Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NIM :
(PO71201180022) TK IV
“Di tengah era digital saat ini, perawat harus melek terhadap teknologi informasi dan
mengutamakan pasien saftey untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien. Kompetensi
ini juga harus dimiliki tenaga medis lainnya,” jelasnya saat ditemui diruang kerjanya di
FKKMK UGM, Jumat (16/3).
Ariani menjelaskan perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan pelayanan
sesuai standar keperawatan. Perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi pasien
paling lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, kemampuan
untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat
dibutuhkan.
“Kalau dianalogikan di ruang perawatan maka perawat itu adalah ibu rumah tangga yang
selama 24 jam di ruang perawatan. Sementara dokter, ahli gizi, dan lainnya adalah tamu yang
hanya sebentar di sisi pasien,” papar lulusan doktor University of Illinois Hospital & Health
Science System ini.
Ariani menjelaskan perawat saat ini tidak hanya dituntut untuk bisa menjadi penyedia
layanan keperawatan yang berkualitas semata. Perawat juga diharapkan mampu menjadi
advokat bagi para pasien.
Peran sebagai advokat untuk membantu pasien dan keluarga dalam memberikan informasi
dari pemberi pelayanan atas tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien. Disamping
itu, menjadi mediator dan melindungi hak-hak pasien atas pelayanan yang baik.
“Perawat juga harus punya critical thingking menghadapi semua elemen baik itu pasien dan
tenaga medis lainnya,” tuturnya menyongsong peringatan Hari Perawat Nasional tanggal 17
Maret besok .
Ariani mengatakan peran perawat tidak hanya sebatas memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Perawat juga wajib memiliki keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi
kepada pasien terkait tindakan preventif dan promosi kesehatan bagi masyarakat.
Kesimpulan :
Menurut saya IT sangat berpengaruh di bidang kesehatan untuk di zaman modern saat ini
seperti perawat bisa menyimpan data data pasien di komputer melalui akun instansi tersebut
agar data data pasientetap tersimpan secara aman dan permanen selain itu perawat juga bisa
mencari informasi tentang penyakit atau bisa juga mencari tentang alat alat kedokteran
sehingga dapat meningkatkan kualitas peralatan medis ataupun kesehatan.
Tugas sesi 2 :
Kesimpulan :
Menurut saya telenursing sangat bermanfaat untuk di era modern ini apa lagi saat pandemi
pasien bisa kontrol kesehatan bersama kita bisa melalui telepon atau chatingan tidak perlu
bertemu secara langsung seperti ada nya aplikasi hallo doc itu bisa mempermudah cara
mendapatkan informasi kesehatan dari rumah hanya melalui gadget saja.
Tugas sesi 3 :
Sebagai contoh, Telemedicine yang masih terbilang baru di Indonesia kurang ditunjang oleh
regulasi terkait, padahal regulasi ini sangat penting. Tidak hanya untuk memberikan kepastian
hukum kepada penyelenggara jasa Telemedicine, tetapi juga perlindungan terhadap pasien dan
masyarakat umum yang menggunakan jasa teknologi tersebut.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang ingin memanfaatkan layanan Telemedicine tidak
dapat meremehkan aspek etika dan hukum. Selain harus mematuhi peraturan yang sudah ada,
Fasyankes juga harus menjaga kepercayaan pasien sehingga mereka tidak ragu memanfaatkan
layanan Telemedicine yang sudah disediakan.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) No 74/2020 memberi izin dokter dan dokter gigi
untuk memberikan pelayanan medis terhadap pasien menggunakan teknologi Telemedicine.
Namun, peraturan ini hanya membolehkan dokter untuk memberi pelayanan lewat Fasyankes,
dan tidak boleh secara langsung. Selain itu peraturan tersebut hanya berlaku untuk masa pandemi
Covid-19.
Terlepas dari keraguan atas aspek legalnya, karena kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan, aplikasi dan situs web seperti ini mungkin lebih populer dibandingkan layanan
Telemedicine resmi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Isu kurangnya regulasi ini tidak hanya terbatas di Indonesia. Meskipun beberapa negara sudah
memberlakukan undang-undang khusus, secara umum regulasi tentang telemedicine masih belum
tertata dengan baik.
Dengan teknologi Temeledicine, pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya mungkin
menggunakan layanan pihak ketiga, misalnya pengembang aplikasi Telemedicine atau aplikasi
lainnya, maupun penyedia jasa Internet. Karena data pasien dikirim dan disimpan menggunakan
koneksi, server atau storage yang tidak dikendalikan langsung oleh Fasyankes, bisa muncul
kekhawatiran terhadap bagaimana perlindungan privasi dan kerahasiaan data tersebut.
Beberapa pihak (misalnya, Chaet dkk) menyarankan agar penyedia layanan kesehatan elektronik
menjelaskan informasi pribadi apa saja yang dikumpulkan. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya
juga harus memastikan bahwa mereka puas dengan kebijakan privasi penyedia layanan kesehatan
elektronik (termasuk Telemedicine). Tentunya bila mereka tidak puas, pihak Fasyankes bisa
menuntut penyedia layanan Telemedicine untuk memperbaiki kebijakannya.
Keamanan data
Masalah keamanan data medis pasien merupakan salah satu risiko yang tidak bisa diabaikan
ketika menggunakan layanan Telemedicine. Kebocoran data bisa terjadi saat pengumpulan,
pengiriman, dan penyimpanan. Meskipun pengembang aplikasi dan peranti terus berusaha
meningkatkan keamanannya,pada kenyataannya masih ditemukan lubang keamanan.
Para peretas juga sudah mulai melirik data kesehatan sebagai sasaran serangan. Secara global,
industri kesehatan merupakan sektor yang paling banyak menderita kerugian akibat kebocoran
data pada 2020. Bila Fasyankes dan pengembang solusi teknologi Telemedicine tidak
mempertimbangkan aspek pengamanan data dengan serius, secara etis penerapan teknologi ini
bisa dipertanyakan.
Informed consent
Informed consent adalah proses pemberian izin atas tindakan tatalaksana medis terhadap pasien.
Dokter dan tenaga medis hanya dapat melakukan intervensi medis setelah memastikan bahwa
pasien memahami fakta, implikasi, dan konsekuensinya
Bila diterapkan pada Telemedicine, ini berarti bahwa pasien harus sudah memberi izin pada
tindakan seperti pengiriman informasi medis pasien. Ini tidak hanya mencakup telekonsultasi
tetapi juga tindakan Telemedicine lain seperti Teleradiologi atau Tele-USG. Sebagai contoh,
di Amerika Serikat permintaan izin ini harus dilakukan pada saat memulai penggunaan layanan
Telemedicine. Izin bisa diberikan dalam bentuk formulir.
Kiranya sudah jelas bahwa solusi Telemedicine tidak hanya masalah keunggulan
teknologi. Penyedia solusi Telemedicine haruslah tanggap dengan kebutuhan Fasyankes untuk
tetap mematuhi etika dan regulasi yang berlaku. Karena itu Fasyankes hendaknya memilih
penyedia solusi teknologi Telemedicine yang sudah berpengalaman dengan seluk-beluk industri
kesehatan.
Kesimpulan :
Menurut saya etika penggunaan teknologi sangat penting di bidang keperawatan karena kita
sebagai perawat harus menjaga data data pasien dan tidak memanipulasi data tersebut. Selain
itu juga kita sebagai perawat harus menggunakan teknologi seperti sebagaimana digunakan
nya dan data data pasien harus benar benar tersimpan dengan baik karena di jaman teknologi
yang canggih ini banyak orang yang bisa melakukan pembobolan data data melalui internet
maka dengan demikian kita sebagai pengguna teknologi harus sangat berhati hati.