Keperawatan VIII B
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................................1
BAB II Tinjauan Pustaka ..........................................................................................................2
A. Konsep Masalah Gizi Buruk .........................................................................................2
B. Analisis Data Gizi Buruk ..............................................................................................9
C. Konsep Masalah Kelebihan Gizi atau Obesitas ...........................................................10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................18
A. Kesimpulan ..................................................................................................................18
B. Saran ............................................................................................................................18
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat sejak
dahulu. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat
ditanggulangi dengan baik. Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin
banyak dan daya beli terhadappangan menurun. Lebih lanjut, ketersediaan bahan
makanan dalam keluarga menjadi terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan
terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk. Kekurangan gizi merupakan faktor utama yang
menyebabkan kematian bayi dan balita.
Masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni infeksi penyakit
dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan ketersediaan pangan ditingkat rumah
tangga atau pola asuhan yang salah. Masalah gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita
merupakan masalah yang perlu ditanggulangi. Balita merupakan salah satu kelompok
yang rentanterhadap masalah kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal
ini disebabkan karena pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Balita juga cenderung susah makan dan asupanzat gizi yang tidak
baik.
Masalah pengetahuan masyarakat yang rendah tentang makanan bayi dapat
mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi. Fakta menunjukkan bahwa para
ibu yang menyusui bayinya masih beranggapan bahwa ASI dapat memenuhi kebutuhan
bayi sampai si anak dapat mengajukan permintaan untuk makan sendiri. Sebaliknya,
apabila orang tua sudah memberikan makanan tambahan maka pemberian ASI sering
kali tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya sehingga dapat menimbulkan gizi
kurang
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep masalah gizi buruk
2. Mahasiswa mampu menjelaskan analisis data gizi buruk
3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep masalah kelebihan gizi atau obesitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight
(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Balita disebut gizi
buruk apabila indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari -3 SD.
Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya
dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah
bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun.
a. Marasmus
Keterangan :
Dampak Obesitas
Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan
perhatian, sebab obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bila
kemudian berlanjut hingga dewasa akan sulit di atasi. Beberapa dampak
yang terjadi dalam jangka panjang menurut Damayanti, 2008 diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Sindrom resistensi insulin
Bagi anak yang mengalami kegemukan sekitar perut, terutama yang
bertipe buah apel, umumnya mengalami penurunan jumlah insulin dalam
darah. Akibatnya hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2.
Penderita DM tipe 1 selain memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki
kadar insulin yang tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom
resistensi insulin atau sindrom X.
b. Tekanan Darah Tinggi
Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan
darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalami hipertensi.
Dikatakan hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih
besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.
c. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner.Risiko
terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan perubahan
terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung koroner
tidak selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang
terjadi pada masa kanak- kanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan
diabetes.
d. Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur
dan tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk sementara waktu ketika
sedang tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang
berlebihan di bawah diagragma dalam dinding dada yang menekankan
paru-paru
e. Gangguan tulang persendian
Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan gangguan ortopedi
dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri punggung bawah dan
nyeri akibat radang sendi.
2. Konsumsi Lemak
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi tubuh
selain karbohidrat dan lemak.Protein selain berguna sebagai sumber energi,
protein juga dapat berfungsi untuk memelihara sel-sel didalam tubuh pada
masa pertumbuhan.Makanan yang tinggi protein biasanya memiliki lemak
yang tinggi pula sehingga dapat menyebabkan obesitas (Damayanti, 2017).
Protein akan menyumbang energi sebesar 4 kalori didalam makanan.
Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh.
Konsumsi protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan
melepas ikatan nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi
trigiserida (Kharismawati, 2010).
c. Sosial Ekonomi
B. Saran
Agar kelompok memahami dan menjelaskan konsep gizi buruk, analisis data gizi
buruk dan obesitas yang dapat dijadikan panduan dalam perkuliah flu burung.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M & B. Wirjatmadi. 2014. Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikrozinc pada
Pertumbuhan Balita). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kartasapoetra & Marsetyo. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi.Jakarta; Papas sinar Sinanti-Bharatara
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Supariasa, I.D.N,Bakri, B, Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta