Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

Di Buat Oleh :
Pita Ayu Lestari (PO71202220035)
Dosen Pengampu : Monalisa, S.Kep, Ners, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata pengantar
Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Dalam
makalah ini, kami membahas mengenai Keperawatan anak”.
Kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat konstruktif.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 02 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................
C. Tujuan…................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Advokasi peran perawat sebagai advokator.................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau


memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela
pasien dalam praktik keperawatan.(Brooker, 2002). Advokat adalah seseorang yang
membela perkara orang lain (Kozier Erb, 2004). Advokat pasien adalah seorang
advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan advokat sebagai
pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber informasi
tentang status kesehatan pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan,
pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang
dibutuhkan dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan konsep
yang penting dalam praktik keperawatan, peran perawat sebagai advokat disini
harus bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka dari adanya
penipuan atau penyimpangan (Purba & Pujiastuti, 2009)

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang


ditampilkan untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan
memahami uraian tugas dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku.
Perawat yang bertanggung jawab berarti menunjukkan kewajibannya sebagai
seorang profesional dengan komitmen menempatkan kebutuhan pasien di atas
kepentingan sendiri (Putri & Fanani, 2010) .

Era globalisasi dan terbukanya pasar bebas berakibat pada tingginya


kompetisi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menuntut peningkatan
kualitas serta profesionalisme sumber daya manusia (SDM) kesehatan termasuk
SDM keperawatan (Anjaswarni, 2002; Kusnanto, 2004). Peningkatan kualitas
keperawatan ditandai dengan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatn bermutu (Nurya, 2008). Dalam melaksanakan praktik keperawatan,
perawat dituntut melakukan peran sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan
masyarakat (Craven, 2000). Peran diartikan sebagai seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam sistem
(Murwani, 2008). Salah satu peran perawat professional adalah bertindak sebagai
advokat pasien. Perawat adalah satu-satunya profesi yang selalu berada di samping
pasien yang mempunyai kesempatan besar untuk melakukan advokasi kepada
pasien (Nicoll, 2012).

Dewasa ini kebutuhan bagi perawat untuk bertindak sebagai advokat pasien
meningkat. Pasien membutuhkan perlindungan dari perawat ketika seseorang sakit,
kekuatan fisik dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah, kritis
dan mengalami gangguan membutuhkan seorang advokat yang dapat melindungi
kesejahteraannya. Advokasi tindak hanya untuk mereka yang kurang mampu
melindungi diri sendiri, tetapi juga ditujukan kepada pasien yang membutuhkan
advokasi dalam hal penyediaan data yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan
tentang pengobatan dan proses terapi (Promtape, 2004).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian peran?
2. Apa pengertian advokasi?
3. Apa pengertian perawat?

4. Apa-apa saja fungsi perawat?


5. Bagaimana peran perawat sebagai advokator?
6. Bagaimana peran dan fungsi perawat sebagai advokat dalam berbagai tingkat
usia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peran.
2. Untuk mengetahui pengertian advokasi.

3. Untuk mengetehaui pengertian perawat.


4. Untuk mengetahui apa-apa saja fungsi perawat.
5. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat sebagai advocator.
6. Bagaimana peran dan fungsi perawat sebagai advokat dalam berbagai tingkat
usia ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap kedudukan dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.

Setiap peran memiliki 3 element, yaitu (Blats, 2006) :

1. Peran ideal
Peran ideal mengacu pada hak dan tanggung jawab terkait peran yang secara
social dianjurkan atau disepakati.
2. Peran yang dipersepsikan
Peran yng mengacu pada bagaimana penerima peran (orang yang menerima
peran ) percaya dirinya harus berperilaku dalam peran tersebut
3. Peran yang ditampilkan
Peran yang mengacu pada apa yang sebenarnya dilakukan oleh penerima peran

B. Pengertian Advokasi

Advokasi adalah tindakan membela hak-hak pasien dan bertindak atas


nama pasien. Perawat mempunyai kewajiban untuk menjamin diterimanya hak- hak
pasien. Perawat harus membela pasien apabila haknya terabaikan (Vaartio, 2005;
Blais, 2007). advokasi juga mempunyai arti tindakan melindungi, berbicara atau
bertindak untuk kepentingan klien dan perlindungan kesejahteraan (Vaartio, 2005).
Seringkali pasien mengalami ketakutan dan kecemasan berlebihan terhadap

penyakitnya.Istilah advokasi di bidang kesehatan mulai disunakan pertama kali


oleh Who pada tahun 1984 sebagai salah satustrategi global pendidikan atau
promosi kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatan secara efektif menggunakan 3 starategi pokok
yaitu,advocacy,social support , empowerment(Syarifuddin,2012).
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Oleh karena itu,yang menjadi sasaran advokasi adalah para
pemimpin atau pengambilkebijakan ( policy makers)) ataupembuat keputusan
(decision makers) baik di insitute pemerintahan maupun swasta(Syarifuddin,2012).

1. Faktor - faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran

Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
a. Pengetahuan, merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya
tindakan, merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi
suatu perilaku;
b. Keyakinan, menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
c. Nilai-nilai, menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai
adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.

Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik


dan fasilitas institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang
memungkinkan serta fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku
atau berperan dalam komunitasnya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau perawat profesional lain
yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku komunitas profesi akan mendorong
anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti dia.

C. Pengertian Perawat

Perawat adalah tenaga professional yang mempunyai pendidikan dalam


system pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam system ini adalah anggota tim
kesehatan yang mempunyai wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan
keperawatan (Kozier, Barbara, 1995)
D. Peran Perawat

Perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk


menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki ( Gaffar,
1999 ).

1. Peran Perawat di Rumah Sakit


Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Ali, 2002 peran perawat
mencakup :
a. Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan.
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan
dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks, secara
langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran utama dari perawat,
dimana perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
professional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan menguji
kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat
ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.
Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus
untuk menanggulangi masalah-masalah individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam
lingkup kesehatan dan melatih diri sehingga dapat memiliki
kemampuan tersebut. Kemampuan ini diperoleh selama masa
pendidikan dan dimantapkan saat menjalankan tugasnya di sarana
pelayanan kesehatan.

b. Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan.


Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program
pendidikan keperawatan. Sebagai administrator bukan berarti perawat
harus berperan dalam kegiatan administrasi secara umum. Perawat
sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan
kesehatan tetap bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan kesehatan.
Setiap tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam kelompoknya
dan dapat mengatur, merencanakan, melaksanakan dan menilai tindakan
yang diberikan, mengingat perawat merupakan anggota

profesional yang paling lama bertemu klien, maka perawat harus


merencanakan, melaksanakan dan mengatur berbagai alternatif terapi
yang harus diterima oleh klien. Tugas ini menuntut adanya kemampuan
managerial yang handal dari perawat.
c. Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku

merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat


harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
d. Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator)
dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat
tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat
diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada
hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai
dan mempertimbangkan sejauh mana efektivitas tindakan yang telah
diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan orang
lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan,
perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan, memanfaatkan media massa atau media informasi lain
dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian
dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan
pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga
menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta
dalam kegiatan penelitian kesehatan.
2. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai berikut:

a. Pemberi perawatan langsung ( care giver ) : perawat memberikan


bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami
masalah terkait dengan kebutuhan keamanan.
b. Pendidik, perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien
dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuahan
kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara mandiri,
dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga.
c. Pengawas kesehatan, perawat harus melakukan “home visit” atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga.

d. Konsultan, perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi


masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat
kepada perawat maka hubungan perawat- keluarga harus dibina dengan
baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
e. Kolaborasi, perawat juga harus berkerja sama dengan lintas program
maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan
keluarga untuk mencapai kesehatan dan keamanan keluarga yang
optimal.

f. Fasilitator, perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap


pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluraga sehingga faktor
risiko dalam ketidak pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi.

g. Penemu kasus / masalah, perawat mengidentifikasi masalah keamanan


secara dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanannya.
h. Modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan
rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang
sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan.
E. Fungsi Perawat
1. Fungsi independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatanya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum , atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana .
3. Fungsi interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling tergantung
antara tim yang satu dengan yang lainnya . Fungsi ini dapat terjadi apabila
bentuk pelayanan ksehatan memerlukan kerjasama tim dalam pemberian
pelayanan.

F. Peranan perawat sebagai advocator

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien


dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak
sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap
upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai
advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi
keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak
dan orang tua. Beberapa peran peran penting seorang perawat anak adalah sebagai
pembela advokasi. Pendidik ,konselor, koordinator,pembuat keputusan
etik,perencana kesehatan,pembina hubungan terapeutik, pemantau ,evaluator ,dan
peneliti.perawat dituntut sebagai pembela bagi anak / keluarganya pada saat
mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan/menentukan
pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang
tersedia,pengobatan , dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan
keluarga (Supartini,2012).

Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi


penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak
langsung dengan menolong orang tua anak maupun secara tidak langsung dengan
menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya.
Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian
dasar tentang penyakit anaknya ,perawatan anak selama anak dirawat di rumah
sakit,serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah .tiga dominan yang
dapat di ubah oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah
pengetahuan,keterampilan,serta sikap keluarga dalam hal kesehatan , khususnya
perawatan anak sakit (Supartini,2012).

1. Perawat sebagai advocator anak


Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis
berupa dukungan /dorongan mental. Sebagai konsoler , perawat dapat menberi

konseling keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan. Hal inilah
yang membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan.dengan
cara mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik
perawat dapat bertukar pikir dengan dan pendapat dengan orang tua tentang
masalah anak dengan orang tuanya ,membantu mencarikan alternatif
pemecahannya (Supartini,2012).
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan kordinasi dan
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya ,dengan tujuan terlaksananya
asuhan holistik dan komperhensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk

menjadi kordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada disamping


pasien. Keluarganya adalah mitra perawat. Oleh karena itu kerja perawat
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses
perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif (Supartini,2012).
Perawat di tuntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan dengan
berdasarkan dengan nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak
pasien untuk mendapatkan otonomi , menghindari hal-hal yang merugikan
pasien, dan keuntungan asuhan keperawatan , yaitu meningkatkan

kesejahteraan anak . Perawat yang paling mengerti tentang layanan


keperawatan anak. Oleh karena itu ,perawat harus dapat meyakinkan pemegang
kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang
diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan anak (Supartini,2012).
2. Perawat sebagai advocator di usia remja
Pada masa remaja , masalah yang terkadang muncul adalah di sekolah,
dimana hal ini memerlukan intervensi yang melibatkan perawat, guru serta

masyarakat yang ada di sekolah. Pada masa remaja, potensi masalah dan
rintangan yang dihadapi yakni :
a. Kurangnya pengetahuan khusus dan keyakinan dalam diri remaja
b. Kurangnya penyediaan pelayanan khusus bagi remaja
c. Kurangnya pemahaman dan apresiasi dari lingkungan dan
masyarakat terhadap remaja
Dari contoh masalah yang diuraikan diatas, perawat berperan dalam
konsep keperawatan pada masa transisi dalam kesehatan remaja.
Perawat harus mampu mengembangkan otonomi mereka

serta mendukung dan menyadari kebutuhan dan perawatan yang


dibutuhkan remaja. Dari beberapa hal tersebut, perawat harus
mampu memfasilitasi remaja dalam enam bidang utama yakni :
a. Advokasi diri
Perawat harus mampu mengajarkan kepada remaja bagaimana
cara dan langkah untuk dapat memberikan advokasi kepada
dirinya sendiri.
b. Perilaku perawatan kesehatan yang independen
Perawat membimbing remaja untuk mampu melakukan

perawatan kesehatan secara mandiri.


c. Kesehatan seksual
Perawat memberikan gambaran dan pendidikan kesehatan dalam
bidang kesehatan reproduksi dan seksual.
d. Dukungan psikosial
Perawat harus mendukun klien remaja dalam hal perkembangan
psikologi dan sosial remaja
e. Perencanaan pendidikan
f. Kesehatan dan gaya hidup ( Sousa, 2015)
3. Perawat sebagai advocator lansia
Keperawatan gerontik adalah spesialis keperawatan uia lanjut yang dapat
menjalankan perannya pada tiap tatanan pelayanan (di rumah sakit, rumah, dan
panti) dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat
untuk meningkatkan fungsi optimal para lansia secara komperehensif.
Peran perawat sebagi advocator disini adalah mencegah ketidakmampuan
sebagai akibat proses penuaan, perawatn untuk pemenuhan kebutuhan lansia
dan pemulihan untuk mengatasi kebutuhan lansia. Perawat memiliki tanggung
jawab untuk membantu klien dalam memperoleh kesehatan yang optimal,
memelihara kesehatan, menerima kondisinya, serta persiapan dalam
menghadapi ajal.
BAB III

PEMBAHASAN

Perawat berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu


mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak
diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran
inilah yang belum tampak dikembangkan institusi kesehatan di Indonesia, perawat
masih sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan yang lain tanpa
mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukan apakah aman atau
tidak bagi kesehatan klien.
Faktor yang menjadi penghambat dalam melaksanakan peran advokasi
perawat antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan organisasi,
kurangnya perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi
emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik.
Sementara itu faktor yang mendukung perawat dalam melaksanakan perannya
sebagai advokat yaitu: kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien,
pendidikan keperawatan yang semakin tinggi, kewajiban perawat dan dukungan
instansi rumah sakit. Perawat hendaknya mengoptimalkan perannya sebagai
advokat yaitu dengan memberikan informasi sebanyak banyaknya tentang kondisi
pasien dan proses kesembuhannya, menjadi penghubung antara pasien dan tim
kesehatan lain, membela hak-hak pasien dan melindungi pasien dari tindakan yang
merugikannya. Rumah sakit diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan
perawat tentang advokasi, meminimalkan kendala-kendala dalam pelaksanaan
peran advokasi dan mempertimbangkan untuk dibentuknya prosedur tetap.

Kami meyakini bahwa kepemimpinan dokter merupakan faktor yang paling

penting yang menghambat advokasi. Perawat merasa masih sangat sulit untuk

berbicara atas nama pasien dengan posisi dokter yang mendominasi, meskipun

dengan pengetahuan yang baik tentang suatu masalah (Negarandeh, 2006). Salah
satu faktor lain yang menghambat terlaksananya peran advokasi perawat yaitu

terbatasnya jumlah tenaga perawat. Berdasarkan teori disampaikan bahwa kualitas

asuhan keperawatan yang optimal yang didalamnya termasuk peran advokasi

perawat, dapat dicapai apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada

memiliki proporsi yang seimbang. Perawat yang bekerja di rumah di rumah sakit

menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan jumlah

perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan baik

dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas-tugas non keperawatan

(Werdati,2003). Kami berpendapat bahwa kondisi pasien sangat mendukung

pelaksanaan peran advokasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa seseorang sakit,

kekuatan fisik dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam

kondisi lemah atau bahkan kritis sangat membutuhkan seorang advokat yang dapat
melindungi kesejahteraannya (Promtape, 2004).

Dukungan instansi pada tindakan advokasi perawat juga sangat berperan


dalam membantu proses penyembuhan pasien. Instansi rumah sakit perlu untuk
selalu memberikan motivasi dan anjuran untuk melindungi pasien serta
memberikan kemudahan dalam proses birokrasi terapi pengobatan. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa advokasi memerlukan tindakan politis yaitu dengan
mengkomunikasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien kepada pemerintah atau
pimpinan yang mempunyai wewenang untuk melakukan sesuatu tentang kebutuhan
tersebut (Kozier, 2012
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul. 2DA008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba


Medika

Supartini, Yupi. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.


Jakarta:EGC

Aprilistyawaty, Ana. 2013. Etika dan Hukum Keperawatan Profesional. Y


ogyakarta:Imperium

Syarifuddin, Nurdiyah. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.


Makassar: Alauddin University Press.

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan


Keputusan. Seri Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.

Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.


Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di
Rumah Sakit. Depkes, Jakarta.
Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta

Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy

Anda mungkin juga menyukai