Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri,
konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih
tinggi.
1
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh
penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan,
dan intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman
masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan
keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat
konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada
sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum,
agensi home care, dll.
2
a. Biografi dan Pendidikan.
Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember
1944, di Cleveland, Ohio. Beliau menikah dengan dua anak perempuan dan delapan
cucu.
Pendiri program perawat lokal paroki
Anggota Asosiasi Perawat Amerika
Saat ini, sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing
Telah mengembangkan Teori kenyamanan dan Praktik : Sebuah visi untuk
Perawatan dan Riset Kesehatan Holistik
Riwayat Pendidikan
1. Diploma keperawatan dari St. Luke's Hospital School of Nursing pada tahun 1965
2. Lulus M.S.N dari R.N di the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case
Western Reserve University pada tahun 1987
3. Lulus dengan gelar PhD in nursing dan menerima sertifikat sebagai authority
clinical nursing specialist pada tahun 1997
Spesialis dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif dan Intervensi Jangka
Panjang, Studi Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan, Penelitian
Keperawatan Sebagai kepala unit dementia à pengembangan teori keperawatan
Riwayat Penghargaan dan Pengakuan
1. 1991-1992 : Pre-Doctoral Fellowship in Interdisciplinary Health, Case Western
Reserve University Internal Grant
2. 1997 : Honour a Researcher Award
3. 1997 : Invited Research Consultant, comfort studies & theory, MNRS
4. Januari 1997 : Marie Haug Student Award for excellence in aging studies dari
Case Western Reserve University
5. 2003 : Mary Hanna Memorial Journalism Award for American Society of
Perianesthesia Nurses, artikel yang berjudul Comfort Care for Perianesthesia Nursing
by Kolcaba and Wilson
6. Maret 2003 : Advancement of Science Award from Midwest Nursing Research
Society, End of Life and Palliative Care Nursing
3
7. Mei 2003 : Excellence in the Utilization of Nursing Research, penghargaan dari
Sigma Theta Tau, delta Omega Chapter
8. 2006 : Researcher of the Year dengan Dr. Therese Dowd, penghargaan dari Sigma
Theta Tau, delta Omega Chapter
b. Pengertian Modelnya
1. Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan yang tidak terlihat dari pasien,
desain kenyamanan digunakan untuk mengukur kebutuhan, dan untuk mencari
peningkatkan kenyamanan pasien mereka, di mana hasil tersebut diinginkan dengan
segera.
2. Peningkatan kenyamanan langsung dan secara positif dihubungkan dengan
penerapan di dalam HSBs, seperti hasil yang diinginkan sebelumnya.
3. Kapan seseorang mempunyai pendukung yang sesuai untuk dilibatkan secara
penuh di dalam HSBs, seperti pemulihan dan/atau program penyembuhan atau cara
hidup, integritas institusi juga sangat mendukung.
c. Format Logis
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan
praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi,
dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka
mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut
sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke
yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori
kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori.
4
Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan.
Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara
bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang
penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka
konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak
yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti
pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar
untuk mengukur hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan,
medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori
keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena
praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama
dan selaras dengan hasil yang diinginkan.
5
Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa Kenyamanan
adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat dengan ilmu
perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan keluarga-keluarga
mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran kenyamanan. Tindakan
penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan memperkuat pasien dan keluarga-
keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti mereka berada di dalam rumah mereka
sendiri. Kondisi keluarga dan pasien diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh perawat dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2010).
6
BAB III
ANALISIS APLIKASI KASUS TENTANG TEORI
7
2. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada
disiplin keperawatan
3. Manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dasar kenyamanan mereka.
4. Kenyamanan yang akan ditingkatkan pada pasien harus melibatkan health-seeking
behaviors (HSBs) pilihan mereka.
5. Pasien yang dianjurkan secara aktif untuk HSBs, merasa puas dengan pelayanan
kesehatan mereka.
6. Integritas kelembagaan berdasar pada sistem nilai yang berorientasi pada
penerima perawatan.
3.2 Penerimaan oleh Keperawatan
3.2.1 Praktek
Teori ini masih baru. Masih terus dikenalkan dan dipelajari oleh para siswa
yang memilih teori ini untuk kerangka studi mereka, seperti di dalam keperawatan
kebidanan, katheterisasi jantung, perawatan kritis, pekerja rumah sakit,
ketidaksuburan / kemandulan, terapi radiasi, keperawatan bedah tulang, keperawatan
perioperatif, keperawatan lanjut usia, dan infeksi saluran kemih. Area studi yang tak
diterbitkan, tetapi dibahas oleh Kolcaba melalui website nya, meliputi unit luka
bakar, klinik keperawatan, perawatan rumah, nyeri kronis, terapi pijatan, pediatrik,
oncology, dan perioperative.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Teknis pengukuran kenyamanan, merupakan intervensi yang dibuat untuk
mempertahankan homeostasis dan mengontrol nyeri yang ada, seperti memantau
tanda-tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan nyeri. Tehnis
tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau mengembalikan fungsi
fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching (mengajarkan) meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu
perencanaan pemulihan (recovery) dan integrasi secara realistis atau dalam
menghadapi kematian dengan cara yang sesuai dengan budayanya. Agar Coaching
8
ini efektif, perlu dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran
baru.
c. Comfort food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam
sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis meliputi
pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan,
guided imagery, terapi musik, mengenang, dan lain lain. Saat ini perawat umumnya
tidak memiliki waktu untuk memberikan comfort food untuk jiwa (kenyamanan
jiwa/psikologis), akan tetapi tipe intervensi comfort tersebut difasilitasi oleh sebuah
komitmen oleh institusi terhadap perawatan kenyamanan.
3.2.2 Pendidikan
Sesuai petunjuk dalam pengajaran kenyamanan pada program sarjana
keperawatan, teori kenyamanan telah diterapkan pada keperawatan terhadap pasien
yang mendapatkan terapi radiasi yang dilaporkan oleh Cox pada tahun 1998. Teori
ini sangat mudah untuk dipahami dan diterapkan pada mahasiswa perawat yang
menyajikan suatu metode efektif untuk menilai kebutuhan kenyamanan holistik
pada orang tua yang membutuhkan perawatan akut. Teori ini tidak terbatas pada
gerontologikal atau pendidikan praktik lanjutan.
3.2.3 Riset
The Encyclopedia of Nursing Research menyebutkan pentingnya mengukur
kenyamanan sebagai tujuan keperawatan. Perawat dapat memberikan bukti untuk
mempengaruhi keputusan institusi, masyarakat, dan tingkatan legislatif yang hanya
sampai pada studi kenyamanan yang menunjukkan efektivitas keperawatan yang
holistik/menyeluruh. Baru-baru ini, pengukuran kenyamanan di rumah sakit besar
dan perawatan rumah datanya telah ditetapkan untuk menambah literatur untuk
tujuan riset.
Penggunaan struktur taxonomi dari kenyamanan (gambar) sebagai panduan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum
untuk mengukur kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan
partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan negatif harus
dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia. 24 hal
positif dan 24 hal negatif sudah lengkap dengan suatu format skala Likert yang
9
berkisar dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Skor yang tinggi
menandakan tingginya kenyamanan. Pada studi akhir instrumentasi dengan 206
orang pada suatu waktu peserta dari semua jenis unit di dua rumah sakit dan 50
orang dari masyarakat, dengan menggunakan kuesioner kenyamanan umum
menunjukkan hasil suatu Cronbach alfa 0,88.
Tipe dari Kenyamanan
1. Relief : Keadaan seorang pasien yang menemukan kebutuhan spesifiknya
2. Ease : Keadaan tenang atau senang
3. Transcendence : Keadaan dimana satu kenaikan di atas satu masalah atau nyeri
Konteks di mana terjadinya kenyamanan :
1. Fisik : menyangkut sensasi dari tubuh
2. Psikospritual : menyangkut kesadaran diri internal, termasuk harga diri, identitas,
seksualitas dan kehidupan yang utama; yang menyangkut suatu hubungan yang
sangat dekat dan lebih tinggi
3. Lingkungan : menyangkut latar belakang eksternal, kondisi dan pengaruhnya
kepada manusia (temperatur suhu, bau, pencahayaan, warna, suara, dll)
4. Sosial kultural : menyangkut hubungan interpersonal, keluarga dan
sosial/masyarakat (keuangan, perawatan kesehatan individu, serta tradisi keluarga,
kegiatan religius)
Adapun struktur dari taxonomi tersebut berikut ini :
Struktur kenyamanan yang terklasifikasi menyediakan suatu peta daerah
kenyamanan yang pada masa depan peneliti dapat menggunakannya untuk
mendisain instrumen kenyamanan dari mereka sendiri. Kolcaba telah mendaftar
untuk mengadaptasikan daftar pertanyaan kenyamanan yang umum untuk
permasalahan riset yang baru pada halaman webnya. Oleh karena itu sangatlah
mudah bagi peneliti untuk menyediakan daftar pertanyaan kenyamanan yang
dikhususkan untuk riset. Skala analog visual dan format daftar pertanyaan dapat di
download dari websitenya Kolcaba (terlampir).
10
Anak RD, laki-laki, usia 2 thn, dengan diagnosa masuk atresia ani post PSA,
terdapat colostomi pada abdomen kuadran kiri atas, operasi penutupan colostomi
tanggal21-4-2014, luka post operasi tutup colostomi tertutup kassa tampak
bersih,luka kering tidak rembes, puasa hari pertama, terpasang NOT produksi ada
warna hijau, terpasang kateter produksi ada warna kuning, turgor kulit elastis,
mukosa mulut lembab, bibir tampak kering, pasien terlihat rewel dan menangis,
skala nyeri FLACC 3, suhu 36,8°C, berat badan 8,5 kg, tinggi badan 78 em,
tekanan darah 110/ 75 mmhg, nadi 98x/m, respirasi 24x/m, akral hangat, capilary
refil < 2 detik. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal21-4-2014 Hb 10,8 gr /dl, Ht
31,7%, leukosit 9100 rb/ul, Trombosit 411 ribu/ul, eritrosit 8,98, Natrium 135
mg/dl, Kalium 4 mg/dl, Clorida 96 mg/dl, SOOT 13,9gr/dl, SGPT 5 gr/ dl, Urium
16 mg/dl, Creatinin 0,3 mg/dl, PT 12,6 detik ( 11,0 ), APTT 46,5 detik ( 32,2 ),
Albumin 4,3 gr/dl, Na 144 meq/1. Ka 4,80meq/l,Clo 102 meq/1 Tempi Infus N5 +
Kcl 10meq -+ 35ml/jam, Cepotaxime 2 X 300 mg, Farmadol 3 x 1
OOmg,Aminofusin 250cc/24 jam,puasa sampai hari kelima operasi.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada anak R adalah 1) Nyeri Akut,
2)Resiko kerusakan integritas kulit, 3) Resiko infeksi, 4) Resiko ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan, 5) Resiko kurang volume cairan. Tujuan yang
ditetapkan pada anak R adalah setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien
mampu beradaptasi terhadap nyeri yang dialami, integritas kulit baik, resiko infeksi
tidak terjadi, resiko kurang nutrisi tidak terjadi, resiko kurang volume cairan tidak
terjadi.
11
operasi tampak terkontrol, anak tampak tenang dan rilek, skala nyeri FLACC 1,
gangguan integritas kulit tidak terjadi, resiko infeksi tidak terjadi, resiko
kekurangan nutrisi tidak terjadi, resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Pada hari kelima post operasi pasien boleh diberika minum air putih, diet cair
6x30cc, dan selanjut diet lunak TKTP, tanggal 29-4-2014 pasien dinyatakan boleh
pulang dan kunjung ulang kembali kepoli satu minggu setelah dirumah.
BAB IV
Kelebihan dan Kelemahan Teori
13
uji empiris oleh Kolcaba antara lain (Peterson & Bredow, 2008) :
2.7.1 Ceklist perilaku nyaman di area pediatrik
Beberapa kelemahan dari penerapan teori comfort adalah bahwa teori ini
melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan,
dan sosial kultural. Akan tetapi, untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
kerjasama secara multidisplin profesi sehingga membutuhkan komitmen tinggi dari
berbagai profesi dan ketrampilan kemampuan perawat. Hal ini menyebabkan
masing-masing profesi hanya memberikan intervensi sesuai kompetensinya sehingga
pelayanan cenderung terfragmantasi dan tidak komprehensif, dan malah sering
terjadi tumpah tindih.
14
diperoleh dari modifikasi dari fasilitas yang sudah ada.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus dievaluasi
sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.
5.2.2 Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan anak
menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang pelayanan
atraumatic care dan family center care.
5.2.3 Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap
situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang cocok
yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Kolcaba, K., Y. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of Advance
Nursing, 19, 1178-1184. Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdf/1994.
Kolcaba, K.Y., & Fisher, E.M. (1996). A holistic perspective on comfort care as an
advance directive. Critical Care Nursing, 18, 66-76.
Kolcaba & Wilson, L. (2004). Practical application of comfort theory in the
perianesthesia setting. Journal of PeriAnasthesia Nursing, 19 (3), 164-173.
Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2004.
Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory and Its Application to Pediatric Nursing.
Retrieved from: http://medscape.com/viewarticle/507387_2
Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. (2006). Comfort theory a unifying framework to
enhance the practice environment. The Journal of Nursing Administration,36(11),
538-544. Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2006.
March, A. & McCormack, D. (2009). Nursing theory-directed healthcare modifying
kolcaba’s comfort theory as an institution-wide approach. Holistic Nursing
Practice.
Peterson, S.J. & Bredow, T.S. (2008). Middle range theories : Application to nursing
research. (2nd ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Potter & Perry, (2009). Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby Elsevier,
Inc.
Stephens, B., Barkey, M., & Hall, H. (1999). Techniques to comfort children during
stressful procedures. Advances in Mind-Body medicine, 15, 49-50.
Surami, A.(2003). Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta: EGC.
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing theorist and their work (7th ed).
St. Louis: Mosby Elsevier.
VandenBos, G.R (Ed.). (2007). APA dictionary of psychology. Washington, DC:
American Psychological Association.
Wilson, L., & Kolcaba, K. (2004). Practical application of comfort theory in the
perianasthesia setting. Journal of Perianastesia Nursing, 19(3), 164-173.
19