Anda di halaman 1dari 40

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

MOTIVASI PERAWAT UNTUK MELANJUTKAN


PENDIDIKAN TINGGI DI RS PUSRI
PALEMBANG TAHUN 2021

Oleh :

YOSI SANIATUN
17.14201.30.20

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Nikmat,

dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal ini dapat terselesaikan. Proposal ini

di susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Ujian Seminar Proposal

Program S1 Keperawatan STIKes Bina Husada Palembang Tahun 202, dengan judul

penelitian “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Perawat Untuk

Melanjutkan Pendidikan Di RS Pusri Palembang” tepat pada waktunya.

Dengan selesainya penulisan proposal ini, penulis mengucapkan terimakasih

kepada Ibu Ns.,Nuriza Agustina,.S.Kep.,M.Kes.,M.Kep sebagai pembimbing yang

telah meberikan arasan selama masa penulisan proposal ini dan Kepada Bapak Dr.dr.

Chairil Zaman, M.Sc selaku ketua STIK Bina Husada Palembang, Ibu Ns. Kardewi

S.Kep M.Kes selaku Ketua Progam Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberi

kemudahan dalam pengurusan administrasi proposal ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih belum sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi pihak yang

memerlukan dan bagi siapa saja yang membacanya

Palembang, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian...................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Motivasi........................................................................................................... 8
2.1.1 Definisi Motivasi................................................................................... 8
2.1.2 Ciri-ciri motivasi................................................................................... 9
2.1.3 Faktor-Faktor Motivasi.......................................................................... 10
2.1.4 Aspek-Aspek Motivasi.......................................................................... 11
2.2 PERAWAT...................................................................................................... 12
2.2.1 Definisi Perawat.................................................................................... 12
2.2.2 Standar Praktik Keperawatan................................................................ 14
2.2.3 Peran dan kompetensi perawat.............................................................. 16
2.2.4 Citra perawat (Nursing Image)........................................................... 18
2.2.5 Alasan masuk keperawatan................................................................ 20
2.2.6 Alasan perawat meningalkan profesi.................................................. 21
2.3 Penelitian terkait............................................................................................ 23
2.4 Kerangka teori .............................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain penelitian............................................................................................. 26
3.2 Populasi dan sampel ....................................................................................... 26
3.3 Defensi operasional......................................................................................... 27
3.4 Pengumpulan data........................................................................................... 28
3.5 Tekhnik Pengolahan Data................................................................................ 29
3.6 Tekhnk Analisa Data ...................................................................................... 30
3.7 Etika Penelitian ............................................................................................... 30
3.8 Kerangka konsep............................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 standar praktik keperawatan menurut ANA..................................... 16

Tabel 2.2 standar kinerja profesional................................................................ 16

Tabel 2.3 Kerangka teori.................................................................................. 25

Tabel 3.1 definisi operasional........................................................................... 27

Skema 3.2 kerangka konsep............................................................................. 29


2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang

didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu

membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifatsegera. Itu

merupakan tanggung jawab seorang perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien

dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses

keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan

tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien (Suwignyo, 2007)

Jumlah tenaga perawat yang banyak pada era saat ini belum diimbangi dengan

peningkatan kualitas perawat dalam pemberian pelayanan. Di rumah sakit

pelayanan keperawatan belum mencerminkan praktik pelayanan profesional yang

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasien, melainkan lebih kepada

pelaksanaan tugas. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah perawat dan tingkat

pendidikan perawat (Siswono, 2002)

Pelayanan keperawatan Indonesia masih belum mencerminkan praktik

pelayanan profesional, karena masih banyak ditemukan keluhan masyarakat

tentang pelayanan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah

perawat dan tingkat pendidikan perawat (Suryanto, 2013). Hal ini dibuktikan

1
3

dengan data persentase tenaga keperawatan berdasarkan klasifikasi pendidikan di

dapatkan bahwa hanya 10,84 % (32.189 perawat) dengan pendidikan Ners,

sebanyak 77,56% (230.262 perawat) dengan pendidikan Diploma III dan S1

Keperawatan, sebanyak 5,17% (15.347 perawat) dengan pendidikan SPK, serta

sebanyak 6,42% (19.078) dengan pendidikan spesialisasi (Kemenkes, 2017). Data

tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan perawat masih pada tingkat

Diploma III, sehingga diperlukan peningkatan kualitas perawat untuk

mewujudkan perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawatan.

Peningkatan kualitas perawat dapat ditempuh melalui pendidikan lanjutan pada

program pendidikan perawat.

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

(seorang profesional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan

kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan dalam berbagai

jenjang pelayanan keperawatan.

Keperwatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, bentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif,

ditunjukn pada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

mencakupseluruh proses kehidupan manusia (“Law of The Republic of Indonesia

Number 38 Year 2014 on Nursing Act,” 2014). Layanan keperawatan berupa

bantuan yang di berikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
4

pengetahuan, serta kekurangannya kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari serta mandiri (Sitorus, 2006).

Sedangkan perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang di akui oleh pemerintahan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (“Law of The

Repupublic of Indonesian Number 38 Year 2014 on Nursing Act,” 2014).

(Menurut Usman, 2013 : 276) Motivasi ialah dorongan yang dimiliki

seseorang untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan (need),

keinginan (wish), dorongan (desire) atau impuls. Motivasi merupakan dorongan

yang dimiliki seorang individu yang dapat merangsang untuk dapat melakukan

tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang untuk

berperilaku atau melakukan sesuatu. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai

dorongan yang terdapat pada diri seseorang sehingga ia terdorong untuk

melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan suatu pekerjaan. Motivasi

seseorang dapat diperoleh dari kebutuhannya.

Motivasi perawat dalam melanjutkan pendidikan juga di pengaruhi oleh

dukungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan tingkah laku yang diberikan

oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya baik

berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional

atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dukungan keluarga dapat

berbentuk komunikasi verbal dan non verbal (Ali, 2009).


5

Menurut Mc. Donald, motivasi adaalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan. Sedangkan menurut Thomas M. Risk, motivasi adalah usaha yang disadari

oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang menunjang

kearah tujuan-tujuan belajar.

Robin (dalam Hidayati, 2016) mengemukakan bahwa motivasi adalah

keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya

yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dapat dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

Motivasi adalah kekuatan yang memberikan energi, mengarhkan, dan

memelihara perilaku. Dalam ilmu psikologi, pembahasan mengenaiteori motivasi

terbagi menjadi empat teori, yaitu need theories of motivation, job design theories

of motivation dan cognitiv theories motivation (Reggio,2009).

Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada undang-undang No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mencakup pendidikan voca-

sional, pendidikan akademi dan pendidikan profesi sedangkan jenjang pendidikan

tinggi diantaranya diploma, sarjana, megister, spesialiskeperawatan dan doctor

keperawatan (Kemendiknas). Menurut UU RI No.23 tahun 1992 tentang

kesehatan, perawat adalah mereka yang mempunyai kemampuan dan kewenangan

dalam melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan. Terkait itu Direktorat pendidikan tinggi mengeluarkan

SK No.427/Dikti/Kep/1999 tentang landasan dibentuknya pendidikan


6

keperawatan di Indonesia berbasis SI keperawatan, SK ini didasarkan karena

keperawatan yang dimiliki “Body of knowladge” yang jelas dan profesi

keperawatan memiliki dasar pendidikan yang sangat kuat, sehingga dapat

dikembangkan setinggi- tingginya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah pada

penelitian ini adalah mayoritas pendidikan perawat masih pada tingkat Diploma

III, sehingga diperlukan peningkatan kualitas perawat untuk mewujudkan perawat

profesional dalam memberikan asuhan keperawatan. Peningkatan kualitas

perawat dapat ditempuh melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan

perawat. Dan apakah ada hubungan antara motivasi dengan keinginan para

perawat utnuk melanjutkan pendidikan di palembang tahun 2021

1.3 Pertanyaan Penelitian

berdasarkan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitia adalah Apakah

motivasi bagi perawat untuk melanjutkan pendidikan di RS Pusri Palembang?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengatahui hubungan antara motivasi dengan keinginan perawat

untuk melanjutkan pendidikan di palembang tahun 2021


7

1.4.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui distri busi frekuensi motivasi perawat untuk

melanjutkan pendidikan ,

2. Untuk mengathui distribusi frekuensi dari banyaknya perawat yang

melanjutkan pendidikannya,

3. Mengetahui hubungan antara motivasi dan keinginan perawat untuk

meanjutkan pendidikannya.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti tentang riset keperawatan khususnya tentang motivasi perawat

untuk melanjutkan pendidikan, serta mengaplikasikan ilmu yang di

peneliti dapatkan di bangku kuliah.

1.5.2 Bagi Institut Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan khususnya bagi

mahasisw keperawatan dan pendidik untuk lebih memahami tentang

motivasi para perawat dan calon perawat di palembang

1.5.3 Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Rumah Sakit-Rumah Sakit

khususnya para perawat untuk memahami tentang pentingnya


8

melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di

Rumah Sakit.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kuantitatif dengan subyek motivasi

perawat untuk melanjutkan pendidikan di Rs Pusri Palembang. Masalah yang

diambil yaitu motivasi perawat. Variabel independennya adalah perawat yang

meliputi, keinginan atau kewajibannya, sedangkan variabel dependentnnya adalah

motivasi yang meliputi, dukungan dari orang terdekat. penelitian ini dilakukan

pada bulan mei tahun 2021. Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

perawat yang ada di Rs Pusri Palembang. Sampel yang akan di ambil dengan

dengan purposive sampling. Intrumen penelitian ini adalah kuisioner, wawancara,

dan observasi.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1 Definisi Motivasi

Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu

gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat

dikatakan suatu driving force yang artinya sesuatu yang dapat menggerakkan

manusia untuk melakukan tindakan atau perilaku, dan di dalam tindakan

tersebut terdapat tujuan tertentu. Menurut Umam(2012 : 159) . Pengertian dari

motivasi tercaakup berbagai aspek tingkah atau perilaku manusia yang dapat

mendorong seseorang untuk berperilaku atau tidak berperilaku. Namun dalam

istilah berikut ini, motivasi adalah dorongan manusia untuk bertindak dan

berperilaku. Sedangkan pengertian motivasi di kehidupan sehari-hari,

motivasi dapat diartikan sebagai proses yang dapat memberikan dorongan

atau rasangan kepada karyawan sehingga mereka bersedia bekerja dengan

ikhlas dan tidak terbebani menurut Saydam(2000 : 326).

Menurut Mc. Donald, motivasi adaalah perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Menurut Thomas M. Risk, motivasi adalah usaha yang

8
10

disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri siswa yang

menunjang kearah tujuan-tujuan belajar.

Menurut Abraham Maslow, motivasi adalah sesuatu yang bersifat

konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan bersifat kompleks, dan

hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan

organisme. Menurut John W Santrock, motivasi adalah proses memberi

semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi

adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Motivasi adalah kekuatan yang memberikan energi, mengarhkan, dan

memelihara perilaku. Dalam ilmu psikologi, pembahasan mengenaiteori

motivasi terbagi menjadi empat teori, yaitu need theories of motivation, job

design theories of motivation dan cognitiv theories motivation (Reggio,2009).

Robin (dalam Hidayati, 2016) mengemukakan bahwa motivasi adalah

keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat

upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

2.1.2 Ciri-ciri motivasi

McClelland(dalam Hidayati, 2016) menyatakan ada beberapa ciri-ciri

motivasi yaitu;
11

1. Menyenangi situasi dimana ia memikul tanggung jawab, individu dengan

motivasi yang tinggi meumulai aktivitasnya kinerja dengan melibatkan

kemampuan dirinya sediri.

2. Menentukan tujuan prestasi, individu yang memiliki motivasi cenderung

melakukan sesuatu yang berorientasi pada prestasi, sehingga dapat

meningkatkan tingkat kemungkinan untuk sukses dalam aktivitasnya.

3. Gigi dalam menghadap kesulitan, individu yang memiliki motivasi

cenderung menjalankan aktivitas dengan lebih gigih, sehingga intensitas

prilaku dan tindakan yang mengarah pada kinerja semakin meningkat jika

individu tersebut berada pada situasi yang kompetitif.

4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara baru dan kreatif, individu yang

memiliki motivasi akan melakukan kegiatan dengan sebaik-sebaiknya serta

memecahkan masalah dengan cara yang kreatif seperti cenderung membuat

jadwal kegiatan belajar sendiri, mentaati jadwal tersebut dengan

mengerjakan tugas dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian,

sehingga lebih mudah menyeledaikannya.

2.1.3 Faktor-Faktor Motivasi

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan

kepencapaian tujuan yang diinginkan.


12

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya motivasi akan berfungsi

sebagai penentu cepat lambanya suatu pekerjaan.7

4) Motivasi berfungsi sebagai penolong untuk berbuat mencapai tujuan.

2.1.4 Aspek-Aspek Motivasi

Teori keutuhan menurut Mc Clelland (dalam Hidayati, 2016) disebut

juga dengan teori motivasi berprestasi. Ia berpendapat bahwa banyak

kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan. Pada dasarnya motif seorang

ditentukan oleh tiga kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan berkuasa (need for power)

Kebutuhan yang didasari oleh keinginan seorang untuk mengatur atau

memimpin orang lain. Menurut McClelland, ada dua jenis kebutuhan akan

kekuasaan yaitu pribadi dan sosial. Contoh dari kekuasaan pribadi adalah

seorang pemimpin yang mencari posisi paling tingi agar bisa mengatur

orang lain utnuk mengarahkan kemana perusahaanya akan bergerak,

sedangkan kekuasaan soaial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh

kepemimpinan yang meiliki kekuasaan dan mengggunakan kekuasaan itu

untuk keperntingan sosial, misalnya perdamaian (Hidayati, 2016)

2. Kebutuhan berafilasi (need for affiliation)

Orang yang mempunyai motivasi kerjasama yang tingi. Cirinya adalah

bersifat sosial, suka interaksi dengan dan bersama dengan individu-

individu. Bersikap merasa ikut memiliki atau bergabung dalam kelompok


13

karena di dorong keinginan untuk bersahabat maka mereka cenderung

menginginkan kepercayaan yang lebih jelas dan tegas, cenderung

berkumpul dan mencoba utnuk mendapatkan saling pengertian bersama

mengenai apa yang telah terjadi da apa yang arus mereka percaya, secara

pribadi selalu sedia utnuk berkonsultasi dan suka menolong orang lain

yang dalam kesukaran dan lebih menyayangi saling adanya hubungan

persahabatan (Hidayati, 2016)

3. Kebutuhan berprestasi (need for achievent)

Orang yang mempunyai motivasi biasanya memiliki prestasi yang

tinggi. Cirinya adlah mereka menjadi bersemangat sekali apabila mereka

unggul, menentukan tujuan secara realistikdan mengambil resiko yang di

perhitungkan, mereka mau bertanggng jawab sediri mengenai hasilnya,

mereka bertindak sebagai wirausaha, memilih tuas yang menantang dan

menunujakan prilaku yang lebih berinisiatif dari pada kebanyakan orang

(Hidayati,2016 )

2.2 PERAWAT

2.2.1 Definisi Perawat

International Council Of Nurses (1965) dalam Fahmi (2010), Perawat

adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

keperawatan, berwenang di negara yang bersangkutan untuk memberikan


14

pelayanan terbaiknya dan bertanggung jawab dalam peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.

Kusnanto (2003) Perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang

mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan

keperawatan.

Keperwatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan, bentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang

komprehensif, ditunjukn pada individu, keluarga, dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakupseluruh proses kehidupan manusia

(“Law of The Republic of Indonesia Number 38 Year 2014 on Nursing

Act,” 2014). Layanan keperawatan berupa bantuan yang di berikan karena

adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta

kekurangannya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan

kegiatan hidup sehari-hari serta mandiri (Sitorus, 2006).

Sedangkan perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan tinggi

keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang di akui oleh

pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

(“Law of The Repupublic of Indonesian Number 38 Year 2014 on Nursing

Act,” 2014).
15

Praktik keperawatan kombinasi ilmu kesehatan dan seni tentang

asuhan (care) dan merupakan perpaduan yang humaristis pengetahuan

ilmiah, falsafah keperawatn, praktik klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.

Kelompok Kerja Keperaatan KDIK (1912), menjelaskan bahwa praktik

keperawatan profesional menggunkan pengetahuan teoristis yang menetap

dan kukuh dari berbagai kedisiplinan tentang ilmu, terutama ilmu

keperawatan selain berbagai ilmu yang masih dasar, anatara lain biologi,

fisika, ilmu biomedik, ilmu prilaku, ilmu sosial sebagai landasan untuk

melakukan pengksjisn, membuat diagnosis keperawatan, serta mengadakan

penyesuaian atau revisi rencana asuhan keperawatan (Sitorus, 2006).

2.2.2 Standar Praktik Keperawatan

Menurut American Nursing Association (ANA), standar praktik

keperawatan merefleksiakn nilai-nilai dan prioritas profesi perawat.

Standar tersebut memberikan arahan dalam melakukan praktik

keperawatan profesional dan menjadi kerangka dalam mengevaluasi

praktik tersebut. Perawat mempunyai tanggung jawab kepada masyarakan

dan pasien tentang akhir keperawatan yang diberikan. Penetapan standar ini

juga memiliki tujuan untuk mempertahankan mutu dalam pemberian

asuhan keperawatan dan standar tersebut berfokus pada proses keperawatan

yang sudah dilakukan.


16

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), sudah menetapkan

standar praktik keperawatan yang dikembangkan berdasarkan standar

dalam praktik keperawatan yang dikeluarkan oleh ANA. Adapun standar

praktik keperawatan yang dikeluarkan oleh PPNI seperti tabel berikum;

Tabel 2.1 Standar Praktik Keperawatan menutut ANA

Standar I Perawat mengumplkan data tentang status kesehatan di


setiap pasien
Standar II Perawat menetapkan diagnosis keperawatan dari status
kesehatan pasien
Standar III Perawat mengidentifikasi hasil yang di harapkan untuk
setiapmasalah klien
Standar IV Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
yang telah di isi dengan tindakan-tindakan untuk
mencapai hasil yang di harapkan
Standar V Perawat mengimplementasi tindakan yang sudah di
terapkan dalam rencana asuhan keperawatan
Standar VI Perawat mengevaluasi perkembangan yang telah di
tunjukan oleh pasien dalam mencapai hasil akhir yang
sudah di tetapkan

Tabel 2.2 Standar Kinerja Profesional

Standar I Jaminan mutu


Standar II Pendidikan
Standar III Penilaian kerja
Standar IV Kesejawatan (collegial)
Standar V Etik
Standar VI Kolaborasi
Standar VII Riset
Standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber
yang ada
17

2.2.3 Peran dan kompetensi perawat

Peran perawat secara umum adalah memberi asuhan keperawatan

dalam pelayanan (care provider), pemimpin kelompok (comunity leader),

pendidik (educator), pengelola (manager), dan peneliti (researcher)

(PPNI, AIPNI, & AIPDiKI, 2012). Care provider yang berarti

menerapkan keterampilan berfikir kritis dan pendekatan sistem untuk

penyelesaian maslah serta pembuat keputusan keperawatan dalam konteks

pemberi asuhan keperawatan yang komprehensif dan holistik berlandasan

aspek etik dan legal. Comunity leader yang berarti menjalankan

kepemimpinan di berbagai komunitas, baik komunitas profesi maupun

komunitas sosial. Educator yang berarti mendidik klien dan keluarga

sudah menjadi tanggug jawabnya. Manager yang berarti mengaplikasikan

kepemimpinan dan manajemen keperawatn dalam asuhan keperawatan

terhadap klien. Sedankan reseaher yag berarti melakukan penelitian

sederhana dalam keperawatan dengan cara menumbuhkan kuriositas,

mencari jawaban terhadap fenomena klien, menerapkan hasil kajian

dalam rangkan membantu mewujudkan Evidence Based Nursing Practicr

(EBNP).

1. Standar kompetensi perawat indonesia

Standar dapat diartikan sebagai ukuran atau patokan yang sudah

disepakati, sedangkan kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan


18

seorang yang dapat terobservasi mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan sesuatu projek atau

tugas dengan stadar kinerja (perfomance) yang telah ditetapkan

(PPNI., 2012)

2. Kerangka kerja kompetensi perawat indonesia

Kerangka kerja kompetensi perawat di indonesia dikelompokkan

menjadi 3 bagian ranah kompetensi sebagai berikut: (PPNI, 2012)

1. Praktik profesional, etis, legal, dan peka budaya

a. Bertanggung jawab terhadap praktik yang profesional

b. Melaksanakan praktik peperawatan dengan prinsip etis dan

peka terhadap budaya

c. Melaksana praktik secara legal

2. Pemberi asuhan keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan

a. Menerapkan prinsip dasar dalam meberi asuhan keperawatan

terhada pasien

b. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan

maupun asuhan keperawatan kepada setiap pasien

c. Melakukan pengkajian keperawatan

d. Menyusun rencana keperawatan

e. Melakukan tindakan keperawata sesuai dengan rencana yang

telah di tetapkan
19

f. Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan kepada setiap

pasien

g. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan

internasional dalam pemberian pelayanan dan asuhan

keperawatan terhdap setiap pasien

h. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman

bagi pasien dan keluarga

i. Membina hubungan inteprofesional dalam pelayanan maupun

asuhan keperawatan terhadap setiap pasien

j. Menjalankan fungsi delagasi dan supervisi baik dalam

pelayanan maupun dalam asuhan keperawatan.

3. Pengembngan kualitas personal dan profesional

a. Melaksanakan peningkatan profesional dalam praktik

keperawatan yang sedang di jalankan

b. Melaksanakan peningkatan mutu dalam pelayanan

keperawatan

c. Mengikuti pendidikan yang berkelanjutan sebagai wujud

tanggung jawab profesi

2.2.4 Citra perawat (Nursing Image)

Image adalah bagian dari sebuah profesi, yang merupakan suatu icon

yang akan di tunjukan kepaada orang lain, atau merupakan suatu cara
20

suatu profesi yang menunjujkan identitas profesi kepada profesi yang

lainnya. Image dan persepsi pada suatu profesi ini brdampak pada

padangan publik, perekrutan mahasiswa, hubungan dengan administrator

pelayanan kesehatan, dan pemerintah (Finkelman & Kenner, 2013)

Adapun external faktor seperti: stuktur organisasi yang membatasi

perawat untuk mengambil keputusan, otoritas dari dokter, kebijakan

rumahsakit , Ancaman untuk kehilangan pekerjaan (A. W. Pike, 1994).

Dan Internal faktor seperti: kebingungan peran, kurangnya kepercayaan

diri, ketakutan, rasa tidak aman, ketidaksejahteraan, dan rasa rendah diri

(A. W. Pike, 1994).

Sejarahnya, ikon perawat ini adalah white uniform atau seragam putih-

putih (Hatfield, 2013). Seragam putih-putih ini mengidentifikasikan

perawat sebagai individu yang berpendidikan, mempunyai izin untuk

merawat pasien secara langsung ppenelitian menyarankan bahwa seragam

perawat yang tidak terstandarisasi atau selain seragam putih-putih saat ini

tidak mewakili image profesional perawat (Hatfield, 2013).

Ada studi yang mengekplorasi perspektif pasien tentang seragam

profesional perawat yang berwarna putih, biru dan lavender didapatkan

bahwa pasien yan g berumur 58 tahun atau lebih tua lebih memilih

seragam yang putih sebagai representatif profesional, sedangkan generasi

X, Y, dan baby boomer memilih bukan warna putih. Selai itu dari

Thomas et al di dapatkan bahwa perawat lebih terlihat punya skill dan


21

pengetahuan jika perawat itu mengenakan seragam yang berwana solid

dibandingkan dengan seragam yang di print atau T-Shirt (Skorupski &

Rea, 2006).

Kaser dan kolega melalkukan survey pada 100 pasien yang ada, dan di

dapatkan bahwa melihat perawat lebih profesional jika menggunakan

seragam putih scrub (50%), di bandingkan dengan seragam biru (25%),

dan seragam putih biasa (25%) yang bisa di pakai oleh perawat (Kaser,

Bugle & Jackson, 2009).

Begitu juga dengan data yang telah di kumpulkan melalui survei 390

orang dewasa dan 109 pasien pediatrik (anak-anak) menunjukkan bahwa

seragam putih lebih profesional dibandingkan dengan seragam dengan

warna yang solid (Albert, Wocial, Menyer, Na, & Trochelman, 2008).

Namun juga ada study yang menyatakan bahwa baju warna warni untuk

perawat pediatrik sesuai dengan perkembngan anak, dan adata yang telah

di dapatkan menunujkakn bahwa warna seragam bisa menurunkan

kecemasan anak dan membuat lebih dekat dan lingkungan yang nyaman

bagi anak untuk kualitas pelayanan di keperawatan (Roohafza et al.,

2009).

2.2.5 Alasan masuk keperawatan

Banyak sekali penelitian tentang pilihan karir sebagai perawat yang

merambah ke populasi pendidikan sekolah tinggi tingkat atas,yang sering

kita lihat sebagai The Future of Nursing. Alasan utama meilih


22

keperawatan adalah mahasiswa yang ingin memiliki karir yang aman,

stabil, dan terhormat dengan sebagai kesemptan (Beck, 2000)

Ada juga kuantitatif study yang melibatkan mahasiswa keperawatan,

menyatakan bahwa karakteristik pekerjaan yang dapat membuat mereka

tertatrik di keperawatan adalah pendapatan (65%), keamanan pekerjaan

(55%), pekerjaa yang menarik (71%), dan kemampuan untuk tampil beda

(65%) (Seago, Sopetz, Alvarado, & Keane, 2006).

Sedangkan study dari Australia menemukan alasan mengapa

mahasiswa tertarik dengan keperawatan karena sekitar 29,42% perawat

bekerja lebih dekat dengan masyarakat, penuh dengan kontibusi, sangat

menarik, dan pekerjaan yang cukup menantang. Adapun faktor lainnya

seperti pendapatan, autonomy, jam kerja yang sangat fleksibel,

kesempatan untuk berkreatifitas, dan aman (McCabe, Nowak, & Mullen,

2005). Sementara itu study lainnya juga menyebutkan bahwa ada 3 alasan

memilih perawat yaitu ingin merawat orang lain dan keluarga, sebagai

batu loncatan karir untuk traveling, dan mengikuti temaman (bukan

termasuk plihan utama) (Duffield, Pallas, & Aitken, 2004)

2.2.6 Alasan perawat meningalkan profesi

Perawat ini termasuk dalam grup proesi terbesar di dalam sistem

pelayanan kesehatan secara global, dengan total 19,3 juta tenaga perawat

dan bidan yang ada di dunia (World Health, 2011). Namun ternyata

nursing shortage (kekurangan keperawatan) juga termasuk masiih cukup


23

tinggi. Bagian itu merupakan komisie Eropa memperkirakan bahwa akan

terjadi kekurangan tenaga kesehatan terutama perawat kurang lebih

sekitar 590.000 pada tahun 2020 (Sermeus & Bruyneel, 2010), dan akan

di prediksi lebih buruk dikarenakan ngka populasi perawat baby boomer

(aging nurse) juga meningkat. Dan tentunya ini akan mempunyai efek

negative terhadap outcome pasien dan mempengaruhi kepuasan kinerja

perawat (Needlemanm et al, 2011)

Disaat yang sama, banyak jugaperawat yang meninggalkan profesinya.

Menurut Flinkman et al dari hasil literatyre reviewnya, itensi perawat

untuk meninggalkan profesina mulai dari 4% sampai ke 54% di level

internasional (M. Flinkman, Leino-kilpi, & Salantera, 2010).

Menurut (Mervi Flinkman, Leine, Leino-Kilpi, Hansselhorn, &

Salantera, 2008) dari survey yang di pertanyakanterbuka didapatkan

bahwa perawat meninggalkan profesinya dikarenakan beban kerja yang

sangat tinggi, kelelahan, dan ketidakpuasan terhadap level gaji. Di tambah

lagi menurut (Lavoie-Tremblay, Leclerc, Marchionni, & Drevniok, 2010)

didapatkah bahwa hasil dari pengawasan lingkungan kerja yang buruk

yang dapat menyebabkan perawat meninggalkan profesinya. Selain itu

Garder et el. Melaporkan bahwa perawat yang tidak setuju degan

pengaturan sumber tenaga perawat dan jadwal kerja di unit mereka

berkerja lebih menignkatkan keinginan mereka untuk meninggaalkan

profesi perawat ini


24

2.3 Penelitian terkait

Dari hasil penelitian (Setyaningsih, Wuryanto, Sayono, 2012) didapatkan

bahwa sebagian besar responden yang menganggap faktor penghargaan tinggi

menunjukkan jumlah terbanyak dengan 80 perawat (65,6%). Dari hasil

penelitian dalam jurnal ini juga didapatkan bahwa lama kerja perawat terlama

adalah 23 tahun, sedangkan lama kerja terendah adalah 0,5 tahun (6 bulan), rata-

rata lama kerja perawat adalah 8,072 tahun, standar deviasi adalah 6,0407.

Sebagian besar perawat memiliki rentang lama kerja antara 1-5 tahun sebanyak

53 perawat (43,4%), sedangkan yang paling sedikit adalah perawat dengan lama

kerja < 1 tahun sebanyak 2 perawat (1,6)

Dari hasil penelitian (Fatmawati 2012) , sebanyak 26 (68,4%) responden

yang memiliki motivasi tinggi untuk melanjutkan pendidikan termasuk dalam

kategori tingkat persaingan tinggi pula lebih besar jumlahnya dibandingkan

dengan jumlah responden yang termasuk dalam kategori persaingan rendah

yakni sebanyak 16 (42,1%). Sedangkan semua responden yang memiliki

motivasi rendah untuk melanjutkan pendidikan dan tingkat persaingannya juga

rendah 22 (57,9%) responden juga lebih besar jumlahnya dibanding responden

yang tingkat persaingannya tinggi yakni 12 (31,6 %) responden.

Dari hasil penelitian (Fatmawati 2012) bahwa terdapat 33 (49,3 %)

responden yang memiliki motivasi rendah dan merasa tidak didukung oleh

keluarga lebih kecil jumlahnya dari responden yang memiliki motivasi tinggi

untuk melanjutkan pendidikan yaitu sebanyak 34 (50,7%) responden, sedangkan


25

hanya 1 (11,1%) responden merasa didukung oleh keluarganya tetapi

motivasinya rendah untuk melanjutkan pendidikan jumlahnya lebih kecil pula

untuk responden yang memiliki motivasi yang tinggi yaitu 88,9% responden.

Hasil penelitian dari buku potret keperawatan di belitung indonesia di

dapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang memprngaruhi perawat untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebi tingi adalah faktor keluarga, finansial

dan lokasi (Joko gunawan, R. Ade Sukarna, 2016).

2.4 Kerangka teori

Tabel 2.3

( Fatmawati,2012 )

Populasi Sampel

Perawat yang Pendidikan DIII keperawatan yang belum

melanjutkan melanjutkan maupun yang sedang

pendidikannya melanjutkan pendidikannya

Dilakukan
Analisa data dengan
Pengolahan data pengumpulan data
uji statistik secara
dengan SPSS dengan memberikan
regresi linier
kuisioner kepada
responden

Penyajian data
26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian,

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya

(Sastroasmoro,1995). Dalam pengertian yang lebih sempit tentang desain

penelitian yang mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk

mencapai tujuan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti

melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat (point time

approach). Yang artinya tiap subjek hanya di observasi satu kali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek saat

dilakukan pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek penelitian

diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002).

3.2 Populasi dan sampel

1. Populasi

a. Sulistyo-Basuki (2006 :182) mengemukakan populasi adalah

keseluruhan objek yang akan diteliti. Ada dua jenis populasi yaitu

populasi target dan populasi terjangkau. Perawat yang berpendidikan

DIII Keperawatan dengan berstatus pegawai PNS dan SK.

26
27

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili

dari populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel diambil dari perawat yang

bekerja di Rs Pusri Palembang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling dimana untuk menjadi sampel adalah perawat yang

bekerja di RS Pusri Palembang.

- Kriteria inklusi

b. Perawat yang berpendidikan DIII Keperawatan

c. Perawat yang berstatus pegawai PNS dan SK

d. Perawat yang pengalaman kerja di RS Pusri palemabang sekurang-

kurangnya 1 tahun

e. Bersedia menjaadi reponden

- Kriterisa ekslusi

a. Perawat yang berstatus honorer

b. Perawat yang tidak hadir saat penelitian berlangsung

c. Perawat yang sedang menjalani cuti

3.3 Defensi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara Hasil ukur Skala


operasional ukur ukur
Variabel Persaingan Kuisioner Wawancar 1 Rendah Ordinal
indepeden adalah a
: adanya 2 Tinggi
28

1. Persain keinginan (Fatmawati,2012


gan seseorang
untuk )
melanjutkan
pendidikan
karena ingin
mendapatka
n prestasi
kerja yang
lebih baik
2. Dukun dukungan Kuisioner Wawancar 1 Tidak Ordinal
gan keluraga a mendukung
keluarg adalah
a pengaruh 2 Mendukung
dari ( Fatmawati,2012
keluarga )
yang
mempengar
uhi untuk
menjutkan
pendidikann
ya
Variabel Motivasi Kuisioner Wawancar 1 Rendah Ordinal
dependen : adalah a
Motivasi pernyataan 2 Tinggi
responden ( Fatmawati,2012
untuk
melanjutkan )
pendidikann
ya
kejenjang
yang lebih
tinggi.
Umur Waktu dari Kuisioner Observasi Umur 25-30 Rasio
sejak Umur 30-40
kelahiran ( Fatmawati,2012
sampai
)
sekarang

Jenis Jenis Kuisioner Observasi 1 laki-laki Nomin


29

kelamin kelamin 2 perempuan al

yang ( Fatmawati,2012

dimiliki )

responden

sesuai

identitas
Pendidikan Pendidikan Kuisioner Observasi 1 D III Rasio
terakhir 2 S1
yang ( Fatmawati,2012
dimiliki
)
oleh
perawat
Masa kerja Masakerja Kuisioner Observasi 1 1-5 tahun Rasio

yang sedang 2 6-10 tahun


( Fatmawati,2012
di jalani
)
oleh

responden

3.4 Kerangka konsep

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berfokus pada penelitian

yang meliputi karasteristik responden, tingkat persaingan, dukungan keluarga.

Tabel 3.2

Kerangka konsep
30

Variabel Dependen Variabel Independent

- Persaingan Motivasi

- Dukungan
keluarga

1. Umur
2. Jenis
kelamin
3. Pendidikan
4. Masa kerja

3.5 Pengumpulan data

1. Instrumen

Penelitian menggunakan angket sebagai metode pengumpulan data dengan

jenis angket tertutup (Closed Ended Item) yaitu angket alternative dari

jawaban sudah disediakan oleh peneliti. Data demografi responden meliputi

motivasi, persaingan, sosial ekonomi, keluarga, dukungan atasan dengan

menggunakan kuisioner tertutup dengan kategori data ordinal. Responden

memberi jawaban pada lembar jawaban yang telah tersedia. Kuisioner di

berikan ke responden, responden diminta untuk mengisi kuisioner pada

waktu yang sama. Setelah itu kuisioner dikumpulkan kembali, data yang

telah terkumpul lalu diolah dan dilakukan analisis.


31

2. Prosedur Penelitian

Setelah mendapat persetujuan pembimbing dan memperoleh surat pengantar

dari bagian akademik penelitian dapat segera dilaksanakan dengan cara:

a. Mengajukan izin penelitian kepada institusi tempat pelaksanaan penelitian

b. Pengumpulan data sebelumnya memberikan penjelasan singkat kepada

responden dan responden bersedia menjadi sampel penelitian

c. Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi

d. Menganalisa data yang telah ditabulasi

3.6 Tekhnik Pengolahan Data

3.6.1 Editing

Hasil dari wawancara ataupun pengamatan langsung di lapangan akan

dilakukan penyuntingan dan di periksa terlebih dahulu data-data yang akan

kita olah tersebut.

3.6.2 Codding

Saat melakukan codding yang di beri kode numeric pada data yang terdiri

dari kategori. Pengolahan data ini dengan menggunakan kuisioner, dengan

pengkodean 1 jika responden menjawat YA dan 0 jika responden

menjawab TIDAK.

3.6.3 Entry data


32

Pada bagian ini data-data yang kita dapatkan akan di beri kode

mengunakan proga, SPSS.

3.6.4 Cleaning data

setelah di entery lakukan kembali pengecekan pada data-data tersebut,

apakah ada kesalahan dalam peng-entryan data atau tidak.

3.7 Tekhnk Analisa Data

1. Analisis unvariat

Distribusi frekuensi dan variable penelitian yang meliputi karasteristik

responden, tingkat persaingan, dukungan keluarga.

2. Analisis bevariat

Analisis yang melibatkan dua variable penelitian yaitu variable bebas (tingkat

persaingan, dukungan keluarga) dengan variable terikat yaitu motivasi

dengan menggunakan uji Chi Square dengan bantuan aplikasi SPSS.

3.8 Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan menjadi responden Lembar persetujuan, diberikan kepada

subyek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

yang dilakukan, serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, mereka harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika perawat tersebut menolak


33

untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati

responden tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar kuisioner, cukup dengan member

nomor kode pada masingmasing lembar tersebut.

3. Confidentiadity (kerahasiaan) Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentusaja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Albert, Wocial, Menyer, Na, & Trochelman (2008) dalam buku potret keperawatan
di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga.

American Nursing Assotiation (ANA) dalam buku potret keperawatan di belitung


indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Beck (2000) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan
Joko,

Duffield, Pallas & Aitken (2004) dalam buku potret keperawatan di belitung
indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016
34

Egziabher, Tewolde Berhan Gebre Edwards, Sue dalam jurlan Africa’s potential for
the ecological intensification of agriculture ( Naskah Publish Bab II
Landasan Teori) Tahun 2013

Finkerlman & Kenner (2013) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia
oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Halfield (2013) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan
Joko, Sukarna R. Ade 2016

Kaser, Bugle & Jackson (2009) dalam buku potret keperawatan di belitung
indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Kemenkes, RI. (2017). Infodatin: Situasi Tenaga Keperawatan Indonesia, dalam


jurnalSusita Farida, Erwin, Rahmalia Siti (2018), Jurnal Keperawatan
Indonesia

Kusnanto (2003) dalam naskah Publish B A B II Landasan Teori Keperawatan


Tahun 2013

M Flinkman, Leine, Leino-Kilpi, Hanselhorn, & Salantera (2008) dalam buku potret
keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade
2016

M Flinkman, Leino-Kilpi, & Salantera (2010) dalam buku potret keperawatan di


belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Mc Clelland (dalam Hidayati, 2016) dalam artikel Motivasi Menurut Para Ahli oleh
Universitas Psikologi Tahun 2020

McCabe, Nowak & Mullen (2005) dalam buku potret keperawatan di belitung
indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Needlemmanm et al, (2011) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia


oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Pike A. W. (1994) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh


Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

PPNI (2012) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan
Joko, Sukarna R. Ade 2016
35

Reggio,2009) dalan artikel Motivasi Menurut Para Ahli oleh Universitas Psikologi
Tahun 2020

Robin (dalam Hidayati, 2016) dalam artikel Motivasi Menurut Para Ahli oleh
Universitas Psikologi Tahun 2020

Roohafza et al, (2009) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh
Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Siswono, (2002) dalam Jurnal , Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi,


Perawat Melanjutkan, Pendidikan Di Rumah Sakit, Muhammadiyah
Semarang tahun 2013

Skorupski & Rea (2006) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh
Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Suwignyo, 2007 dalam naskah Publish B A B II Landasan Teori Keperawatan


Tahun 2013

Kaser, Bugle & Jackson, (2009) dalam buku potret keperawatan di belitung
indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Albert, Wocial, Menyer, Na, & Trochelman, (2008) dalam buku potret keperawatan
di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Roohafza et al., (2009) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh
Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Beck, (2000) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan
Joko, Sukarna R. Ade 2016

Seago, Sopetz, Alvarado, & Keane, (2006) dalam buku potret keperawatan di
belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016
36

McCabe, Nowak, & Mullen, (2005) dalam buku potret keperawatan di belitung
indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Duffield, Pallas, & Aitken, (2004) dalam buku potret keperawatan di belitung

indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Lavoie-Tremblay, Leclerc, Marchionni, & Drevniok, (2010) dalam buku potret

keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

World Health, (2011) dalam buku potret keperawatan di belitung indonesia oleh

Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

M. Flinkman, Leino-kilpi, & Salantera, (2010) dalam buku potret keperawatan di

belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Mervi Flinkman, Leine, Leino-Kilpi, Hansselhorn, & Salantera, (2008) dalam buku

potret keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Lavoie-Tremblay, Leclerc, Marchionni, & Drevniok, (2010) dalam buku potret

keperawatan di belitung indonesia oleh Gunawan Joko, Sukarna R. Ade 2016

Setyaningsih, Wuryanto, Sayono, (2012) dalam jurnal faktor-faktor yang berhubungan


dengan motivasi perawat melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 keperawatan di rumah
sakit roemani muhammadiyah semarang tahun 2012
37

Fatmawati (2012) dalam jurnal faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 keperawatan di ruang irna rsud syekh

yusuf gowa tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai