Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FALSAFAH

KONSEP PRACTICE THEORY DAN TEORI YANG


TERMASUK DALAM PRACTICE THEORY

OLEH

I Made Ngara Yasa


NIM : 213221235
Kelas : B14-A

PROGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Konsep Practice Theory Dan Teori Yang Termasuk Dalam Practice
Theory” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca khususnya profesi perawat, sehingga ke
depannya dapat diterapkan di dunia praktek keperawatan. Dalam
kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
.
Denpasar, 21 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Practice theory ...................................................................................... 4
2.2 Konsep Practice Theory ..................................................................................... 5
2.3 Perkembangan Practice Theory ......................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................11
3.2 Saran .................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Falsafah keperawatan adalah suatu pandangan dasar terhadap
manusia secara utuh yang menjadi kerangka dasar praktik keperawatan
sehingga dibutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai falsafah dan
paradigma yang sangat dibutuhkan dalam peningkatan profesionalisme
dalam dunia keperawatan. Sedangkan filosofi keperawatan adalah kerangka
dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai pedoman untuk
berpikir, mengambil keputusan dan bertindak atau berperilaku dalam
melaksanakan praktik keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit
(Creasia, 2007).
Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui
bidang keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat
layanannya. Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan
pada perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik
keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut
oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan
yang mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan
model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja
pemberian layanan keperawatan secara komprehensif. Teori keperawatan
menunjukkan fenomena yang menarik yang di kemukakan, mengikuti
banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan
penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional (Artinian, 2011).
Perawat mempunyai fungsi yang unik dalam memberikan asuhan
keperawatan yang memperhatikan perbedaan biopsikososio dan spiritual
dari masing-masing orang. Tindakan keperawatan bersifat membantu orang
yang membutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
kemandirian dalam mencegah dari sakit, memperbaiki kesehatannya, atau
menghadapi kematian. Dalam menjalankan fungsi dan peran perawat maka

1
digunakan ilmu pengetahuan (sains) terapan yang mendasar dalam
melakukan / menerapkan praktik keperawatan sehari-hari (Kalman, 2008).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan


kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung
oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu
diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari
meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-
teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai
dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory)
adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”,
yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau
“melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan askep dalam praktek keperawatan.

Berdasarkan uraian di atas ilmu dan praktik keperawatan adalah dua


hal yang sangat perlu dikembangkan oleh perawat untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang professional. Teori keperawatan yang telah ada
sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik keperawatan menuju
asuhan keperawatan yang lebih baik. Maka dari itu konsep keperawatan
yang sudah ada penting untuk dibahas karena perawat yang berada pada
tingkat praktisi, peneliti atau pendidik atau pada posisi lain diharapkan
2
untuk dapat mengembangkan usaha penerapan teori keperawatan yang
sudah ada ke dalam praktik keperawatan yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah definisi Practice Theory ?
1.2.2 Bagaimanakah konsep Practice Theory ?
1.2.3 Bagaimanakah perkembangan Practice Theory ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Practice Theory
1.3.2 Untuk mengetahui konsep Practice Theory
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan Practice Theory

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat


menambah wawasan mengenai konsep Practice Theory dalam keperawatan
dan teori yang termasuk dalam Practice Theory.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Practice Theory

Practice theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan


langsung atau dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji secara empiris.
Mikro range theory sedikit lebih formal dan lebih bersifat sementara
dalam tingkat teori. Ini juga lebih bersifat membatasi dalam waktu dan
lingkup atau penerapannya. Bagaimanapun, pendekatan micro range
theory tidak dapat dinilai untuk peneliti dan praktisioner sebagaimana
mereka bekerja menggambarkan, mengorganisasi, dan menguji ide – ide
mereka. Dickkhoff & James ( 1968 ) menyatakan praktis teori diperlukan
dalam keperawatan karena keperawatan adalah suatu profesi dimana selalu
beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan. Menurut mereka teori
ini berorientasi pada tujuan dan mempunyai elemen penting yaitu isi
tujuan dispesifikkan sebagai arahan untuk aktivitas dan menjelaskan
bahwa aktivitas dilakukan untuk merealisasikan isi tujuan.

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya


dibanding middle range theory, teori pada level ini juga didefinisikan juga
sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory, dan micro
theory. Practice theory menentukan tindakan atau intervensi keperawatan
yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada
praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,
hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory
menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson
& Bredow, 2004).

4
2.2 Konsep Practice Theory

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman


praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat
dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice theory
keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding
attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare, caring for
patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson & Bredow,
2004).

Mikro teori/ teori praktek merupakan teori yang dikembangkan


berdasarkan perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini
lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan
dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam McKenna,
1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek/ micro theory adalah teori
yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan,
artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus
dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker
dan Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik adalah deskripsi dan
perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan
dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik.
Berdasarkan Ellis dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa semua
pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk praktek, sehingga semua
teori keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka merupakan teori
praktek.

Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan konsep dari middle


range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya
tindakan keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik
yaitu perawat mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada
pasien dengan melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi

5
kerusakan kulit karena tekanan dengan perubahan posisi yang teratur
(Parker & Smith, 2010). Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997)
menjelaskan beberapa ciri dari teori praktek/ micro theory, yaitu:

2.2.1 Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat


antara makna dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.

2.2.2 Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek
yang dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai;
dan ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi
praktik.

2.2.3 Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh
profesi perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur
panduan praktik.

2.3 Perkembangan Practice Theory

Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari


dunia nyata keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan
“engaging”, intuiting, dan envisioning. Engaging berarti keterlibatan
langsung perawat pada suatu situasi. Intuiting berarti perspektif subyektif
yang dibawa perawat pada situasi tertentu berdasarkan pengalaman yang
telah didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif perawat dalam
memberikan arti unik dalam situasi tersebut dan mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru (Chin & Kramer, 1995 dalam McKenna,
1997). Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian pendekatan baru namun
sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada beberapa langkah dalam proses
refleksi yaitu mengumpulkan pengalaman, konsentrasi pada perasaan
sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi, integrasi, validasi dan
ketepatan.

Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan


data-data pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi
dari jurnal ilmiah, diskusi dengan kolega. Parker dan Smith, 2010

6
menambahkan sumber sumber dari pengembangan mikroteori ini adalah
pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi dengan perawat mahir
berdasar kasus yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka yaitu
konsentrasi pada perasaan berarti tidak hanya mendeskripsikan
perasaannya saja tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti
ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan itu. Kepercayaan kuno tentang
situasi itu tidak boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan kepercayaan kuno
tersebut sebaiknya diganti dengan hal hal yang baru dan terbuka. Hal ini
dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah.

Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Yang pertama


adalah asosiasi atau hubungan memungkinkan praktisi refleksi untuk
menghubungkan situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada dan
tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut
mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat
dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk
mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.

Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi


mulai mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul
dalam langkah asosiasi. Hasil dari pengelompokkan ini didapatkan suatu
hubungan lagi dan suatu kesimpulan. Disini konsep baru, proposisi awal
dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal tersebut berhubungan dengan
teori yang sudah ada.Validasi berarti membandingkan hasil pendekatan
baru dengan pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari praktisi lain
untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi juga berarti mencoba
hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk mevalidasi
hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke
praktik klinik dan diuji disana.

Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu


menggabungkan perilaku dan pendekatan baru dengan dasar pengatahuan
kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di masa
depan pada situasi yang sama saat pertama kali refleksi dilakukan.

7
Micro range theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan

bersifat sementara dibandingkan tingkatan teori lainnya. dan sangat

terbatas dalam hal waktu dan lingkup aplikasinya (Higgins & Moore

2004). Micro range theory memiliki dua tingkatan, yaitu higher

level dan lower level

Micro range theory pada higher level sangat dekat hubungannya

dengan middle range theory, tetapi terdiri dari satu atau dua konsep-

konsep utama dan frekuensi aplikasinya dibatasi dengan sebuah kejadian.

Contohnya teori yang ada hubungannya dengan perawatan luka dekubitus

atau perawatan kateter13 .

Micro range theory pada lower level didefinisikan sebagai satu set

hipotesa kerja atau proposisi. Para ilmuan dan praktisi

menggunakan proposisi kerja secara sementara, menjelaskan atau

melakukan test hipotesa kerja yang ada kaitannya dengan kesehatan

sebagai hasil interaksi antara manusia dan lingkungan 13.

Mikro range theory merupakan teori yang paling informal

dibandingkan dengan yang lain. Teori ini paling konkrit dan dapat

diaplikasikan. Mikro range teori juga sering disebut sebagai praktikal teori.

Teori ini memiliki 2 level:

2.3.1 Level I: menghubungkan dengan middle range theory

2.3.2 Level II: mendesain sebuah hipotesis

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan


sebagai berikut:

8
Philosophical theory Falsafah keperawatan merupakan karya
awal yang mendahului era teori.
Falsafah berkontribusi untuk pengetahauan
keperawatan dengan memberikan arahan
untuk disiplin dan membentuk dasar untuk
keilmuan professional, yang mengarah
kepada pemahaman teotitis baru
Grand theory Cakupannya luas dan kompleks.
Membutuhkan penelitian yang spesifik
sebelum dapat sepenuhnya diuji cobakan.
Tidak memberikan panduan terhadap
intervensi keperawatan yang spesifik,
namun memberikan kerangka kerja
struktural dan ide yang abstrak
Middle range theory Cakupannya lebih terbatas dan kurang
abstrak
Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep
dan mencerminkan praktik keperawatan

Practice Theory Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan


cakupannya lebih sempit dibandingkan
dengan middle range theory.
Berorientasi pada suatu tindakan nyata
untuk tujuan yang spesifik.
Fokus kepada fenomena keperawatan
spesifik yang mencerminkan praktik klinis
dan hanya terbatas kepada populasi atau
bagian dari situasi pada teori

9
Adapun persamaan practice teori dengan teori yang lain yaitu:

2.3.1 Semua teori berdasarkan pada falsafah dan konsep sentral yang

sama / paradigma keperawatan ( manusia, lingkungan, kesehatan

dan keperawatan )

2.3.2 Sistem terbuka : dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungan

2.3.3 Proses pengembangan teori sama yaitu : asumsi terhadap konsep,

statmen atau pernyataan, prinsip atau preposisi dan teori

2.3.4 Berdasarkan uji coba dan ilmu

Sedangkan perbedaan practice teori dengan teori yang lain antara lain:
2.3.1 Penekanan pada konsep / fenomena yang terjadi pada saat itu

2.3.2 Seni dan ilmu keperawatan humanistik (nightingale,

virginahanderson, abdellah, orem, adam, watson dan

jenifer) perawatan humanistic sebagai seni dan ilmu

2.3.3 Hubungan antar personal ( peplau, travelbee, orlando, wiedenbach,

king, riedhl, sisca, erikcson, tomlir & swaim, bernard )hubungan

interpersonal antar manusia dan lingkungan

2.3.4 Sistem ( Jhonson, Roy dan Newman ). 6 subsistem dari sistem

prilaku; kasih saying, prestasi, seksual, ingesti eliminasi, agresif,

ketergantungan

2.3.5 Bidang – bidang energi yaitu energy fields ( Newman&Parse)

diilhami oleh Roger. Perawat adalah pengguna prinsip – prinsip

konservasi : energi, integritas struktural, integritas personal,

integritas sosial untuk mempertahankan kesehatan keseluruhan

keseimbangan individual.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori keperawatan merupakan suatu teori yang berkembang yang
didasarkan pada pengetahuan ilmu keperawatan bukan berdasarkan
pengetahuan ilmu lain. Practice theory adalah teori yang sudah dapat
diaplikasikan langsung atau dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji
secara empiris. Mikro teori/ teori praktek merupakan teori yang
dikembangkan berdasarkan perkembangan dari middle range theory,
karenanya teori ini lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit
keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga teori dalam tingkatan teori.
Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia nyata
keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”, intuiting,
dan envisioning. Practice theory menentukan tindakan atau intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada
fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung
pada praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,
hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Pengalaman praktik
klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice
theory keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan.

3.2 Saran
Dengan penyusunan makalah ini, semoga dapat memberi manfaat
bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Penulis
berharap pembaca dapat lebih memahami practice teori keperawatan
sehingga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat di masa yang akan
datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, hardiyanto.2016. Practice Theory/Micro Theory. http://rumah-perawat


/2016/09/practice-theorymicro-theory.html. Diunduh tanggal 19 September 2018, jam
21.00

Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Work (7 ed.).
United State of Amerika: Mosby Elsevier.
Anonim. 2015. Teori Keperawatan. http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/teori-keperawatan/.
Diunduh tanggal 19 September 2018, jam 21.10

Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana :Delmar a division of


Thomson Larning. Inc,USA

Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle Range Theory application
to Nursing Research. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA.

12

Anda mungkin juga menyukai