Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RISET KEPERAWATAN

PENGGUNAAN APLIKASI MENDELEY

Dosen Pembimbing : Masruqi Arrazy,SST,MM

Disusun Oleh : Kelompok 11

Trisya Ngenia (1610105078)

Willy Febrianti (1610105080)

Witra Sofiana (1610105081)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang kami sajikan dalam makalah ini
mengacu pada “penggunaan aplikasi mendeley”.

Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh seluruh
pembacanya. Namun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
saran pembaca sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah berikutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Harapan kami kiranya
makalah ini bermanfaat serta meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan kesehatan.

Padang, 15 Oktober 2019

Kelompok
Status kesehatan gigi adalah derajat atau tingkat kesehatan gigi dan mulut yang meliputi
jaringan keras dan lunak di dalam rongga mulut, dimana diantaranya adalah karies gigi.1
Karies gigi adalah penyakit pada gigi yang paling sering ditemui di masyarakat yang
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat
hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat
peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat pada golongan Streptokokus mulut yang
secara kolektif disebut Streptokokus mutans.(Lely Suratri, Sintawati, & Andayasari, 2016)

Di Indonesia telah terjadi perubahan pola makan akibat dari meningkatnya penggunaan
refined carbohydrat atau dalam kehidupan seharihari dikenal sebagai kembang gula, coklat,
dan panganan lain yang banyak mengandung sukrosa. Jenis makanan tersebut banyak
dikonsumsi anak-anak. Makanan tersebut umumnya mudah melekat pada permukaan gigi.
Bila anak malas untuk membersihkan giginya, maka sisa makanan tersebut akan diubah
menjadi asam oleh bakteri yang terdapat di dalam mulut, kemudian dapat menyebabkan
terjadinya karies gigi.12,13 Karies gigi lebih sering dijumpai pada anak-anak dari keluarga
dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, ibu bapak tunggal atau orang tua dengan tingkat
pendidikan rendah. (Lely Suratri et al., 2016)

World Health Organization (WHO) menargetkan bahwa pada tahun 2000 sedikitnya 50%
anak usia 5-6 tahun bebas karies gigi. Anak yang terkena karies gigi pada usia pra sekolah
terkadang tidak memiliki akses untuk pemeriksaan gigi, selain itu memeriksa gigi anak seusia
mereka jauh lebih sulit daripada memeriksa gigi orang dewasa. Menurut WHO, sampai
dengan tahun 2006, karies gigi masih menjadi masalah utama pada 60-90% murid sekolah.
Pengamatan di 13 sekolah swasta di Jakarta menemukan bahwa 55% anak kelas 1 SD
memiliki gigi yang berlubang dengan rata-rata 2 gigi sulung per anak. (Lely Suratri et al.,
2016)

Semakin bertambah jumlah penduduk setiap tahunnya ini juga meningkatkan mobilitas
penduduk baik didesa maupun dikota. Jumlah kendaraan bermotorpun ikut meningkat seiring
dengan kebutuhan transportasi. Pertambahan volume kendaraan tersebut meningkatkan resiko
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas sering mengakibatkan trauma kecepatan tinggi
dan kita waspada terhadap kemungkinan polytrauma yang dapat mengakibatkan trauma
organ-organ lain. Trauma-trauma ini adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cidera
olah raga yang akan mengakibatkan fraktur. Setiap trauma yang dapat mengakibatkan fraktur
juga dapat sekaligus merusak jaringan lunak disekitar fraktur mulai dari otot , kulit, tulang
sampai struktur neorovaskuler atau organ-organ penting lainnya.(Yuliano & Sasra, 2015)

Kejadian trauma menurut data World Health Organization tahun 2013 kecelakaan dijalan
raya merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi didunia, sekitar 14.000 orang yang
mengalami kecelakaan dijalan setiap hari, sekitar 30.000 orang yang meninggal dunia akibat
kecelakaan dan sekitar 15.000 orang yang mengalami kecacatan seumur hidup. Bila masalah
ini tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka dikawatirkan 2020 nanti jumlah angka
kematian atau angka kecacatan akan mencapai lebih dari 60% penduduk dunia. (Yuliano &
Sasra, 2015)

Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pertolongan segera yaitu
cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan pasien gawat
darurat memegang peranan yang sangat penting (Time saving is life saving) bahkan waktu
adalah nyawa. (Yuliano & Sasra, 2015)

Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak maupun dewasa, baik
pada gigi susu maupun gigi permanen. Anak usia 6-14 tahun merupakan kelompok usia yang
kritis dan mempunyai sifat khusus yaitu transisi/pergantian dari gigi susu ke gigi permanen.
Karies gigi merupakan sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang, menyebabkan nyeri, gangguan tidur, penanggalan gigi, infeksi,
berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian. Penyebab penyakit tersebut karena konsumsi
makanan yang manis dan lengket, malas atau salah dalam menyikat gigi, kurangnya perhatian
kesehatan gigi dan mulut atau bahkan tidak pernah sama sekali memeriksa kesehatan gigi.
(Listiono, 2012 dalam Sari, 2017)

Penyakit gigi dan mulut di Indonesia yang bersumber dari karies gigi menjadi urutan tertinggi
yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat.
Berdasarkan kelompok usia, golongan usia muda lebih banyak menderita karies
dibandingkan dengan usia 45 tahun keatas. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku
masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal
ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang
menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu. (Listiono, 2012 dalam Sari, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Lely Suratri, M. A., Sintawati, F., & Andayasari, L. (2016). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Orang Tua tentang Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Taman Kanak-kanak di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Banten Tahun 2014. Media
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 26(2), 119–126.
https://doi.org/10.22435/mpk.v26i2.5449.119-126

Listiono, 2012 dalam Sari, 2013. (2017). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin. 8(1), 212–218.

Yuliano, A., & Sasra, N. E. (2015). Hubungan Waktu Tanggap Perawat Dalam Penanganan
Pasien Fraktur Terbuka Dengan Resiko Terjadinya Syok Hipovolemik Di Igd Rsud Dr
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015. JURNAL KESEHATAN PERINTIS
(Perintis’s Health Journal), 2(2), 107–116. Retrieved from
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP/article/view/32

Anda mungkin juga menyukai