Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ENTERPRENEURSHIP

TENTANG TOKOH ENTERPRENEURSHIP DIBIDANG KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Ns. Netrida, S.Kep, M.Kep, Sp. J

Keperawatan VIII B

Disusun Oleh

Nama : Willy Febrianti

NIM : 161010105080

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ALIFAH PADANG

TAHUN 2020
A. Sinopsis Tokoh Enterpreneuship Di Bidang Keperawatan
Theresia Lumban Gaol dan Monica Lumban Gaol Bersaudaura, Dua Wanita Pendiri
Homecare24

Theresia Lumban Gaol

Tempat Tanggal Lahir : 23 Oktober 1990

Pendidikan Terakhir : S1 Nursing Universitas Indonesia

Startup : Homecare24

Nama Perusahaan : PT HOMECARINDO GLOBAL MEDIKA

Mulai Usaha : 2017

Modal Awal : Rp 250 juta

Omset : Rp 250 – Rp 350 juta per bulan

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia setelah


Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang banyak ini tidak dipungkiri akan
menimbulkan masalah yang kompleks. Salah satunya mengenai pelayanan kesehatan. Kini
sejumlah solusi muncul dari para pelaku layanan ini. Pelayanan kesehatan merupakan faktor
penting untuk meningkatkan “taraf sehat” dari penduduk. Namun nyatanya hingga saat ini
pelayanan kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan cukup memadai, kalau tidak bisa
dikatakan buruk.
Kondisi kurangnya pelayanan kesehatan ini dialami banyak orang. Namun, bagi
Theresia Lumban Gaol pengalaman ini malah menimbulkan ide untuk mencari solusi. Dia
pun mendirikan Homecare24, aplikasi layanan kesehatan yang menyediakan jasa perawat dan
caregiver secara online dengan kualitas yang mumpuni. Banyak agensi perawat konvensional
yang tidak memperhatikan tingkat pendidikan, pengalaman, serta sertifikasi, sehingga
menyebabkan citra perawat dan caregiver menjadi buruk. Sedangkan melalui Homecare24,
seluruh perawat yang bergabung minimal merupakan lulusan D3 Keperawatan dan memiliki
Surat Tanda Registrasi (STR) untuk memperbaiki citra perawat dan caregiver

Harus diakui belum banyak pelaku startup yang berani untuk menggali dan
menggarap sektor kesehatan. Terutama dengan memanfaatkan teknologi sebagai media untuk
mendukung usahanya. Sesungguhnya layanan ini pengalaman pribadi bagi Theresia dan
saudaranya. Meski lulusan jurusan Keperawatan Universitas Indonesia, rupanya Theresia
juga pernah mengalami masalah dengan layanan kesehatan. Ketika adiknya jatuh sakit dan
harus dirawat di rumah sakit, ia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan. Ia pun
mencoba merawat sang adik di rumah, namun ternyata sulit untuk mendapatkan jasa
kesehatan profesional yang bersedia datang ke rumah. Akhirnya Theresia mengetahui,
banyaknya penyedia jasa home care yang tidak acuh mengenai standarisasi home care.

Kondisi ini membuat Theresia mengajak sang adik Monica Lumban Gaol lulusan
manajemen dari Universitas Gadjah Mada untuk mendirikan Homecare24 pada awal tahun
2017. Jadi Homecare24 itu adalah aplikasi home care profesional 24 jam buatan asli
Indonesia. Mereka melihat kebutuhan akan layanan home care di Indonesia yang tinggi dan
melalui dukungan platform digital dimaksimalkan untuk mencari tenaga ahli kesehatan yang
memiliki visi yang sama. Homecare24 adalah aplikasi layanan kesehatan memiliki masa
depan yang cerah di pasar startup dalam negeri.

Kesejahteraan dan Kualitas

Theresia mengatakan pada awalnya ia merasa kesulitan untuk mencari sumber daya
manusia. Terutama perawat yang dapat membantu pemulihan anggota keluarga yang sedang
sakit di rumah. Sebenarnya, banyak agensi penyalur yang menyediakan jasa home care.
Namun, hampir semua tenaga kerjanya tidak memiliki latar belakang keperawatan dan STR
(Surat Tanda Registrasi) sebagai sertifikat profesional untuk melakukan tindakan medis.
Akhirnya, Theresia memutuskan untuk melakukan survey dan pada akhirnya mendapati
bahwa kesejahteraan perawat menjadi salah satu alasan mengapa masih sulitnya SDM
perawat berkualitas di Indonesia. Hampir semua perawat yang ditemuinya memiliki
keinginan untuk bekerja di luar negeri. Padahal, di Indonesia sendiri SDM perawat
berkualitas masih sedikit.

Theresia akhirnya mengetahui, kalau masalah tersebut disebabkan kesejahteraan


perawat yang kurang layak. Gaji perawat bisa dikatakan berada di bawah standar hidup
perkotaan. Di daerah pelosok, banyak perawat yang hanya mendapat gaji Rp 500.000 setiap
bulannya. Berbekal pengalaman tersebut, Theresia mempunyai ide untuk membuat aplikasi
yang bisa memudahkan masyarakat dalam memesan jasa perawat. Ia pun mengajak rekannya
yang merupakan lulusan IT dari Universitas Bina Nusantara, Alexander Horison, untuk
membangun aplikasi tersebut. Selain itu, Theresia juga meminta bantuan adiknya yang
mempunyai latar belakang manajemen untuk ikut bergabung.

Pada tahun 2016, mereka bertiga berusaha mengumpulkan data perawat dan pengasuh
di rumah (caregiver) yang berkualitas di Tanah Air. Mereka akhirnya berhasil meluncurkan
situs dan aplikasi Android bernama Homecare24 pada bulan Maret 2017. Tiga bulan
berselang, mereka melanjutkannya dengan menghadirkan aplikasi serupa di platform iOS.
Theresia ingin membangun sebuah perusahaan yang dapat memberikan pelayanan home care
berkualitas tinggi dengan berbasis aplikasi, sebuah perusahaan yang dapat membantu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para perawat dan tenaga kesehatan lain.

Saat ini telah ada 800 perawat yang bergabung dengan HomeCare24. Theresia
menjamin mereka yang tergabung dalam layanan ini memiliki STR dan siap memberikan
pelayanan terbaik untuk menjaminan mutu bagi para pengguna jasa Homecare24. Karena
semua ingin orang yang disayangi dan ditangani oleh mereka yang profesional dan
teregistrasi.

Menurut Theresia, perawat yang terdaftar dipastikan memiliki STR dan kemampuan
melakukan tindakan medis yang diperlukan. Sementara itu, para caregiver di Homecare24
memiliki pengalaman profesional untuk menjaga dan merawat pasien secara fisik dan
psikologis. Teregistrasinya perawat atau caregiver Homecare24 ini yang menjadi pembeda
dengan layanan serupa.

Transparan

Homecare24 bukan hanya membantu para perawat dan caregiver, melainkan juga


memberikan layanan kesehatan yang saat ini masih sedikit jumlahnya namun dibutuhkan oleh
pasien atau orang sakit di Indonesia. Guna memberi opsi kemudahan, Homecare24
memberikan layanan untuk 1 dan 8 jam. Selain itu ada pula layanan live in, yaitu perawat
atau caregiver tinggal di rumah pengguna jasa dengan durasi 1 hari hingga 1 bulan dengan
harga terjangkau. Pada prinsipnya, Homecare24 memberikan pelayanan selama 24 jam
dengan transparan, informatif dan profesional. Kehadiran Homecare24 diharapkan bisa
membantu program pemerintah Indonesia Sehat yang kuratif dan rehabilitative, dan juga
menyediakan lapangan pekerjaan tambahan bagi perawat Indonesia.

Hasilnya, sejak diluncurkan Homecare24 telah memasilitasi transaksi yang


menyentuh angka Rp 300 juta, meski baru beroperasi di wilayah Jabodetabek. Untuk
pendapatan yang bisa diperoleh perawat sendiri adalah berkisar Rp 7-12 juta. Saat ini,
aplikasi Homecare24 sudah bisa diunduh di platform Android dan iOS. Setelah melakukan
registrasi, pengguna bisa langsung memilih jenis perawat dan pilihan waktu yang diinginkan.
Pilihan pembayaran yang tersedia adalah melalui transfer bank. Untuk layanan bulanan, tim
Homecare24 akan melakukan observasi ke rumah calon pasien. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir resiko yang dapat terjadi antara pasien dan perawat. Sehingga dalam satu
bulan masa jabat perawat di rumah pasien, perawat akan merasa betah dan tidak merasa
terintimidasi oleh pasien ataupun keluarga pasien.

Namun layanan ini baru tersedia di kawasan Jabodetabek. Menurut Theresia ada
sejumlah kendala yang mereka hadapi seperti regulasi layanan home care yang belum ada.
Kemudian ditolak untuk bekerjasama dengan Rumah Sakit dan organisasi, serta sulitnya
meyakinkan perawat untuk bergabung dengan Homecare24 karena masih baru dan belum
menjanjikan. Itu masih merupakan hambatan terbesar kami. Selain itu, masih banyak perawat
yang belum paham teknologi. Termasuk masih kurangnya tingkat loyalitas dan keterampilan
dari para perawatnya. Jika dipaksakan akan sulit mencocokan permintaan pasien akan
spesifikasi perawat dengan perawat home care yang tersedia.

Tetapi kendala-kendala itu tidak membuat perempuan kelahiran 23 Oktober 1990 ini
mundur. Bahkan, layanan yang didanai secara bootstrap sebear Rp 250 juta ini akan terus dia
kembangkan. Pada dasarnya, banyak jasa home care di luar sana yang dapat dikategorikan
konvensional. Homecare24 mencoba untuk membuat perubahan dengan memperkenalkan
layanan home care berbasis aplikasi. Karenanya, Homecare24 akan selalu berfokus ke
teknologi dan inovasi untuk membuat Homecare24 terus berkembang. Dukungan media
digital kami maksimalkan untuk mencari tenaga ahli kesehatan yang memiliki visi yang sama
dengan Homecare24. Tidak dipungkiri, layanan digital seperti Google, banyak membantu
kami untuk mendapat tenaga ahli kesehatan, serta mendapat pasien.

Hingga kini omset Homecare24 sudah mencapai Rp 350 juta per bulan. Bagi Theresia
bukan hanya ingin mengeruk keuntungan dari bisnis baru yang ditekuninya ini. Namun, dia
punya harapan tersendiri akan bisnis ini. Pelayanan kesehatan saat ini masih jauh dari layak.
Masih banyak pelayanan kesehatan yang mengutamakan biaya dibandingkan keselamatan
pasien. Selain itu, lanjut Theresia, tingkat kepedulian tenaga atau petugas kesehatan terhadap
pasien juga masih rendah. Bahkan, masih ada diskriminasi pasien tidak mampu dengan
pasien yang mampu. Juga, beban kerja tenaga kesehatan yang masih berat, khususnya
perawat di rumah sakit. Pasalnya, rata-rata di rumah sakit pun masih memiliki keterbatasan
jumlah perawat atau tenaga medis lain. Hal ini berdampak pada rendahnya sentuhan caring
dan munculnya negative image terhadap tenaga kesehatan.

Kendati demikian Theresia berharap kehadiran Homecare24 bisa menjadi alternatif


solusi bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan secara pribadi dengan
cara langsung memilih tenaga kesehatannya. Tentu ada manfaat yang bisa dirasakan
masyarakat dengan kehadiran Homecare24 ini. Paling tidak, masyarakat dimudahkan melalui
aplikasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara pribadi di rumah dengan memilih
langsung tenaga kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai