Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan psikiatri


Dosen Fasilitator : Ns. Andi Surya Kurniawan., M.Kep

Disusun Oleh :

Anies Kristiana (2314314201201)


Ardiansyah Ainur Fachrudin (2314314201204)
Cholifatul Badriyah (2314314201206)
Ika Nurhayati (2314314201222)
Indariyani (2314314201223)
Revi Martalia Suwandani (2314314201236)
Stevani Gresya Mustikasari (2314314201243)
Zulinda Risqi Aprilina (2314314201252)

PROGRAM STUDI PROGSUS S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES MAHARANI MALANG
OKTOBER 2023
ABSTRAK

Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih


dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang
menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha
keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa
keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan
terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi
keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri
untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga
maupun masyarakat Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi
keperawatan adalah dengan mengembangkan salah satu model pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model
keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dimana Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini
dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses keperawatan menurut
konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali
perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan
tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan
tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah
penerapan konsep teori Roy.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas makalah tentang Asuhan Keperawatan Pasien dengan Defisit
Perwatan Diri sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah Keperawatan Psikiatri.

Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Ns. Andi Surya Kurniawan.,
M.Kep selaku koordinator mata kuliah ini serta kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama proses pembuatan makalah ini.

Sebagai manusia yang dhaif, apapun yang ada dan tertera pada makalah ini
tentunya memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dan meningkatkan pengetahuan serta
pengalaman dalam menyelesaikan makalah selanjutnya.

Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga ilmu
yang tertuang dalam makalah ini bisa mendatangkan manfaat bagi kami terutama
sebagai penulis dan bagi teman-teman semua yang membacanya.

Malang, 20 Oktober`r 2023

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................6
1.1 Latar belakang.......................................................................................6
1.2 Tujuan...................................................................................................7
BAB II Tinjauan literatur.......................................................................................8
2.1 Riwayat Sister Callista Roy...................................................................8
2.2 Konsep Teori Roy Adaptation Model (RAM)........................................9
2.2.1. Asumsi dari teori system :.........................................................9
2.2.2. Asumsi dari Teori Melson:........................................................9
2.2.3. Asumsi dari humanisme..........................................................10
2.3 Paradigma Keperawatan Menurut Sister Calista Roy..........................10
2.3.1 Manusia......................................................................................10
2.3.2 Lingkungan..................................................................................12
2.3.3 Sehat...........................................................................................12
2.3.4 Keperawatan...............................................................................12
Bab III PROSES KEPERAWATAN...................................................................13
3.1 Proses Keperawatan............................................................................13
3.1.1 Tahap I: Pengkajian Keperawatan...............................................13
3.1.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................15
3.1.3 Penentuan Tujuan.......................................................................16
3.1.4 Intervensi....................................................................................16
3.1.5 Evaluasi.......................................................................................17
BAB IV PENUTUP.............................................................................................18
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 18
4.1 Saran................................................................................................... 18
Daftar Pustaka...................................................................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Model konseptual mengacu pada ide–ide global mengenai individu,


kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang
spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena
dari suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari
paradigma keperawatan. Model konseptual dalam keperawatan dapat
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara perawat bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Perawat perlu memahami konsep ini.
sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan atau sebagai filosofi dalam dunia pendidikan dan
kerangka kerja dalam riset keperawatan.
(Joan Minata Haumahu & Aziz Anwar, 2023)

Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap
profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan
dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk
menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan
juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat
bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi
keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri
untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga
maupun masyarakat Salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi
keperawatan adalah dengan mengembangkan salah satu model pelayanan
5
keperawatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Model
keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dimana Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap
stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi
ini dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses keperawatan
menurut konsep teori Roy di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun
sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan
keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan
keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada
klien adalah penerapan konsep teori Roy.
Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji
lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori
Sister Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui
apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan
keperawatan/ asuhan keperawatan.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memahami konsep model keperwatan menurut Sister Calista Roy

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan Riwayat Hidup Sister Calista Roy

b. Mampu memahami konsep dasar atau asumsi dasar dalam model


konseptual stress dan adaptasi Sister Calista Roy

c. Mampu menjelaskan komponen-komponen model konsep


keperawatan Sister Calista Roy

d. Mampu menerapkan konsep keperawatan Sister Calista Roy pada


asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan.
6
BAB II

2.1 Deskirpsi

Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan melakukan


kebersihan secara mandiri. Defisit perawatan diri meliputi deficit
perawatan diri mandi, berpakaian, makan, toileting, kesiapan untuk
peningkatan perawatan diri, (NANDA 2021).

Defisit Perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul


pada pasien gangguan jiwa (Laia&Pardede, 2022). Materi ini terdiri dari
teori dan asuhan keperawatan. Pada teori akan membahas tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan diagnose medis terkait.
Asuhan keperawatan defisit perawatan diri akan membahas pengkajian,
diagnosis keperawtan, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi, serta
ditambahkan contoh soal untuk memacu mahasiswa belajar lebih giat.

2.2 Etiologi

Defisit Perawatan diri disebabkan karena dua factor yaitu factor


predisposisi dan factor presipitasi (Suerni & Livana, 2019)

2.2.1. Asumsi dari teori system :

a. system adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan

b. Sistem adalah bagian yang saling bergantung antara fungsi


yang satu dengan yang lainnya
c. Sistem mempunyai input, output, kontrol, proses, dan umpan
balik
d. Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi
e. Sistem kehidupan lebih kompleks, memiliki standar, dan
umpan balik terhadap fungsinya.
7
2.2.2. Asumsi dari Teori Melson:

a. Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari kekuatan


organisme dengan lingkungannya

b. Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan


adaptasi, yang dapat berpengaruh terhadap stimulus fokal,
stimulus konteksual, dan stimulus residual

c. Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap


perubahan lingkungan

d. Respon merupakan refleksi keadaan organisme terhadap


stimulus.

2.2.3. Asumsi dari humanisme

a. individu mempunyai kekuatan kreatif

b. Perilaku individu mempunyai tujuan, dan tidak selalu dalam


lingkaran sebab-akibat

c. Manusia merupakan makhluk holistic

d. Opini manusia, serta nilai yang akan dating

e. Moblisasi antara manusia yang bermakna

2.3 Paradigma Keperawatan Menurut Sister Calista Roy

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai


penerima asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan
Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.

8
2.3.1 Manusia

Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena


manusialah yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang sebagai
“Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini
merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi.

1. Konsep system

Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam


sistem kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya,
dimana diantara keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter”
dan energi. Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah input,
output, control dan feed back.
2. Konsep Adaptasi
Output dalam system adaptasi ini berupa respon perilaku individu
yang dapat dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif.
Respon perilaku ini dapat menjadi umpan balik bagi individu maupun
lingkungannya. Roy mengkategorikan output dari system adaptasi dapat
meningkatkan integritas individu sedangkan respon inefektif tidak dapat
mendukung untuk pencapaian tujuan perawatan individu.
Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk
menggambarkan proses kontrol individu dalam sistem adaptasi ini.
Beberapa koping ada yang bersifat genetik seperti : WBC (sel darah
putih) sebagai benteng pertahanan tubuh terhadap adanya kuman,
sedangkan beberapa koping lainnya ada yang merupakan hasil belajar
seperti : menggunakan antiseptik untuk membersihkan luka. Dalam
mekanisme kontrol ini, Roy menyebutnya dengan istilah “Regulator”
dan “Cognator”. Transmitter dari sistem regulator berupa kimia, neural
atau sistem saraf dan endokrin, yang dapat berespon secara otomatis
terhadap adanya perubahan pada diri individu. Respon dari sistem
9
regulator ini dapat memberikan umpan balik terhadap sistem cognator.
Proses kontrol cognator ini sangat berhubungan dengan fungsi otak
dalam hal fungsi persepsi atau memproses informasi, pengambilan
keputusan dan emosi.

2.3.2 Lingkungan
Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu
merupakan elemen dari lingkungan, menurut Roy. Lingkungan
didefinisikan oleh Roy adalah “ Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-
pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku individu dan kelompok “(Roy and Adrews, 1991 dalam
Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar lingkungan
dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau
meminimalkan resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya
perubahan.

2.3.3 Sehat
Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being
and becoming an integrated and whole person”. Integritas individu dapat
ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh,
reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu dengan cara
meningkatkan respon adaptifnya.

10
2.3.4 Keperawatan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan
menurut Roy adalah meningkatkan respon adaptif individu dan
menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat.
Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan
juga bertujuan untuk mengantarkan individu meninggal dengan damai.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur stimulus
fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih
menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.

11
BAB III PROSES KEPERAWATAN

3.1 Proses Keperawatan


Sebagai dasar dalam melaksanakan proses keperawatan, Roy
berpendapat bahwa pasien harus di pandang sebagai manusia yang utuh
(pandangan menyeluruh) baik dari aspek biologis, psikologis dan spiritual.
Di samping itu pasien pun harus di pandang sebagai suatu system yang
dapat hidup melalui interaksi yang konstan dengan lingkungannya. Model
adaptasi Roy menawarkan standar untuk mengembangkan atau
melaksanakan proses keperawatan melalui elemen –elemen Roy meliputi :

3.1.1 Tahap I: Pengkajian Keperawatan


1. Pengkajian Perilaku
Ini merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan
mengumpulkan data dan memutuskan klien adaptif atau maladaptif.
Termasuk dalam model ini adalah kebutuhan dasar manusia apakah
dapat dipengaruhi oleh kekurangan atau kelebihan, misalnya terlalu
sedikit oksigen , terlalu tinggi gula darah atau terlalu banyak
ketergantungan. Perawat menggunakan wawancara, observasi dan
pengukuran untuk mengkaji perilaku klien sekarang pada setiap mode.
Berdasarkan pengkajian ini perawat menganalisis apakah perilaku ini
adaptif, maladaptif atau potensial maladaptif.

2. Pengkajian Faktor-faktor yang berpengaruh

Pada tahap ini termasuk pengkajian stimuli yang signifikan terhadap


perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal, kontekstual dan
residual.

a. Identifikasi stimuli focal

12
Stimuli focal merupakan perubahan perilaku yang dapat
diobservasi. Perawat dapat melakukan pengkajian dengan
menggunakan pengkajian perilaku yaitu: keterampilan melakukan
observasi, melakukan pengukuran dan interview.
b. Identifikasi stimuli kontekstual
Stimuli kontekstual ini berkontribusi terhadap penyebab
terjadinya perilaku atau presipitasi oleh stimulus focal. Sebagai
contoh anak yang di rawat dirumah sakit mempunyai peran
perilaku yang inefektif yaitu tidak belajar. Focal stimulus yang
dapat diidentifikasi adalah adanya fakta bahwa anak kehilangan
skedul sekolah. Stimulus.

kontekstual yang dapat diidentifikasi adalah secara internal


faktor anak menderita sakit dan faktor eksternalnya adalah anak
terisolasi. Stimulasi kontekstual dapat diidentifikasi oleh perawat
melalui observasi, pengukuran, interview dan validasi.
Menurut Martinez, 1976 dalam Roy 1989, faktor kontekstual yang
mempengaruhi mode adaptif adalah genetic, sex, tahap
perkembangan, obat, alkohol, tembakau, konsep diri, peran fungsi,
interdependensi, pola interaksi sosial, koping mekanisme, stress
emosi dan fisik religi, dan lingkungan fisik.
c. Identifikasi stimuli residual
Pada tahap ini yang mempengaruhi adalah pengalaman masa
lalu. Helson dalam Roy, 1989 menjelaskan bahwa beberapa faktor
dari pengalaman lalu relevan dalam menjelaskan bagaimana
keadaan saat ini. Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual
yang sulit diukur dan memberikan efek pada situasi sekarang.

13
3.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy didefinisikan
sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan
dengan kurang mampunya adaptasi. Diagnosa keperawatan dirumuskan
dengan mengobservasi tingkah laku klien terhadap pengaruh lingkungan.
Menurut Roy (1991) ada 3 metode dalam membuat diagnosa
keperawatan :

Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu fisiologis, konsep


diri, fungsi peran interdependen

1. Physiological model
a. Oksigenasi: Hipoksia/shock, Kerusakan ventilasi,
Ketidakadequat pertukaran gas, Perubahan perfusi jaringan,
Ketidakmampuan dlm proses kompensasi pada perubahan dan
kebutuhan oksigen

b. Nutrisi: Nutrisi kurang / lebih dari kebutuhan tubuh, Anoreksia,


Nausea/Vomiting, Ketidak efektifan strategi koping thd
penurunan dan ingestik

c. Eliminasi: D i a r e, Inkontinensia, Konstipasi, Retensi urine


dan Ketidakefektifan strategi koping thp penurunan fungsi
eliminasi.

d. Aktifitas dan istirahat: Ketidak adequate aktifitas & istirahat,


Keterbatasan mobilitas & Koordinasi, Intoleransi aktifitas,

Immobilisasi, Sleep deprivation, Resiko gangguan pola tidur


dan Kelelahan (Fatigue)

e. Proteksi

f. Sense

g. Cairan dan elektrolit

14
h. Fungsi neurologi

i. Fungsi endokrin

2. Self consep Mode

a. Physical Self : Gangguan body image, Disfungsi seksual,


Kehilangan dan Rape Trauma syndrome

b. Personal self: Ansietas, Ketidakberdayaan, Perasaan bersalah,


Harga diri rendah

3. Role Function Mode


a. Transisi Peran
b. Konflik Peran
c. Gangguan / Kehilangan Peran.

3.1.3 Penentuan Tujuan


Roy (1984) menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan
dibagi atas tujuan jangka Panjang dan tujuan jangka pendek

Tujuan jangka Panjang akan meliputi:

1. Hidup

2. Tumbuh

3. Reproduksi dan kekuasaan

Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang


diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal,
konteksual dan residual.

15
3.1.4 Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan , mengubah atau
memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga
difokuskanpada koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh
rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi.

Tindakan keperawatan berusaha membantu stimulus menuju perilaku


adaptif. Hal ini menekankan kembali pentingnya mengidentifikasi
penyebab selama pengkajian tahap II.

3.1.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas terhadap intervensi
keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus
mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi. Intervensi
keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.

16
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Roy (1984) menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi


keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku
adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan
dibagi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang yang akan dicapai meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan
kekeuasaan. Tujuan jangka pendek meliputi tercapainya tingkah laku yang
diharapkan setelah dilakukan manipulasi terhadap stimulus focal, konteksual
dan residual.

4.1 Saran

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan mempelajari


setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan ilmu
keperawatan itu sendiri sehingga tidak vertentangan dengan etika, norma dan
budaya.

Secara khusus, perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien


pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil Tindakan untuk
memanipulasi stimuli fokalm kontextual, maupun residual stimuli dengan
melakukan Analisa, sehingga stimuli berada pada daerah adaptif.

17
Daftar Pustaka

Joan Minata Haumahu, J., & Aziz Anwar, M. (2023). PROSES ADAPTASI DAN
MEKANISME KOPING PASIEN KANKER PARU MENURUT TEORI CALLISTA ROY
Adaptation Process and Coping Mechanisms of Lung Cancer Patients According
to Callista Roy’s Theory in Salatiga, Central Java.
https://doi.org/10.33023/jikep.v9i2.1541. DI akses 21 September 2023
Lestari Lilis, & Ramadhaniyati. (2018). Buku Falsafah dan Teori Keperawatan. 1–145.
https://www.google.com/search?q=Buku%2520Falsafah%2520dan%2520Teori
%2520Keperawatan.pdf&oq=Buku%2520Falsafah%2520dan%2520Teori
%2520Keperawatan.pdf&aqs=chrome..69i57.817j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-
8. Di Akses 21 September 2023

18

Anda mungkin juga menyukai