai akibat kekurangan satu

atau lebih zat gizi esensial, diantaranya zat gizi besi, yang sangat dibutuhkan

untuk pembentukan Haemoglobin. Menurut World Health Organization (WHO)

kadar Hb yang berada di bawah standar, yaitu kurang dari 11 g/dl, dinyatakan

anemia.

Prevalensi anemia tinggi pada golongan rawan : bayi, anak-anak, dan ibu

hamil. Ibu hamil termasuk kelompok yang rawan menderita anemia gizi, karena

2
adanya hemodilusi atau pengenceran darah yang dapat menyebabkan kadar

haemoglobin menurun sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat

(Sari Pediatri, 1999).

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 1999 di

Indonesia terjadi penurunan prevalensi anemia. Meskipun demikian angka

prevalensi tersebut masih termasuk dalam kategori tinggi yaitu di atas 40%

berdasarkan klasifikasi WHO/UNICEF/UNU 1996. Jawa Tengah prevalensi

anemia pada ibu hamil cukup tinggi yaitu sebesar 55% pada tahun 1992 dan

56,6% (Sari Pediatri, 1999). Sedangkan pada tahun 2005 prevalensi anemia ibu

hamil di kota RSU Djojonegoro adalah 54,3%.

Dampak anemia pada ibu hamil bukan hanya mengenai ibu sendiri,

melainkan juga hasil kehamilannya. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi

kehamilan dan persalinan, seperti toksemia (keracunan darah) dan penyulit

persalinan serta mempengaruhi hasil kehamilan, bayi kecil masa kehamilan

(FKUI, 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia gizi besi dapat terjadi karena

penyerapan gizi yang kurang, konsumsi Fe yang rendah atau terlalu banyak

kehilangan besi. Penyerapan gizi yang kurang bisa terjadi karena faktor infeksi

akibat parasit. Selain itu penyebab dan faktor risiko anemia pada umumnya dapat

dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu asupan zat besi pada kehidupan

tertentu seperti kehamilan, masa kanak-kanak dan remaja yang sedang berada

pada fase tumbuh dan berkembang, kehilangan darah pada perempuan karena

menstruasi dan persalinan, serta parasit yang menghilangkan darah, terutama

3
cacing tambang. Beberapa penyakit kronis seperti diare persisten, malaria, dan

HIV, memperberat derajat anemia.

Anemia pada ibu hamil dapat diketahui dengan mengukur kadar Hb.

Anemia merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama

kehamilan umumnya mengalami depresi besi sehingga hanya memberi sedikit

besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan,

abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini antara

lain parietas, BBLR, umur kehamilan, Hb menyebabkan morbiditas dan

mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi (Sarwono

Prawirohardjo, 2002).

Bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah umumnya kurang mampu

meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada

terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu

kelangsungan hidupnya. Selain itu BBLR juga akan meningkatkan risiko

kesakitan dan kematian karena bayi rentan terhadap infeksi saluran pernafasan

bawah (Sarwono Prawirohardjo, 2002).

Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai risiko kesakitan

yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu

hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk

melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, kematian saat persalinan,

pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami

gangguan kesehatan. Kekurangan gizi khususnya zat besi dapat menyebabkan

4
berbagai keterbatasan antara lain pertumbuhan mendatar, berat dan panjang badan

pada bayi menyimpang dari pertumbuhan normal di RSUD Djojonegoro

Temanggung. Penyakit pada ibu hamil trimester III dan bayinya yang

kemungkinan berhubungan dengan pada tahun 2005 bulan Januari – April.

B. Perumusan Masalah

Faktor apa yang berhubungan dengan BBLR di RSUD Djojonegoro

Temanggung ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan BBLR di RSUD

Djojonegoro Temanggung.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan kadar Hb ibu hamil Trimester III di RSUD

Djojonegoro Temanggung

b. Mendiskripsikan IMT ibu Trimester I di RSU Djojonegoro

Temanggung.

c. Mendiskripsikan paritas ibu pada saat melahirkan di RSUD

Temanggung.

d. Umur kehamilan ibu pada saat melahirkan bayi di RSUD

Temanggung.

e. Mendiskripsikan kejadian BBLR di RSUD Djojonegoro

Temanggung.

5
f. Menganalisis hubungan kadar Hb ibu hamil terhadap BBLR

di RSUD Djojonegoro Temanggung.

g. Menganalisis hubungan paritas ibu hamil terhadap BBLR di

RSUD Djojonegoro Temanggung.

h. Menganalisis hubungan IMT ibu hamil terhadap BBLR di

RSUD Djojonegoro Temanggung.

i. Menganalisis hubungan umur kehamilan ibu hamil terhadap

BBLR di RSUD Djojonegoro Temanggung

1. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Secara tidak langsung sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan

pengetahuan gizi khususnya zat gizi sumber zat besi sehingga diharapkan

masyarakat dapat mencegah terjadinya BBLR.

2. Bagi Peneliti

Merupakan sarana melatih diri dalam proses belajar yang bersifat ilmiah,

khususnya dalam keperawatan, maternitas, dan perinatal.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam lingkup bidang kesehatan masyarakat

khususnya perinatal maternal.

2. Lingkup Masalah

6
Masalah penelitian hanya dibatasi pada hubungan faktor yang mempengaruhi

dengan BBLR.

3. Lingkup Materi

Materi yang akan diteliti meliputi Kadar Hb Ibu, IMT Ibu, Umur Kehamilan,

dan paritas.

4. Lingkup Sasaran

Sasaran penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi BBLR, Januari-

April 2005.

5. Lingkup Metodologi

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan

diskriptif korelasi.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari- April 2005.

Anda mungkin juga menyukai