Anda di halaman 1dari 19

B.

Konsep Mayor dan Definisi


Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang
stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system tradisional.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang
kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta
kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi
dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh
penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang
menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan
(ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman
yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan


kebutuhan yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :

a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri,
konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih
tinggi.
1
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh
penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan,
dan intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman
masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan
keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat
konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada
sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum,
agensi home care, dll.

2
a. Biografi dan Pendidikan.
Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember
1944, di Cleveland, Ohio. Beliau menikah dengan dua anak perempuan dan delapan
cucu.
 Pendiri program perawat lokal paroki
 Anggota Asosiasi Perawat Amerika
 Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing
 Telah mengembangkan Teori kenyamanan dan Praktik : Sebuah visi untuk
Perawatan dan Riset Kesehatan Holistik
 Riwayat Pendidikan
1. Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965
2. Lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case
Western Reserve University pada tahun 1987
3. Lulus dengan gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai authority
clinical nursing specialist pada tahun 1997
Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka
Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan, Penelitian
Keperawatan Sebagai kepala unit dementia à pengembangan teori keperawatan
 Riwayat Penghargaan dan Pengakuan
1. 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western
Reserve University Internal Grant
2. 1997 : Honour a Researcher Award
3. 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
4. Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari
Case Western Reserve University
5. 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursing
by Kolcaba and Wilson
6. Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research
Society, End of Life and Palliative Care Nursing

3
7. Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari
Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
8. 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma
Theta Tau, delta Omega Chapter

b. Pengertian Modelnya
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien,
desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari
peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan
segera.
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan
penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara
hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.
c. Format Logis
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi,
dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka
mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut
sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori
kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori.
4
Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan.
Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara
bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang
penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka
konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak
yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti
pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar
untuk mengukur hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan,
medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori
keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena
praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama
dan selaras dengan hasil yang diinginkan.

d. Penjelasan Bagan Model Konsep

Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan sebagai


suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi
dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial
dan lingkungan.

5
Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa Kenyamanan
adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu
perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga
mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan
penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien dan keluarga-
keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di dalam rumah mereka
sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2010).

Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang


merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi kenyamanan
dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara teoritis
dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan yang ditingkatkan
setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai kesehatan yang diinginkan
dalam mencari kesembuhan (HSBS).

6
BAB III
ANALISIS APLIKASI KASUS TENTANG TEORI

3.1 Asumsi Mayor


Kolcaba menjabarkan definisinya sebagai berikut :
3.1.1 Keperawatan
Keperawatan adalah penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan
kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian kembali
digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan implementasi. Pengkajian
dan evaluasi dapat dinilai secara subjektif, seperti ketika perawat menanyakan
kenyamanan pasien, atau secara objektif, misalnya observasi terhadap penyembuhan
luka, perubahan nilai laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian juga dapat
dilakukan melalui rangkaian penilaian skala (VAS) atau daftar pertanyaan
(kuesioner), yang mana keduanya telah dikembangkan oleh Kolcaba.
3.1.2 Pasien
Penerima perawatan seperti individu, keluarga, institusi, atau masyarakat
yang membutuhkan perawatan kesehatan.
3.1.3 Lingkungan
Lingkungan adalah aspek dari pasien, keluarga, atau institusi yang dapat
dimanipulasi oleh perawat atau orang tercinta untuk meningkatkan kenyamanan.
3.1.4 Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal, seperti yang digambarkan oleh pasien atau
kelompok, dari pasien, keluarga, atau masyarakat.
Asumsi
1. Manusia mempunyai tanggapan/respon holistik terhadap stimulus yang kompleks.

7
2. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan
3. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.
4. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-seeking
behaviors (HSBs) pilihan mereka.
5. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan pelayanan
kesehatan mereka.
6. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada
penerima perawatan.
3.2 Penerimaan oleh Keperawatan
3.2.1 Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa
yang memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan
kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah sakit,
ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang, keperawatan
perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih. Area studi yang tak
diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya, meliputi unit luka
bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan, pediatrik,
oncology, dan perioperative.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada, seperti memantau
tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis
tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau mengembalikan fungsi
fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu
perencanaan pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam
menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan budayanya. Agar Coaching

8
ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran
baru.
c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam
sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi
pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan,
guided imagery, terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya
tidak memiliki waktu untuk memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan
jiwa/psikologis), akan tetapi tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah
komitmen oleh institusi terhadap perawatan kenyamanan.
3.2.2 Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien
yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori
ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa perawat yang
menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik
pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada
gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.
3.2.3 Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk
mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya
sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas keperawatan yang
holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah sakit besar
dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literatur untuk
tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan (gambar) sebagai panduan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum
untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan
partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan negatif harus
dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal
positif dan 24 hal negatif sudah lengkap dengan suatu format skala Likert yang
9
berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi
menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi dengan 206
orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit dan 50
orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner kenyamanan umum
menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88.
Tipe dari Kenyamanan
1. Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
2. Ease : Keadaan tenang atau senang
3. Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau nyeri
Konteks di mana terjadinya kenyamanan :
1. Fisik : menyangkut sensasi dari tubuh
2. Psikospritual : menyangkut kesadaran diri internal, termasuk harga diri, identitas,
seksualitas dan kehidupan yang utama; yang menyangkut suatu hubungan yang
sangat dekat dan lebih tinggi
3. Lingkungan : menyangkut latar belakang eksternal, kondisi dan pengaruhnya
kepada manusia (temperatur suhu, bau, pencahayaan, warna, suara, dll)
4. Sosial kultural : menyangkut hubungan interpersonal, keluarga dan
sosial/masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, serta tradisi keluarga,
kegiatan religius)
Adapun struktur dari taxonomi tersebut berikut ini :
Struktur kenyamanan yang terklasifikasi menyediakan suatu peta daerah
kenyamanan yang pada masa depan peneliti dapat menggunakannya untuk
mendisain instrumen kenyamanan dari mereka sendiri. Kolcaba telah mendaftar
untuk mengadaptasikan daftar pertanyaan kenyamanan yang umum untuk
permasalahan riset yang baru pada halaman webnya. Oleh karena itu sangatlah
mudah bagi peneliti untuk menyediakan daftar pertanyaan kenyamanan yang
dikhususkan untuk riset. Skala analog visual dan format daftar pertanyaan dapat di
download dari websitenya Kolcaba (terlampir).

3.3 Contoh Kasus

10
Anak RD, laki-laki, usia 2 thn, dengan diagnosa masuk atresia ani post PSA,
terdapat colostomi pada abdomen kuadran kiri atas, operasi penutupan colostomi
tanggal21-4-2014, luka post operasi tutup colostomi tertutup kassa tampak
bersih,luka kering tidak rembes, puasa hari pertama, terpasang NOT produksi ada
warna hijau, terpasang kateter produksi ada warna kuning, turgor kulit elastis,
mukosa mulut lembab, bibir tampak kering, pasien terlihat rewel dan menangis,
skala nyeri FLACC 3, suhu 36,8°C, berat badan 8,5 kg, tinggi badan 78 em,
tekanan darah 110/ 75 mmhg, nadi 98x/m, respirasi 24x/m, akral hangat, capilary
refil < 2 detik. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal21-4-2014 Hb 10,8 gr /dl, Ht
31,7%, leukosit 9100 rb/ul, Trombosit 411 ribu/ul, eritrosit 8,98, Natrium 135
mg/dl, Kalium 4 mg/dl, Clorida 96 mg/dl, SOOT 13,9gr/dl, SGPT 5 gr/ dl, Urium
16 mg/dl, Creatinin 0,3 mg/dl, PT 12,6 detik ( 11,0 ), APTT 46,5 detik ( 32,2 ),
Albumin 4,3 gr/dl, Na 144 meq/1. Ka 4,80meq/l,Clo 102 meq/1 Tempi Infus N5 +
Kcl 10meq -+ 35ml/jam, Cepotaxime 2 X 300 mg, Farmadol 3 x 1
OOmg,Aminofusin 250cc/24 jam,puasa sampai hari kelima operasi.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada anak R adalah 1) Nyeri Akut,
2)Resiko kerusakan integritas kulit, 3) Resiko infeksi, 4) Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan, 5) Resiko kurang volume cairan. Tujuan yang
ditetapkan pada anak R adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien
mampu beradaptasi terhadap nyeri yang dialami, integritas kulit baik, resiko infeksi
tidak terjadi, resiko kurang nutrisi tidak terjadi, resiko kurang volume cairan tidak
terjadi.

Intervensi keperawatan yang telah dilakukan antara lain mengobservasi


tanda-tanda vital,memantau nyeri, manajemen nyeri dengan tehnik relaksasi,
memberikan distraksi berupa terapi musik, membantu pasien dalam menggunakan
tehnik manajemen nyeri saat nyeri muncul, kolaborasi pemberian analgetik
(Farmadol 3x1 OOmg), pertahankan tehnik aseptik, cuci tanggan sebelum dan
sesudah tindakan, melakukan perawatan luka, kolaborasi dalam pemberian
antibiotik (Cepotaxime 2 X 500 mg, Aminofusin 2x 250 cc/24jam), mematau status
cairan, mengukur intake dan autput. Hasil evaluasi pada hari ketiga perawatan nyeri

11
operasi tampak terkontrol, anak tampak tenang dan rilek, skala nyeri FLACC 1,
gangguan integritas kulit tidak terjadi, resiko infeksi tidak terjadi, resiko
kekurangan nutrisi tidak terjadi, resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Pada hari kelima post operasi pasien boleh diberika minum air putih, diet cair
6x30cc, dan selanjut diet lunak TKTP, tanggal 29-4-2014 pasien dinyatakan boleh
pulang dan kunjung ulang kembali kepoli satu minggu setelah dirumah.

BAB IV
Kelebihan dan Kelemahan Teori

4.1 Aspek Positif


Teori kenyamanan Kolcaba bisa diterapkan pada program pendidikan
keperawatan, praktik keperawatan, dan penelitan. Pada program pendidikan
keperawatan, mahasiswa bisa belajar bagaimana penerapan comfort care plan
melalui pembelajaran sistem online yaitu website Kolcaba. Teori Kenyamanan
Kolcaba bisa dikenalkan pada mahasiswa melalui intervensi kenyamanan pada
NANDA, NOC, dan NIC dan 3 bentuk teori comfort yaitu relief, ease,
transcendence (Tomey & Alligood, 2010). Sebagai tambahan penerapan pada area
pendidikan Goodwin, Sener, dan Steiner (2007) menambahkan aplikasi Kolcaba
merupakan konsep yang holistik untuk dijadikan teaching guideline. Pengajar bisa
menurunkan ketidaknyamana mahasiswa. Untuk menurunkan ketidaknyamanan
fisik, pengajar mendukung mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
istirahat. Dari aspek psycho-sosial, guru memberikan inspirasi dan reinforcement
positif pada mahasiswa untuk menurunkan kecemasan. Untuk menurunkan
ketidaknyamanan sosio-kultural, guru menunjukkan penghargaan kepada mahasiswa
dengan berbagai perbedaan budaya dan adat istiadat. Pada fase transcendence
mahasiswa memiliki motivasi, partisipasi, dan kepuasaan sepanjang proses
pembelajaran yang ditempuh.
Penerapan teori Kolcaba dapat digunakan secara luas diberbagai tatanan
pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh Teori Kolcaba bisa
diterapkan pada setting perianastesia (Kolcaba & Wilson, 2004), perioperatif nursing
12
(Wilson & Kolkaba, 2004), critical care (Kolcaba & Fisher, 1996), emergency room
(Hawley, 2000), dan setting onkologi, terapi radiasi, dan praktik perawatan palliative
(end-of-life nursing practice). Teori kenyamanan bisa digunakan sebagai acuan
kerangka dalam penelitian sehingga memudahkan perawat untuk lebih terlibat dalam
penguasaan teori yang berdasarkan riset dan praktik.
Instrumen pengkajian pada teori Kolcaba telah disusun untuk mengukur
tingkat kenyamanan klien dan keluarga, memvalidasi sehingga dapat membantu
perawat untuk menyusun intervensi kenyamanan (Tomey & Alligood, 2010).
Kelebihan dari teori comfort ini bahwa outcome pasien bisa diukur. Kuisoner
instrument ini juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yaitu Spanish,
Portugis, Italian, Turki, dan Farsi (Kolcaba, 2010). Teori kenyamanan Kolcaba bisa
juga diterapkan dalam asuhan keperawatan anak karena bersifat sederhana dan tidak
terhalang oleh budaya. Hal ini menyebabkan teori kenyamanan bisa dimodifikasi
seluas-luasnya sesuai kebutuhan klien masing-masing (March & McCormack,
2009).
Sesuai dengan falsafah keperawatan secara umum yaitu memandang klien
secara holistik bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, teori Kolcaba cocok diterapkan
dalam setting keperawatan anak karena kenyamanan tidak hanya berfokus pada anak
sesuai konsep atraumatic care tetapi juga berpusat pada keluarga (family centered
care). Teori Kolcaba sangat relevan diterapkan di ruang perinatologi karena
neonatus resiko tinggi yang dirawat disana membutuhkan kenyamanan dari seluruh
aspek bukan hanya lingkungan fisik dalam ruangan tetapi juga aspek emosional dan
spiritual dari keluarga turut berkontribusi dalam perawatan bayi dengan resiko
tinggi. Lingkungan yang nyaman akan membantu bayi tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan konsep developmental care.
Pilihan intervensi keperawatan dapat berdasarkan nursing intervention
classification (NIC) atau panduan intervensi keperawatan lainnya yang sudah teruji
secara evidenced based. Penilaian dari implementasi keperawatan dapat diperoleh
melalui pertanyaan langsung yang diajukan ke pasien atau menggunakan kuesioner
evaluasi, observasi. Beberapa contoh instrumen evaluasi dari tindakan berdasarkan

13
uji empiris oleh Kolcaba antara lain (Peterson & Bredow, 2008) :
2.7.1 Ceklist perilaku nyaman di area pediatrik

2.7.2 General comfort questionnaire (GCQ)

2.7.3 Radiation therapy comfort questionnaire (RTCQ)

2.7.4 Visual analog scales (VAS)

2.7.5 Urinary incontinence and frequency comfort questionnaire


(UIFCQ)

2.7.6 Hospice comfort questionnaire (HCQ) for family and


patient

4.2 Aspek Negatif

Beberapa kelemahan dari penerapan teori comfort adalah bahwa teori ini
melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan,
dan sosial kultural. Akan tetapi, untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
kerjasama secara multidisplin profesi sehingga membutuhkan komitmen tinggi dari
berbagai profesi dan ketrampilan kemampuan perawat. Hal ini menyebabkan
masing-masing profesi hanya memberikan intervensi sesuai kompetensinya sehingga
pelayanan cenderung terfragmantasi dan tidak komprehensif, dan malah sering
terjadi tumpah tindih.

Teori kenyamanan Kolcaba bisa digunakan sebagai guideline untuk


meningkatkan kenyamanan baik dari segi perawat maupun pasien dan lingkungan
praktik keperawatan (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006). Namun, kenyataannya
intervensi kenyamanan untuk kecukupan staff sulit untuk diterapkan. Institusi
pelayanan mungkin memiliki keinginan untuk menciptakan lingkungan yang
nyaman sesuai teori Comfort. Akan tetapi, rumah sakit memiliki target perhitungan
budget untuk operasional organisasi. Sehingga kenyamanan yang diciptakan

14
diperoleh dari modifikasi dari fasilitas yang sudah ada.

Kenyamanan dan ketidaknyamanan lebih banyak diperoleh dari data


subjektif (autoanamnesis), yang mengutamakan kemampuan komunikasi, sedangkan
pada bayi sulit memperoleh data tersebut karena keterbatasan dalam
mengungkapkan ekspresi ketidaknyamanan secara verbal, sehingga data lebih
banyak didapatkan dari orang lain (aloanamnesis), yaitu perawat yang bertugas di
ruangan. Data dari keluarga juga hanya sedikit yang dibutuhkan, karena di ruang
neonates risiko tinggi terdapat aturan pembatasan kunjungan dan orang tua atau
keluarga tidak berada 24 jam di sisi klien.

Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah


dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar dan
misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi),
yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa


nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan tentang
seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang
16
dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu, perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan model konseptual teori
kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Dalam konteks perawatan
neonatus dengan resiko tinggi diperlukan stabilitas dan kenyamanan dari seluruh
aspek guna menunjang asuhan perkembangan bayi secara optimal.

5.2 Saran

5.2.1 Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus dievaluasi
sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.
5.2.2 Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan anak
menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang pelayanan
atraumatic care dan family center care.
5.2.3 Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap
situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang cocok
yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.

17
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric (AAP) Committee on Fetus and Newborn. (2004a).


Policy statement : Organizational principle to guide and define the child
health care system and/or improve the health of all children. Pediatrics,
114(5), 1341-1347.
American Nurses Association (ANA). (2000). Scope and standars for pediatric
nursing. Washington DC: Author.
Ball, J., Blinder, R., & Cowen, K. (2012). Principles of pediatric nursing: Caring for
children (5th ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.
Dochterman, J.M & Bulecheck G.M, (2008). Nursing Interventions Classification (NIC)
Fifth Edition. St. Louis: Mosby Elsevier
Goodwin, M., Sener, L., & Steiner, S. (2007). A novel theory for nursing
education: Holistic comfort. Journal of Holistic Nursing, 25(4), 278-
285.doi:10.1177/0898010107306199
Hockenberry & Wilson. (2009). Wong’s nursing care of infants and children (8th ed.).
St. Louis: Mosby, Inc.
Horrison, T.M. (2010). Family centered pediatric nursing care: State of the science.
Journal of Pediatric Nursing, 25(5), 335-
343.doi:10.1016/j.pedn.2009.01.006
Karlsen, K.A. (2006). The stable program (5th ed.). Retrieved from
http://www.stableprogram.org/docs/stable_learner_manual_preview.pdf.
Kemenkes RI. (2008). Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit
Umum Kelas B, Kelas C dan Kelas B. Retrieved from: www.
Hukor.depkes.go.id /up_prod_kepmenkes/KMK.no.604.pdf. 2008.
Kolcaba, K. (2010). Kolcaba comfort instrument. Retrieved from
http://www.thecomfortline.com/webinstruments.html.
Kolcaba, K., & DiMarco, M., A. (2005). Comfort theory and its application to pediatric
nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187-194. Retrieved from
http://www.medscape.com/viewarticle/507387.

18
Kolcaba, K., Y. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of Advance
Nursing, 19, 1178-1184. Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdf/1994.
Kolcaba, K.Y., & Fisher, E.M. (1996). A holistic perspective on comfort care as an
advance directive. Critical Care Nursing, 18, 66-76.
Kolcaba & Wilson, L. (2004). Practical application of comfort theory in the
perianesthesia setting. Journal of PeriAnasthesia Nursing, 19 (3), 164-173.
Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2004.
Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory and Its Application to Pediatric Nursing.
Retrieved from: http://medscape.com/viewarticle/507387_2
Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. (2006). Comfort theory a unifying framework to
enhance the practice environment. The Journal of Nursing Administration,36(11),
538-544. Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2006.
March, A. & McCormack, D. (2009). Nursing theory-directed healthcare modifying
kolcaba’s comfort theory as an institution-wide approach. Holistic Nursing
Practice.
Peterson, S.J. & Bredow, T.S. (2008). Middle range theories : Application to nursing
research. (2nd ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Potter & Perry, (2009). Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby Elsevier,
Inc.
Stephens, B., Barkey, M., & Hall, H. (1999). Techniques to comfort children during
stressful procedures. Advances in Mind-Body medicine, 15, 49-50.
Surami, A.(2003). Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta: EGC.
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing theorist and their work (7th ed).
St. Louis: Mosby Elsevier.
VandenBos, G.R (Ed.). (2007). APA dictionary of psychology. Washington, DC:
American Psychological Association.
Wilson, L., & Kolcaba, K. (2004). Practical application of comfort theory in the
perianasthesia setting. Journal of Perianastesia Nursing, 19(3), 164-173.

19

Anda mungkin juga menyukai