TEORI LIPPIT
Disusun Oleh :
Kelompok III
2021
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT Yang Maha Penyang, Maha Pengasih dan Maha
Pemberi Pertolongan sehinggan penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “TEORI
LIPPIT” Shalawat dan salam selalu senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya serta orang orang yang mengikuti ajaranya.
Terima kasih kami ucapkan Eka Hadrayani, S.Kep, Ns, M.Kes. yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun makalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II.......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 2
C. Strategi Berubah............................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................... 6
PENUTUP................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan................................................................................................................6
B. Saran......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori
sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek social manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta
perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya. Keberhasilan sistem
pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau tim kesehatan lain akan
berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dalam melakukan
praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang
efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan,
keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas
sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan
kesehatan, sehingga
tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di
samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus
menerapkannya secara bersamasama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh
(Holistik).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di
dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya
dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai
kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat
sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang
perawat berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena
itu akan memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang
perawat, dan nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat
akan merasa bangga karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan
akan merasa bahwa inilah seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan
pelayanan yang terbaik dari yang lainnya.
B. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara
seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau
negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu
yang berbeda dari sebelumnya. Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat
dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat
mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan
perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam
mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti
pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini
melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi,
dan seluruh system pemberian perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan
keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru.
Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan
seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi
marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif.
Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali
berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak
aman. Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan
diri, keadaan memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri
sendiri, kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional.
Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu :
a. Perubahan spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak
direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak
dapat dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk
merencanakan strategi respons.
Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi
virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang
terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi
menjadi lebih kompleks.
Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran
dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan
fisik pada lansia.
2
c. Perubahan Terancam
Menurut Lippitt, perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan
bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih
besar untuk memengaruhi status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain,
atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan
mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal adalah faktor-faktor
penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti
merokok atau melakukan program olahraga.
E. Strategi Berubah
Dalam perubhan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, efektif dan efisien. Ada 3 strategi perubahan yaitu;
1. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam. perubahan
memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan
suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang. didasarkan dari hasil penemuan
atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam. strategi
rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui
pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara
3
rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional.
Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi
efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan
masalah yang ada.
2. Strategi Redukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem
nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan
mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.
Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam
perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
3. Strategi Paksaa-kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan. Menggunakan kekuatan moral
dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem
kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
4
sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang
memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
d. Keperawatan Sebagai Komunikasi
e. Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu
mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan
berkembang.
5
BAB III
PENUTUP
G. Kesimpulan
H. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami menyadari penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Kami berharap saran dan kritis agar dapat membangun
kesempurnaan makalah ini.
6
DAFTAR PUSTAKA
http:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3593/1/keper rikal.pdf