Dosen Pengampuh :
Oleh :
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kompleks yakni status gizi buruk.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh status gizi buruk adalah kondisi yang tidak
maksimal pada pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Sehingga upaya lain
untuk mengatasi masalah gizi diperlukan aksi lintas sektoral (Unicef, 2012). Secara
global, 45 % kematian anak dibawah usia 5 tahun diakibatkan oleh berbagai kondisi
kekurangan gizi (Black dkk, 2013). Status gizi anak dapat diketahui dengan
menggunakan pedoman penentuan status gizi yang tepat (Alfridsyah dkk, 2013). Secara
ilmiah ada hubungan antara mikronutrien dan pertumbuhan anak tetapi hal ini masih
diperdebatkan (Syam dkk, 2016).
Pertumbuhan maksimal diderita sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga
anak Indonesia (Dasar RK, 2013). Pada tahun 2007 sampai 2011, proporsi penduduk
1.tidak menunjukkan penurunan secara signifikan (Unicef, 2012). Banyak factor yang
mempengaruhi status gizi anak salah satunya adalah pola pemberian ASI dan MP-ASI.
(Susanty dkk, 2012) walaupun belum ditemukan korelasi antara kadar kalsium dalam
ASI, PASI dan MPASI dalam intake bayi dengan panjang badan bayi usia 6 – 12 bulan
(Febria dkk, 2018). Pola asuh juga berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia
6 – 23 bulan di Makassar (Renyoet dkk, 2012). Masih tingginya kejadian anemia
defisiensi zat besi pada ibu hamil akan berfefek pada kondisi janin (Amiruddin, 2007).
Gambaran tentang status gizi balita berdasarkan indeks BB/U di atas target.
B. Rumus Masalah
1. Agar mahasiswa dapat mengerti, mengatasi, maupun mencegah terjadinya gizi buruk
di masyarakat.
D. Manfaat
1. Bagi Keilmuan
Untuk memperluas wacana gizi buruk, dibidang ilmu kesehatananak dan ilmu gizi.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai faktor yang
mempengaruhi terjadinya gizi kurang dan buruk,sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahannya.
3. Bagi Pemerintah
Memberikan informasi dalam pengambilan keputusan untuk mengentaskan kejadian
kasus gizi kurang dan buruk.
4. Bagi Pengambil Kebijakan
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan referensi bagi
instansipemerintah khususnya Puskesmas Kembang tentangpenanganangizi kurang
dan buruk pada balita.
5. Bagi Petugas
Dengan dilaksanakannya penelitian ini,maka dapat menambah ilmu pengetahuan
serta sebagai acuan perencanaan program gizi pada tahun yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, faktor penyebab gizi buruk dibagi menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung gizi buruk antara lain kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang
dikonsumsi serta adanya penyakit infeksi. Konsumsi
Penyebab tidak langsung giziburuk yaitu kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah
tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai, dan rendahnya tingkat pendidikan.
Risiko terjadinya gizi buruk pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki beberapa
kondisi atau faktor berikut:
Hamil di usia remaja
Malnutrisi
Kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman berakohol, dan menggunakan
narkoba
Terinfeksi HIV, sifilis, dan hepatitis B
Tingkat pendidikan rendah
Kemiskinan
Sedangkan pada anak, beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gizi
buruk adalah :
Gizi buruk bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut ini:
METODOLOGI PENELITIAN
Pukul : 08:30
DAFTAR PUSTAKA
(Ernawati, 2019)Ernawati, A. (2019). Gizi buruk sebagai bagian dari malnutri- si merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara dan
Afrika Sub-Sahara (Pal, et al., 2017). Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan Dan IPTEK, 15(1), 39–50. https://doi.org/10.33658/jl.v15i1.131
Kusumawati E & Rahardjo S. (2018). Pengaruh Pelayanan Kesehatan terhadap Gizi Buruk Anak
Usia 6 - 24 Bulan. Kesmas. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public
Health Journal), 6, 158–162.