Keperawatan VIII B
Disusun Oleh
NIM : 161010105080
ALIFAH PADANG
TAHUN 2020
A. Sinopsis Tokoh Enterpreneuship Di Bidang Keperawatan
Theresia Lumban Gaol dan Monica Lumban Gaol Bersaudaura, Dua Wanita Pendiri
Homecare24
Startup : Homecare24
Harus diakui belum banyak pelaku startup yang berani untuk menggali dan
menggarap sektor kesehatan. Terutama dengan memanfaatkan teknologi sebagai media untuk
mendukung usahanya. Sesungguhnya layanan ini pengalaman pribadi bagi Theresia dan
saudaranya. Meski lulusan jurusan Keperawatan Universitas Indonesia, rupanya Theresia
juga pernah mengalami masalah dengan layanan kesehatan. Ketika adiknya jatuh sakit dan
harus dirawat di rumah sakit, ia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan. Ia pun
mencoba merawat sang adik di rumah, namun ternyata sulit untuk mendapatkan jasa
kesehatan profesional yang bersedia datang ke rumah. Akhirnya Theresia mengetahui,
banyaknya penyedia jasa home care yang tidak acuh mengenai standarisasi home care.
Kondisi ini membuat Theresia mengajak sang adik Monica Lumban Gaol lulusan
manajemen dari Universitas Gadjah Mada untuk mendirikan Homecare24 pada awal tahun
2017. Jadi Homecare24 itu adalah aplikasi home care profesional 24 jam buatan asli
Indonesia. Mereka melihat kebutuhan akan layanan home care di Indonesia yang tinggi dan
melalui dukungan platform digital dimaksimalkan untuk mencari tenaga ahli kesehatan yang
memiliki visi yang sama. Homecare24 adalah aplikasi layanan kesehatan memiliki masa
depan yang cerah di pasar startup dalam negeri.
Theresia mengatakan pada awalnya ia merasa kesulitan untuk mencari sumber daya
manusia. Terutama perawat yang dapat membantu pemulihan anggota keluarga yang sedang
sakit di rumah. Sebenarnya, banyak agensi penyalur yang menyediakan jasa home care.
Namun, hampir semua tenaga kerjanya tidak memiliki latar belakang keperawatan dan STR
(Surat Tanda Registrasi) sebagai sertifikat profesional untuk melakukan tindakan medis.
Akhirnya, Theresia memutuskan untuk melakukan survey dan pada akhirnya mendapati
bahwa kesejahteraan perawat menjadi salah satu alasan mengapa masih sulitnya SDM
perawat berkualitas di Indonesia. Hampir semua perawat yang ditemuinya memiliki
keinginan untuk bekerja di luar negeri. Padahal, di Indonesia sendiri SDM perawat
berkualitas masih sedikit.
Pada tahun 2016, mereka bertiga berusaha mengumpulkan data perawat dan pengasuh
di rumah (caregiver) yang berkualitas di Tanah Air. Mereka akhirnya berhasil meluncurkan
situs dan aplikasi Android bernama Homecare24 pada bulan Maret 2017. Tiga bulan
berselang, mereka melanjutkannya dengan menghadirkan aplikasi serupa di platform iOS.
Theresia ingin membangun sebuah perusahaan yang dapat memberikan pelayanan home care
berkualitas tinggi dengan berbasis aplikasi, sebuah perusahaan yang dapat membantu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para perawat dan tenaga kesehatan lain.
Saat ini telah ada 800 perawat yang bergabung dengan HomeCare24. Theresia
menjamin mereka yang tergabung dalam layanan ini memiliki STR dan siap memberikan
pelayanan terbaik untuk menjaminan mutu bagi para pengguna jasa Homecare24. Karena
semua ingin orang yang disayangi dan ditangani oleh mereka yang profesional dan
teregistrasi.
Menurut Theresia, perawat yang terdaftar dipastikan memiliki STR dan kemampuan
melakukan tindakan medis yang diperlukan. Sementara itu, para caregiver di Homecare24
memiliki pengalaman profesional untuk menjaga dan merawat pasien secara fisik dan
psikologis. Teregistrasinya perawat atau caregiver Homecare24 ini yang menjadi pembeda
dengan layanan serupa.
Transparan
Namun layanan ini baru tersedia di kawasan Jabodetabek. Menurut Theresia ada
sejumlah kendala yang mereka hadapi seperti regulasi layanan home care yang belum ada.
Kemudian ditolak untuk bekerjasama dengan Rumah Sakit dan organisasi, serta sulitnya
meyakinkan perawat untuk bergabung dengan Homecare24 karena masih baru dan belum
menjanjikan. Itu masih merupakan hambatan terbesar kami. Selain itu, masih banyak perawat
yang belum paham teknologi. Termasuk masih kurangnya tingkat loyalitas dan keterampilan
dari para perawatnya. Jika dipaksakan akan sulit mencocokan permintaan pasien akan
spesifikasi perawat dengan perawat home care yang tersedia.
Tetapi kendala-kendala itu tidak membuat perempuan kelahiran 23 Oktober 1990 ini
mundur. Bahkan, layanan yang didanai secara bootstrap sebear Rp 250 juta ini akan terus dia
kembangkan. Pada dasarnya, banyak jasa home care di luar sana yang dapat dikategorikan
konvensional. Homecare24 mencoba untuk membuat perubahan dengan memperkenalkan
layanan home care berbasis aplikasi. Karenanya, Homecare24 akan selalu berfokus ke
teknologi dan inovasi untuk membuat Homecare24 terus berkembang. Dukungan media
digital kami maksimalkan untuk mencari tenaga ahli kesehatan yang memiliki visi yang sama
dengan Homecare24. Tidak dipungkiri, layanan digital seperti Google, banyak membantu
kami untuk mendapat tenaga ahli kesehatan, serta mendapat pasien.
Hingga kini omset Homecare24 sudah mencapai Rp 350 juta per bulan. Bagi Theresia
bukan hanya ingin mengeruk keuntungan dari bisnis baru yang ditekuninya ini. Namun, dia
punya harapan tersendiri akan bisnis ini. Pelayanan kesehatan saat ini masih jauh dari layak.
Masih banyak pelayanan kesehatan yang mengutamakan biaya dibandingkan keselamatan
pasien. Selain itu, lanjut Theresia, tingkat kepedulian tenaga atau petugas kesehatan terhadap
pasien juga masih rendah. Bahkan, masih ada diskriminasi pasien tidak mampu dengan
pasien yang mampu. Juga, beban kerja tenaga kesehatan yang masih berat, khususnya
perawat di rumah sakit. Pasalnya, rata-rata di rumah sakit pun masih memiliki keterbatasan
jumlah perawat atau tenaga medis lain. Hal ini berdampak pada rendahnya sentuhan caring
dan munculnya negative image terhadap tenaga kesehatan.