Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan serta model
konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan.
Model konseptual merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi
perawat. Ada empat konsep yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan
dalam mengembangkan model konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan,
keperawatan dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari setiap model keperawatan
sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun
setiap teori yang dikembangkan akan selalu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral
tersebut.
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model teori
kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam perspektif
pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan pengurangan (relief), (ease),
and (transcendence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek
fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Model theori Kolcaba ini termasuk dalam lingkup Middle range theory yang memiliki
kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan
tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan
praktik, cukup umum pada campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama.
Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand
theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempelajari konsep teoritis dan kerangka skematik dari dari penerapan teori Comfort yang
dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi berbagai sumber teori yang mendasari setiap komponen dari teori

Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba

b. Mengidentifikasi makna teori yang mendasari setiap komponen dari teori Comfort yang

dikembangkan oleh Katharine Kolcaba

c. Menjelaskan Kerangka teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba

d. Mengidentifikasi penerimaan teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba

dari sudut teori, praktik dan penelitian

e. Mengidentifikasi hubungan teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba

dengan paradigma keperawatan

f. Menjelaskan aplikasi teori Comfort yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba dalam

studi kasus dan pembahasannya

1.3 Sistematika Penulisan


Bab 1 : Pendahuluan

Bab 2 : Tinjauan Teori

Bab 3 : Aplikasi Teori

Bab 4 : Pembahasan

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Latar Belakang

2.1.1 Latar Belakang Teorist

 Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di

Cleveland, Ohio. Beliau menikah dengan dua anak perempuan dan delapan cucu.

 Pendiri program perawat lokal paroki

 Anggota Asosiasi Perawat Amerika

 Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing

 Telah mengembangkan Teori kenyamanan dan Praktik : Sebuah visi untuk Perawatan dan

Riset Kesehatan Holistik

 Riwayat Pendidikan

1. Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965

2. Lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case

Western Reserve University pada tahun 1987

3. Lulus dengan gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai authority

clinical nursing specialist pada tahun 1997

 Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka Panjang,

Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan, Penelitian Keperawatan

 Sebagai kepala unit dementia  pengembangan teori keperawatan

 Riwayat Penghargaan dan Pengakuan


1. 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western

Reserve University Internal Grant

2. 1997 : Honour a Researcher Award

3. 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS

4. Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari

Case Western Reserve University

5. 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of

Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia

Nursing by Kolcaba and Wilson

6. Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research

Society, End of Life and Palliative Care Nursing

7. Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari

Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter

8. 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma

Theta Tau, delta Omega Chapter

2.1.2 Pernyataan teoritis

1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien, desain

kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari peningkatkan

kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan segera.

2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan penerapan di

dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.


3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara penuh di

dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara hidup, integritas

institusi juga sangat mendukung.

2.1.3 Format Logis

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara

lain :

1. Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara

spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-

sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan

konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika

perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang

mana tugas tersebut sangatlah mudah.

2. Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal

dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik.

Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan

dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan

diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di

tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan,

ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan
kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak

yang bersifat abstrak.

3. Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih

suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan

di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini

memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada

pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan

suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian

keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang

sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.

2.2 Konsep Mayor dan Definisi

Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta

definisinya, antara lain :

1. Health Care Needs

Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan

kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat

dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,

psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan

verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,

membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.

2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam

keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat

didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui

kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi

dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.

Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan

kebutuhan yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :

a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep

diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.

c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.

d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial

3. Comfort Measures

Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain

untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti

fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.

4. Enhanced Comfort

Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada

teori comfort ini.


5. Intervening variables

Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi

resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia,

sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam

pengalaman si resipien.

6. Health Seeking Behavior (HSBs)

Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan

pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini

dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,

fungsi imun,dll.)

7. Institusional integrity

Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi

pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi

institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.

2.3 Penjelasan Bagan Model Konsep


Best
practices

Health Nursing Enhanced Health


Care
Need
+
interventions
over time + Intervening
variables
comfort Seeking Institutional
integrity
Over time behavior

Best
policies
Internal External
behaviors behaviors
Peaceful
Death

Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu

pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan

pengurangan relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi dalam empat konteks

pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial dan lingkungan (Ruddy, 2007).

Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa Kenyamanan adalah suatu

konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu perawatan. Perawat

Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga mereka melalui intervensi dengan

orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan

memperkuat pasien dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di

dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2006).

Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang merupakan bagian

penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi kenyamanan dikirimkan secara konsisten

dan terus-menerus, maka mereka secara teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke
arah kenyamanan yang ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai

kesehatan yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS).

2.4 Asumsi Mayor

Kolcaba menjabarkan definisinya sebagai berikut :

2.4.1 Keperawatan

Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan kenyamanan

digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali digunakan untuk mengukur

kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian dan evaluasi dapat dinilai secara

subjektif, seperti ketika perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya

observasi terhadap penyembuhan luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku.

Penilaian juga dapat dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan

(kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.

2.4.2 Pasien

Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat yang

membutuhkan perawatan kesehatan.

2.4.3 Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat dimanipulasi

oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.

2.4.4 Kesehatan

Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau kelompok,

dari pasien, keluarga, atau masyarakat.

Asumsi

4. Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang kompleks.

5. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada disiplin

keperawatan

6. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.

7. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-seeking

behaviors (HSBs) pilihan mereka.

8. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan pelayanan kesehatan

mereka.

9. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada penerima

perawatan.

2.5 Penerimaan oleh Keperawatan

2.5.1 Praktek

Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa yang

memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan kebidanan,

katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah sakit, ketidaksuburan / kemandulan, terapi
radiasi, keperawatan bedah tulang, keperawatan perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi

saluran kemih. Area studi yang tak diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya,

meliputi unit luka bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan,

pediatrik, oncology, dan perioperative.

Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan sekurangnya tiga tipe

intervensi comfort yaitu :

a. Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk mempertahankan

homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada, seperti memantau tanda-tanda vital, hasil kimia

darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu

mempertahankan atau mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah

komplikasi.

b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan kecemasan,

memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu perencanaan pemulihan

(recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam menghadapi kematian dengan cara yang

sesuai dengan budayanya. Agar Coaching ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan

pasien dalam menerima pengajaran baru.

c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal

yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi pemijatan,

adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi

musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memiliki waktu untuk

memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis), akan tetapi tipe

intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap

perawatan kenyamanan.
2.5.2 Pendidikan

Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana keperawatan, teori

kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien yang mendapatkan terapi radiasi

yang dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori ini sangat mudah untuk dipahami dan

diterapkan pada mahasiswa perawat yang menyajikan suatu metode efektif untuk menilai

kebutuhan kenyamanan holistik pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori ini

tidak terbatas pada gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.

2.5.3 Riset

The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur kenyamanan

sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk mempengaruhi keputusan

institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya sampai pada studi kenyamanan yang

menunjukkan efektivitas keperawatan yang holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran

kenyamanan di rumah sakit besar dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk

menambah literatur untuk tujuan riset.

Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan (gambar) sebagai panduan yang dapat

digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum untuk mengukur

kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan partisipan komunitas. Untuk dapat

melakukan hal ini item positif dan negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel

dalam kotak yang tersedia. 24 hal positif dan 24 hal negatif sudah lengkap dengan suatu format

skala Likert yang berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi

menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi dengan 206 orang pada suatu

waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit dan 50 orang dari masyarakat, dengan

menggunakan kuesioner kenyamanan umum menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88.
Tipe dari Kenyamanan

Relief Ease Transcendence

Fisik
Psikospiritual
Lingkungan
Sosial

Tipe dari Kenyamanan


1. Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
2. Ease : Keadaan tenang atau senang
3. Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau nyeri

Konteks di mana terjadinya kenyamanan :


1. Fisik : menyangkut sensasi dari tubuh
2. Psikospritual : menyangkut kesadaran diri internal, termasuk harga diri, identitas,
seksualitas dan kehidupan yang utama; yang menyangkut suatu hubungan yang sangat
dekat dan lebih tinggi
3. Lingkungan : menyangkut latar belakang eksternal, kondisi dan pengaruhnya kepada
manusia (temperatur suhu, bau, pencahayaan, warna, suara, dll)
4. Sosial kultural : menyangkut hubungan interpersonal, keluarga dan sosial/masyarakat
(keuangan, perawatan kesehatan individu, serta tradisi keluarga, kegiatan religius)

Adapun struktur dari taxonomi tersebut berikut ini :

Comfort Care Plan

Nama Pasien : ………….…. Diagnosis Medis :…………..…… Mahasiswa :……..………..….

Alpha Press Beta Press Unitary Trend


Intervening Perception of Health Seeking
Comfort Needs Interventions What Next?
Variables Comfort Behaviors
Physical The nurse... Objective The patient
will...
Psychospiritial Subjective

Environmental Supporting

Socialcultural
Struktur kenyamanan yang terklasifikasi menyediakan suatu peta daerah kenyamanan yang

pada masa depan peneliti dapat menggunakannya untuk mendisain instrumen kenyamanan dari

mereka sendiri. Kolcaba telah mendaftar untuk mengadaptasikan daftar pertanyaan kenyamanan

yang umum untuk permasalahan riset yang baru pada halaman webnya. Oleh karena itu

sangatlah mudah bagi peneliti untuk menyediakan daftar pertanyaan kenyamanan yang

dikhususkan untuk riset. Skala analog visual dan format daftar pertanyaan dapat di download

dari websitenya Kolcaba (terlampir).

2.6 Kelemahan Teori

Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti dan

dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan

tradisional yaitu kenyamanan.

Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan

dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan

kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus

kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving

yang tepat.
BAB 3

PEMBAHASAN

Teori comfort mudah dipahami dengan konsep utama dan hubungan-hubungannya jelas,

sehingga memungkinankan perawat melakun praktik secara efisien, individualism, sesuai dengan

kasus pasien serta pola yang holistic. Struktur taksonomi comfort paling sering digunakan

sebagai dasar panduan untuk mengembangkan instrument mengukur comfort dalam seting

penelitian.

Teori comfort ini sangat sederhana, karena berorientasi pada keperawatan dasar dan misi

keperawatan yang tradisional. Teori ini dapat menggambarkan praktik keperawatan yang berpola

pada pasien (Patient center practice) dan menjelaskan bagaimana menentukan tindakan

kenyamanan tersebut untuk mengukur masalah kenyamanan pasien, kesehatannya maupun

institusi. Konsep dari teori Kolcaba ini mempunyai relevansi terhadap praktik keperawatan dan

merupakan panduan yang mudah direfleksikan dalam perencanaan keperawatan dan desain

keperawatan dalam berbagai seting.

Selain itu teori ini bermanfaat dalam pendidikan yang memberikan gambaran pada perawat

dengan sebuah frame work dalam sebuah kerja pengorganisasian proses keperawatan dari

pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi dalam keperawatan. Proses ini memudahkan

bagi perawat dalam pelayanan perawatan yang diberikan sebagaimana mereka menjelskan apa

yang mereka lakukan sesuai dengan aspek teknis keperawatan.


Sesuai dengan Kasus diatas , bahwa setelah pengembangan pengkajian dengan

menggunakan struktur taksonomi comfort, memungkinkan perawat untuk menggali secara dalam

berbagai hal yang berhubungan dengan comfort, baik dari aspek fisik, psikospiritual,

enviroinment dan sosiocultural yang didukung adanya Intervening variables yang didefinisikan

sebagai kekuatan yang berinteraksi yang mempengaruhi persepsi resipien dari comfort secara

keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support

system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien. Dari

pengkajian yang spesifik ini, perawat akan melaksanakan perencanaan tindakan yang spesifik

dan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan klien.

Peran keperawatan pada teori comfort ini pada intinya adalah perawat mengidentifikasi

kebutuhan kenyamanan yang tidak terpenuhi dari klien,sehingga berdasar pengkajian tersebut

kemudian menentukan desain tindakan comfort untuk mengatasi serta menggali hal-hal yang

dapat meningkatkan kenyamanan pasien yang mana hal ini merupakan out come langsung dari

keperawatan. Peningkatan kenyamanan tersebut berhubungan secara langsung dan positif dalam

perilaku mencari pelayanan (Health Seeking Behaviors-HSBs). Penerima pelayanan kesehatan

dalam pandangan teori comfort ini, bisa dari berbagai aspek, baik secara individu, keluarga,

komunitas maupun institusi. Oleh karena itu perawat perlu memodifikasi lingkungan dari

berbagai aspek pasien, keluarga atau lingkungan institusi, sehingga dapat meningkatkan

kenyamanan penerima pelayanan dengan asumsi klien merasakan kenyamanan seperti dirumah

mereka. Jika hal ini dapat dikembangkan dan dimodifikasi perawat, maka pencapaian fungsi

kesehatan optimal dapat tercapai.


BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Teori comfort adalah suatu konsep penyediaan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya

melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan pengalihan yang

dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien dan keluarganya yang dapat dirasakan seperti

mereka berada di dalam rumah mereka sendiri.

2. Aplikasi teori comfort ini bisa diterapkan pada konteks individu, keluarga, institusi

maupun komunitas, sehingga lebih fleksibel diterapkan dalam semua tatanan pelayanan

keperawatan.

3. Struktur taksonomi comfort merupakan sebuah panduan yang dapat digunakan dalam

penyusunan instrument dalam pengukurannya sesuai penggunaan atau setting yang diinginkan,

seperti contohnya tidak hanya untuk tatanan pelayanan klinis, tetapi juga dapat diterapkan dalam

pendidikan dan penelitian, sehingga teori ini bersifat holistic.

4. Fokus perawatan pada teori comfort ini pada intinya adalah perawat mengidentifikasi

kebutuhan kenyamanan yang tidak terpenuhi dari klien, sehingga berdasar pengkajian tersebut

kemudian menentukan desain tindakan comfort untuk mengatasi serta menggali hal-hal yang

dapat meningkatkan kenyamanan pasien yang mana hal ini merupakan outcome langsung dari

keperawatan.

5.2 Saran
1. Perawat sebaiknya mengenal dan mempelajari lebih dalam teori Comfort ini, sehingga

dapat diaplikasikan dengan komprehensif dan holistic

2. Perlu adanya pemahaman lebih lanjut tentang penggunaan struktur taxonomi Comfort,

untuk dapat digunakan di berbagai setting area keperawatan

3. Penting untuk perawat, untuk memahami dan memperbanyak kajian yang dapat menambah

wawasan yang berhubungan dengan desain tindakan/ upaya meningkatkan kenyamanan

penerima pelayanan.

4. Perlunya pengembangan intervensi Comfort Food bagi perawat untuk jiwa klien, meliputi

intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan yang

meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan, guided

imagery, terapi musik, mengenang (mengingat masa lalu), dan lain lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ann, Marriner. (2001). alih bahasa Ekawijaya : Teori keperawatan para Ahli dan berbagai
Pandangannya.
Tomey, Alligood. (2006). Nursing Theorist and Their Work, sixth edition. Toronto : The CV
Mosby Company St. Louis
Ruddy. (2007). Models and theorist of Nursing. http. www.library stritch.edu, diperoleh tanggal
25 November 2010, pukul 10.26.
Sell, Kallofissudis. (2005). The Evolving Essence Of The Science Of Nursing, A Complexity
Integration Nursing Theory. http://www.nursing.gr. Diperoleh tanggal 04 Oktober 2010,
pukul 14.57

Kolcaba. (1997). Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 30


September 2010, jam 21.10

Anda mungkin juga menyukai