Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle
Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi
klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta
pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori
dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan
tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik,
dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.

Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Middle Range Theories?


2. Seperti apa perbandingan dengan Level Teori yang lain?
3. Apa ciri-ciri Middle Range Theory?
4. Bagai mana perkembangan middle range theory

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan
beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Middle Range Theories

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan
Liehr, 2008).

Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan
dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset
untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup
fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak
digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.

Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan
antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat
penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-
range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori.

Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik
dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas,
dapat diuji secara langsung.

3
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang
relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada
disiplin ilmu.

Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968)
yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai
sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.

Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory
jika dibandingkan dengan grand theory:

a. ruang lingkupnya lebih sempit

b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik

c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit

d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas

e. lebih dapat diuji secara empiris

f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3 Pengelompokan Teori

Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa


penyusun buku menurut:

2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-
tipe :

1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative

4
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:

1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)


2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
3. Comfort (Kolcaba, 1992)
4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory

2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :

1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi


2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal
ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.

2.4.2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :

1. Ruang lingkup terbatas,


2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan

5
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)

2.4.3. Menurut Whall (1996) :

1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan


2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5 Perkembangan Middle Range Theory

Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber
pada proses intelektual yang meliputi:

a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset

b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory

c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan

d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi

e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

2.6 Kontroversi Tentang Middle Range Teori

Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain, Chenitz, seorang penulis
utama dari Entry intoa Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam praktikal
teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar
Middle Range Teori Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung
nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi
dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para
penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.

6
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik
terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidak jelasan definisi middle range teori telah dikritisi
untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –
logis.

2.7 Tokoh-tokoh Middle Range Theory

2.7.1. Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan


yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a
Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan
proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan
terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang
tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.

Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan.
Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran
ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan
identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.

Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan
konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh
terhadap pencapaian peran ibu.

7
2.7.2. Katharine Kolcaba

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara
lain:

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan
dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik.

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat


untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,


psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek
tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam
hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

8
2.7.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

1. Vulnerability

Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable


meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya
adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan
pengasuhan.

2. Self-Transcendence

Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih
baik.

3. Well-Being

Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,


psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan
keadan yang baik.

4. Moderating-Mediating Factors

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang


berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin,
kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan
riwayat masa lalu.

5. Point of Intervention

Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.

1. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber


yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri

9
2. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

2.7.4. Carolyn L Wiener

Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik
dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau
aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda. Interaksi
dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu
konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan
merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang
dibentuk/dihasilkan.

Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi
sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah
berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table
30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain.
Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja
.Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua
interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan
tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama
namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.

2.7.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

1. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory

Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering


diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak.
Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan
postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor

10
risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas
tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum.
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan
muncul beberapa gejala.

Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.


NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)


2. Understanding (pemahaman)
3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4. Spirituality (spiritualitas)
5. Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg


bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam
satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan
mereka.

2.7.6. Merle Helaine Mishel.

1. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory

Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan


pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit.

Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering
perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit,
keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri
dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit
juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan
penurunan kualitas hidup.

11
2.7.7. Phil Barker

Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:

1. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang
hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi
model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka
dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya
sedang dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah

12
apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang
penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal
ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.

Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:

1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari
sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan
atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup
mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus
berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama
intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi
hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah
tarian.

13
2.7.8. Shirly M. Moore

Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal
ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &
Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori
EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain
yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.

Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang


dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:

(1) bebas dari rasa sakit,

(2) mendapatkan penghiburan,

(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,

(4) berada dalam kedamaian dan

(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.

Penggunaan Bukti Empiris

Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur
menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik
berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi
manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi
enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:

1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis


dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.

2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,


memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.

14
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang
perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat
dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan
preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.

4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien


menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan
yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam masalah-masalah praktis
dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan
untuk pengalaman pasien merasa damai.

5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan


orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk
kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau orang yang peduli.

6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang
damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli
berkontribusi sampai akhir hidup damai.

Pengembangan Lebih Lanjut

Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan
dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk
memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa
kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep
tunggal yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan
analisis dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang
berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :

1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit
dan menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)

2. Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan


ketidaknyamanan fisik)

15
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan
obat anti ansietas).

4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang


berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri,
kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan
berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah
Baik dan Moore (1996).

Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow )


berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama.
Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis
(Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan
adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi
kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys,
orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya
digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis
"(Lindgren et al, 1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik
secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat
tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini,
duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan
jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans
(Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat
dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan
pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke
dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai
kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth,
Eakes, Burke 1994).

16
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk
memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984
bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang
dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk
kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya
atau manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian
kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range
Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi
tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.

Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis

Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan


dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara
periodik dan gejala ini berpotensi progresif.

Kerugian

Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau
pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi
kronis yang berbeda dari ideal itu.

Pemicu Kejadian

Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Metode manajemen

Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis.


Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan
atau orang lain yang intervensi)

Manajemen yang tidak efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan


individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.

17
Manajemen Efektif

Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan


kenyamanan individu yang terkena.

18
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah suatu
pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand
teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif,
defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang
kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah
varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih
kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.

Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber
dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin
ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh,
(middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara
langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya mungkin
tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang
mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori.
Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.

Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan
langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil
contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif
yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang
mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.

Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan
fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri
menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas
untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain
dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan

19
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait
dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin
keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik
keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.

Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan
penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis.
Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih
mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle
Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi,
masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
praktik dibandingkan dengan Grand Teori.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24


September 2014, jam 20.15

McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in


nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd
ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing
Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using
King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York:
Springer Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Louis

21

Anda mungkin juga menyukai