Anda di halaman 1dari 15

PERAN DAN FUNGSI ADVOKASI PADA KASUS KRITIS

Dosen Fasilitator:
Ns. Bayu Saputra, M.Kep

Disusun Oleh:
Riski Ananda Mikrat 21031062
Lisda Mawati Baene 21031063
Nassya Nabila Abdi 21031065
Andre Eka Saputra 21031066
Nikmatus Sya’adah 21031067
Linda Amelia 21031068
Mifta Rilli Adzkia 21031069
Della Fatika 21031070
Hikmatul Aulia 21031071

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianyalah kami pada akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah Keperawatan
Kritis dengan judul makalah “Peran Dan Fungsi Advokasi Pada Kasus Kritis”. Kami sekaligus
pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Bapak Ns. Bayu
Saputra,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kritis yang telah menyerahkan
kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini Kami juga sadar bahwa pada
makalah ini ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Kami berharap
makalah ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk para pembaca. Penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang tidak berkenan di hati.

Pekanbaru, 21 April 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................2


2.1 Definisi Peran........................................................................................................................ 3
2.2 Peran Perawat........................................................................................................................ 4
2.3 Fungsi Perawat ...................................................................................................................... 4
2.4 Landasan Hukum .................................................................................................................. 5
2.5 Peran Advokasi ..................................................................................................................... 5
2.6 Peran Advokasi dalam kasus Kegawatdaruratan .................................................................. 6
2.7 Evidence based Nursing (EBN) ............................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................14
3.1 kesimpulan .......................................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat adalah sebagai salah satu aset penting bagi sebuah rumah sakit. Perawat
menjadi garda terdepan rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien dalam
waktu 24 jam. Kualitas asuhan sebagaimana seharusnya. Dituntut penuh dalam peran
penting perawat Salah satunya peran perawat sebagai advokat pasien dimana seorang
perawat membutuhkan perlindungan dari perawat dari setiap tindakan medis yang
diberikan kepada pasien dalam proses kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
(Afidah & Madya, 2013). Sebagai contoh peran perawat pada tindakan pemasangan
ventilator peran perawat pada situasi ini adalah bagaimana perawat memberikan
penjelasan secara detail tentang tindakan yang diberikan dan peran sebagai advokat
dalam pemberian informed consent sebagai persetujuan pasien dengan tindakan yang
diberikan dan pasien atau keluarga sudah memahami secara jelas tindakan yang akan
dilakukan (Kandar, et al, 2015).

Peran advokasi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan untuk


menghindari terjadinya kesalahan pemberian asuhan keperawatan. Hal ini juga mencegah
terjadinya malpraktik yang akibatnya merugikan pasien bahkan kematian pasien
(Suryani, et al, 2013). Selama berada dalam masa perawatan dirumah sakit sangat
mungkin terjadinya human error oleh tenaga kesehatan yang mampu merugikan pasien.
Sebagai satu salunya yang berhubungan langsung dengan pasien, seorang perawat
dituntut untuk lebih hati-hati dan teliti dalam setiap tindakan yang di lakukannya, baik itu
dalam kolaborasi dengan dokter dalam instruksi pemberian obat obatan oral. Tindakan
injeksi, bahkan sampai tindakan pemberian transfusi. Perawat harus memastikan apakah
hal tersebut dapat berdampak baik kepada pasien. Bukan malah merugikan atau sampai
mengakibatkan kematian pasien. Dalam penelitiannya Felle (2018) menuliskan bahwa
ada beberapa contoh kelalaian perawat yang merugikan pasien salah satunya adalah
seorang bayi menjadi hangus dalam incubator karena kelalaian perawat dalam
mengontrol suhu incubator. Sebagai dasar seorang perawat adalah menghargai hak hak
pasien sebagai pengguna layanan kesehatan. Ada tiga komponen perawat sebagai advokat
bagi pasien yaitu pelindung penentuan diri pasien, mediator, dan sebagai pelaku. Perawat
juga harus melindungi pasien sebagai manusia yang utuh sesuai dengan hukum yang
berlaku (Suyanti, dkk, 2014). Perawat sebelum. Memberikan tindakan tidak menjelaskan
informasi tentang tindakan prosedur pemberian terapi yang akan dilakukan, dalam hal ini
pasien berhak memutuskan tindakan terapi tersebut ditolak atau diterima oleh pasien.
(Simamora, 2013). Berdasarkan permasalahan di atas kami tertarik untuk menulis
makalah tentang “Peran dan Fungsi Perawat serta Fungsi Advokasi pada Kasus
Keperawatan Kritis

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat
2. Untuk mengetahui tujuan peran perawat sebagai advokasi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis peran dan fungsi perawat
4. Untuk mengetahui landasan hukum penerapan peran advokasi perawat
5. Untuk mengetahui definis peran advokasi perawat
6. Untuk mengetahui penerapan peran advokasi perawat dalam kasus keperawatan kritis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Peran


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kusnanto, 2013). Dalam melakukan peran,
seseorang diltarapkan memiliki pemahaman dasar yang diperlukan mengenai prinsip, dalam
menjalankan tanggungjawab secara efisien dan efektif dalam suatu sistem tertentu (Bastable,
2012). Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
2.2 Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan. sosial baik dari
profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat
terdiri dari:
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi Tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menntukan nasibnya. sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan Pendidikan kesehatan
4. Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah
serta sesuai dengan kebutuan klien.
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat hekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peneliti/Pembaharu
Peran sebagai dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.3 Fungsi Perawat


Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit di mana
segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki, aktifitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian
pasien secepat mungkin dalam bentuk. proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
identifikasi masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi. Gartinah,
dkk mengemukakan bahwa dalam praktik keperawatan, perawat melakukan fungsi sebagai
berikut:
1. Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien dengan
menggunakan proses keperawatan.
2. Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai penghubung pasien dengan tim kesehatan
yang lain, membela kepentingan pasien dan membantu klien dalam memahami semua informasi
dan upaya kesehatan yang diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak
sebagai nara sumber dan fasilitator dalam pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan
yang harus dijalani oleh pasien atau keluarganya.
3. Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien
dan keluarganya dapat menerimanya.
4. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada
secara terkoordinasi,

5. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan
pasien.
6. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah
laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau keluarga agar menjadi sehat.
7. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan kepuasan perawat melakukan tugasnya.
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
a. Fungsi Independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari
perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya
dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam. pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan
juga dari dokter ataupun yang lainnya.

2.4 Landasan Hukum


Landasan hukum menurut Undang-undang nomer 38 tahun 2014 tentang keperawatan sebagai
berikut:
Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang diakui secara konstitusional dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hak warga negara dan tanggung
jawab negara. Hak asasi bidang kesehatan ini harus diwujudkan melalui pembangunan kesehatan
yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
menanamkan kebiasaan hidup sehat.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui pemberian pelayanan


kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik tenaga kesehatan maupun tenaga
non-kesehatan. Perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai
penyelenggara Praktik Keperawatan, pemberi Asuhan Keperawatan, penyuluh dan konselor bagi
Klien, pengelola Pelayanan Keperawatan, dan peneliti Keperawatan. Pelayanan Keperawatan
yang diberikan oleh Perawat didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi di bidang
keperawatan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Klien, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan tuntutan globalisasi. Pelayanan kesehatan tersebut termasuk Pelayanan
Keperawatan yang dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman oleh
Perawat yang telah mendapatkan registrasi dan izin praktik.

2.5 Peran Advokasi


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagiklien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien
dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan.
Contohdari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki
alergiterhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagaimanusia
dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak- haknya biladibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedangberusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya.
Selain itu, perawat juga melindungihak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkinmembahayakan. kesehatan klien atau menentang
hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan. perawatdalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberipelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakankeperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan danmelindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasitentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untukmenerima ganti rugi akibat kelalaian. (WHO, 2010)
1. Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien daripelanggaran.
Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang harusdihadapi pasien.
hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela adalah hakprivasi dan hak
menolak terapi. Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama
dalampelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah (Armstrong,
2017)
2. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
3. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
4. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran non aksi.

5. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar profesi kesehatan
6. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka unyuk mengidentifikasi kekuatannya untuk
meningkatan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan. dengan orang lain.

2.6 Peran Advokasi Dalam kasus Kegawatdaruratan


Salah satu peran perawat adalah pelaksana pelayanan kesehatan. Perawat kontemporer
menjalankan fungsinya dalam kaitannyadengan berbagai peran pemberiperawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan
pendidik. Peran perawat sebagai advokat adalah perawatsebagai pelindung hak-hak klien.
Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakityang
dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat darurat
adalahmenyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan. keperawatan serta
pelayananpembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat R.1.2006).
Dalam memberikan perawatan gawat darurat perawat dituntut untuk berpikir kritis
danbertindak cepat dengan mempertimbangkan perannya sebagai advokat atau pelindung
Sebagai pelindung, perawat harus membantu. mempertahankan lingkungan yang aman
bagipasien dalam pengambilan tindakan untuk mencegah dari kemungkianan efek yang
tidakdiinginkan. Misalnya memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang
diberikan.
Perawat sebagai advokat berperan melindungi hak klien dan membantu menyatakan hak-
haknya. Contohnya perawat memberikan informasi tambahan untuk membantu klien dalam
mengambil keputusan atas tindakan keperawatan yang diberikan.

2.7 Evidence Based


No Judul dan Peneliti Populasi Intervensi Komparasi Hasil
Sampel
1 Peningkatan Pada saat intervensi Pada Jurnal untuk pasien
Efektifitas Pola pengkajian terapi oksigen ini tidak dengan masalah
Napas Pada Pasien didapatkan dan 45o posisi menggunakan keperawatan
Ketoasidosis data bahwa semi fowler pembanding. pola napas tidak
Diabetik pasien Ny.R yang dikelola efektif. Hasil
dan Ny.S selama 2-3 hari proses
Prema Rinawati, memiliki perawatan. keperawatan
Chanif Chanif. April usia >65 kedua pasien
2020 tahun dan selama di ICU
saat menunjukkan
pengambilan masalah
pasien di ICU keperawatan
hanya pola nafas tidak
terdapat 2 efektif dan
pasien evaluasi
dengan KAD menunjukkan
dan keduanya masalah dapat
berjenis teratasi.
kelamin
perempuan.
2 Peran Perawat Jenis Pasien dengan Pada Jurnal Terdapat
sebagai Edukator penelitian ini diabetes melitus ini tidak hubungan yang
terhadap Persepsi dilakukan di (DM) tipe 2 menggunakan signifikan
Sakit pada salah satu Rs akan Pembanding antara peran
Pasien Diabetes jember jenis menggambarkan perawat sebagai
Mellitus Tipe 2 di nya adalah penyakit yang edukator
Kabupaten Jember observasional dialami sesuai dengan persepsi
analitik dengan apa sakit pada
dengan yang ada dalam pasien DM tipe
Nabila Cindy pendekatan pikirannya 2 Kabupaten
Anggraeni,Nur cross untuk Jember. Arah
Widayati sectional. memahami korelasi negatif
,Jon Hafan Teknik masalah terkait. memiliki makna
Sutawardana. 20 Juni sampling Persepsi sakit bahwa semakin
2020 penelitian ini dapat baik peran
adalah ditingkatkan perawat sebagai
consecutive melalui edukator maka
sampling pendidikan persepsi
dengan kesehatan oleh semakin positif
sampel perawat tentang dan pasien
sebanyak 112 bagaimana menganggap
responden. mengelola bahwa sakit
Pengumpulan penyakit dan yang
data manajemen dialaminya
menggunakan perawatan diri. tidak
kuesioner Penelitian ini mengancam
peran bertujuan untuk bagi
perawat menganalisa kesehatannya.
sebagai hubungan antara Tenaga
edukator dan peran perawat kesehatan
kuesioner sebagai khususnya
Brief Illness edukator dengan perawat dapat
Perception persepsi sakit meningkatkan
Questionnaire pada pasien DM pemberian
(BIPQ). tipe 2 dengan edukasi
menggunkan kesehatan yang
quisioner. tepat berkaitan
dengan penyakit
DM tipe 2
dengan tujuan
pasien dapat
memperbaiki
kesalahpahaman
dan
meningkatkan
pemahaman
tentang kondisi
penyakit agar
persepsi pasien
terhadap
penyakit
menjadi lebih
positif sehingga
pasien dapat
meningkatkan
pengendalian
terhadap
penyakit dan
mencapai
manajemen diri
yang efektif.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang penting
dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai advokat
pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-nilai dan
kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak pasien, perilaku
profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu, pengalaman dan
pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki kompetensi klinik yang
diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien

4.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar


dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada
makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Black.M Joyce, Jane Hokanson Hawks.2014.Keperawatan kritis advokasi. Singapura: Elsevier

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification(NIC) (5th


ed.). America: Mosby Elseiver.

Doengus, Marylin. 2012. Pedoman Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC.

Krisanty, Paula, dkk.2016.peran perawat advokasi dalam Asuhan Keperawatan Gawat


Darurat.Jakarta:TIM

kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB, et al. Advokad nursing. In: Kahn CR, Weir GC, editors,
Joslin's diabetes mellitus. 13th ed. Philadelphia: Lea & Febriger; 1994, p 738-70; and
Kithabchi AE, Murphy MB.

Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes
Classsification (NOC) (5th ed.). United states of America: Mosby Elsevier.

Morton, Gonce Patricia, dkk.2012.Keperawatan Kritis.Jakarta: EGC

Nanda International. (2018). Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018-2020 (11th
ed.). Jakarta: EGC
Rinawati P. Chanif C. (2020) Peningkatan efektifitas pola nafas pada pasien ketoasidosis
diabetic . Vol 1 No 1.
Cindy N. Widayati N, dkk, (2020) Peran perawat sebagai edikator terhadap persepsi sakit pada
pasien diabetes mellitus tipe 2 dikabupaten jember.Vol.6 No.1.

Anda mungkin juga menyukai