Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FALSAFAH

KONSEP PRACTICE THEORY DAN TEORI YANG


TERMASUK DALAM PRACTICE THEORY

OLEH
KELAS B11-A Kelompok 5

CHOMANG SUTRISNA (183222902)


FEBI PRAMITA LESTARI (183222906)
I PUTU ADITYA WARDANA (183222915)
KADEK AYU DWI CESIARINI (183222916)
NI KD RAI WIDIASTUTI (183222922)
NI KOMANG AYU NOPI SAVITRI (183222928)
NI MD HENI WAHYUNI (183222935)
NI MADE WIDIADNYANI (183222937)
NI PUTU NICK TRI DANYATI (183222942)

STIKES WIRA MEDIKA BALI


2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNYA sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan dengan mengambil judul “Konsep Practice Theory
Dan Teori Yang Termasuk Dalam Practice Theory”.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan khususnya profesi perawat,supaya ke
depannya dapat diterapkan di dunia keperawatan. Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
.
Denpasar, 19 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Practice theory......................................................................................3
2.2 Konsep Practice Theory.....................................................................................4
2.3 Perkembangan Practice Theory .........................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................8
3.2 Saran ..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan


kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung
oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu
diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta
pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek
keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional
dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat
terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan
terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa,
perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari
meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-
teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai
dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory)
adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”,
yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau
“melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti

1
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan askep dalam praktek keperawatan.
Konsep Practice Theory merupakan teori keperawatan akan dibahas
lebih jauh dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah definisi Practice Theory ?
1.2.2 Bagaimanakah konsep Practice Theory ?
1.2.3 Bagaimanakah perkembangan Practice Theory ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Practice Theory
1.3.2 Untuk mengetahui konsep Practice Theory
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan Practice Theory

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat


menambah wawasan mengenai konsep Practice Theory dalam keperawatan
dan teori yang termasuk dalam Practice Theory.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Practice Theory

Practice theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan


langsung atau dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji secara empiris.
Mikro range theory sedikit lebih formal dan lebih bersifat sementara
dalam tingkat teori. Ini juga lebih bersifat membatasi dalam waktu dan
lingkup atau penerapannya. Bagaimanapun, pendekatan micro range
theory tidak dapat dinilai untuk peneliti dan praktisioner sebagaiman
mereka bekerja menggambarkan, mengorganisasi, dan menguji ide – ide
mereka. Dickkhoff & James ( 1968 ) menyatakan praktis teori diperlukan
dalam keperawatan karena keperawatan adalah suatu profesi dimana selalu
beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan. Menurut mereka teori
ini berorientasi pada tujuan dan mempunyai elemen penting :

2.1.1 Isi tujuan dispesifikkan sebagai arahan untuk aktivitas

2.1.2 Menjelaskan bahwa aktivitas dilakukan untuk merealisasikan isi


tujuan

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya


dibanding middle range theory, teori pada level ini juga didefinisikan juga
sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory, dan micro
theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan
yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada
praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,
hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory
menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson
& Bredow, 2004).

3
2.2 Konsep Practice Theory

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman


praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat
dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice theory
keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan
digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu bonding
attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare, caring for
patient with chronic skin disease, quality of care, dll (Peterson & Bredow,
2004).

Mikro teori/ teori praktek merupakan teori yang dikembangkan


berdasarkan perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini
lingkupnya lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan
dengan ketiga teori dalam tingkatan teori. (Jacox, 1974 dalam McKenna,
1997). Lebih lanjut dikatakan, teori praktek/ micro theory adalah teori yang
memberikan arahan langsung pada perawat untuk mencapai tujuan, artinya
teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus
dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker
dan Smith (2010) menyatakan bahwa teori praktik adalah deskripsi dan
perkembangan dari tindakan keperawatan yang telah ada dan
dikembangkan untuk digunakan pada situasi keperawatan yang spesifik.
Berdasarkan Ellis dalam Reed et al, 2004, mengatakan bahwa semua
pengetahuan keperawatan dikembangkan untuk praktek, sehingga semua
teori keperawatan tanpa menghiraukan tingkatannya maka merupakan teori
praktek.

Idealnya teori praktik berhubungan erat dengan konsep dari middle


range theory dan dibawah kerangka kerja dari grand theory. Contohnya
tindakan keperawatan yang dapat dikembangkan menjadi teori praktik
yaitu perawat mengetahui bahwa mereka dapat mengurangi nyeri pada
pasien dengan melakukan intervensi yang spesifik dan mengurangi

4
kerusakan kulit karena tekanan dengan perubahan posisi yang teratur
(Parker & Smith, 2010). Wooldridge (1992) dalam Mckenna (1997)
menjelaskan beberapa ciri dari teori praktek/ micro theory, yaitu:

2.2.1 Teori praktek dinyatakan dalam sebuah hubungan sebab akibat antara
makna dan tujuan yang dapat di uji secara empiris.

2.2.2 Focus pada penyebab yang dapat dimanipulasi oleh perawat; efek
yang dianggap relevan untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai;
dan ketidaktentuan kondisi yang dapat diaplikasikan dalam situasi
praktik.

2.2.3 Fokus pada makna yang dapat diasumsikan secara mandiri oleh
profesi perawat baik praktik manipulasi langsung maupun struktur
panduan praktik.

2.3 Perkembangan Practice Theory

Teori praktik merupakan hasil dari sebuah proses refleksi dari dunia
nyata keperawatan klinis, dimana didalamnya dibutuhkan “engaging”,
intuiting, dan envisioning. Engaging berarti keterlibatan langsung perawat
pada suatu situasi. Intuiting berarti perspektif subyektif yang dibawa
perawat pada situasi tertentu berdasarkan pengalaman yang telah
didapatkannya. Envisioning berarti intuisi kreatif perawat dalam
memberikan arti unik dalam situasi tersebut dan mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru (Chin & Kramer, 1995 dalam McKenna,
1997). Refleksi bukan sebagai akhir dari pencarian pendekatan baru namun
sebagi suatu proses yang berlanjut. Ada beberapa langkah dalam proses
refleksi yaitu mengumpulkan pengalaman, konsentrasi pada perasaan
sendiri, mengevaluasi kembali melalui asosiasi, integrasi, validasi dan
ketepatan.

Untuk melakukan proses tersebut dilakukan dengan mengumpulkan


data-data pengalaman dalam bentuk jurnal tertulis, melakukan studi studi
dari jurnal ilmiah, diskusi dengan kolega. Parker dan Smith, 2010

5
menambahkan sumber sumber dari pengembangan mikroteori ini adalah
pengalaman sehari-hari dari perawat, diskusi dengan perawat mahir
berdasar kasus yang ditemuinya. Langkah kedua menurut mereka yaitu
konsentrasi pada perasaan berarti tidak hanya mendeskripsikan
perasaannya saja tentang pengalaman itu tetapi mencari bukti
ilmiah/pertanggungjawaban dari perasaan itu. Kepercayaan kuno tentang
situasi itu tidak boleh mempengaruhi persepsi. Bahkan kepercayaan kuno
tersebut sebaiknya diganti dengan hal hal yang baru dan terbuka. Hal ini
dapat dicapai dengan menulis sebuah catatan ilmiah.

Langkah ketiga yaitu terdiri dari empat bagian. Yang pertama


adalah asosiasi atau hubungan memungkinkan praktisi refleksi untuk
menghubungkan situasi yang ada dengan pengetahuan yang telah ada dan
tindakan yang dilakukan. Hasil akhirnya adalah praktisi tersebut
mengganti perilaku atau ilmu yang lama dengan yang baru. Hal ini dapat
dicapai dengan brainstorming dari kelompok, diskusi terbuka untuk
mengklarifikasi pikiran dan perasaan agar muncul pendekatan baru.

Langkah berikutnya yaitu integrasi. Dalam langkah ini praktisi


mulai mengelompokkan beberapa ide, perasaan, dan isu yang muncul
dalam langkah asosiasi. Hasil dari pengelompokkan ini didapatkan suatu
hubungan lagi dan suatu kesimpulan. Disini konsep baru, proposisi awal
dan asumsi dapat terlihat. Dapat juga hal tersebut berhubungan dengan
teori yang sudah ada.Validasi berarti membandingkan hasil pendekatan
baru dengan pengalaman, pengetahuan dan pendekatan dari praktisi lain
untuk mengetahui keaslian dari ide praktisi. Validasi juga berarti mencoba
hasil pendekatan praktisi di situasi lain. Cara terbaik untuk mevalidasi
hasil pendekatan baru adalah mengembalikan pendekatan tersebut ke
praktik klinik dan diuji disana.

Ketepatan adalah langkah terakhir dalam proses refleksi yaitu


menggabungkan perilaku dan pendekatan baru dengan dasar pengatahuan
kita. Sebagai hasilnya pengetahuan baru tersebut dapat digunakan di masa
depan pada situasi yang sama saat pertama kali refleksi dilakukan.

6
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Philosophical theory  Falsafah keperawatan merupakan karya


awal yang mendahului era teori.
 Falsafah berkontribusi untuk pengetahauan
keperawatan dengan memberikan arahan
untuk disiplin dan membentuk dasar untuk
keilmuan professional, yang mengarah
kepada pemahaman teotitis baru
Grand theory  Cakupannya luas dan kompleks.
 Membutuhkan penelitian yang spesifik
sebelum dapat sepenuhnya diuji cobakan.
 Tidak memberikan panduan terhadap
intervensi keperawatan yang spesifik, namun
memberikan kerangka kerja struktural dan
ide yang abstrak
Middle range theory  Cakupannya lebih terbatas dan kurang
abstrak
 Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep
dan mencerminkan praktik keperawatan

Practice Theory  Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan


cakupannya lebih sempit dibandingkan
dengan middle range theory.
 Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk
tujuan yang spesifik.
 Fokus kepada fenomena keperawatan
spesifik yang mencerminkan praktik klinis
dan hanya terbatas kepada populasi atau
bagian dari situasi pada teori

BAB III

PENUTUP

7
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Practice
theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau
dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Mikro teori/
teori praktek merupakan teori yang dikembangkan berdasarkan
perkembangan dari middle range theory, karenanya teori ini lingkupnya
lebih sempit dan lebih konkrit keabstrakannya dibandingkan dengan ketiga
teori dalam tingkatan teori. Teori praktik merupakan hasil dari sebuah
proses refleksi dari dunia nyata keperawatan klinis, dimana didalamnya
dibutuhkan “engaging”, intuiting, dan envisioning.

3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk
memperjelas dalam pembahasan “Konsep Practice Theory Dan Teori Yang
Termasuk Dalam Practice Theory” . Apabila ada kekeliruan atau tidak
jelasnya dalam makalah ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada
kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam
memperbaiki makalah ini.terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

8
Agustinus, hardiyanto.2016. Practice Theory/Micro Theory. http://rumah-perawat /
2016/09/practice-theorymicro-theory.html. Diunduh tanggal 19 September 2018,
jam 21.00

Anonim. 2015. Teori Keperawatan. http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/teori-


keperawatan/. Diunduh tanggal 19 September 2018, jam 21.10

Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana :Delmar a division of


Thomson Larning. Inc,USA

Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle Range Theory application to
Nursing Research. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA.

Anda mungkin juga menyukai