Anda di halaman 1dari 16

META PARADIGMA KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Kelompok Mata kuliah Faktor teori


keperawatan

Di susun Oleh Kelompok 3

NURHIDAH

HENY SUKMA WATI

ABIDIN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES YAHYA BIMA


2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................

1.2 Manfaat..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Metaparadigma...................................................................................4

2.2 Perbedaan Pandangan Metaparadigma................................................................6

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................52

4.2 Saran..................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan


kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spritual
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan
teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu
teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak
pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan
sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila di dukung oleh teori dan
model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Dunia keperawatan memiliki perkembangan yang cukup pesat hal ini
ditandai dengan munculnya berbagai teori dan konseptual keperawatan, dimana
masing-masing teori dan konseptual tersebut muncul untuk menjawab
tantangan, fenomena dan permasalahan pada masanya. Kita tentu mengenal
Florence Nigtingale (1820-1910) yang dikenal dengan “Lady with the lamp”
dengan pendekatan teorinya pada aspek lingkungan, teori ini muncul untuk
menjawab permasalah yang dialami para korban perang Crime (Kozier, 2011).
Dalam keperawatan Jiwa model konseptual keperawatan dikembangkan oleh
para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat,
agar perawat memahami konsep ini sebagai kerangka konsepdalam memberikan
asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.

1.2 Manfaat
1.3.1 Praktis
Pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan
keperawatan secara klinis, dengan mengadopsi pendekatan dari teori
keperawatan yang ada dan memiliki dasar Evidence Based Praktis (EBP),
sehingga setiap tindakan keperawatan yang dilakukan perawat memiliki dasar
yang jelas, dan akan semakin mempercepat kesembuhan pasien juga dilindungi
oleh hukum
1.3.2 Akademis
Sebagai dasar institusi pendidikan dalam memberikan materi kepada para
peserta didiknya, sehingga dalam tantanan praktik, mereka lebih percaya diri
dalam melakukan tindakan, bahkan ketika disandingkan dengan disiplin lain,
profesi keperawatan akan mampu berpijak pada aturan dan keilmuannya sendiri.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Metaparadigma

paradigma adalah sebagai model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua
karaktersitik, yaitu penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya
terhadap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.

Berdasar pada paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan adalah suatu
cara pandang yang mendasar atau bagaimana cara melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan, dapat berbentuk ilmu, teori, dan filosofi yang dapat diterima dan
diterapkan dalam keperawatan. Paradigma keperawatan membentuk suatu susunan
yang mengatur hubungan di antara teori tersebut guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Dengan
demikian paradigma keperawatan memberi arah kepada perawat untuk menyelesaikan
dan mencari jalan keluar pada suatu masalah yang dihadapinya.

Paradigma keperawatan menurut Masterman, 1970 adalah pandangan fundamental


tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma keperawatan
menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai
fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang
bersifat professional.

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.

Paradigma memiliki fungsi antara lain :

1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi


keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan kperawatan, praktik dan
organisasi profesi.

2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Komponen-komponen dalam Paradigma Keperawatan

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori
keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi :
manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

1. Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium
Ilmu Kesehatan, 1992).

Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)

Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi
dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi
(La Ode Jumadi, 1999 :40).

Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.

Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh


lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya.

Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan
akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan
terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif
.

Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan.

Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien.

Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk


menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah
kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan
kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah-
masalah kesehatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, perawat perlu memperhatikan


sifat-sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam
menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan,
sikap, nilai, cita-cita keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda -beda. Individu
dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang .

Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada


masyarakat umum dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu (Balita dan Lansia).

2. Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan
kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.

Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan
kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien
serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.

3. Konsep Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor-faktor
lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.

Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang
untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang
bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, di mana
rentang sehat sakit berada di antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit
(illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita
berada dalam area sehat (wellness area).

4. Konsep Lingkungan

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (kawasan dan
sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus Lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi,
sosial, budaya dan spiritual.

dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari- harinya,


sembuh dari penyakit atau meninggal dengan tenang.

Hubungan Antara Metaparadigma dengan Teori Keperawatan

• The empirical paradigm is rooted in the assumption that there is one reality, which can
be verified through the senses (Monti & Tingen, 1999). Within this paradigm, knowledge
is established by controlling the circumstances around variables, in order to determine
their relationship (Monti & Tingen, 1999).

Paradigma berakar dari sebuah asumsi bahwa terdapat sebuah realitas/kenyataan, yang
mana dapat diverifikasi melalui indera. Dalam paradigma ini, pengetahuan didirikan
dengan mengontrol keadaan di sekitar variabel untuk menentukan hubungannya.

Seperti kita tahu, dalam paradigma keperawatan terdapat 4 variabel. Dalam penjelasan
di atas, pengetahuan (atau mungkin dalam hal ini adalah teori) dapat didirikan/diteliti
dengan mengontrol keadaan (mengontrol parameter) salah satu variabel paradigma
keperawatan, sehingga akan lebih jelas hubungannya dengan yang lain.

• The empirical paradigm contributes to nursing research as it facilitates the


development and testing of hypotheses, comparison of interventions, and the
establishment of relationships between variables (Monti & Tingen, 1999).

Paradigma berkontribusi pada penelitian keperawatan yang mana paradigma ini


memfasilitasi perkembangan dan pengujian hipotesis, membandingkan intervensi dan
mendirikan hubungan antara variabel.

Di sini jelas yang pertama dikatakan adalah bahwa paradigma berkontribusi pada
penelitian keperawatan. Penelitian penting bagi sebuah Ilmu Pengetahuan untuk terus
berkembang. Seperti sebuah alat transportasi yang terus berkembang dan maju, ilmu
Keperawatanpun dapat terus berkembang dan semakin maju. Sehingga bagi kita yang
ingin melakukan penelitian keperawatan, kita bisa mencari ide melalui Paradigma
Keperawatan. Bahkan lebih lanjut dikatakan paradigma keperawatn dapat menjadi
tempat pengujian hipotesis, berkaitan hubungannya dengan variabel lain.

• It is possible to predict the type of theories that can be developed from each nursing
paradigm, based on the worldview that each paradigm presents. The empirical paradigm
gives rise to a variety of theories within nursing.

Dimungkinkan untuk memprediksi tipe teori yang dapat dikembangkan dari setiap
paradigma keperawatan, berdasar pandangan dunia terhadap kehadiran paradigma
tersebut.

Teori-teori keperawatan baru yang muncul ternyata dapat diprediksi melalui paradigma
keperawatan. Dapat kita maknai sebagai arahan/pandangan ke mana teori itu akan
mengarah. Karena paradigma keperawatan memberikan pandangan atau arahan
kemanakah keperawatan itu akan mengarah, maka paradigma keperawatan ibarat
sebuah petunjuk arah yang diberikan seseorang, misalnya bagaimana bepergian ke
Surabaya dari Jakarta menggunakan bis. Kita diberitahu untuk megambil bis malam
langsung ke Surabaya kemudian turun di Terminal Bungurasih. Orang tersebut
mengatakan perjalanan ini akan memakan waktu lebih kurang 20 jam. Jadi seperti inilah
mungkin pandangan yang diberikan Paradigma Keperawatan terhadap Teori
Keperawatan. Paradigma tidak memberikan kepastian namun memberikan arahan
kepada teori baru.

BAB III

PEMBAHASAN

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan


kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, kultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila salah satunya di dukung oleh teori dan model keperawatan
dalam pelaksanaan praktek keperawatan.

Menurut De Laune dan Ladner (2002)nursing is an art and a science by


which people are assisted in learning to care for themselves whenever possible
and cared for by others when they are unable to meet their own needs. Dalam
pengertiantersebut, keperawatan bukan hanya dipahami sebagai merawat dan
memeliharatetapi juga memandirikan. Paradigma keperawatan berfungsi sebagai
acuan atau dasar dalammelaksanakan praktek keperawatan yang bersifat
professional.Dengan dasar tersebut, sesuatu yang mungkin terjadi di mana dua
orangdengan paradigma yang berbeda akan memandang suatu fenomena
dengan caraberbeda sehingga menimbulkan penarikan kesimpulan yang
berbeda pula. Hal inijuga berlaku dalam keperawatan, dengan objek observasi
yang sama perawatdengan latar belakang atau bidang yang berbeda mungkin
akan melihat masalahyang timbul berbeda dan menuntun pada perbedaan
diagnosa serta perencanaankeperawatan.

Paradigma keperawatan merupakan abstrak dari cara memandang dan


keyakinan yang mendasari suatu disiplin ilmu keperawatan dalam lingkup
ilmu keperawatan, sehinngga pelayanan keperawatan mempunyai norma,
memilki standar yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. Fenomena ini
mencakup manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan. Fenomena
keperawatan merupakan obyek layanan keperawatan yang didasari
komponen keperawatan manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Kesimpulannya bahwa paradigma sains keperawatan adalah cara
memandang fenomena keperawatan yang terjadi berdasarkan keilmuan yang
berkembang. Komponen dari paradigma keperawatan sendiri pada dasarnya
ada empat seperti yang disebutkan di atas, akan tetapi perkembangannya
dalam teori sangat tergantung oleh sudut pandang masing-masing teoris.
Dengan begitu, pemaknaan masing-masing komponen paradigma tersebut
bisa jadi berbeda sehingga penjelasan yang bisa diberikan secara umum
adalah arti komponen secara lebih superfisial.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Beberapa teori keperawatan di kembangkan dan di klasifikasikan


berdasarkan tingkat ke abstrakanya sehingga hal ini yang dapat memunculkan
beberapa theori diantaranya grand theory yang bersifat komplek dan luas, middle
range theory bersifat fokus dan konkrit pada masalah tertentu, micro theory lebih
bersifat spesifik dan aplikatif. Dengan berkembangnya ilmu keperawatan dengan
cukup pesat sehingga melahirkan beberapa paradigma yang bertujuan untuk
menjawab dan mengatasi Fenomena keperawatan yang merupakan obyek
layanan keperawatan yang didasari komponen keperawatan manusia,
kesehatan, lingkungan . sedangkan untuk teori keperawatan yang mengarah
pada masalah kejiwaan yaitu berasal dari teorinya Hildegrad Peplau dan Phil
Barker, tujuan dari penerapan teori peplau yang menitik beratkan pada modal
interpersonal yang mana pada konsep peplau berfokus pada komunikasi
terapeutik bahwa perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat-klien,
dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, guru, penasihat,
pemimpin dan bertujuan demi kelangsungan hidup organisme dan memahami
masalah klien serta belajar dari pengalaman mereka. Kemudian tokoh
keperawatan berikutnya dilanjutkan oleh phil barker yang mana peplau disini
sebagai mentor dan menyetujui gagasan Barker terkait keluarnya tidal theory
sebagai landasan teori ini barker menggunakan interpersonal theory dari peplau.
Phil barker mengembangkan Tidal model sebagai sebuah model pemulihan
untuk promosi kesehatan mental, berusaha untuk mengungkapkan dari perasaan
seseorang yang bertujuan untuk memulihkan seseorang agar dapat memimpin
pemuihanya sendiri bukan hanya diarahkan oleh para profesional. Tidal model
menggunakan metafora atau filosofi air yang menjelaskan bagaimana orang-
orang dalam kesusahan atau distres bisa menjadi rapuh secara emosional, fisik
dan spiritual.

4.2 Saran

Diharapkan perawat dalam memberikan pelayanan dapat menggunakan


pendekatan teori yang sesuai dengan masalah yang muncul serta bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.

DAFTAR PUSTAKA:

Kusnanto. 2004. Pengantar Praktik dan Profesi Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.

Smith, Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai