Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDEKATAN-PENDEKATAN KONTEKS KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III

1. ARRAHMAN FOURWANTO (2014201005)


2. RADHIA TUNNISA (2014201032)
3. MELISA PUTRI PRATAMA (2014201007)
4. NOVA SELFILIA (2014201018)
5. RINDANG AYU LESTARI ARIYANTO (2014201036)
6. EMILYA KONTESA (2014201015)
7. RINNA DESTIA (2014201009)
8. HARIANTI YUZEVA (2014201020)
9. INDAH SUCI WULANDARI (2014201039)
10. PATIMAH CINDE LARAS (2014201022)
11. SESSY APRIANITA HASTUTI (2014201042)
12. ASTRIANI (2014201025)
13. ANGGI PERMATA PUTRI (2014201010)
14. ADE WAHYUDI (2014201006)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena tugas makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
falsafah dan teori keperawatan serta untuk mengetahui tentang Prinsip-prinsip secara holistik
dalam konteks keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini, kami dari kelompok 3 mengalami
banyak kesulitan karena kurangnya pengetahuan baik dari cara penulisan maupun materi yang di
perlukan, untuk itu di sampaikan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini terlebih khusus kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan, karena itu jika terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca sekalian. Kami
harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Sekian dan terima kasih.

Bengkulu, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................ ........................................................................ ........... 1

B. Tujuan Penulisan ................................ ......................................................................... ........2

C. Manfaat Penulisan................................ .......................................................................... ......2

D. Metode Penulisan ................................ ........................................................................ ........3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistik ....................................................................... ..4


B. Teori Sistem ................................ ........................................................................ .................5
C. Konsep Berubah ................................ ......................................................................... ........ 9
1. Pengertian dan Jenis Perubahan ................................................................. .............. 9
2. Teori Proses Berubah ................................ ................................................................9
3. Prinsip dan Strategi Berubah ................................ .................................................. 11
4. Reaksi-Reaksi Terhadap Perubahan.................................................................. .......17

BAB III PEMBAHASAN

A. Teori Sistem .......................................................................................................................19


1. Tujuan Sistem ................................ ................................ ................................................... 23

2. Klasifikasi Sistem................................ ............................................................................ ...24

3. Pendekatan ................................ .............................................................................. .......... 24


B. Konsep Berubah ................................ ......................................................................... ......25
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................ .......................................................................................26
B. Saran ................................ ...................................................................... .......................... 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................... ................................ .......................28
A. Latar Belakang

Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini kita dapat
mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia,
struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan di
sekitarnya. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau tim
kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dalam
melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang
efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan,
keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Para perawat diharapkan
juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas sehingga masyarakat akan merasa di
dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan
pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip
prinsip perubahan perawat harus menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan,
harus menyeluruh (Holistik). Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu
perubahan dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang
optimal. Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang perawat berhasil
menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena itu akan memudahkan
seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan nantinya dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga karena bisa
melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah seorang perawat
yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari yang lainnya. Kami
kelompok 3 sangat tertarik dengan materi ini karena, dalam materi ini kami dapat mempelajari
lebih luas mengenai bagaimana seorang perawat berperan sebagai individu dan klien, dalam
berinteraksi di mana satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi terhadap tingkat kebutuhan
dan kepuasan yang merupakan fokus dari asuhan keperawatan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam


bidang keperawatan. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penerapan teori sistem dalam keperawatan,

b. Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan

C. Manfaat Penulisan

1. Mahasiwa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan prinsi -prinsip p pendekatan secara
holistik.

2. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan teori sistem dalam keperawatan.

3. Mahasiswa dapat mempelajari bahkan dapat menerapkan konsep berubah serta bagian-
bagiannya dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

D. Metode Penulisan

Adapun metode penulisan dari makalah ini terdiri dari IV bab yaitu : Bab I menjelaskan
mengenai latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan khusus, manfaat
penulisan dan metode penulisan. Bab II menjelaskan tentang prinsip pendekatan secara holistic
yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi 4 dimensi, menjelaskan tentang teori sistem
dan konsep berubah yang meliputi pengertian dan jenis perubahan, teori proses berubah, prinsip
dan strategi berubah serta reaksi-reaksi terhadap perubahan. Bab III menjelaskan tentang teori
sistem yang meliputi tujuan sistem, klasifikasi sistem serta pendekatan. Dan juga menjelaskan
tentang konsep berubah. Bab IV meliputi, kesimpulan dari kami selaku kelompok III serta saran
dari kami sebagai pembuat makalah prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks
keperawatan. Demikian metode penulisan makalah kami.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Holistik
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk
mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah
satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap
stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan. Teori ini menggunakan
pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam
menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan dengan tujuan
mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi
terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien
dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami.
Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik biologis, psikologis maupun sosial
(holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini
merupakan konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada klien

B. Teori Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan
hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi.
Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada
sistem. Proses berfungsi dal m memenuhi tujuan a yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas
bagian yang membentuk suatu sistem. Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus
memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam
memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang
membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output,
dampak, umpan balik, dan lingkungan yang kesemuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut: Feedback Input Proses Output
Dampak Lingkungan Gambar 1. Subsistem yang saling berhubungan

1. Input Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka masukan dapat berupa potensi masyarakat,
tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.

2. Proses Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu masukan
untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam
sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam
pelayanan kesehatan.

3. Output Output adalah hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan
kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.

4. Dampak Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi relatif lama
waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka
dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian
karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5. Umpan Balik Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini
terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam sistem pelayanan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan
input yang selalu meningkat.

6. Lingkungan Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat
mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan
yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada
dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan. a. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar
manusia tentang kesehatan. Menurut Leavel dan Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan
harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, diantara tingkat
pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

1). Health Promotion (Promosi Kesehatan) Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat
pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan
kesehatan.

2). Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan khusus ini dilakukan dalam
melindungi masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau
bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang masuk dalam
tingkat perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
untuk mencegah TB (Tuberculosis), DPT (Difteri Pertusis Tetanus), Hepatitis, campak, dan lain-
lain.

3). Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera) Tingkat
pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau timbulnya gejala dari
suatu penyakit.
4). Disability Limitation (Pembatasan Cacat) Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk
mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang
ditimbulkan.

5). Rehabilitation (Rehabilitasi) Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh. b. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat
mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut
memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak
pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary
health care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care (pelayanan kesehatan
tingkat kedua), dan tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga). Ketiga bentuk
pelayanan kesehatan terbagi dalam pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan
rujukan yang dilakukan di rumah sakit.

1). Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ) Pelayanan kesehatan ini
dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memilki masalah kesehatan yang ringan
atau masyarakat sehat, tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal
dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah kesehatan dasar.

2). Secundary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua) Bentuk pelayanan kesehatan
ini diperlukan baik masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau
rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.

3). Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga) Pelayanan kesehatan ini
merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi
dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua
C. Konsep Berubah

1. Pengertian dan Jenis Perubahan

Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh,
berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak
terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan
dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan mengadaptasimengadaptasi
pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan
terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang
yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif
(Tomey,2000). Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali
berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak aman.
Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri, keadaan
memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri, kehilangan
kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif. Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan
keputusan rasional. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang
berbeda yaitu :

a. Perubahan Spontan Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak
direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan
terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan
spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan
tawaran sukarela posisi baru.

b. Perubahan Perkembangan Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan


fisiopsikologis yang terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi
menjadi lebih kompleks. Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran
dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.

c. Perubahan Terencana Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang
disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar
untuk memengaruhi status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi.
Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan
interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan terencana. Contoh perubahan
terencana adalah individu yang memutuskan untuk memperbaiki status kesehatannya dengan
menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program olahraga.

2. Teori Proses Berubah

Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para
praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki
keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi
keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui
seperti :

a. Kurt Lewin (1951)

Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan mengadakan suatu harus
memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses
perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahap tersebut antara lain:

1). Tahap Pencairan (Unfreezing) Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang
yang mau mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk
merubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Di samping itu
juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan.
2). Tahap Bergerak (Moving) Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah
sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga
memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkahlanhkah dalam
menyesuaikan masalah. Langkah 1 Pencairan (unfreezing) Motivasi berubah Perasaan terhadap
perubahan Persiapan berubah Langkah 2 Bergerak (moving) Dari semula ke yang baru Langkah
3 Pembekuan (refreezing) Mempertahankan hasil perubahan Gambar 2. Tahapan perubahan
menurut Kurt Lewis

3). Tahap Pembekuan (Refreezing) Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang
yang mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat
upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan
yang telah dicapai. Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan
ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo
(menetap) agar tidak terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada
dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.

b. Rogers E (1962)

Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang
ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah
tersebut antara lain :

1). Tahap Awareness Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam
mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran
untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2). Tahap Interest Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan
minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan
yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3). Tahap Evaluasi Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi
hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan
tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan. Awareness (1) Interest (2) Evaluasi (3) Trial
(4) Adoption (5) Gambar 3. Tahap berubah menurut Rogers

4). Tahap Trial Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi
atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5). Tahap Adoption Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses
penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

c. Lippit (1973)

Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan sebagai seorang pembaharu,
dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang
ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah : 1).
Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada 2). Mengadakan pengkajian terhadap
motivasi perubahan serta kemampuan perubahan. 3). Melakukan pengkajian perubahan terhadap
hasil atau manfaat dari suatu perubahan. 4). Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan
berdasarkan langkah yang ditempuhnya. 5). Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai
pendidik, peneliti atau pemimpin dalam pembaharuan. 6). Mempertahankan dari hasil perubahan
yang dicapainya. 7). Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan
tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap. Langkah 1 Menetukan Diagnosis Langkah 2
Pengkajian Motivasi dan kemampuan Langkah 3 Pengkajian Hasil Langkah 4 Penetapan Tujuan
Langkah 5 Penetapan peran pembaharu Langkah 6 Mempertahankan Hasil Langkah 7
Penghentian Bantuan Gambar 4. Tahapan berubah menurut Lippit

d. Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock. 1). Membangun
suatu hubungan, 2). Mendiagnosis masalah, 3). Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4). Memilih jalan keluar, 5). Meningkatkan penerimaan, 6). Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

e. Teori Spradley Spradley

menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan
hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah
dasar dari model Spradley: 1). Mengenali gejala 2). Mendiagnosis masalah 3). Menganalisa jalan
keluar 4). Memilih perubahan 5). Merencanakan perubahan 6). Melaksanakan perubahan 7).
Mengevaluasi perubahan 8). Menstabilkan perubahan

3. Prinsip dan Strategi Berubah

Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara
tepat, efektif dan efisien.

a. Strategi Rasional Empirik

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi
rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam
perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima
sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi
rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara
umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan
sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan
akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.

b. Strategi Reedukatif Normatif

Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang
akan dilaksanakan melihat nilai nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di
dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang
ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan
proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki
dalam pembaharu.

c. Strategi Paksaan- Kekuatan

Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang
dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi
ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan
lain-lain. Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah yang
cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling koersif.
1).Edukasi Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang
dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.

2). Fasilitatif Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini
mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk
membuat perubahan tersebut.

3). Teknostruktural Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam
kelompok atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi. Strategi ini
memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah
untuk memengaruhi struktur sosial.

4). Data-based Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan
sosial. Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah
yang dihadapi.

5). Komunikasi Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran
dalam sistem sosial.

6). Persuasif Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan
perubahan.

7). Koersif Terdapat hubungan wajib antara perencana dan pengadopsi. Kekuasaan digunakan
untuk menyebabkan perubahan.

4. Reaksi Reaksi Terhadap Perubahan

a. Perubahan Dalam Keperawatan Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami


proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam
keperawatan antara lain:

1). Keperawatan Sebagai Profesi Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat
dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk
selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan
mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui
oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.

2). Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan Keperawatan sebagai bentuk
pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus
memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan
model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

3). Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu
berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu
dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu
keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh
dalam keilmuan.

4). Keperawatan Sebagai Komunikasi Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat


ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan
selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.

b. Hambatan Dalam Perubahan

Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan
diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Diantara hal yang menjadi hambatan
dalam perubahan adalah sebagai berikut:

1). Ancaman Kepentingan Pribadi Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam
perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri.
Contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai
profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang
dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga
hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.

2). Persepsi Yang Kurang Tepat Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini
dapat menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam
sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap,
maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga timbul kekwatiran
dari perubahan tersebut.

3). Reaksi Psikologis Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam
perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons
perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang
berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan. Contohnya apabila akan dilakukan
perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa
menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak
dari perubahan.

4). Toleransi Terhadap Perubahan Rendah Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari
individu, kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan
tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut
akan sulit dilaksanakan.

5). Kebiasaan Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang
baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatan dalam perubahan.

6). Ketergantungan Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena


ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan
tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan
diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7). Perasaan Tidak Aman Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam
perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubah an yang juga akan menambah
ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.

8). Norma Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak
boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut
bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Sebaliknya
jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.

BAB III PEMBAHASAN

A. Teori Sistem
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori sistem
merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat
diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dalam sistem ada
beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui apa
keluhan atau masalah yang dialami pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini
seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam
kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah
yang terjadi berbeda. Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah
masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara
pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah memberikan
pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara dari anggota
masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa akibat yang
timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. Pasien akan
memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan
pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi.
Disamping itu juga, Perawat harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari
pasien tersebut sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami
pasien sampai menyebabkan penyakit. Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem telah
kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap dan
tetap berdasarkan tujuan.

1. Tujuan Sistem Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu
sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang
lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan berhasil jika
mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.

2. Klasifikasi Sistem

a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan.
Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang lazim
untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984, young, 1982)

b. Sistem Sosial Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu
sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan bagian-bagian
komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan oleh suatu batas yang didefinisikan secara
jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan suatu sistem sosial suatu sistem yang terdiri dari
peran-peran sosial yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain.
(Anderson & Carter, 1974).

c. Sistem Terbuka Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan
lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang
dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut memperoeh asupan dan terhadap
lingkungan sistem tersebut memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat penting bagi
keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini suatu sistem
yang hidup adalah sestem terbuka.

d. Sistem Tertutup Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem
ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk kelangsungan
hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-
menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni yang mendemonstrasikan dalam realita,
tertutup menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang melewati batas-batas suatu
sistem(Parson & Bales, 1955).

2. Pendekatan

Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem

a. Prosedur Yaitu "suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu". Prosedur adalah
"rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau
lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam.

b. Komponen/elemen Yaitu "kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa sub sistem, dan sub-sub
sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil.

B. Konsep Berubah Bagi sebagian individu,

perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau
penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam
keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat. Perubahan muncul
dalam beberapa macam, ada yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Perubahan positif
dapat membawa pandangan individu menjadi lebih berkembang, menjadi lebih luas cara
berpikirnya. Perubahan negatif dapat menyebabkan individu menjadi menurun atau terfokus
pada hal hal yang dapat merugikan dirinya sendiri. Perawat harus mengetahui sampai sejauh
mana pengetahuan dari individu sehingga memudahkannya untuk mengetahui apakah perubahan
yang terjadi pada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu perubahan
yang terjadi pada seorang pasien bergantung pada bagaimana sikap seorang perawat melakukan
pelayanan kesehatan. Contohnya, dalam memberikan pelayanan kepada seorang pasien yang
sedang sakit parah. Peran seorang perawat disini sangat penting, karena seorang pasien yang
sakit parah sangat membutuhkan banyak dukungan bahkan perhatian baik dari keluarganya
maupun dari perawat itu sendiri. Tapi jika sikap seorang perawat itu tidak memperhatikan apa
yang sedang dibutuhkan pasien tersebut maka dalam hal ini, seorang perawat di anggap gagal
dalam melakukan pelayanan terhadap pasien. Karena salah satu bagian yang sangat penting,
ketika menjadi seorang perawat adalah bagian dari melayani. Ketika kita melayani dengan
sungguh-sungguh kepada seseorang (pasien), tanpa melihat latar belakang dari orang (pasien)
tersebut, itu dapat di ibaratkan kita sedang melayani Tuhan. Karena jika kita bekerja dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati, maka dampak yang akan kita peroleh juga terutama kita
sebagai seorang perawat, lebih besar dan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

1. Kecepatan Perubahan Kecepatan suatu perubahan akan meliputi berbagai aspek di antaranya :
a. Jenis dan kecepatan suatu perubahan akan mempengaruhi sistem respon terhadap perubahan
itu sendiri, b. Perubahan yang terjadi dengan cepat memungkinkan seseorang resisten terhadap
perubahan, c. Perubahan yang sangat lambat, biasanya diasumsikan sebagai yang mudah untuk
diimplementasikan.

2. Pola Perubahan Pola perubahan meliputi : a. Perubahan dapat berlangsung terus menerus ,
kadang-kadang, atau jarang, b. Perubahan yang dapat diprediksi menungkinkan adanya
persiapan, tetapi yang bersifat tiba-tiba atau tidak dapat diperkirakan akan sulit merespon secara
efektif, c. Perubahan yg tiba-tiba akan sulit untuk ditangani.

3. Karakteristik Perubahan Karakteristik perubahan yaitu : a. Tidak semua perubahan itu sama, b.
Tidak dapat dianalisis bersama-sama, c. Berbeda : jenis, intensitas, pola,dan kecepatan.
4. Alasan Perubahan diperlukan Alasan mengapa perubahan itu diperlukan dalam praktek
keperawatan yaitu: a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien, b.
Meningkatkan profitability, c. Meningkatkan kinerja , d. Memberikan kepuasan bagi individu
dan kehidupan sosialnya.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip


keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem dan konsep berubah
merupakan bahan ajar yang memudahkan kami sebagai seorang perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara
bersama- sama tanpa mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan.
Perubahan dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan kemampuan
masing-masing.

B. Saran

1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan, perawat
harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas dalam memberikan pelayanan
kesehatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien.

2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang pasien tanpa
membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga tidak menimbulkan perbedaan
pendapat.

3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa perubahan adalah
hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Perubahan Dalam Keperawatan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/05/07/perubahan-dalamkeperawatan/. Diakses pada 31
Agustus 2010 Pukul 13:05 wita Anonim. 2010. Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Kasus
Discectomi. Wikipedia. Jakarta. Dalam http:///F:/aplikasi-teori-adaptasi-dalam-kasus.html.
Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 14:01 wita Arifiyanto, Dafid. 2008. Konsep Berubah.
Wikipedia. Jakarta. Dalam http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/03/konsepberubah.html.
Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 12:40 wita Barbara, Kozier dkk. 2006. Praktek
Keperawatan Profesional. Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. . Hidayat, Alimul
Aziz A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Surabaya
Nursalam, Dr. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Penerbit salimba medika.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai