Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEORI KENYAMANAN KOLCABA


PADA PROSES KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Falsafah

Di susun Oleh :

Hena Ariska
Talitha Nurfauziyah Tania
Hurul Aini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI

LUHUR

CIMAHI
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur tim penulis kehadirat Allah Ta’ala dan terima kasih
kepada tim penulis. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul, “TEORI KENYAMANAN KOLCABA PADA PROSES
KEPERAWATAN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca bagaimana teori Kolcaba
dalam proses keperawatan.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan makalah ini. Kepada
orang tua kami yang telah berjasa besar kepada kami, kepada dosen mata kuliah Falsafah
yang telah memberikan dan membantu tugas kami dalam banyak hal. Kami berharap
informasi dan materi yang terkandung dalam makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tidak ada yang sempurna di dunia kecuali Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, mohon
kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bandung, 18 September 2022

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.........................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................3

C. TUJUAN......................................................................................................................3

BAB II TEORI KEPERAWATAN.....................................................................................4

A. BIOGRAFI..................................................................................................................4

B. DEFINISI DAN KONSEP UMUM TEORI................................................................4

C. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN.....................................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................10

A. KESIMPULAN..........................................................................................................10

B. SARAN......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan dipraktikan berdasarkan


prinsip-prinsip ilmu keperawatan dan model konseptual teori keperawatan, yang
mweupakan pedoman dalam pemberian pelayanan keperawatan dasar untuk petugas
perawatan. Model konseptual ini juga dikenal sebagai paradigma keperawatan. Ada
empat konsep yang umumnya menjadi pertimbangan utama ketika mengembangkan
model konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia, lingkungan, keperawatan,
dan kesehatan. Dalam penerapan setiap model perawat memiliki fokus yang
berbeda tergantung pada konsep yang dikembangakan. Namun, teori-teori yang
dikembangkan selalu mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep sentral.

Middle range theory adalah tingkat teori dengan kriteria ruang lingkup, tingkat
abstraksi, dan stabilitas yang diterima secara umum. Dalam hal ruang lingkup dan
tingkat abstraksi middle range theory cukup spesifik untuk memberikan panduan
penelitian dan praktik cukup umum dalam populasi klinis campuran dan mencakup
fenomena yang sama. Middle range theory lebih banyak digunakan dari grand
theory, dan middle range theory dapat diuji dengan penalaran empiris. Dari
perspektif Kolcaba Holistic Comfort mengarah pada kekuatan melalui kebutuhan
relief, ease, dan transcendence, yang dapat dipenuhi dalam empat konteks
pengalaman yang melibatkan dimensi fisik, psiko-spiritual, sosial, dan lingkungan.
(Ruddy, 2007).

Berdasarkan uraian tersebut penulis akan memaparkan teori kenyamanan


Katharina Colcaba.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja kerangka skema dan bentuk konsep teoritis yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba?
2. Apa implikasi dari teori yang mendasari komponen yang dikemukakan oleh
Katharine Kolcaba?
3. Apa hubungan antara teori kenyamanan Katharine Kolcaba dengan Paradigma
Keperawatan?

C. TUJUAN

1. Mempelajari konsep teori dan kerangka skema teori kenyamanan yang


dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
2. Identifikasi implikasi teoritis yang mendasari setiap komponen teori
kenyamanan yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba.
3. Mengidentifikasi hubungan antara teori kenyamanan yang dikembangkan oleh
Katharine Kolcaba dengan Paradigma Keperawatan.

3
BAB II

TEORI KEPERAWATAN

A. BIOGRAFI

Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28 Desember 1944, di


Cleveland, Ohio. Beliau merupakan pendiri acara perawat lokal paroki & menjadi
anggota Asosiasi Perawat Amerika. Saat ini, menjadi associate professor di
University of Akron College of Nursing. Dengan riwayat pendidikan Diploma
keperawatan dari St. Luke`s Hospital School of Nursing dalam tahun 1965, lulus
M.S.N menurut R.N pada the Frances Payne Bolton School of Nursing, Case Western
Reserve University dalam tahun 1987, meraih gelar PhD in nursing dan menerima
sertifikat menjadi authority clinical nursing specialist dalam tahun 1997, Spesialis
dalam bidang Gerontology, Perawatan Paliatif & Intervensi Jangka Panjang, Studi
Comfort, Pengembangan Instrumen, Teori Keperawatan, Penelitian Keperawatan.
Sebagai ketua unit dementia, berdasar pengalaman, dia melakukan pengembangan
teori keperawatan untuk menyebarkan Teori kenyamanan & praktik: sebuah visi
untuk perawatan & riset kesehatan holistik.

B. DEFINISI DAN KONSEP UMUM TEORI

Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu


intervensi. Hal ini merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika
kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan terpenuhi (Peterson & Bredow,
2008). Konsep teori kenyamanan meliputi kebutuhan kenyamanan, intervensi
kenyamanan, variabel intervensi, peningkatan kenyamanan, perilaku pencari
kesehatan, dan integritas institusional. Korkaba mengembangkan teori
kenyamanannya melalui tiga jenis penalaran logis:

4
1. Induksi
Induksi terjadi ketika generalisasi terbentuk dari peristiwa tertentu yang
diamati. Tempat dimana perawat mempraktikkan keperawatan sebagai sebuah
profesi, menerapkannya, dan menjadi terbiasa dengan konsep, istilah, pernyataan,
dan asumsi implisit atau eksplisit yang mendukung praktik. Ketika perawat
meninggalkan sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan bagan latihan,
dan ini adalah tugas yang sangat sederhana.

2. Deduksi
Deduksi adalah suatu bentuk penalaran logis di mana kesimpulan tertentu
ditarik dari prinsip atau pendapat yang lebih umum. Sebuah proses dari umum ke
khusus. Prosedur untuk mereduksi perkembangan teori yang mengarah pada teori
kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain menjadi teori. Mendefinisikan
kenyamanan membutuhkan studi oleh tiga ahli teori keperawatan. Jadi, Kolcaba
pertama-tama mencari kolaborasi di tempat lain untuk menyatukan kebutuhan
seperti bantuan, perdamaian, dan kepentingan. Apa pun yang diperlukan, dia
menyadari sesuatu yang abstrak dan tanpa perancah. Konsep umum yang sama
dengan kenyamanan, dengan banyak ringkasan.

3. Retroduksi

4. Retroduksi adalah
suatu format pemikiran
untuk memulai ide.
Bermanfaat untuk
memilih
5
5. suatu fenomena yang
dapat dikembangkan
lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini
diterapkan
6. di (dalam) bidang di
mana tersedia sedikit
teori. Seperti pada kasus
hasil riset, di mana saat
ini
7. memusat pada
pengumpulan database
besar untuk mengukur
hasil dan berhubungan
pada
6
8. pengeluaran untuk
jenis keperawatan,
medis, institusi, atau
protokol masyarakat.
Penambahan
9. suatu kerangka teori
keperawatan untuk
riset hasil akan
meningkatkan area
penelitian
10. keperawatan karena
praktek dasar teori
memungkinkan perawat
untuk mendisain
intervensi yang
7
11. sama dan selaras
dengan hasil yang
diinginkan
Retroduksi adalah format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih fenomena yang dapat dikembangkan dan diuji lebih lanjut. Jenis pemikiran
ini berlaku untuk area di mana hanya ada sedikit teori. Seperti halnya dengan hasil
penelitian, fokus kami saat ini adalah menyusun database besar untuk mengukur
hasil yang terkait dengan pengeluaran untuk jenis keperawatan, perawatan
kesehatan, institusional, atau protokol komunitas.Penambahan kerangka teori
keperawatan untuk penelitian akan memperluas bidang penelitian keperawatan,
sebagai landasan teori praktik akan memungkinkan perawat untuk merancang
intervensi yang konsisten dengan hasil yang diinginkan.

8
Teori kenyamanan Kolcaba menekankan beberapa konsep utama dan
definisinya, antara lain:

1. Induksi
Induksi terjadi ketika
penyamarataan dibangun
dari suatu kejadian yang
diamati secara
spesifik. Di mana perawat
dengan sungguh-sungguh
melakukan praktek dan
dengan sungguh-

9
sungguh menerapkan
keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi
terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit,
terminologi, dalil, dan asumsi
pendukung praktek mereka.
Ketika
perawat lulus sekolah, mereka
mungkin diminta untuk
menjelaskan diagram
prakteknya, yang
mana tugas tersebut sangatlah
mudah
Gambar 1. Konseptual Theory of Comfort

1. Health Care Needs


10
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan perawatan kesehatan sebagai kebutuhan
akan kenyamanan, yang timbul dari situasi perawatan kesehatan yang penuh
tekanan, yang tidak dapat dipenuhi oleh mereka yang menerima sistem dukungan
tradisional. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisik, psiko-spiritual, sosial dan
lingkungan yang kesemuanya memerlukan pemantauan dan pelaporan verbal dan
nonverbal, serta kebutuhan yang berkaitan dengan parameter patofisiologis,
kebutuhan pendidikan dan dukungan, serta kebutuhan intervensi keuangan dan
konseling.

2. Comfort
Katherine Kolcaba, dengan latar belakang keperawatan dan psikologi
menjelaskan bahwa kenyamanan sebagai syarat telah terpenuhinya dasar manusia
bersifat individual dan universal. Dengan kepuasan kenyamanan, yang dapat
menimbulkan rasa sejahtera dalam diri sendiri.
Menurut Katharine Kolcaba (Kolcaba, 2003), aspek kenyamanan terdiri dari:
A. Kenyamanan fisik mengacu pada sensasi tubuh yang dapat dirasakanoleh
individu itu sendiri.
B. Kenyamanan psiko-spiritual berhubungan dengan kesadaran diri batiniah
termasuk konsep diri, harga diri dan makna kehidupan, dari seksualitas hingga
hubungan yang sangat intim lebih tinggi.
C. Kenyamanan lingkungan, yang mengacu pada lingkungan, kondisi, dan pengaruh
eksternal seperti suhu, warna, pencahayaan, dan kebisingan.
D. Kenyamanan sosial budaya. Berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga,
sosial atau komunitas (keuangan, perawatan kesehatan, kegiatan keagamaan, tradisi
keluarga/masyarakat, dll).
Kolcaba juga menjelaskan 3 (tiga) tingkatan kenyamanan, yaitu:

11
Gambar 2. Struktur Taksonomi Kolcaba

A. Relief adalah tingkat kenyamanan paling dasar ketika tubuh bebas dari rasa sakit.
B. Ease adalah tingkat kenyamanan yang lebih tinggi yang tidak hanya terasa
nyaman pada tubuh, tetapi juga memberikan kenyamanan mental atau psikologis.
C. Transcendence adalah kenyamanan tertinggi di mana kenyamanan dirasakan
pada tingkat rohani atau spiritual.

3. Comfort Measures
Kolcaba mengatakan bahwa perawatan kenyamanan membutuhkan
setidaknya tiga jenis intervensi kenyamanan:
• Intervensi kenyamanan standar, atau tindakan kenyamanan teknis, adalah
intervensi yang ditujukan untuk mempertahankan homeostasis dan
mengendalikan rasa sakit yang sudah ada sebelumnya. Seperti pemantauan
tanda-tanda vital, hasil kimia darah, termasuk manajemen nyeri. Teknik ini
dirancang untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi fisik dan
kenyamanan serta mencegah komplikasi.
• Coaching (pengajaran) termasuk intervensi yang bertujuan untuk
mengurangi rasa takut, menginformasikan, mengharapkan, mendengarkan,
dan mendukung pemulihan dan rencana integrasi dengan cara yang realistis
atau
• sesuai budaya. Agar pembinaan ini efektif, kesediaan pasien untuk
menerima ajaran baru harus direncanakan.
• Comfort food for the soul, mencakup intervensi yang memperkuat apa yang
tidak dapat dirasakan. Terapi untuk kenyamanan psikologis termasuk pijat,
adaptasi dengan lingkungan yang meningkatkan kedamaian dan ketenangan,
imajinasi terbimbing (guided imaginary), terapi musik, dan mengenang.
Saat ini, perawat biasanya tidak punya waktu untuk memberikan makanan
yang menenangkan jiwa (kenyamanan jiwa/psikologis). Akan tetapi tipe
intervensi kenyamanan tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh
institusi terhadap perawatan kenyamanan.

12
4. Enchanced comfort
Hasil yang diharapkan langsung dalam pelayanan keperawatan, mengacu pada
teori kenyamanan ini.

5. Intervening variables

Didefinisikan sebagai
variabel-variabel yang tidak
dapat dimodifikasi oleh
perawat. Variabel
ini meliputi pengalaman
masa lalu, usia, sikap, status
emosional, support system,
prognosis,
financial atau ekonomi, dan
keseluruhan elemen dalam
pengalaman si resipien
Didefinisikan sebagai variabel yang tidak dapat diubah oleh perawat. Variabel-
variabel ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, keadaan emosi, sistem
pendukung (support system), prognosis, keuangan atau ekonomi, dan semua faktor
dalam pengalaman klien.

13
6. Health Seeking Behavior (HSBs)

Merupakan sebuah kategori


yang luas dari outcome
berikutnya yang berhubungan
dengan
pencarian kesehatan yang
didefinisikan oleh resipien
saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal
(aktivitas yang terkait dengan
kesehatan), internal
(penyembuhan,
fungsi imun,dll.)
Kategori luas dari hasil pencarian perawatan lanjutan yang ditentukan oleh
klien dalam konsultasi dengan perawat. HSB ini bisa berasal dari luar (kegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi kekebalan
tubuh, dll.)

14
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai, stabilitas keuangan dan keseluruhan organisasi
perawatan kesehatan di tingkat lokal, regional dan nasional. Dalam sistem rumah
sakit, definisi organisasi didefinisikan sebagai layanan kesehatan masyarakat, agen
perawatan di rumah, dan lainnya.

15
C. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN

1. Pendidikan
Sebagian besar program keperawatan sebelumnya mengidentifikasi konsep-konsep
utama dalam satu atau dua paradigma keperawatan, mengatur konsep-konsep tersebut,
dan membangun komprehensif program keperawatan di sekitar kerangka kerja yang
ditetapkan. Dari model-model ini sering tertanam dalam program tersebut yaitu tujuan
program, tujuan kursus, deskripsi mata kuliah, dan kriteria kinerja klinis. Tujuannya
adalah untuk menjelaskan makna dasar profesi dan meningkatkan status profesi.

2. Praktik Keperawatan
Praktek klinis menghasilkan pertanyaan penelitian dan pengetahuan untuk teori.
Dalam pengaturan klinis, kontribusi utama adalah untuk memfasilitasi refleksi,
pertanyaan, dan refleksi tentang apa yang perawat lakukan. Karena perawat dan praktik
keperawatan sering dipengaruhi oleh kekuatan dan tradisi institusional yang kuat,
pengenalan kerangka kerja apa pun mendorong perawat untuk merefleksikan,
mempertanyakan, dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.

3. Penelitian Keperawatan
Pengembangan teori adalah dasar dari proses penelitian, di mana teori perlu
digunakan sebagai kerangka kerja untuk memberikan perspektif dan panduan studi.
Teori juga dapat digunakan untuk memandu proses penelitian dengan menghasilkan dan
menguji fenomena yang menarik. Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam
memenuhi tugas dan tanggung jawabnya kepada masyarakat, perlu ada hubungan timbal
balik dan siklus teori, praktik, dan penelitian yang berkesinambungan. Ini akan
membantu menjembatani 'kesenjangan' yang dirasakan antara teori dan praktik dan
mempromosikan praktik berbasis teori.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pernyataan teori kenyamanan Kolcaba mengidentifikasi kebutuhan


kenyamanan yang tidak terlihat bagi klien yang terdiri dari beberapa aspek yaitu:
kenyamanan fisik, kenyamanan psiko-spiritual, kenyamanan lingkungan dan
kenyamanan sosial budaya. Serta terdapat tiga tingkatan dalam teori kenyamanan
Kolcaba yaitu: relief (tingkat kenyamanan paling dasar ketika tubuh bebas dari rasa
sakit), ease (tingkat kenyamanan yang lebih tinggi yang tidak hanya terasa nyaman
pada tubuh, tetapi juga memberikan kenyamanan mental atau psikologis.), dan
transcendence (kenyamanan tertinggi di mana kenyamanan dirasakan pada tingkat
rohani atau spiritual.) Berdasarkan teori Kolcaba juga dapat diaplikasikan dalam
tiga bidang, pendidikan, penelitian, dan praktik keperawatan.

B. SARAN

C. Penulis memberikan
kepada pembaca untuk
dapat mencari refrensi yang
lebih banyak
D. lagi tentang Theory Of
Comfort untuk menambah
17
pengetahuan yang lebih
luas, penulis
E. menyadari dangat
banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini maka
dari itu perawat
F. sangat mengharapkan
kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari
pembaca
Penulis memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mencari lebih banyak
referensi teori kenyamanan untuk memperdalam ilmu. Penulis sadar akan banyak
kekurangan dalam proses penulisan makalah ini. Oleh karena itu, perawat sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kolcaba, Katharine. (2003) Comfort theory and practice: a vision for holistic
health care and research. New York: Springer Publishing Company.

Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby
Elsevier.

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv. Trans info
media.

“Nursing Theory”. nurseslabs.com. 8 Juli 2021. 19 September 2022. Teori &Ahli


Teori Keperawatan: Panduan Utama untuk Perawat - Nurseslabs

1. Induksi
Induksi terjadi ketika
penyamarataan dibangun
dari suatu kejadian yang
diamati secara
spesifik. Di mana perawat
dengan sungguh-sungguh

19
melakukan praktek dan
dengan sungguh-
sungguh menerapkan
keperawatan sebagai disiplin,
sehingga mereka menjadi
terbiasa dengan
konsep Implisit atau eksplisit,
terminologi, dalil, dan asumsi
pendukung praktek mereka.
Ketika
perawat lulus sekolah, mereka
mungkin diminta untuk
menjelaskan diagram
prakteknya, yang
mana tugas tersebut sangatla
20

Anda mungkin juga menyukai