PENDAHULUAN
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle
Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi
klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta
pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori
dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan
tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik,
dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan
beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan
Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan
dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset
untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup
fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak
digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan
antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat
penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-
range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik
dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas,
dapat diuji secara langsung.
3
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang
relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada
disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968)
yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai
sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory
jika dibandingkan dengan grand theory:
2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-
tipe :
1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
4
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
5
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber
pada proses intelektual yang meliputi:
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain, Chenitz, seorang penulis
utama dari Entry intoa Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam praktikal
teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar
Middle Range Teori Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung
nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi
dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para
penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
6
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik
terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidak jelasan definisi middle range teori telah dikritisi
untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –
logis.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan.
Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran
ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan
identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan
konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh
terhadap pencapaian peran ibu.
7
2.7.2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara
lain:
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan
dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik.
3. Retroduksi
8
2.7.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
2. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih
baik.
3. Well-Being
4. Moderating-Mediating Factors
5. Point of Intervention
9
2. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik
dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau
aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda. Interaksi
dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu
konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan
merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang
dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi
sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah
berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table
30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain.
Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja
.Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua
interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan
tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama
namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.
10
risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas
tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum.
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan
muncul beberapa gejala.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering
perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit,
keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri
dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit
juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan
penurunan kualitas hidup.
11
2.7.7. Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang
hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi
model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka
dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya
sedang dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah
12
apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang
penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal
ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari
sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan
atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup
mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus
berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama
intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi
hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah
tarian.
13
2.7.8. Shirly M. Moore
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal
ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &
Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori
EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain
yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur
menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik
berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi
manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi
enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:
14
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat
dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan
preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang
damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli
berkontribusi sampai akhir hidup damai.
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan
dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk
memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa
kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep
tunggal yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan
analisis dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang
berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit
dan menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)
15
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan
obat anti ansietas).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik
secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat
tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini,
duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan
jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans
(Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat
dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan
pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke
dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai
kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth,
Eakes, Burke 1994).
16
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk
memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984
bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang
dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk
kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya
atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian
kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range
Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi
tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau
pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi
kronis yang berbeda dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
17
Manajemen Efektif
18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu
pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand
teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif,
defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang
kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah
varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih
kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber
dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin
ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh,
(middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara
langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin
tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang
mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori.
Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan
langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil
contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif
yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang
mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan
fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri
menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas
untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain
dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan
19
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait
dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin
keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik
keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan
penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis.
Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih
mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle
Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi,
masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
20
DAFTAR PUSTAKA
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd
ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing
Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using
King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York:
Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Louis
21