NURHIDAH
ABIDIN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Manfaat..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.2 Saran..................................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
1.3.1 Praktis
Pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan
keperawatan secara klinis, dengan mengadopsi pendekatan dari teori
keperawatan yang ada dan memiliki dasar Evidence Based Praktis (EBP),
sehingga setiap tindakan keperawatan yang dilakukan perawat memiliki dasar
yang jelas, dan akan semakin mempercepat kesembuhan pasien juga dilindungi
oleh hukum
1.3.2 Akademis
Sebagai dasar institusi pendidikan dalam memberikan materi kepada para
peserta didiknya, sehingga dalam tantanan praktik, mereka lebih percaya diri
dalam melakukan tindakan, bahkan ketika disandingkan dengan disiplin lain,
profesi keperawatan akan mampu berpijak pada aturan dan keilmuannya sendiri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
paradigma adalah sebagai model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua
karaktersitik, yaitu penampilan dari kelompok yang menunjukkan keberadaannya
terhadap sesuatu yang diyakini dan terbuka untuk penyelesaian masalah dalam
kelompoknya.
Berdasar pada paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan adalah suatu
cara pandang yang mendasar atau bagaimana cara melihat, memikirkan, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan, dapat berbentuk ilmu, teori, dan filosofi yang dapat diterima dan
diterapkan dalam keperawatan. Paradigma keperawatan membentuk suatu susunan
yang mengatur hubungan di antara teori tersebut guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Dengan
demikian paradigma keperawatan memberi arah kepada perawat untuk menyelesaikan
dan mencari jalan keluar pada suatu masalah yang dihadapinya.
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor
yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan kita dan
membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori
keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi :
manusia, keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium
Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan
lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan
internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi
dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi
(La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem
terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan
akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan
terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif
.
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien.
2. Konsep Keperawatan
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap
manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan
kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien
serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
3. Konsep Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk memepertahankan
keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal yang mempengaruhi adalah
psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan proses penyakit. Faktor-faktor
lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar individu yang mungkin
mempengaruhi kesehatan antara lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan
ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesehatan adalah
rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang
untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat seseorang berada pada skala yang
bersifat dinamis, individualis, dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Menurut model ini, keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, di mana
rentang sehat sakit berada di antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian.
Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit
(illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita
berada dalam area sehat (wellness area).
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (kawasan dan
sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan
sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus Lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi,
sosial, budaya dan spiritual.
• The empirical paradigm is rooted in the assumption that there is one reality, which can
be verified through the senses (Monti & Tingen, 1999). Within this paradigm, knowledge
is established by controlling the circumstances around variables, in order to determine
their relationship (Monti & Tingen, 1999).
Paradigma berakar dari sebuah asumsi bahwa terdapat sebuah realitas/kenyataan, yang
mana dapat diverifikasi melalui indera. Dalam paradigma ini, pengetahuan didirikan
dengan mengontrol keadaan di sekitar variabel untuk menentukan hubungannya.
Seperti kita tahu, dalam paradigma keperawatan terdapat 4 variabel. Dalam penjelasan
di atas, pengetahuan (atau mungkin dalam hal ini adalah teori) dapat didirikan/diteliti
dengan mengontrol keadaan (mengontrol parameter) salah satu variabel paradigma
keperawatan, sehingga akan lebih jelas hubungannya dengan yang lain.
Di sini jelas yang pertama dikatakan adalah bahwa paradigma berkontribusi pada
penelitian keperawatan. Penelitian penting bagi sebuah Ilmu Pengetahuan untuk terus
berkembang. Seperti sebuah alat transportasi yang terus berkembang dan maju, ilmu
Keperawatanpun dapat terus berkembang dan semakin maju. Sehingga bagi kita yang
ingin melakukan penelitian keperawatan, kita bisa mencari ide melalui Paradigma
Keperawatan. Bahkan lebih lanjut dikatakan paradigma keperawatn dapat menjadi
tempat pengujian hipotesis, berkaitan hubungannya dengan variabel lain.
• It is possible to predict the type of theories that can be developed from each nursing
paradigm, based on the worldview that each paradigm presents. The empirical paradigm
gives rise to a variety of theories within nursing.
Dimungkinkan untuk memprediksi tipe teori yang dapat dikembangkan dari setiap
paradigma keperawatan, berdasar pandangan dunia terhadap kehadiran paradigma
tersebut.
Teori-teori keperawatan baru yang muncul ternyata dapat diprediksi melalui paradigma
keperawatan. Dapat kita maknai sebagai arahan/pandangan ke mana teori itu akan
mengarah. Karena paradigma keperawatan memberikan pandangan atau arahan
kemanakah keperawatan itu akan mengarah, maka paradigma keperawatan ibarat
sebuah petunjuk arah yang diberikan seseorang, misalnya bagaimana bepergian ke
Surabaya dari Jakarta menggunakan bis. Kita diberitahu untuk megambil bis malam
langsung ke Surabaya kemudian turun di Terminal Bungurasih. Orang tersebut
mengatakan perjalanan ini akan memakan waktu lebih kurang 20 jam. Jadi seperti inilah
mungkin pandangan yang diberikan Paradigma Keperawatan terhadap Teori
Keperawatan. Paradigma tidak memberikan kepastian namun memberikan arahan
kepada teori baru.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA:
Kusnanto. 2004. Pengantar Praktik dan Profesi Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Smith, Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.