Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan serta model
konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan.
Model konseptual merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi
perawat. Ada empat konsep yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan
dalam mengembangkan model konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan,
keperawatan dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari setiap model keperawatan
sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun
setiap teori yang dikembangkan akan selalu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral
tersebut.

Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori
kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam perspektif
pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease),
and (transcendence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek
fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).

Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup Middle range theory yang memiliki
kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan
tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan
praktik, cukup umum pada campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand
theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris.

1
II. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan, yaitu :
1. Bagaimana biografik katharine kolcaba?

2. Bagaimana konsep utama teori Katharine kolcaba ?

3. Bagaimana konsep dasar model konservasi kolcaba ?

4. Bagaimana teori kolcaba dan proses keperawatan ?

III. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, terdapat 3 tujuan, yaitu :

1. Untuk mengetahui biografi singkat Katharine kolcaba

2. Untuk memahami konsep utama Katharine Kolcaba

3. Untuk mengetahui konsep dasar model konservasi kolcoba

4. Untuk mengetahui hubungan teori kolcoba dengan proses keperawatan .

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Biografi kathryn kalcoba

Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di Cleveland,
Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat lokal paroki dan sebagai anggota Asosiasi Perawat
Amerika. Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing.

Dengan riwayat pendidikan keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun
1965,ia menerima diploma di bidang keperawatan dalam praktik paruh waktu selama bertahun –
tahun dalam keperawatan medical bedah, perawatan jangka panjang, dan home care sebelum
kembali melanjutakn pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas MSN di Case Western
Reserrve Univerrsity (CWRU) Frances Payne Bolton Schoolof nursingI, dengan spesialisasi di
gerontology. Sementara sekolah Kolcaba bekerja juga sebagai kepal ruangan di Unit Demensia.

Sebagai kepala unit demensia, berdasar pengalaman beliau melakukan pengembangan teori
keperawatan untuk mengembangkan teori kenyamanan dan praktik : sebuah visi untuk perawatan
dan riset kesehatan holistik.

Riwayat Penghargaan dan Pengakuan

 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western Reserve


University Internal Grant

3
 1997 : Honour a Researcher Award
 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
 Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari Case
Western Reserve University
 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of Perianesthesia
Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursing by Kolcaba and
Wilson
 Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research Society,
End of Life and Palliative Care Nursing
 Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari Sigma
Theta Tau, delta Omega Chapter
 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma Theta
Tau, delta Omega Chapter

B. Pernyataan teoritis
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien, desain
kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari peningkatkan
kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan segera.

2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan penerapan di


dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.

3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara penuh di dalam
HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara hidup, integritas institusi
juga sangat mendukung.

C. Format logis
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :

1. Induksi

4
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik.
Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep
Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat
lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana
tugas tersebut sangatlah mudah.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari
prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah
mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan
konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan
untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain
untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan
hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka
konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat
abstrak.

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini
memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan
suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang
sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.

D. Konsep Mayor dan Definisi


Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya,
antara lain :

5
1. Health Care Needs

Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan


kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat
dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.

2. Comfort

Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan.
Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan
akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam
empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.

Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan
yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.


Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep diri,
sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti
fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.

6
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori
comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari
comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status
emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si
resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,
fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan
kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi
diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.

E.konsep utama teori

Dari tahun 1990 – 1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatn dan medis karena
melalui kenyaman, pemulihan dapat tercapai (Mcllvee & Morse, 1995 dalam Alligood 2014).
Perawat berkewajiban untuk mempengaruhi kenyamanan pasien. AIkens (1908) mengusulkan
bahwa cukup kecil atau tidak ada untuk mengabaikan tentang kenyamanan pasien. Kenyaman
pasien adalah timbangan pertaman dan terakhir perawat. Seorang perawat yang bagus dapat
membuat pasien nyaman, dan menyediakan kenyamanan adalah factor utama kemampuan dan
karakter perawat (Aiken,1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan
memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan,
kenyamana n dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi,kebersihan
dan eliminasi. Goodnow (1935) mengabadaikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan,
kenyamanan pasien. Goodnov menulis, “ Seorang perawat adalah seorang hakim yang selalu
dengan kempuannya dapat membuat pasiennya merasa nyaman.

Kenyamaman itu baik fisik dan mental dan tanggung jawab seorang perawaat tidakklah berakhir
pada perawatan fisik”. DAlam buku teks tahun 1904, 1914 dan 1919, kenyamanan emosional
disebut juga kenyamanan mental dan kebanyakan dicapai dengan menyediakan kenyaman fisik
dan modifikasi lingkungan passion (Mcllveen dan Morse, 1995). Dalam contoh ini,
kenyamannan adalah positif dan dicapai dengan bantuan daari perawat dan dalam beberapa kasus
7
menunjukan peningkatan keadaan atau kondisi sebelumnya. Intuisi kenyamanan dikaitkan
dengan memelihara aktivitas.

Kolcaba (1991) menggunakan ide dari 3 teori awal keperawatan untuk dapat mendefinisikan
tipe-tipe kenyamanan dalam suatu konsep analisis:

1. Relief (kelegaan)

Fase relief dalam teori Kolcaba disintesa dari teori Orlando (1961) dimana pada fase ini perawat
dapat mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh seorang pasien kepada dirinya. Perawat
meringankan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.

2. Ease (ketentraman)

Fase ease disintesa dari teori Henderson (1966) yang mendeskripsikan 13 fungsi dasar manusia
yang harus diseimbangkan dalam masa perawatan.

3. Transcendence

Fase Transcendence disintesa dari Paterson dan Zderad (1975) yang menyediakan pemahaman
bahwa pasien mampu mengatasi kesulitan mereka dengan bantuan dari perawat.

Struktur taksonomi juga dibuat oleh Kolcaba dalam menggambarkan pengalaman pasien dalam
mencapai kenyamanan dengan bantuan empat konteks dalam kenyamanan yang didapat oleh
Kolcaba melalui studi literatur keperawatan. Konteks yang mendukung kenyamanan tersebut
antara lain: physical, psychospiritual, sociocultural, dan environmental. Keempat konteks
tersebut kemudian digabungkan dengan tiga tipe kenyamanan menjadi suatu struktur taksonomi
yang akan menggambarkan upaya pencapaian kenyamanan (Comfort) yang akan dilakukan oleh
perawat kepada pasien. Tujuan dari taksonomi ini adalah untuk menjadi kerangka acuan dalam
menyediakan konten kenyamanan pada seorang pasien oleh seorang perawat. Taksonomi ini juga
dapat digunakan untuk membuat desain instrumen lainnya di masa yang akan datang seperti
pengembangan quisioner untuk end-of-life(Kolcaba, Steiner, & Mitzel, 2004).

Type of Comfort

1) Tipe kenyamanan(Aligood, 2017):

a) Kelegaan/Relief

Suatu pernyataan pasien yang menyatakan memiliki suatu kebutuhan yang spesifik telah
terpenuhi

b) Kententraman/Ease

Suatu pernyataan pasien tentang ketenangan dan kepuasan

8
c) Transendensi/Transcendence

Suatu pernyataan terhadap satu kondisi pasien diatas satu masalah / nyeri.Sebuah pernyataan dari
pasien telah melampaui kesakitan/permasalahannya.

2) Konteks dimana kenyamanan muncul(Aligood, 2017):

a) Physical /Fisik

Berhubungan dengan sensasi dalam tubuh.Apa yang dirasakan secara fisik atau jasmaniah

b) Psychospiritual

Berhubungan dengan psikologi pasien atau kesadaran diri sendiri, seperti rasa percaya diri, harga
diri, konsep diri, seksualitas, dan arti dari suatu kehidupan

c) Environtmental

Berhubungan dengan sumber daya eksternal, suatu kondisi, dan suatu pengaruh lingkungan yang
menyebabkan perubahan kenyamanan

d) Social

Berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial.

F.Konsep teori kenyamanan kolcaba

Dalam teori Kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima, pasien,
siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas dan institusi:

1) Kebutuhan Perawatan Kesehatan

Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh


kenyamanan dan dapat bangkit dari situasi stres yang tidak dapat dicapai melalui sistem
dukungan yang bersifat umum atau tradisional. Kebutuhan disini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial, dan lingkungan yang diperoleh melalui monitoring, laporan verbal, laporan
non verbal, kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan pendidikan
dan dukungan, serta kebutuhan konseling dan intervensi finansial (Kolcaba, 2003).

2) Intervensi Rasa Nyaman

Intervensi untuk rasa nyaman adalah tindakan keperawatan dan ditunjukkan untuk mencapai
kebutuhan rasa nyaman pasien, kebutuhan tersebut terkait dengan fisiologis, sosial, budaya,
ekonomi, psikologis, spiritual, lingkungan, dan juga intervensi fisik(Kolcaba, 2001).

9
3) Varibel yang mengintervensi

Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi resipien


tentang kenyamanan secara total dan penuh. Variabel ini terdiri atas pengalaman masa lalu,
umur, afektif, status emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung, prognosis penyakit,
keuangan, dan pengalaman resipien secara keseluruhan (Kolcaba, 1994). Variabel-variabel
intervensi ini akan memberikan dampak terhadap pencapaian target dalam melaksanakan
intervensi perawatan pada pasien.

4) Kenyamanan

Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan,
atau sebuah kondisi yang dirasakan oleh klien terhadap intervensi kenyamanan yang diperoleh
dari tenaga medis. Menurut Kolcaba (1994). Ada tiga tipe kenyamanan (kelegaan, ketentraman
dan transcendence) serta empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan
lingkungan).

Berdasarkan hasil studi , bahwa kenyamanan holistic secara natural yaitu(Kolcaba & Steiner,
2000):

a. Kenyamanan adalah kondisi spesifik.

b. Kenyaman adalah suatu hal yang sensitive berubah dari waktu kewaktu.

c. Intervensi keperawatan secara holistic yang diaplikasikan secara konsisten mampu efektif
untuk meningkatkan kenyamanan dari waktu kewaktu.

d. Kenyamanan sepenuhnya adalah hal yang lebih besar dari bagian-bagianya.

5) Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs)

Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas menjabarkan tujuan hasil yang ingin dicapai
dari sebuah kondisi sehat.Dihubungkan dengan pencari kesehatan serta ditetapkan oleh resipien
pada saat konsultasi dengan perawat. Perilaku pencari kesehatan dapat dikategorikan secara
internal, eksternal, atau meninggal dengan penuh kedamaian (Aligood, 2017).

6) Institusi yang Terintegrasi

Kolcaba menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan integritas institusi adalah sebuah institusi
yang memiliki integritas kelembagaan, misalnya kelompok, komunitas, sekolah, rumah sakit,
tempat ibadah, panti asuhan, yang memiliki kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara,
jujur, kasih, tulus, dan sungguh-sungguh. Saat sebuah institusi menunjukkan hal tersebut maka
akan dapat menciptakan dasar praktik dan kebijakan yang sesuai (Kolcaba, 2001).

7) Praktik Keperawatan Terbaik

10
Penggunaan intervensi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti klinis yang terukur secara empiris
untuk mendapatkan hasil capaian terbaik pada pasien dan keluarga pasien dalam kualitas
pelayanan keperawatan untuk pasien dan keluarga(Aligood, 2017).

8) Kebijakan Terbaik

Kebijakan institusional atau regional akan mengawali sebuah prosedur/protokol pelaksanaan


pelayanan keperawatan dan kondisi medis untuk dengan mudah mengakses dan mendeterminasi
bahwa pelayanan kesehatan diketahui sebagai suatu kebijakan yang terbaik(Aligood, 2017).

G.Asumsi utama dalam paradigma keperawatan

1) Asumsi Utama

Berikut adalah asumsi utama yang digunakan dalam memandang paradigma keperawatan, antara
lain:

a. Keperawatan

Keperawatan adalah salah satu pengkajian kebutuhan kenyaman yang intensif, intervensi yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, dan evaluasi tingkat kenyamana setelah
implemnetasi diberikan kemudian dibandingkan dengan tujuan hasil yang diinginkan.Pengkajian
dan evaluasi dapat berupa intuisi atau subjektif atau keduanya. Pengkajian diperoleh melalui
skala tingkatan verbal (klinis) atau kuesioner mengenai tingkat kenyamanan yang menggunakan
instrumen dari studi Kolcaba(Kolcaba, 2003).

b. Pasien

Penerima asuhan mungkin dapat berupa individu, keluarga, institusi atau komunitas
yangmembutuhkan asuhan keperawatan. Perawat dapat berperan sebagai penerima intervensi
terkiat kenyamanan di lingkungan tempat bekerja ketika adanya inisiatif untuk meningkatkan
kondisi kerja dibawah tekanan, seperti untuk meningkatkan magnet status(Kolcaba, 2006).

c. Lingkungan

Lingkungan adalah segala aspek pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat, orang dicintai atau institusi untuk meningkatkan kenyamanan(Aligood, 2017).

d. Kesehatan

Kesehatan adalah status fungsi optimal seorang pasien, keluarga, pemberi asuhan kesehatan, atau
komunitas dalam konteks individu atau kelompok(Aligood, 2017).

11
H.Asumsi-asumsi

a. Setiap individu menunjukkan respon holistik terhadap stimulus kompleks yang


diterima(Kolcaba, 1994).

b. Kenyamanan adalah hasil holisitk yang ingin dicapai oleh setiap individu dan erat kaitannya
dengan disiplin keperawatan(Kolcaba, 1994).

c. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh
setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif(Kolcaba, 1994).

d. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi pasien dalam


membentuk sikap kesadaran terkiat kesehatan dirinya(Kolcaba, 1994).

e. Pasien yang menunjukkan kesadaran terkait kesehatan dirinya tinggi cendrung memiliki
kepuasaan tersedniri dengan asuhan yang dipeoleh(Kolcaba, 2001).

f. Integritas institusi didasarkan oleh orientasi sistem nilai penerima asuhan. Sama pentingnya
orientasi terhadap promosi kesehatan (Kolcaba, 2001).

I.Hubungan teori kolcaba dengan paradigma

1. Keperawatan

Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan


digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur
kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara
subjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya
observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku.
Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan
(kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2. Pasien

Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang membutuhkan
perawatan kesehatan.

3. Lingkungan

Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi oleh
perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.

4. Kesehatan,Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau
kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.

12
J.Kelebihan dan kekurangan teori kalcoba

1. Kelebihan Teori “Kenyamanan” Kolcaba

Teori comfort banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya pada nurse
midwifery yang menggunakan teori Kolcaba sebagai kerangka acuan dalam melakukan studi
(Schuiling, Sampselle, & Kolcaba, 2011), hospice care (Kolcaba, Dowd, Steiner, et al, 2004),
keperawatan perioperative (Wilson & Kolcaba, 2004), Perawatan Long- Term (Kolcaba, Schrim,
& Steiner, 2006), Tingkat stress mahasiswa (Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007), pasien
dimensia (Hodgson & Andersen, 2008), dan perawatan Paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard
Morin, 2011). Penggunaan verbal rating scale sebagai suatu instrumen pengukuran level nyeri
pasien akan memberi kemudahan bagi perawat dalam melakukan dokumentasi terhadap level
kenyamanan pasien (Dowd, Kolcaba, Steiner, et al, 2007).Dalam bidang pendidikan, teori
Kolcaba dapat diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan tinggi keperawatan. Teori Kolcaba
memberi kemudahan bagi educator dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa
keperawatan dan melaksanakan metode efektif dalam pembelajaran tentang level kenyamanan
pada seorang pasien (Goodwin, Sener, & Steiner, 2007). Robinson & Kish (2001)dalam Aligood
(2017).juga mengatakan bahwa dengan teori Kolcaba, maka mahasiswa di berbagai setting klinis
dapat mengaplikasikan intervensi nyeri yang dibuat dalam Comfort Care Plan yang dibuat oleh
Kolcaba.

Dalam bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu instrumen penelitian dalam


melakukan pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien dan menyatakan pentingnya
pengukuran level kenyamanan pada seorang pasien sebagai suatu tolak ukur capaian seorang
perawat (Kolcaba, 2006). Kolcaba (2001)menggunakan skala pengukuran level kenyamanan
pada rumah sakit besar dan lingkup home care untuk mengembangkan teori dan literatur dari
kenyamanan.

2. Kekurangan Teori “Kenyamanan” Kolcaba

Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah beberapa artikel awal
Kolcaba seperti konsep analisis mungkin sedikit tidak jelas (clarity) tetapi masih tetap konsisten
terhadap definisi, asumsi, dan proposisi (Kolcaba & Kolcaba, 1991). Teori Kolcaba juga dinilai
sederhana karena teori comfort masih rendah dalam pemanfaatan teknologi akan tetapi masih
memiliki peluang untuk dapat digunakan pada teknologi canggih.Teori ini melibatkan semua
aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk
menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil
dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi),
yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

13
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis, yaitu induksi,
deduksi dan retroduksi. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhan
tentang kenyamanan dan peningkatandari kondisi penuh tekanan dalam situasi perawatan
kesehatan.
Teori kenyamanan Kolcaba memudahkan perawat untuk mengidentifikasi semua kebutuhan
kenyamanan baik yang dikeluhkan klien maupun yang perawat analisa. Teori kenyamanan
Kolcaba membagi tipe kenyaman menjadi tiga, yaitu relief, ease, dan transcendence.
Teori kenyamanan Kolcaba mempunyai tujuan akhir untuk mengantarkan klien menuju
kenyamanan yang utuh dan menyeluruh. Kenyamanan ututh yang dimaksud adalah tercapainya
tingkat kenyamanan tertinggi yaitu transcendence di keempat area yaitu fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan sosiokultural.

Saran
Mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkmbangan zaman, pelayanan kesehatan di Indonesia ke depan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Dimana pelaksanaan asuhan
keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan yang berdasarkan teori-teori keperawatan
tertentu.
Berdasarkan hal itu, penting bagi perawat untuk memahami berbagai teori keperawatan termasuk
teori kenyamanan yang dikemukakan oleh Katherine Kolcaba. Melalui teori ini, perawat dapat
memiliki pengetahuan mengenai pentingnya penerapan proses keperawatan yang disertai dengan
pemberian kenyamanan

14
DAFTAR PUSTAKA

http://refianavia.blogspot.com/2018/09/makalah-katherine-kolcaba.html?m=1

https://risdawatisira.blogspot.com/2018/12/teori-keperawatan-katharine-kolcaba.html?m=1

http://sherinamelyani.blogspot.com/2018/12/makalah-teori-keperawatan-menurut.html?m=1

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2018/02/teori-keperawatan-kolcaba-
kenyamanan.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai