Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Teori Model Keperawatan Keluarga Betty Neuman


Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Suci Nurjanah S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
1. Inayah Luqqiah (2006040)
2. Marsela Putri Lanisa (2006044)
3. Muammar Syahid (2006045)
4. Sofy Puspita Sari (2006053)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
Jl. Lohbener Lama no.08, Lohbener, Indramayu, Lengok, Lohbener,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat
Telp. (0234) 5746464
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

BAB II KONSEP TEORI

2.1 Daftar Pustaka.................................................................................................5

2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis Menurut Teori Model Betty Neuman ............

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul
Teori Model Keperawatan Keluarga Betty Neuman tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah makalah untuk memenuhi tugas Ibu
Suci Nurjanah S.Kep., Ns., M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Keluarga. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suci Nurjanah S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen
mata Keperawatan Keluarga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 21 Februari 2022

Kelompok 5

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang difokuskan pada perawaran individu. keluarga
dan komunitas dalam mencapai proses merawat dan menyembuhkan kesehatan yan
optimal, dimana perawat sebagai provider dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan
kesehatan. Ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu
keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tentuan zaman.
Merupakan tugas penting yang dihadapi profesi keperawatan dalam memperkembangkan
sebuah teori salah satunya adalah Model Keperawatan Komunitas Betty Neuman
( Hidayat, 2004).
Betty Neuman mandefinikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep
holistik dan pendekatan sistem terbuka. Bagi Neuman manusia merupakan makhluk
dengan kombinasi kompleks yang dinamis dan fisiologis, sosialkultur, dan variabel
perkembangan yang berfungsi sebagai sistem terbuka. Dan sebagai sistem terbuka
manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan yang
digambarkan sebagai stressor lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang
mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal
terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien (interpesonal). Pembentukan
lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman, yang
mungkin terbentuk oleh mekanisme yang didasari maupun yang tidak didasari. Tiap
lingkungan memiliki kemungkinan tergantung oleh stressor yang dapat merusak sistem.
Model Neuman mencakup stressor intrapersonal. interpersonal dan ekstrapersonal (Ali,
2000).
Neuman menyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara utuh. Tujuan
dari keperawatan adalah membanyu individu, keluaga dan kelompok dalam mencapai dan
mempertahankan tingkat kesehatan optimal. Perawat mengaji, mengatur dan menevaluasi
sistem slien. Perawatan berfokus pada variabel variabel yanng mempengaruhi respon
kline terhadap stressor. Tindakan perawat terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan
tersier. Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui
identifikasi fakttor faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor tertentu.
Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan bersumber internal
melalui penetapan perioritas dan rencana pengobatan gejala gejala yang tampak.

iv
Sedangkan pencegahan tersiar berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip dari
pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap
stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam mencegah terjadinya
masalah yang sama (Ali, 2000).
Model sistem Neuman (1970) memberikan gambaran baru tentang cara pandang
terhadap manuasia sebagai mahlik Wholistik (memandang manusia secara kesuluruhan)
meliputi aspek (variabel) fisiologis, psikologis, sosiokultural. Perkembangan dan spritual
yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon respon sistem terhadap
stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal (Asmadi, 2005).
Komponen utana dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap strees. Klien
dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang memiliki siklus imput, proses output dan
reedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan prefektif
sistem ini, maka klien bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari model ini
adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka
akan terjadi revitilisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk
memperoleh, meningkatkan, memepertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor,
baik di dalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Newman
(1970) menyebutkan gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif mapun positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui respon
dan gejala yang didapat diidentifikasi (Asmadi, 2005).
Asuhan keperawatan ditunjukkan mengurangi reaksi tubuh akibat untuk stressor
mencegah dan dengan cegahan primer, sekunder,tersier. Pada perkembangan ilmu
keperawatan menurut teori sistem Newman bertujuan untuk stabilitas sistem. Oleh karena
itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari model keperawatan komunitas Betty
Newman supaya dapat mengaplikasikan dalam praktik keperawatan komunitas.

iv
BAB II

KONSEP TEORI

2.1. Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/560038601/Makalah-Teori-Betty-Neumandocx

http://mydidihbbc.blogspot.com/2018/12/makalah-teori-betty-neuman.html?m=1

https://www.academia.edu/34922646/
TEORI_DAN_MODEL_KEPERAWATAN_BETTY_NEUMAN

2.2. Asuhan Keperawatan Teoritis Menurut Teori Model Betty Neuman

A. Diagnosa Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identifikasi, klasifikasi dan evaluasi 5 variabel klien menurut Betty Neumant


b. Identifikasi stresor dan faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal pada pasien
c. Identifikasi dan bedakan persepsi antara klien dan caregiver
d. Mencoba untuk menyelesaikan perbedaan perceptual
B. Keperawatan
1. Hasil yang diharapkan, prilaku yang diharapkan untuk menangani masalah actual atau
potensial pada klien (diputuskan bersama oleh klien dan caregiver).
2. Rencana keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh klie, caregiver atauorang lain
dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.

C. Evaluasi

1. Intervensi actual
2. Evaluasi
a. Analisis respon pasien
b. Penentuan pencapaian hasil yang diharapkan
c. Jika tujuan tidak tercapaikan, tentukan penyebabnya
d. Rumuskan lagi tujuan keperawatan sesuai kebutuhan pasien

Aplikasi Teori dan Model Betty Neuman Penerapan teori Betty Neuman dalam
pengkajian lansia dengan diabetes mellitus di desa Margalaksana kecamatan Cilawu
iv
kabupaten Garut Dengan menerapkan teori Betty Neuman dalam pengkajian lansia dengan
DM. Meliputi lima aspek yaitu aspek perkembangan, fisiologis. psikologis, sosial kultural
dan spiritual.

Pembahasan:

Teori Betty Neuman sangat memungkinkan digunakan dalam pengkajian praktik


keperawatan di komunitas dengan agregat lansia dengan DM. Pengkajian lansia hendaknya
dilakukan secara holistik meliputi bio-psiko-sosial kultural dan spiritual. Dalam penerapan
teori Betty Newman aspek pengkajiannya sudah secara holistik yang meliputi: aspek
perkembangan, aspek fisiologis, aspek psikologis, aspek social-kulturas, serta aspek spiritual.
Dalam pengelolaannya pun Teori Betty Newman sudah membuat tingkatan intervensi dengan
melihat garis pertahanan klien (komunitas) yang terganggu, fleksibel (intervensi primer).
normal (intervensi sekunder), dan resisten (intervensi tertier).

Aspek perkembangan lansia. Di Indonesia batasan usia Lansia dibagi menjadi 3


kelompok yaitu: 1) Usia 45-55 tahun disebut sebagai pralansia. 2) Usia 56-66 tahun disebut
sebagai lansia madya, dan Usia > 60 tahun disebut sebagai lansia akhir. Secara teoritis setelah
seseorang berusia 30 tahun maka fungsi tubuh akan mengalami kemunduran sebanyak 1%
tiap tahunnya. Berdasarkan usianya lansia akan mengalami proses degeneratif yang
menyebabkan perubahan dan penurunan fungsi tubuhnya, sehingga berdampak pada
kesehatan fisik, mental. sosial, ekonomi dan kemampuan produktivitasnya. Dalam
menghadapi proses penuaan dan perawatan terhadap masalah kesehatannya, lansia
memerlukan. bantuan dan dukungan dari keluarga (family care giver). Dari hasil penelitian
lansia yang dirawat oleh keluarganya sebanyak 94%, sebanyak 2% lansia di rawat oleh
tetangganya dan sebanyak 2% lansia tidak ada yang merawat.

Aspek sosial-kultural, budaya merupakan kekayaan disuatu daerah yang diwariskan


secara turun temurun, lahir dari adanya hubungan sosialisasi dengan. masyarakat. Budaya
mempengaruhi derajat kesehatan lansia dalam hal keyakinan terhadap praktik kesehatan dan
pemilihan pelayanan kesehatan. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 11% lansia
memiliki budaya atau keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan, dan sebanyak 89%
lansia memiliki budaya sesuai dengan kesehatan, dalam hal pemilihan pelayanan kesehatan
sebanyak 83% lansia mempercayai pengobatan tradisional, dan sebanyak 17% lansia tidak.
mempercayai.

iv
Aspek spiritual. Dalam menghadapi masalah kesehatan dan kematian, tiap orang akan
menunjukkan respon yang berbeda-beda. Agama merupakan aspek penting yang dimiliki
seseorang, karena agama mampu memberikan ketenangan batin dalam menghadapi
permasalahan yang ada. Aspek spiritual yang ada pada lansia harusnya mengalami
peningkatan sebanding dengan peningkatan usia, karena sejalan dengan teori perkembangan
manusia usia lansia merupakan tahap akhir dari kehidupan manusia, dimana manusia
mengalami pertumbuhan, perkembangan dan akhirnya mati. Semakin tua seseorang maka
masalah kesehatan akan semakin kompleks dan lebih dekat dengan kematian. Hal ini sejalan
dengan temuan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 100% lansia
beragama islam, sebanyak 96% lansia melaksanakan ibadah secara rutin, dan sebanyak 87%
lansia masih aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada dilingkungannya.

iv
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapt disimpulkan bahwa:

Secara garis besar teori model Neuman mengemukakan bahwa dalam memberiakan
tindakan keperawatan terhadap kline atau pasien yang mengalami strees (gangguan mental)
perawatan harus dilaksanakan melalui beberapa pendekatan pendekatan perorangan secara
total dengan memperhatikan faktor faktor antara lain tekanan, struktur pokok sumber energi,
struktur ketahanan, garis normal pertahanan, gangguan ketahanan, pencegahan dan
penyesuaian kembali. intervensi, tingkat tingkat

Neuman model sistem dikembangkan berdasarkan pada teori umum dan memandang
keluarga sebagai suatu sistem terbuka yang bereaksi terhadap tressor dan lingkungan.
Variabel klien adalah fsiologis, social budaya, perkembangan dan spritual. Intervensi
keperwatan terjadi melalui tiga cara pencegahan yaitu primer, sekunder, dan terties. Model
ini digunakan dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi keperawatan. dan langsung
diperlayanan

Dalam praktik pelayanan keperawatan, penggunaan model keperawatan akan


membantu perawat dalam mendefinisikan area penilain dan memberikan pedoman untuk
standar outcome yang sesuai. Ketika perawat melakukan sebuah riset keperawatan, maka
model konseptualan membantu dalam menyusun struktur yang logis dan konsisten dengan
asumsi asumsi yang sudah ada, erutama dalam menyusun berbagai instrumen, metode,
indikator hadil dan pengukuran

3.2. Saran

Saran yang dapat diajukan oleh penyusun, diharapakn penggunaan model konsep
keperawatan untuk menganalis suatu konsep tertentu dapat memberikan pedoman bagi kita
dalam pengembangan perangkat penilaian dan pengukuran yang lebih spesifik, andal
(reliable) dan akurat. Sebab fokus utama keperawatan adalah klien, lingkungan, dan
kesehatan. Model keperawatan membrikan kerangka pikir holistik dan tak tepisahkan untuk
menilai konsep konsep yang menarik perhatikan bagi profesi perawat. Sudut pandang yang
holistik seperti itu penting sekali digunakan bila perawat terhadap dengan variabel yang

iv
bersifat multidimensional. misalnya duka cita, nyeri, takut, marah, atau hal hal lain yang
penting dalam asuhan keperawatan.

iv

Anda mungkin juga menyukai