Disusun oleh
Kelompok 6
1. Jenni Astri Desista BR. Tambunan P27905118012
2. Julfianas Bekti Wahyuni P27905118013
3. Komarudin P27905118014
4. Nur Vany Widiyagiri P27905118023
5. Suhaebah Wulansari P27905118033
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Berkat karunia dan limpah rizkiNya kita masih diberikan nikmat
akal dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Middle
Range. Solawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya yang setia samapai akhir jaman amin.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan kepada yang terhormat bapak Viyan
Septiyana Ahmad, S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing makalah ini. Yang telah
meluangkan waktu dan bimbingannya. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
segala masukan, saran, dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan.
Semoga Allah SWT, memberikan ilmu kepada kita secara merata dan memberikan
keberkahan atas ilmuNya sehingga ilmu kita lebih dapat dipertanggungjawabkan.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum......................................................................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus.....................................................................................................................2
1.3 Metode Penulisan.......................................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................................................3
BAB 2....................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................4
2.1 Teori Keperawatan Middle Range..........................................................................................4
2.2 Teori Ramona T. Mercer..........................................................................................................4
2.2.1 Biografi Ramona T Mercer................................................................................................4
2.2.2 SumberTeoritis...................................................................................................................6
2.2.3 Paradigma Keperawatan Menurut Mercer......................................................................6
2.2.4 Konsep Utama dan Definisi................................................................................................8
2.2.5 Pernyataan Teoritis..........................................................................................................11
2.3 Teori Katharine Kolcaba.......................................................................................................12
2.3.1 Biografi Katherine Kolcaba.............................................................................................12
2.3.2 Sumber Teoritis................................................................................................................13
2.3.3 Konsep Utama dan Definisi..............................................................................................14
2.3.4 Paradigma Keperawatan Menurut Kolcaba...................................................................15
2.3.5 Penegasan Teoritis............................................................................................................16
BAB 3…………………………………………………………………………………………………17
PENUTUP.............................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….17
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA ……………………...…………………………………………………...……18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila di
dukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktik keperawatan.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan
harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat dapat melakukan
pendekatan penanganan masalah keperawtan secara tepat yang diaplikasikan dalam
pemberian asuhan keperawatan.
1
Perawat memandang pasien atau klien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual yang berespon secara unik dan holistik terhadap perubahan kesehatan. Asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terelepas dari aspek yang lima itu.
Perawat memberikan pemahaman kepada pasien secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan
pasien dalam kaitannya terhadap kesehatannya.
1.2.1Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran konsep
dasar teori middle range dan penerapannya pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan
kesehatan.
1.2.2Tujuan khusus
1. Dapat menjelaskan pengertian teori middle range
2. Dapat menjelaskan teori middle range
3. Dapat menerapkan teori middle range
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan menggunakan metode studi literatur yang diambil dari buku referensi,
selanjutnya diuraikan dalam bentuk makalah.
2
1.4 Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Middle Range merupakan teori keperawatan yang keabstrakannya pada level
pertengahan dan lebih mudah untuk diaplikasikan oleh perawat. Ruang lingkup pada teori
middle range lebih sempit dan spesifik dari teori grand dan lebih konkrit pada tingkat
abstraksinya namun lebih besar dari teori mikro. Teori middle range tidak dapat digunakan
untuk menjelaskan situasi kehidupan yang kompleks. Teori ini berfokus pada konsep
peminatan keperawatan yang mencakup konsep nyeri, berduka, harapan hidup, empati,
konsep diri, dan kenyamanan ( Peterson & Bredow, 2008).
Beberapa perbedaan teori middle range dibandingkan dengan teori grand, yaitu: ruang
lingkup lebih sempit, abstrak pada level pertengahan, menerangkan fenomena lebih spesifik,
terdiri dari beberapa konsep dan bagian, representatif terbatas pada realita keperawatan, lebih
sesuai untuk uji empiris, lebih aplikatif secara langsung dalam praktik untuk implementasi
dan penjelasan.Kelebihan dalam teori middle range memudahkan perawat untuk lebih terlibat
dalam penguasaan teori yang berdasarkan riset dan praktik.
Situasi keperwatan yang membuat teori middle range dikenal adalah sebagai berikut :
Situasi atau kondisi kesehatan klien/pasien
Populasi klien/pasien atau kelompok usia
Lokasi atau area praaktik
Tindakan perawat atau intervensi
Hasil klien/pasien yang telah diantisipasi
4
pediatrik, obsetrik dan penyakit menular. Dia mendapatkan gelar sarjana keperawatannya
pada tahun 1991 dari University Of New Mexico, Albuqurque. Kemudian melanjutkan
jenjang master pada maternal child dari Emoy University pada tahun 1964 dan melengkapi
dengan gelar PhD pada keperawatan maternitas Papittsburgh Universitas pada tahun 1973.
Mercer berfokus pada perilaku dan kebutuhan ibu menyusui, ibu dengan penyakit
postpartum, ibu yang melahirkan bayi dengan cacat dan ibu dengan usia muda. Buku Mercer
yaitu pertama nursing care for parent at risk (1977) , prespective on nursing health care
(1978), fist time of motherhood: experience from teen to fourties(1986),parent at risk (1990),
dan becaming a mather reaserch an maternal identity from rubin to the present(1995). Buku-
buku Mercer ini hampir semuanya tentang peran menjadi ibu , tapi buku keenam ini
tercantum penjelasan yang lebih lengkap daari teori Mercer mengenai maternalrole
attainment dan kerangka kerjanya.
Pada tahun 1990 dia juga menerbitkan tulisannya di several online courses for
nurseweek dan pada awal tahun 2000 menerbitkan “Adolescent sexuality and child bearing,”
“Transitions to parenthood” and “Helping parents when the unexpected”. Lalu, pada tahun
1983-1990 ia menjadi editor asosiasi health care for women international .
Pada bulan november 2003, dia mendapat kehormatan sebagai legenda hidup oleh
american academy of nursing selama pertemuan tahunan dan konferensi di Carlsbad,
California. Pada tahun 2004, Merecer juga mendapat kehormatan oleh University Of New
Mexico dan menerima penghargaan di alumni aword sebagai the first college of nursing
distinguished.
5
2.2.2SumberTeoritis
Teori Mercer berdasarkan pada penelitiannya pada awal tahun 1960 an. Profesor dan
mentor Mercer yaitu Reva Rubin dari University Of Pittsburg merupakan stimulus utama
bagi kedua penelitian dan teori perkembangan. Rubin terkenal dengan kerjanya dalam
mendefiniskan dan mendeskripsikan pencapaian peran ibu sebagai suatu proses ikatan yang
mendalam . kerangka kerja Mercer lebih jelas banyak menggunakan konsep Rubin .
Selain menggunakan kerja Rubin, penelitian Mercer juga berdasarkan pada kedua
teori yaitu teori peran dan perkembangan. Mercer lebih banyak mengandalkan pada
pendekatan interaksionis dalam teori peran yaitu teori mead (1934) role enactment dan teori
turner (1978)core self. Selain itu, teori penerimaan peran thorton dan nardi ( 1975) role
acquisition process yang membantu bentuk teori Mercer. Teori burr,leigh,day,dan
constantien(1979) juga berkontibusi terhadap teori Mercer. Teori proses perkembangan
Werner (1957) juga mengkontribusi pada pengembangan teori Mercer
Pada penelitian Mercer, peran ibu termasuk pada usia pertama melahirkan ,
pengalaman melahirkan , awal pemisahan dari bayi , stress sosial , mendukung sosial , ciri-
ciri kepribadian, konsep diri, sikap membesarkan anak, dan kesehatan . Mercer juga
mengidentifikasi bahwa terdapat komponen bayi yang mempengaruhi peran seorang ibu yaitu
temperamen bayi, kemampuan memberikan isyarat , penampilan, karakteristik umum,
iresponsiveness, dan status kesehatan. Mercer (1995) juga mencatat banyak temuan
pentingnya peran ayah .
6
Identitas maternal berkembang bersamaan dengan keterikatan maternal sebagai ibu,
dan saling tergantung satu sama lainnya.
1. Keperawatan
Keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan berfokus pada tiga pokok , yaitu :
2. Manusia
3.Kesehatan
Dalam teorinya Mercer mengartikan status kesehatan sebagaimana persepsi ibu atau
ayah mengenai kesehatan masa lalu, saat ini dan yang akan datang, resisten terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit,cemas akan kesehatan, orientasi terhadap pemulihan
7
penyakit. Status kesehatan bayi baru lahir tergantung kepada penyakit yang menyertai bayi
sejak lahir dan status kesehatan bayi melalui suatu rentang perawatan kesehatan seluruhnya .
status kesehatan keluarga mempunyai dampak negatif terhadap stress anterpartum. Status
kesehatan dipengaruhi oleh perawatan bayi oleh keluaraga.
4.Lingkungan
8
5. Konsep Diri
Garis besar Mercer mengenai konsep diri sebagai “persepsi diri tentang
kepuasaan diri, penerimaan diri, harga diri, serta keselarasan dan perbedaan
anatara diri dan ideal diri” .
6. Fleksibilitas
Suatu peran tidaklah kaku; oleh karena itu, siapapun yang mengisi peranan
tersebut tidak menjadi penting. “fleksibilitas dalam sikap mendidik dan
mengasuh anak meningkat bersamaan perkembangan. Ibu yang lebih tua
usianya cenderung untuk lebih luwes ketika merespon bayi mereka dan
melihat berbagai situasi yang terjadi dalam nuansa yang unik.”
7. Perilaku pengasuhan anak
Sikap mengasuh anak adalah sikap maternal atau keyakinan tentang
pengasuhan anak.
8. Status kesehatan
Status kesehatan didefinisakan sebagai “persepsi ibu dan ayah tentang kondisi
kesehatan sebelumnya, kesehatan terkini, gambaran mengenai sehat, resistensi
terhadap penyakit, kepedulian terhadap kesehatan, orientasi menganai sakit,
dan penolakan terhadap peran sakit.”
9. Kecemasan
Mercer dan rekannyamendeskripsikan kecemasan sebagai suatu karakteristik
terhadap situasi yang memicu stres baik situasi berbahaya atau mengancam,
dan status spesifik lainnya”.
10. Depresi
Menurut mercer dan rekan, depresi adalah menunjukkan sejumlah gejala
defresif dan terutama pada komponen afektif dari suasana perasaan depresi.
11. Ketegangan peran-konflik peran
Ketegangan peran adalah konflik dan perasaan sulit seoranng perumpuan
dalam memenuhi kewajiban peran sebagai ibu.
12. Gratifikasi – kepuasan
Mercer menggambarkan gratifikasi sebagai kepuasan, kesenangan,
penghargaan, atau kebahagian seorang perempuan dalam menjalankan
peranannya ketika bersama bayinya, dan menyelesaikan berbagai tugas
sebagai ibu.”
13. Kedekatan
9
Perasaan dekat merupakan komponen peran dan identitas orang tua. Hal ini
dipandang sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh rasa kasih sayang dan
terbentuknya komitmen emosional seorang individu.
14. Temperamen bayi
Temperamen bayi adalah ketika bayi menyampaikan bahasa isyarat yang sulit,
sehingga memicu perasaan frustasi dan tidak kompeten pada ibu.
15. Status kesehatan bayi
Status kesehatan bayi adalah kondisi yang menyebabkan perpisahan antara
maternal-bayi, yang memengaruhi proses pencapaian peranan tersebut.
16. Karakteristik bayi
Karakteristik bayi melingkupi temperamen,penampilan, dan status kesehatan
bayi.
17. Isyarat bayi
Bahasa isyarat bayi adalah sikap bayi yang menunjukkan respons dari ibunya.
18. Keluarga
Mercer dan rekan pada tahun 1986 mendefinisikan keluraga sebagai sistem
yang dinamis, mencakup subsistem-individual (ibu, ayah, bayi abtu lahir/bayi)
dan keduanya(ibu-ayah, ibu-bayi batu lahit/bayi, dan ayah-bayi baru
lahir/bayi) termasuk dalam sistem keluarga.
19. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah pandangan individu tentang aktivitas dan hubungan
antara keluarga dan subsistem serta unit sosial terkait.
Menurut mercer dan rekannya, ada empat area dukungan sosial yakni sebagai berikut :
10
Dukungan emosional yaitu perasaan dicintai, dirawat, dipercaya, dan dimengerti.
Dukungan informasi yaitu bantuan individual yang membantu masing-masing
individu melalui pemberian informasi yang berguna dalam menghadapi masalah atau
situasi.
Dukungan fisik yaitu bantuan langsung.
Dukungan penilaian yaitu dukungan yang memberitahukan permegang peran
bagaimana kinerja seorang individu; hal tersebut memungkinkan individu
mengevaluasi dirinya dalam hubungan dengan peranan orang lain.
23. Hubungan ibu-ayah
Hubungan antara ibu-ayah adalah persepsi hubungan pasangan yang mencakup nilai
aktual, tujuan, dan kesepakatan antara keduanya. Pencapaian seorang ibu dan bayinya
berkembang bersamaan dengan kondisi emosional dari orangtuanya.
Teori Mercer dan model pencapaian peran maternal diperkenalkan tahun 1991 pada
symposium international research conference yang diselenggarakan oleh council of nursing
research and american nurser association di Los Angeles, California ( Mercer. 1995).
Mercer (2004) melakukan revisi pada teorinya yang berfokus kepada transisi seorang
perempuan menjadi seorang ibu. Peranan sebagai ibu membutuhkan perubahan mendalam
pada kehidupan seorang perempuan di masa perkembangan hidupnya. Menurut Mercer
menjadi seorang ibu lebih dari sekedar persepsi suatu peran saja, melainkan suatu hal yang
tidak akan selesai dan terus berlanjut. Oleh karena itu, Mercer merekomendasikan tersebut
didasarkan pada hasil penelitian Walker, Carain, dan Thompson, Koniak-Griffin, Mcbride,
dan Shore. Yang melakukan penilaian pada proses menjadi seorang ibu dan memicu
pertanyaan lebih lanjut mengenai proses pencapaian peran sebagai seorang ibu.
11
ii. Mesosistem meliputi pengaruh dan interaksi dengan orang-orang di dalan
mikrosistem tersebut. Interaksi-interaksi mikrosistem dapat memengaruhi apa yang
terjadi pada peran ibu yang sedang berkembang dan anak.
iii. Makrosistem mengacu pada protipe umum yang ada dalam budaya tertentu atau
konsistensi budaya yang diwariskan. Maksrosistem yang melipuyi pengaruh sosisal,
politik, dan budaya pada kedua sistem.
Pencapaian peran matenal adalah proses yang mengikuti empat tahapan akuisisi
peran:
12
middle-raneg theory (Kolcaba, 1992), dan penerapan teori dalam pemberian
intervensi( Kolcaba & Fox,1999).
Saat ini, Dr. Kolcaba adalah emeritus associate professor di bidang keperawatan, Universitas
Akron, di mana tempat Kolcaba mengajarkan teori kepada mahasiswa MSN. Kolcaba juga
mengajarkan teori kepada mahasiswa DNP di Ursuline College Di Mayfield Heights, Ohio.
Fokus studi Kolcaba mencakup intervensi dan dokumentasi terkait kenyamanan berdasarkan
praktik berbasis bukti. Kolcaba tinggal dengan suaminya di wilayah Ceveland dan ia
menikmati kehidupannya dekat dengan cucu dan ibunya. Kolcaba membentuk perusahaan,
dikenal dengan the comfort line, yang berfokus sebagai agen pemberi bantuan pelayanan
kesehatan dengan mengimplementasikan teori kenyamanan. Kolcaba menjadi pemilik dan
koordiantor local parish nurze program dan anggota dari ANA dan melanjutkan bekerja
bersama mahasiswa dalam mempelajari lebih dalam mengenai kenyamanan.
2.3.2 Sumber Teoritis
Kolcaba melalui studi teorinya berdasarkan praktik klinisnya di bidang keperawatan
mengawali studi doktoralnya. Ketika kolcaba mempresentasikan kerangka kerja untuk asuhan
keperawatan demensia, peserta yang hadir bertanya “Apakah Anda menganalisa konsep
mengenai kenyamanan?” Kolcaba menjawab bahwa ia belum melakukan tapi hal itu menjadi
langkah awalnya. Pertanyaan tersebut mendorongnya untuk menelititi lebih lanjut mengenai
konsep kenyamanan.
Langkah pertama, menganalisa konsep tersebut, dimulai dengan menelaah studi literatur yang
ada mengenai kenyamanan dari berbagai disiplin mencakup keperawatan, kedokteran,
psikologi, psikiater, ergonomik, dan bahasa inggirs. Dari OED, Kolcaba memelajari bahwa
definisi asli dari kenyamanan adalah untuk memperkuat. Definisi ini memberikan rasional
bagi perawat untuk memberikan kenyamanan pasien ketika pasien mampu melakukan
kegiatannya dengan baik dan perawat mendapatkan kepuasan.
Sejak tahun 1900 sampai 1929, kenyamanan merupakan tujuan utama keperawatan dan
kedokteran, melalui kenyamanan, proses kesembuhan dapat tercapai. Perawat memiliki
peranan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kenyamanan pasien. Harmer
(1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan berfokus untuk memberikan lingkungann
yang nyaman, dan asuhan keperawatan individu pasien mencakup kebahagiaan, kenyamanan,
dan meringankan, fisik dan mental. Selain itu, istirahat dan tidur, nutrisi, kebersihan, dan
eliminasi.
Berdasarkan literarur tersebut dicontohkan bahwa kenyamanan bersifat positif dan diperoleh
dengan adanya bantuan perawat dan pada beberapa kasus, hal tersebut sebagai indikasi
adanya kemajuan dari status atau kondisi sebelumnya. Secara intuisi, kenyamanan berkaitan
dengan aktivitas mengasuh atau merawat. Dari bahasa dasar kenyamanan, Kolcaba
menjelaskan kenyamanan adalah suatu yang menguatkan, dan dari ergonomis, berkaitan
langsung dengan penampilan dalam bekerja.
Kolcaba menggunakan idenya dari tiga teori keperawatan sebelumnya untuk mensitensis
jenis kenyamanan menurut analisis konsep.
1) Relief ( kelegaan) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Orlando, yang
mengemukakan bahwa perawat meringankan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
13
2) Ease (ketenteraman) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian henderson,
yang mendeskripsikan ada 13 funngsi dasar manusia yang harus dipertahankan
selama pemberian asuhan.
3) Transcendence(transendensi) dijabarkan dari hasil penelitian Paterson dan Zderad,
yang menjelaskan nahwa perawat membantu pasien dalam mengatasi kesulitannya.
Empat konteks kenyamanan, berdasarkan asuhan yang berasal dari literatur
keperawatan( kolcaba, 2003). Konteks fisiologis, psikospiritual, sosiokultural, dan
lingkungan. Empat konteks dibandingkan dengan tiga jenis dari kenyamanan.
2.3.3 Konsep Utama dan Definisi
1. Kebutuhan perawatan kesehatan
Kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhan kenyamanan yang
berkembang dari situasi stres dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai
dengan sistem dukungan penerima secara umum. Kebutuhan manusia dapat
berupa kebutuhan fisiologis, psikospiritual, sosiokultural, atau lingkungan. Hal
ini dapat diidentifikasi melalui melakukan observasi, laporan verbal atau
nonverbal, dan konsultasi keuangan dan intervensi.
2. Intervensi untuk rasa nyaman
Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan
untuk mencapai kebutuhan kenyamanan penerima asuhan, mencakup
fisiologis, sosial, budaya, ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
intervensi fisik.
3. Variabel yang mengintervensi
Variabel yang mengintervensi adalah interaksi yang memengaruhi persepsi
penerima mengenai kenyamanan sepenuhnya. Hal ini mencakup pengalaman
sebelumnya, usia, sikap, status emosional, latar belakang budaya, sistem
pendukung, prognosis, ekonomi, edukasi, dan keseluruhan elemen lainnya dari
pengalaman penerima.
4. Rasa nyaman
Rasa nyaman adalah status yang diungkapkan atau dirasakan penerima
terhadap intervensi kenyamanan yang didapatkan. Hal ini merupakan
pengalaman yang holistik dan memberikan kekuatan ketika seseorang
membutuhkannya yang terdiri dari tiga bentuk kenyamanan dalam empat
konteks.
5. Perilaku mencari bantuan
Perilaku mencari bantuan menjabarkan tujuan hasil yang ingin dicapai tentang
makna sehat, yakni sikap penerima berkonsultasi mengenai kesehatannya
dengan perawat.
6. Integritas institusional
Perusahaan, komunitas, sekolah, rumah sakit, regional, negara bagian, dan
negara yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, berkembang, etik, dan tulus
akan memiliki integritas kelembagaan.
7. Praktik terbaik
Praktik terbaik diartikan sebagai intervensi yang diberikan petugas kesehatan
sesuai dasar keilmuwan dan praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik
untuk pasien dan keluarga.
14
8. Kebijakan terbaik
Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional dimulai dari adanya
protokol prosedur dan medis yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan
diberikan.
2.3.4 Paradigma Keperawatan Menurut Kolcaba
Teori tentang kenyamanan Kolcaba menilai kenyamanan dengan membuat struktur
taksonomi yang bersumber pada 3 tipe kenyamanan yaitu: relief (bantuan), ease
(kemudahan), dan transedence. Kolcaba mengaitkan ketiga tipe kenyamanan tersebut dengan
4 pengalaman kenyamanan yaitu: fisik, psikospiritual, sosialkultural dan lingkungan. Di
dalam teori Kolcaba, mereka yang menerima tindakan kenyamanan daat disebut sebagai
penerima, pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih tua, masyarakat dan
lembaga.4 konsep utama dalam teori Kolcaba yakni:kebutuhan perawatan kesehatan ,
intervensi kenyamanan, variabel intervening, kenyamanan , perilaku mencari kesehatan,
integritas institusional, praktik terbaik dan kebijakan terbaik.
1. Pasien
Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu keluarga, institusi, atau
komunitas yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan sebagai
penerima intervensi terkait kenyamanan di lingkungan tempat bekerja ketika adanya
inisiatif untuk meningkatkan kondisi kerja di bawah tekanan, seperti untuk
meningkatkan Magnet status.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi
asuhan kesehatan, atau komunitas dalam konteks individu atau kelompok.
3. Lingkungan
Lingkungan mencakup segala aspek dari pasien, keluarga, atau pengaturan
kelembagaan yang dapat dimanipulasi oleh perawat, orang yang dicintai, atau
lembaga untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyamanan yang
intensif, intervensi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, dan
evaluasi tingkat kenyamanan setelah implementasi diberikan kemudian dibandingkan
dengan tujuan hasil yang diingankan. Pengkajian dan evaluasi dapat berupa intuisi
atau subjektif, seperti ketika perawat menanyakan apakah pasien merasa nyaman, atau
15
secara objektif, seperti observasi proses penyembuhan luka, perubahan nilai
laboratorium, atau perubahan sikap/perilaku.
Asumsi- asumsi
1. Setiap individu menunjukkan respons holistik terhadap stimulus kompleks yang
diterima.
2. Kenyamanan adalah hasil holistik yang ingin dicapai oleh setiap individu dan erat
kaitannya dengan disiplin keperawatan.
3. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh
setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif.
4. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagiPasien dalam
membentuk sikap kesadaran terkait kesehatan dirinya.
5. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya yang tinggi cenderung
memiliki kepuasan tersendiri dengan asuhan yang diperoleh.
6. Imtegritas institusi didasarkan oleh orientasi sistem nilai penerima asuhan. Sama
pentingnya orientasi terhadap promosi kesehatan, asuhan holistik dalam konteks
keluarga dan pemberi asuhan.
2.3.5 Penegasan Teoritis
Teori kenyamanan terdiri dari tiga bagian pertanyaan proposisi yang telah diuji
secara terpisah atau bersamaan:
1. Bagian I menyatakan intervensi kenyamanan, ketika efektif akan menghasilkan
peningkatan kenyamanan bagi penerima ( pasien dan keluarga ), dibandingkan
dengan dasar pre intervensi. Pemberi asuhan dapat menjadi penerima jika
menyatakan komitmen untuk kenyamanan lingkungan kerja mereka. Intervensi
kenyamanan ditujukan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar manusia, seperti
istirahat, homeostatis, komunikasi terapeutik, dan pengobatan yang holistik.
Intervensi kenyamanan biasanya non-teknologi dan terintegritasi dalam pemberian
asuhan.
2. Bagian II menyatakan bahwa peningkatan kenyamanan penerima asuhan dihasilkan
dari adanya perilaku kesadaran diri tentang kesehatannya.
3. Bagian III menyatakan bahwa adanya peningkatan kesadaran tentang kesehatannya
meningkat akibat kemajuan dalam kualitas perawatan, kebijakan institusi dan
asuhan berdasar bukti praktik klinis dan kebijakan.
Kolcaba menyakini bahwa perawat dapat melakukan asuhan yang bersifat
memberikan kenyamanan bagi pasien. Kolcaba menyakini bahwa tindakan ini akan
meningkatkan peran perawat untuk lebih kreatif dalam pemberian asuhan
keperawatannya dan kepuasan diri, seperti pencapaian kepuasan yang diperoleh pasien
kelolaannya. Oleh karena itu, perawat harus memberikan intervensi yag tepat dan
mendokumentasikan hasilnya dalam catatan terintegrasi pasien.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Middle Range teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih
kongkret daripada Grand Teori, karena Middle Range Teori di organisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variable terbatas, dapat di uji secara langsung. Contohnya teori
ramona t. Mercer tentang pencapaian peran maternal menjadi seorang ibu dan teori katharine
kolcaba tentang kenyamanan.
Teori pencapaian peran maternal menggunakan variabel ibu dan bayi, karena terdapat banyak
faktor yang memengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pembetukan peran sebagai
ibu. Faktor tersebut yaitu ketika persalinan pertama, jumlah persalinan, perpisahan dini dari
bayi, stres sosial, dukungan sosial, sifat personal, konsep diri, sikap dalam pengasuhan anak,
dan kesehatan.
Teori kenyamanan berfokus pada apa yang dilakukan disiplin ilmu keperawatan untuk pasien.
Teori ini memiliki relevansi pada praktik dan memudahkan dalam membimbing perawat
untuk perencanaan dan medesain asuhan keperawatan dalam latar apapun. Dengan kerangka
konsep yaitu kebutuhan perawatan kesehatan, intervensi untuk rasa nyaman, variabel yang
mengintervensi, rasa nyaman, perilaku mencari bantuan, integritas institusional, praktik
terbaik, dan kebijakan terbaik.
3.2 Saran
Dari makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan untuk lebih banyak
membaca dan memahami masalah middle range dan bisa lebih banyak mengetahui masalah
genetic(pewarisan sifat) pada manusia.
17
DAFTAR PUSTAKA
18