Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori Middle Range
cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik
dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory
lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai
pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta
pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori
dan model konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan
tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik,
dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan
diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat
menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan beberapa
teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini akan dibahas:
Definisi Middle Range Theories
Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Pengelompokan Teori :

Ciri Middle Range Theory


Perkembangan middle range theory
Penggunaan middle range theory
Tokoh-tokoh middle range theory
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan
Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan
dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan pada tatanan praktek dan riset
untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.
2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan
petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand
theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan
antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat
penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa midrange theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup
abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan,
inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji
secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif
luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin
ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang
berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu
yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.

Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory
jika dibandingkan dengan grand theory:
a.

ruang lingkupnya lebih sempit

b.

lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik

c.

terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit

d.

merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas

e.

lebih dapat diuji secara empiris

f.

lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3 Pengelompokan Teori


Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa penyusun
buku menurut:
2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :
Tipe fisiologis
Tipe kognitif
Tipe emosional
Tipe sosial
Tipe integrative
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
Tidal Model (Phil Barker, 2001)
Comfort (Kolcaba, 1992)
Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya
2.4 Ciri Middle Range Theory
2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
Tanpa indikator pengukuran
Masih cukup abstrak
Konsep dan proposisi yang terukur
Inklusif

Memiliki sedikit konsep dan variabel


Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan studi
kualitatif
Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang
menarik
Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
2.4.2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
Ruang lingkup terbatas,
Memiliki sedikit abstrak,
Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
2.4.3. Menurut Whall (1996) :
Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
Mudah diterapkan
Bisa diterapkan pada berbagai situasi
Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
2.5 Perkembangan Middle Range Theory
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber pada
proses intelektual yang meliputi:
a.

Teori induktif yang membangun teori melalui riset

b.

Teori deduktif yang berasal dari grand theory

c.

Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan

d.

Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi

e.

Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

2.6 Penggunaan Middle Range Theory


Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu
menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam
pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat
membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan
untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle


Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range
Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa
sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari
173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian
tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan
54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu
psikologi.
2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis utama dari
Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini,
sedangkan yang lainnya memasukkan ke dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle
Range Teori Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan
hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai
abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi
dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu
teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik terhadap teori
ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi untuk
membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif logis.
2.8 Tokoh-tokoh middle range theory
2.8.1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari
keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari
teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan
berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam
melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan,
memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri
dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada
kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual
Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan
bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola
perilaku bayi.

Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan konsep
Bronfenbrenners (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap
pencapaian peran ibu.
2.8.2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain:
Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik.
Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep
Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka.
Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip
atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.
Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving
yang tepat.
2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan
situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas,
penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang
kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.

Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi
yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi
spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri
seseorang terhadap transendensi diri
Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi
hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
2.8.4. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan
diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas
yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain
adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam
peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian
yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu kondisi sakit
adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah berhubungan dengan
ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis
dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan
seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu
dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua
komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan
pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.
2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan
kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini
tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional
jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan
kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor
risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas tentang
Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan
bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan
bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.

Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program
ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
Understanding (pemahaman)
Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
Spirituality (spiritualitas)
Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg
bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu,
namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
2.8.6. Merle Helaine Mishel.
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi
pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu
dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap
penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun
terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif,
distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
2.8.7. Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang
terpenting.
Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk mengekspresikan,
menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan bahasa
mereka sendiri.
Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan ketertarikan dan rasa
ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar
serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).
Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap orang memiliki
sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong
mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan
membantu dalam proses pemulihannya.
Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong
profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara
setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut
memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.

Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi informasi yang
berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses
pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.
Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan
klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang"
karena langkah awal merupakan langkah yang penting.
Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang
dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan Berapa
banyak waktu yang masih kita punya? melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang
ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal ini
merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas. Manusia hidup di
lautan pengalaman dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari sekian banyak hal yang dapat
menenggalamkan mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk
mengembalikan mereka ke lautan pengalaman tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan
perjalanan hidup mereka.
Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus berubah,
namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan
ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi
bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman
yang didapatnya.
Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian.
2.8.8. Kristen Swanson
Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang
secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan
pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat
untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai
individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di
tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu
menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan
becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga

merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Konsep Mayor dan Definisi
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggungjawab terhadap
orang tersebut (Swanson,1991).
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidup
orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji,
serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses
knowing atau pengenalan (Swanson,1991).
Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk
keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut (Swanson,1991).
Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk
memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan
melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut, mendukungnya,
memberi penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan
memberikan feedback / umpan balik (Swanson,1991).
Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup
dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan,
meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau
mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
2.8.9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini
didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore,
1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL,
pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk
mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) berada dalam kedamaian dan

(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Penggunaan Bukti Empiris
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman langsung
dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori.
Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan
di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore
(1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:
1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.
2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat,
relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien
kenyamanan.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang perawatan
pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian
terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan
pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.
4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien menyatakan kebutuhan
untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan
dengan bimbingan dalam masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain
peduli apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang lain,
kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang
lain yang signifikan atau orang yang peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai, kedekatan
dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup
damai.
Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan demikian,
Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk memajukan
pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga
conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan
manajemen gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk
menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep (nyeri,
kenyamanan, damai). Misalnya :

1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan
intervensi farmakologis dan non phramlocological)
2. Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan ketidaknyamanan
fisik)
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti
ansietas).
4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang berfungsi untuk
distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan
ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori
EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore (1996).
Georgene Gaskill Eakes
Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai
Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun
1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998).
Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi
tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, &
Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami
kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas
sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik secara fisik
atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir
duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan
sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan
yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda dengan
konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa
kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled
(Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis
didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam
'(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa
respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan
adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model
mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang
mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen. Strategi koping
internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku interpersonal.

Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis
kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan dari kerugian
ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodik dan gejala ini
berpotensi progresif.
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau pengalaman.
Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi kronis yang berbeda
dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau kehilangan
berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis. Ini mungkin
internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan atau orang lain yang
intervensi)
Manajemen yang tidak efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individu atau
meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan individu yang
terkena.
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori,Middle Range teori adalah suatu
pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada Grand
teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif,
defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.SedangkanMidle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah
varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih

kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula bersumber
dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa ahli.
Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai
contoh, (middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan
secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya
mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal ini,asumsi-asumsi
filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat paradigma, bukan dari
Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat digunakan
langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita ambil
contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi
kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang
mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini menjelaskan
fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri
menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas
untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain
dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas. Transendensi-diri ini terkait
dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin
keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik
keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi catatan
penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi praktis.
Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih
mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan Middle
Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi,
masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik
dibandingkan dengan Grand Teori.
DAFTAR PUSTAKA
Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24
September 2014, jam 20.15
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in


nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd
ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing
Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using
Kings Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York:
Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby
Company St. Louis

Anda mungkin juga menyukai