Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT KELUARGA (PEMBELA KELUARGA)

OLEH: KELOMPOK II
SEMESTER/KELAS: II/C

1. Mirna Efriana Benu


2. Carles D. Kause
3. Metriana Abuk
4. Nonce A. Tampani
5. Welmince Bala
6. Yandri Banoet

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas izin dan
perlindunganNya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Promosi Kesehatan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan
yang penyusun hadapi, baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama pertolongan dari Allah
sehingga kendalakendala yang penyusun hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “peran perawat
sebagai advokasi keluarga“ yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, serta berbagai buku. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi Stikes
Maranatha kupang.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya penulisan
di masa yang akan datang.

Kupamg, 29 maret 2022

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Advokasi...........................................................................................................3
2.2 Peran perawat Sebagi Advokasi Secara Umum.................................................................3
2.3 Faktor-Fktor Yang Mempengaruhi Terlaksananya peran..................................................4
2.4 Pengertian Perawat ...........................................................................................................4
2.5 Peran Perawat Secara Umum.............................................................................................4
2.6 Peran Perawat Sebagai Advokat Keluarga........................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan. Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh
Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan
nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan dengan
setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan
hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus
peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien.
Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting
bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai
yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang
lain.
Secara umum, keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien, dan
akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan keperawatan itu sendiri.
Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya “Perlindungan
dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang jelas bagi perawat,
hal ini (advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada pendekatan keperawatan
yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika keperawatan. Dari sebab itu, pada
kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang “Advokasi dalam keperawatan” secara
ringkas dan mudah di mengerti.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Advokasi?
2. Bagaimana Peran Perawat sebagai Advokasi secara Umum?
3. Faktor-Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Terlaksananya Peran?
4. Apa Pengertian Peran?
5. Apa Peran Perawat Secara Umum?
6. Bagaimana Peran Perawat Sebagai Advokat Keluaraga?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian Advokasi
2. Untuk Mengetahui Peran Perawat sebagai Advokasi secara Umum
3. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Terlaksananya Peran
4. Untuk Mengetahui Pengertian Peran
5. Untuk Mengetahui Peran Perawat Secara Umum
6. Untuk Mengetahui dan Memahahami Peran Perawat Sebagai Advokat Keluaraga

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Advokasi


Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh
Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan
nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan dengan
setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan
hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus
peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien.
Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting
bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai
yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang
lain.
2.2 Peran perawat sebagai advokasi Secara Umum
Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya
menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 1994). Selanjutnya menurut
Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan oleh lingkungan sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di masayarakat dan
keluarga. Sedangkan menurut Stuart and Sundeen, 1998 peran adalah serangkaian pola dan
perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai
kelompok. Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat dikatakan
bahwa peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam menjalankan peran
dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.

6
2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
1. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan, merupakan
kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
2. keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
3. nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas
institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta fasilitas yang
cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam komunitasnya. Faktor
pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku komunitas profesi akan
mendorong anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti dia.
2.4 Pengertian Perawat
Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologi
sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangannya melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Gaffar).
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan
keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan asuhan keperawatan
(Gaffar).
Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes RI,2002)
2.5 Peran Perawat Secara Umum
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu system
pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989), menurut Doheney (1992) peran perawat terdiri dari:

7
1. Care giver/pemberi pelayanan
 Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.
 Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis.
 Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.
2. Clien advocate/pembela pasien
Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan informasi
lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent) atas tidakan
keperawatan yang diberikan.
3. Consellor/konseling
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup sehat (prubahan
pola interaksi)
4. Educator /pendidik
a. Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan (saat
interaksi) maupun secara disiapkan.
b. Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care Planning.
5. Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak pelayanan dari
banyak profesional misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis,

8
jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi
edukasi dan sebagainya.
6. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan
ketrampilan dari berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.
7.Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan
keperawatan adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.
8. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.
2.6 Peran perawat sebagai advokat keluarga
Sebagai advokatklien maupun keluarga, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien atau keluarga dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber
dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani
oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak
klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien
menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:
1. penyakit yang dideritanya;
2. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
3. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya
4. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur

9
5. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
6. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent)
7. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya
8. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
9. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien
10. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
11. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya; hak
menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
12. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter
13. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau sarana
pelayanan kesehatan
14. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya
15. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second
opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
menangani

10
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Advokasi hakekatnya adalah bekerja dengan individu dan organisasi untuk membuat
suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan yang
mempengaruhi kehidupan mereka. tujuan dari advokasi kesehatan adalah diperolehnya
komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana,
kemudahan, keiktusertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan
usaha.
Tujuan lainnya dari dilakukan advokasi dalam bidang kesehatan adalah agar sektor
kesehatan menjadi arus utama dalam pembangunan nasional. Dalam rangka melakukan advokasi
beberapa metode dapat digunakan seperti lobi politik, seminar, media advokasi dan asosiasi.
Perawat sebagai advokat berperan melindungi hak klien dan membantu menyatakan hak-haknya.
Contohnya perawat memberikan informasi tambahan untuk membantu klien dalam mengambil
keputusan atas tindakan keperawatan yang diberikan. Selain itu perawat juga melindungi hak-
hak klien dengan menolak tindakan yang dapat membahayakan klien. Hal yang terpenting dalam
melakukan sebuah advokasi adalah apa yang disajikan oleh para advokator kepada para pembuat
kebijakan dan pembuat keputusan. Bagaimana mereka meyakinkan pihak yang bersangkutan
melalui sajian informasi yang akurat, lengkap, konkret, benar dan jelas adanya. Serta bagaimana
mereka menciptakan kesan persuasif sehingga para pembuat kebijakan tertarik terhadap apa yang
mereka sajikan.
3.2 Saran
Demikianlah hasil dari makalah yang kami buat, dan kami berharap semoga makalalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. karena keterbatasan pengatahuan dan refrensi,kami
menyadari makalah ini masihh jauh dari kata sempurna oleh karna itu saran dan kritik sangat
kami harpkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Maulana D. J. Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.


Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Buchanan,Diane.,Parke,Belinda.dkk.
CompetenciesAndStandards2010. OfGerontologicalPractice2010.Nursing
CanadianGerontological Nursing Association. ISBN 978-0-9865668-0-6.
Shenmansky, cindy. September 2005. Advocating For The Elderly Adult. Geriatric
Nursing. Sousa, Marcelle de.,Maynard, Julie dkk. 2015.Adolscent Transition Care. Royal
College Nursing Spence, Kaye. Juni 2011. Ethical Advocacy Based On Caring : A Model
For Neonatal And Pediatric Nurses. Journal Of Paediatrics And Child Health. ISSN
1440-1754 Bretherton, sarah. September 2013. Being A New Newborns Advocate
Helped Me Uderstand Neonatal Rights. Student Experience In The Real World Of
Nursing. Volume 28 No.3

12

Anda mungkin juga menyukai