Anda di halaman 1dari 14

Contoh Cover

PROPOSAL PERENCANAAN PPROGRAM GIZI


FAKTOR FAKTOR DETERMINAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL DI
KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE

SSS

Oleh :

DI SUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH:

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN GIZI
2018
Nama nama Mahasiswa Penyusun Tugas Proposal Bumil

1. MUTIARA
2. NINANG
3. NINING H N
4. NUR IKHLAS
5. NUR ISRAWATI
6. NURJUMIATY
7. NURMITA Y
8. NURUL S A
9. PIPIT R S
10. RADA M
11. RHARA A
12. RISKA
13. RURI P
14. ST RACHMAWATI
15. ST MAYSARAH N
16. SRI WULANDARI
17. SULISTIN T
18. SUMRA R
19. SUSAN S
20. WD NIRWANA
21. WILDA P
22. WISDAR A
23. YUNI D
Isi proposal Bumil
A. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi

2.Kebutuhan Gizi Selama Hamil

3. Penentuan Status Gizi

B. Status Anemia Ibu Hamil


a. Pengertian Anemia

b.Dampak Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

c.Paritas Pada Ibu Hamil

d.Jarak Kehamilan Ibu Hamil

e.Asupan Energi Ibu Hamil

f.Asupan Protein Ibu Hamil

C. Pola Makan Ibu Hamil

D. Tingkat Konsumsi Tablet Fe Ibu Hamil

E. Makanan Pantangan/ Tabu Ibu Hamil

F. Pelayanan Kesehatan (ANC)

G. Hygene dan Sanitasi

H. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


I. Tingkat Pendapatan

N. Kerawanan Pangan
O. Kerangka Teori
P. Kerangka Konsep
Contoh membuat pendahuluan
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan periode krisis dalam proses kehidupan seorang perempuan.
Keadaan ini akan menimbulkan terjadinya perubahan di seluruh sistem tubuh. Perubahan ini
akan berdampak positif maupun negatif. Perempuan juga memegang peranan penting dalam
pembentukan insan manusia yang sehat, baik lahir maupun batin, cerdas, kuat dan produktif.
Kemajuan sangatlah penting, tetapi setiap tahun tingkat penurunannya masih kurang dari
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan Sustainable Development Goals
(SDGs). Karena salah satu ciri bangsa maju adalah memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan,
dan produktifitas yang tinggi. Tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktifitas akan sangat
dipengaruhi oleh keadaan gizi seseorang. Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan, baik anak-anak serta seluruh
kelompok umur. Sebaliknya ketidakcukupan gizi seseorang akan membawa dampak buruk
terhadap kualitas sumber daya manusia. Permasalahan gizi yang sering dijumpai pada ibu
hamil adalah anemia gizi besi, Kurang Energi Protein (KEP), obesitas atau kelebihan berat
badan, diabetes mellitus dan hipertensi (Hardiansyah,2016)
Setiap hari di Tahun 2013 sekitar 800 perempuan di dunia meninggal karena
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak, pada proses kelahiran dapat mengakibatkan
perdarahan dan akhirnya menyebabkan anemia. Penyebab utama kematian ibu diantaranya
yakni perdarahan, hipertensi, infeksi, dan penyebab tidak langsung (WHO, 2014).
Berdasarkan WHO 2014, target penurunan angka kematian ibu sebesar 75 % antara Tahun
1990 dan 2015 (WHO, 2014). Dan saat ini, pemerintah Indonesia menargetkan Angka
Kematian Ibu (AKI) melahirkan 306 per 100.000 kelahiran pada tahun 2019. (Kementrian
Kesehatan RI. 2014).
Menurut Riskesdas 2013, Kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang
berisiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang dialami umumnya merupakan
anemia relatif akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Anemia pada populasi
ibu hamil menurut kriteria yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes 1999, yakni
sebesar 37,1% dan prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan
masyarakat berat (severe public health problem) dengan batas prevalensi anemia lebih dari
40% (BPPK, 2014).
Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13%
di negara maju (developed countries). Di Amerika, terdapat 12% wanita usia subur (WUS)
15-49 Tahun, dan 11% wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara persentase
wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan
(8% anemia di trimester I, 12% anemia di trimester II, dan 29% anemia di trimester III)
(Fatmah dalam Departemen Gizi dan Kesmas, 2012).
Secara global, prevalensi anemia turun 12% antara Tahun 1995 dan Tahun 2011 dari
yang awalnya 33% menjadi 29% pada wanita yang tidak hamil, dan dari 43% menjadi 38%
pada wanita hamil. Meskipun menunjukkan kemajuan yang cukup besar, namun belum
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. WHO telah menerbitkan pedoman kebijakan yang
telah direvisi untuk memberikan dukungan terhadap pencegahan dan pengendalian anemia
(WHO, 2012).
Selain masalah anemia, ibu hamil yang mengalami KEK akan berdampak pada janin
yang dikandungnya karena nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu akan didistribusikan kepada
janin. Jika kejadian ini berlangsung lama, maka bayi yang dilahirkan oleh ibu bisa
mempunyai berat badan yang rendah (BBLR). Secara umum penyebab kekurangan gizi pada
ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan.
Jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan serta tingkat pendidikan dan pengetahuan
yang rendah, akan mempengaruhi pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama
kehamilannya. Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor
ibu, kehamilan, dan faktor janin. Faktor ibu meliputi gizi saat hamil kurang, umur ibu (<20
tahun dan > 35 tahun), jarak kehamilan terlalu dekat, dan penyakit menahun.faktor
kehamilan seperti hidramnion dan kehamilan ganda. Faktor-faktor resiko lainnya yang
mempengaruhi kejadian BBLR antara lain paritas, status ekonomi, pendidikan, dan
pekerjaan ibu (Sistriani, 2008) dalam (Alya, 2014).
Persentase BBLR secara nasional tahun 2013 (10,2%) lebih rendah dari tahun 2010
(11,1%). Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,9%) dan
terendah di Sumatera Utara (7,2%). Sedangkan menurut Profil Dinkes Sultra 2015,
perkembangan jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Provinsi Sulawesi Tenggara,
dalam rentang 5 tahun terakhir presentase BBLR secara umum cenderung meningkat, namun
demikian pada tahun 2015 mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2011 (0,28%), tahun
2012 (1,66%), tahun 2013 (2,22%), tahun 2014 (2,12%) dan tahun 2015 (1,51%). Jika
melihat target yang ingin dicapai sebesar 1%, maka belum memenuhi harapan (‘Riskesdas’,
2013).
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam baik daratan maupun
lautan yang melimpah. Sehingga masyarakat seharusnya tidak perlu takut akan ketersediaan
makanan. Contohnya saja di wilayah pesisir pantai yang ada di Sulawesi Tenggara yang
sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Oleh karena itu diharapkan tidak di
temukan adanya permasalahan gizi di wilayah pesisir pantai.
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik
bagi janin. Oleh karena itu masukan nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan kesehatan ibu
dan janin yang dikandungnya. Biasanya juga ketidakcukupan asupan nutrisi ibu hamil di
pengaruhi oleh budaya setempat yang di kenal dengan makanan tabu. Makanan Tabu di
Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak makanan yang seharusnya
dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan tersebut ibu hamil, ibu menyusui,
bayi dan anak – anak tidak berani mengkonsumsi makanan tertentu sehingga dapat
menurangi asupan makanan yang pada akhirnya akan menurunkan status gizi mereka.
Menurut Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016, Angka Kematian Ibu dalam waktu
lima tahun terakhir menunjukkan trend menurun dari tahun 2012 sampai 2015, namun
kembali meningkat pada tahun 2016. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2016 menurut
kabupaten/ kota yang tertinggi terdapat di Kabupaten Buton Tengah 429 AKI/100.000 KH
dan Konawe Utara 329 AKI/100.000 KH. Dan distribusi Angka Kematian Ibu Tahun 2016
di Kabupaten Konawe yang merupakan wilayah pesisir pantai adalah 126 AKI/100.000 KH.
Salah satunya adalah Kecamatan Soropia. Dimana Kecamatan Soropia memiliki 14 desa dan
1 kelurahan. (Profil Kesehatan Sultra, 2016).
Dari data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil antara lain : asupan makan, pola makan, anemia,
paritas, jarak kehamilan, sanitasi dan hygene, tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan,
sosial dan budaya.
Berdasarkan uraian data di atas, kelompok kami memutuskan untuk mengumpulkan
data di wilayah soropia agar dapat memperoleh faktor determinan yang menyebabkan
timbulnya berbagai permasalahan yang dapat terjadi pada ibu hamil.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Permasalahan gizi dan Faktor Determinan Pada Ibu Hamil di Kecamatan
Soropia Kab. Konawe tahun 2018.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi masalah gizi dan Faktor Determeninan Pada Ibu Hamil di
Kecamatan Soropia Kab. Konawe tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe tahun
2018.
b. Untuk mengetahui status anemia ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe tahun
2018.
c. Untuk mengetahui paritas pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe tahun
2018.
d. Untuk mengetahui jarak kehamilan pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab.
Konawe tahun 2018.
e. Untuk mengetahui asupan energi pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe
tahun 2018.
f. Untuk mengetahui asupan protein pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe
tahun 2018.
g. Untuk mengetahui pola makan pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe
tahun 2018.
h. Untuk mengetahui konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab.
Konawe tahun 2018
i. Untuk mengetahui makanan yang dianggap tabu bagi pada hamil di Kecamatan
Soropia Kab. Konawe tahun 2018.
j. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan (ANC) pada ibu hamil di Kecamatan Soropia
Kab. Konawe tahun 2018.
k. Untuk mengetahui pengaruh hygene dan sanitasi pada ibu hamil di Kecamatan Soropia
Kab. Konawe tahun 2018.
l. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe
tahun 2018.
m. Untuk mengetahui tingkat pendapatan keluarga ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab.
Konawe tahun 2018.
n. Untuk mengetahui kerawanan pangan pada ibu hamil di Kecamatan Soropia Kab.
Konawe tahun 2018.

D. MANFAAT

a. Bagi pemerintah, dengan dilakukannya penelitian ini yang berupa laporan Program
Perencanaan Gizi dapat memberikan informasi tentang status gizi Ibu Hamil di
Kecamatan Soropia Kab. Konawe.
b. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai informasi tambahan mengenai status gizi Ibu
Hamil di Kecamatan Soropia Kab. Konawe.
c. Bagi peneliti, sebagai sarana untum mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
pendidikan terutama di bidang ilmu kesehatan masyarakat.
O. Variabel Indikator Matriks ( VIM )

VARIABEL INDIKATOR METODE REFERENSI


LILA, Kriteria
Objektif :
1) KEK :
Status Gizi LILA < 23,5 Cm Antropometri Supariasa, 2012
2) Tidak KEK :
LILA ≥ 23,5 Cm
Hemoglobin
Kriteria Objektif : Proverawati &
Status Anemia  ≥ 11 mg/dl : Pemeriksaan dengan
Asfuah, 2009 dalam
Tidak Anemia. Hemocue
Wabula, 2014.
 ≤ 10 mg :
Anemia
Paritas ibu hamil
Kriteria Objektif :
Wawancara dengan
( Depkes, 2006 ).
Paritas 1) ≥ 4 kelahiran menggunakan
: Buruk. kuesioner
2) < 4 Kelahiran:
Baik.
Jarak kehamilan ibu
Kriteria Objektif : Wawancara dengan
( Penfin, 1990 dalam
Jarak Kehamilan menggunakan
1) > 2 tahun : Baik. Ardhita, 2008).
kuesioner
2) ≤ 2 tahun :
Buruk.
% Energi Terhadap Supariasa, 2001
Asupan Energi AKG Recall 24 jam
% Protein Terhadap Supariasa, 2001
Asupan Protein AKG Recall 24 jam
1. Menu makanan
ibu hamil setiap
hari.
- Penilaian baik: (Nursalam & Pariani,
Pola Makan Bila menu 2001).
FFQ
makanan terdiri
dari karbohidrat,
protein, lemak,
vitamin dan
mineral (Nasi,
Roti, daging,
Susu, Telur,
Kacang-
kacangan, Buah
dan Sayuran).
- Penilaian buruk:
Menu makanan
tidak
mengandung
unsur gizi yang
lengkap.
2. Berapa kali sehari
ibu makan.
- Baik :3
kali sehari.
- Kurang :2
kali sehari.
- Buruk :1
kali sehari.
3. Jumlah kalori
bagi ibu hamil.
- Penilaian baik
: Bila porsi
makanan ibu
hamil terdiri dari
: Nasi 3 – 4
piring, Protein
hewani : Daging
atau pengganti 3
potong, protein
nabati : Tempe
atau pengganti 3
potong, Sayur 3
mangkok, Buah 2
potong, Susu 1
gelas.
- Penilaian Buruk :
Menu atau jumlah
makanan tidak
sesuai dengan
kebutuhan gizi
seimbang pada
ibu hamil.
(Nursalam &
Pariani, 2001).
R. Definisi Operasional

1. Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam variable tertentu (Supariasa,2012).
Cara Pengukuran :
Penggukuran status gizi ibu hamil melalui pengukuran antropometri dengan
indikator Lingkar Lengan Atas (LILA).
Alat Ukur :
Pengukuran status gizi ibu hamil menggunakan “ Pita LILA “.
Kriteria Objektif :
- Beresiko KEK : LILA <23,5 cm
- Tidak beresiko KEK :LILA ≥ 23,5 cm (Supariasa, 2012 : 49)
2. Status Anemia Ibu Hamil
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh (WHO, 2014).
Cara Pengukuran :
Pengukuran status anemia ibu hamil melalui pemeriksaan laboratorium.
Alat Ukur :
Pengukuran status anemia ibu hamil menggunakan alat ukur HB Hemocue.
Kriteria Objektif :
Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Kadar Hb

Kadar Hb Interpretasi
≥ 11 mg/dl Tidak anemia
≤ 10 mg/dl Anemia

Sumber : Proverawati & Asfuah, 2009 dalam Wabula, 2014.

3. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
(BKKBN, 2006). Paritas merupakan jumlah semua kelahiran yang telah dialami oleh ibu
baik lahir hidup atau lahir mati ( Depkes, 2006).
Cara Pengukuran :
Pengukuran paritas pada ibu hamil yaitu dengan metode wawancara.
Alat Ukur :
Pengukuran paritas pada ibu hamil menggunakan Kuesioner.
Kriteria Objektif :
1) ≥ 4 Kelahiran : Buruk.
2) < 4 Kelahiran : Baik. ( Depkes, 2006 ).

4. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan adalah jarak antara kehamilan anak terakhir dengan kehamilan
sebelumnya dalam tahun ( Ardhita, 2008 ). Jika jarak kehamilan terlalu dekat, maka ibu
hamil akan berisiko mengalami kekurangan energi, protein dan zat makanan yang lain
(Wijanti.dkk,2016).
Cara Pengukuran :
Pengukuran jarak kehamilan yaitu dengan wawancara.
Alat Ukur :
Pengukuran jarak kehamilan menggunakan Kuesioner.
Kriteria Objektif :
1) < 2 tahun : Baik.
2) ≤ 2 tahun : Buruk.
( Penfin, 1990 dalam Ardhita, 2008).

Anda mungkin juga menyukai