Anda di halaman 1dari 11

KONSEPTUAL MIDDLE RANGE THEORY

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8

NADINE FRIZANIA ARDINA (2314301042)


BARUJI SAGO ALLAIL (2314301016)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN TINGKAT 1 RKI
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah tentang “Konseptual Middle Range Theory" dapat tersusun. Bahan ajar ini
digunakan sebagai bahan referensi mata kuliah Falsafah dan Teori Kepperawatan bagi dosen
dan mahasiswa Prodi STr Keperawatan Poltekkes Tanjung Karang.

Dalam penyusunan Bahan Ajar ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kekurangan, namun atas bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Maka
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan bahan ajar ini. Mengingat ketidaksempurnaan makalah ini,
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 18 Januari 2023

Author
DAFTAR PUSTAKA

COVER...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

TABLE OF CONTENT....................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan ...............................................................................................................4
D. Manfaat..............................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Definisi keperawatan.........................................................................................5
B. Asumsi Dasar.....................................................................................................5
C. Prinsip Hemeodinamika....................................................................................6
D. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan...7

BAB 5 PENUTUP .............................................................................................................9


A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................10


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,
grand theory, middle range theory, dan practice theory. Dalam aplikasi teori keperawatan
empat tingkatan teori tersebut tercermin dalam filosofi dan paradigma keperawatan sebagai
contoh teori keperawatan yang dikemukakan oleh Orem dapat disimpulkan bahwa filosofi
teori tersebut bertujuan membantu klien melakukan perawatan diri sendiri.

Menurut Orems, asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial. Perawat menilai mengapa klien
tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya dan menilai seberapa jauh klien mampu
memenuhinya sendiri. Dasar dari praktik keperawatan saat ini adalah teori keperawatan. Teori
keperawatan, dalam banyak keadaan, mengarahkan dan mengatur pengetahuan, pendidikan,
penelitian, dan praktik keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan middle range theory?


2. Siapa tokoh-tokoh middle range theory?
3. Apa identifikasi teori keperawatan middle range theory?
4. Apa saja ciri-ciri dari middle range theory?
5. Apa kegunaan dari middle range theory?
6. Bagaimana pendekatan middle range theory dengan nursing paradigma?
7. Bagaimana pendekatan middle range theory dengan tindakan keperawatan?
8. Apa kelebihan dan kekurangan middle range theory?

C. TUJUAN

1. Mengidentifikasi kontribusi teori middle range dalam pengembangan praktik


keperawatan yang berkualitas.
2. Menganalisis konsep-konsep utama dalam teori middle range seperti adaptasi,
kemandirian, dan kualitas hidup dalam konteks keperawatan.
3. Menjelaskan hubungan antara teori middle range, grand teori, dan micro teori sebagai
jembatan antara keduanya.
4. Menguraikan penerapan teori middle range dalam praktik keperawatan sehari-hari
untuk meningkatkan asuhan pasien.
5. Mendorong penelitian lebih lanjut dan pengembangan teori untuk memperdalam
pemahaman dan praktik keperawatan yang efektif
D. MANFAAT

1. Supaya para mahasiswa maupun mahasiswi keperawatan dapat memahami mengenai


Middle Range Theory dalam keperawatan
2. Supaya menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca
BAB 1
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/gagasan yang


saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan
(smith dan Liehr, 2008). Middle-Range Theory dikemukakan oleh sosiolog amerika Robert
Merton dalam "social theory and social structure" (1957) untuk menghubungkan pemisah
diantara hipotesi-hipotesis terbatas dari studi empirisme dan teori-teori besar yang abstrak
yang diciptakan Talcott person.

Beberapa middle-range theories didasari oleh grand theories, hal ini ditegaskan
pernyataan smith (1994),bahwa fungsi utama grand theories dalah sebagai sumber utama
yang selanjutnya akan dikembangkan oleh middle-range theories.

Middle Range Theory memiliki hubungan yang kuat antara penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik oleh Merton (1968) menunjukkan bahwa Middle
Range Theory sangat penting dalam bidang praktik, dan Walker dan Avant (1995) lebih
lanjut berpendapat bahwa Middle Range Theory menyeimbangkan kespesifikannya dengan
konsep secara normal yang nampak dalam grand theori. Middle Range Theory bermanfaat
bagi perawat, mudah diterapkan dalam praktik, dan secara ilmiah sangat abstrak. Middle
Range Theory, Tingkat keabstrakannya sedang, bersifat komprehensif, terdiri dari cakupan
terbatas, memiliki jumlah variabel terbatas, dan dapat diuji secara langsung.

B. TUJUAN MIDDLE RANGE THEORY

Middle range theory bertujuan menjembatani kesenjangan antara grand theory dan praktik
keperawatan. Grand theory bersifat luas dan abstrak. Praktik keperawatan bersifat situasional
dan spesifik. Middle range theory mengisi gap di antara keduanya dengan memberikan
kerangka konseptual yang lebih konkret dan terfokus. Namun tetap cukup luas untuk
diterapkan pada beragam situasi asuhan keperawatan.

Selain itu, middle range theory juga bertujuan memberikan kerangka kerja konseptual
yang memandu pelaksanaan praktik keperawatan. Mulai dari tahap pengkajian dan
pengumpulan data, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan intervensi, hingga evaluasi
dari asuhan keperawatan yang diberikan. Middle range theory menjadi model konseptual
yang dijadikan acuan oleh perawat dalam melaksanakan seluruh tahapan proses keperawatan
serta mengambil keputusan klinis.

Tujuan lain middle range theory yaitu mengembangkan fondasi pengetahuan dalam
disiplin ilmu keperawatan itu sendiri. Middle range theory membantu membangun basis
pengetahuan keperawatan yang utuh dengan menjelaskan, merumuskan, dan menguji
berbagai fenomena, konsep, proposisi serta asumsi yang relevan dalam praktik keperawatan.
Hasilnya adalah semakin kokoh dan kayanya corpus pengetahuan empiris dalam keilmuan
keperawatan.
Terakhir, middle range theory juga memandu perawat dan peneliti keperawatan untuk
melakukan studi-studi lanjutan guna menguji atau menyempurnakan teori yang ada.
Penelitian empiris berbasis middle range theory sangat diperlukan untuk memperkuat,
memperluas, bahkan menemukan teori baru dalam keperawatan. Dengan demikian, middle
range theory menjadi landasan konseptual yang penting bagi advance ilmu dan inovasi
praktik keperawatan itu sendiri.

C. TOKOH-TOKOH MIDDLE RANGE THEORY

1. Ramona T. Mercer
Ia mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari
keperawatan maternitas yaitu "Maternal Role Attainment-Becoming a Mother"
Fokus utama teori ini adalah penjelasan proses pencapaian peran ibu dan proses
menjadi seorang ibu, yang melibatkan berbagai asumsi mendasar. Model ini juga
memandu perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya,
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan kepada bayi melalui
pendidikan dan dukungan, serta memberikanpelayanan pada bayi yang tidak mampu
melakukan perawatan mandiri dan berinteraksi dengan lingkungannya. Model
konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu.
Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan
identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.

2. Khatarina Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain:
a. Induksi
Terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara
spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan
dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.

b. Deduksi
Suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip
atau pendapat yang lebih umum prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.

c. Retroduksi
Suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini
diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi),
yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)


a. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.

b. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.

c. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.

d. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya: usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.

e. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
a) Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri.
b) Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan
antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

4. Carolyn L. Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi, konsepsi diri berakar pada kondisi
fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda. Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk
membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku, seseorang memonotor
reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari
proses yang dibentuk/dihasilkan.

Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh


karena itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut. Domain dari kondisi
sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit (table 30.1)melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi
dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit
merupakan bentuk kerja Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya
dengan semua interaksi, termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua
komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit
(pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya
dipengaruhi oleh total organisasi.

5. Cheryl Tatano Beck, DNSC, CNM, FAAN


a. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan
dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi
anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan
kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala,
prevalensi, faktorrisiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan
anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk
skrining depresi postpartum Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil
dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.

6. Merle Helaine Mishel


a. Teori Keraguan terhadap penyakit Uncertainty in Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk beradaptasi pada suatu penyakit.

7. Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
a. Value the voice (menghargai suara)
b. Respect the language (hormati bahasa)
c. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)
d. Become the apprentice (menjadi apprentice)
e. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)
f. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)
g. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)
h. Craft the step beyond (menentukan langkah)
i. Give the gift of time (berikan waktu)
j. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan)

8. Shirly M. Moore
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses
dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar
pengaruh systems. Dalam teoriEOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga
(pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan
dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.

D. KARAKTERISTIK TEORI
Teori middle range menargetkan fenomena atau konsep tertentu, seperti rasa sakit dan
stres; Mereka terbatas dalam lingkup namun cukup umum untuk mendorong penelitian. Ini
berkaitan dengan konsep dan hubungan operasional dan dapat diterima untuk pengujian
empiris. Teori-teori ini sangat spesifik untuk keperawatan. Teori ini relatif mudah dipahami
dan diterapkan (Nugroho, 2021).
Karakteristik teori Middle Range yang bagus seperti yang dijelaskan oleh Whall
(Alligood, 2013):
1. Konsep dan proposisinya khusus untuk keperawatan
2. Mudah dioperasikan
3. Dapat diterapkan pada banyak situasi
4. Proposisi dapat berkisar dari kausal sampai asosiatif, tergantung pada aplikasinya
5. Asumsi sesuai dengan teori
6. Harus relevan bagi pengguna teori yang potensial, yaitu perawat
7. Harus berorientasi pada hasil yang penting bagi pasien, bukan sekadar
menggambarkan apa yang dilakukan perawat
8. Harus menggambarkan fenomena sensitif keperawatan yang mudah dikaitkan dengan
tindakan perawat yang disengaja

E. IDENTIFIKASI TEORI KEPERAWATAN MIDDLE RANGE

Menurut Saleh (2018):


a) Teori Self Transcendense yang dikembangkan Pamela G.Reed. Transendensi diri
berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai. Suatu gerak dari yang kurang
baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
b) Ada juga mid-range theory yang tumbuh langsung dari praktik. Misalnya, Swansons
(1991) mid-range theory tentang “caring in perinatal nursing” dikembangkan secara
induktif dari tiga perinatal setting.
c) Sama halnya dengan Merle Mishel (1990) yang mengembangkan mid-range theory
“uncertainly (ketidakpastian)” di antara pasien.
d) Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori, misalnya : middle range theory
dari “self care deficit” diturunkan dari grand theory “self care” oleh Orem (1980).
e) Chinn and Kramer (1995) menyatakan bahwa ada 8 midrange theory yaitu teori
perawatan mentruasi, teori “family care-giving”, theory of relapse among exsmokers
(kekambuhan di antara mantan perokok), a theory of uncertainty in illness
(ketidakpastian saat sakit), a theory of the perimenopausal process (proses
menopause), a theory of selftranscendence, a theory of personal risking and a theory
of illness trajectory.

Anda mungkin juga menyukai