Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Rehana,S.Pd.,S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH:
1. Lutfi Ridwinnida Rahmatullah
2. Peni Ana Sari
3. Putri Ramadhani

TINGKAT : I B

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Psikologi dengan judul “TeoriI Keperawatan”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosenn Psikologi
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 23 Agustus 2019


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................................iv
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................v
1.3.Tujuan Penulisan................................................................................vl
1.4 Manfat…………………………………………………………………….vll
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian teori dan model keperawatan konseptual keperawatan……………….1
Tujuan teori keperawatan………………………………………………………………4
Komponen dan kerangka teori keperawatan………………………………………..19
Tingkatan teri keperawatan dalam keperawatan……………………………………21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................31
3.2 Saran...................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta-
fakta yang kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori, sesuai fakta yang di kumpulkan
tersebut. Teori – teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami gejala – gejala alam dan
kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan teknologi
umat manusia, teori – teori tersebut makin berkembang baik kualitas maupun kuantitasnya, seperti apa yang
telah kita rasakan saat ini.
Makalah ini membahas tentang Teori Florence Nigthingale, yang didalamnya berisi tentang isi dari
teori Nightingale, Kajian Konsep Metode Teori Keperawatan, juga Hubungan dengan Teori Menurut
Nightingale. Apa yang berada dalam makalah ini sangat bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang
perawat. Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence Noghtingale
sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang
menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam
perkembangan ilmu keperawatan yang dijuluki sebagai “The Lady Of The Lamp” yakni Wanita yang memberi
Cahaya pada dunia Keperawatan.

B. RumusanMasalah
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem diartikan
sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait diantara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibatnya.
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Teori keperawatan?
2. Teori Keperawatan menurut Florence Nightingale
3. Paradigma Konsep Model Teori Keperawatan menurut Florence Nightingale
4. Proses Konsep Metode Teori Keperawatan
5. Hubungan Teori keperawatan menurut Florence N. Dan Teori Lainnya

4
C. Tujuan
TujuanUmum :
1. Agar dapat mengetahui tentang Teori Keperawatan
2. Agar dapat mengetahui Konsep Model Keperawatan menurut Florence Nightingale
3. Agar dapat mengetahui proses keperawatan menurut Florence N.
4. Agar dapat mengetahui Hubungan Teori Keperawatan menurut Nightingale dengan Teori
Lainnya
TujuanKhusus :
1. Kelompokdapatmenjelaskantentang Teori Keperawatan
2. KelompokdapatmenjelaskantentangKonsep Model Keperawatan menurut Florence Nightingale
3. Kelompokdapatmenjelaskantentangproses keperawatan menurut Florence N.
4. KelompokdapatmenjelaskanHubungan Teori Keperawatan menurut Nightingale dengan Teori
Lainnya

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar kita mengetahui tentang berbagai teori keperawatan,
kajian serta hubungan konsep model keperawatan menurut Florence Nightingale dengan teori lainnya.
Pembahasan dalam makalah ini sangat bermanfaat untuk para pembaca yang dikhususkan pada perawat dan
atau calon perawat untuk lebih mencintai profesinya.

5
Teori Keperawatan

A. Pengertian Teori dan Model Keperawatan Konseptual Keperawatan


1. pengertian Teori
Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang saling berhubungan secara logis dalam suatu
kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dsarnya merupaka suatu gambaran mental atau persepsi yang
menggambarkan atau menunjukkan suatu fenomena baik secara tunggal ataupun dalam suatu kontinum.
Konsep yang sering diartikan sebagai absraksidari sauté fakta yang menjadi perhatian ilmu, baik berupa
keadaan, kejadian, individu ataupun kelompok.Umumnya konsep tidak mungkin atau sangat sulit diobservasi
secara langsung, oelh karena itu keperluan penelitian perlu adanya penjabaran-penjabaran ketingkat yang
lebih konkrit agar observasi dan pengukuran dapat dilakukan.Dalam suatuteori, konsep-konsep yang sering
dinyatakan daalm suatu.relasi atau hubungan antra dua konsep atau lebih yang tersusun secara logis,
pernyataan yang menggambarkan hubungan antarakonsep disebut proporsi.Dengan demikian, konsep
merupakan himpunan yang memebentuk proporsi, sedangkan proporsi merupakan himpunan yang
membentuk teori.
Adapun teori menurut Redja Mudyahardjo dapat dibagi menurut tingkatannya ke dalam teori induk, teori
formal, teori substansif dengan penjelasan sebagai berikut:
a. teori induk dan model atau paradigm teoritis. Yaitu sistem pernyataan yang saling berhubungan erat dan
konsep-konsep abstrak yang menggambarkan, memprediksi atau menerangkan secara kpmprehensif hal-hal
yang luas tentang gejala-gejala yang dapat dikembangkan atau dijabarkan ke dalam model-model teoritis
yang menggambarkan seperangkan asumsi, konsep atau pernyataan yang saling berkaitan erat yang
membentuk sebuah pandangan tentang kehidupan (suatu masalah). Model teoritis biasannya dapat
dinyatakan secara visual dalam bentuk bagan.

Formal and middle-range theory (teori menegah dan tingkat menengah).Yaitu proporsi yang berhubungan,
yang dikembangakan untuk menjjelaskan beberapa kelompok tingkah laku manusia yang abstrak.

b. Substansive theory(teori substansif). Adalah teori yang paling rendah tingkatan anstraksi dan sangat terbatas
dalam keumuman generalisasinya Teori formal dan tingkat menengah. Yaitu perrnyataan-pernyataan yang
saling behubungan, yang dirancang untuk menerangkan suatu.kelompok tingkah laku secara singkat
(misalnya teori manajemen menurut F.W. Taylor).
c. Teori substansif. Yaitu pernyataan-pernyataan atau konsep-konsep yang saling behubungan, yang berkaitan
dengan aspek-aspek khusus tentang suatu kegiatan (misalnya fungsi pencernaan).
Sementara itu Goetz dan LeCompte membagi teori ke dalam empat jenis yaitu:

6
a. Grand Theory(teori besar). Yaitu sistem yang secara ketat mengkaitkan proporsi-proporsi dan kosep-konsep
yang abstrak sehingga dapat digunaan menguraikan, menjelaskan dan memprediksi secara komrehensif
sejumlah fenomena besar secara non-probabilitas.
b. Theoretical model (model teiritis, yaitu keterhubungan yang longgar (tidak ketat) antar sejumlah asumsi,
konsep, dan proporsi yang membentuk pandangan (Hamid Hasan,1996).
Teori pada dasarnya merupakan alaat bagi ilmu (tol of science), dan berpran dalam hal-hal berikut
(Moh.Hasan , 1985):
a. Teori mendefinisikan orientasi utam ilmu dengan car memberikn definisi terhadap jenis-jens data yag akan
dibuat abstraksinya.
b. Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencaan mana fenomena-fenomena yang relevan
disistematiskan, diklasifkasikan dan dihubung-hubungkan.
c. Teori memberikan ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empirs dan sistem generalisasi.
d. Teori memberikan prediksi terhadap fakta.
e. Teori memperjelas celah-celah dalam pengetahuan kita.
Definisi teori menerut babarapa ahli, teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata dan mejelaskan suatu proses. Teori adalah hubungan beberapa konsep atau kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistemantis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menetukan hubungan spesifikasi antara.Konsepmerupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan
yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konsteptual atau model keperawatan. Teori itu sander
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan sautéproses, peristiwa atau kejadiaan yang didasari oelh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolut atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan suatu usaha –usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.Melalui teori keperawatan yang dibedakan apakah
keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model
keperawatan ini mengandung arti alpacas dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawwat
untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep
keperawatan ini digunakan dalam menentukan model prraktek keperawatan,mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari
sebuah model ,adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan

7
semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam
mengembangkan tujuannya.
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep
keperawatan ,juga memiliki karakteristik di antaranya pertama,teori keperawatan mengidentifikasi dan
menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga
keperawatan didasarkan pada kenyataan –kenyataan yang ada di alam;kedua,teori keperawatan juga
digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataaan yang ada ;ketiga ,teori harus
konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengebangkan model konsep keperawatan ;keempat ,dalam
menunjang aplikasi, teori harus sederhanan dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi
apapun dalam praktek keperawatan ;kelima,teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian
keperawatan sehungga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.
Dalam perkembangan teori keperawatan saat interawatt beberapa pandangan yang dapat mempengaruhi
teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence nightingale, kebudayaan ,sistem pendidikan
serta pengembangan ilmu keperawatan.

Filosofi Florence Nigtingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui
filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal
teori lingkungan nya selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar
pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien .beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteraan dan perbedaan perawataan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

KEBUDAYAAN
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembanganteori-teori keperawatan diantaranya
dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh
wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat , akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang
mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat di bawah pengawasan langsung dokter, dengan
berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah
ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra
kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

8
SISTEM PENDIDIKAN
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu
pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi
sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit sehingga teori-teor I keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan .

PENGEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan dasar
menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunikasi yang merupakan cabang ilmu keperawatan
yang terus berkembang dan tidak menu up kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada
cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subpesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan
sehingga tori-teori keperawatan dapat bdikembangankan dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu
keperawatan.
Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantarannya:
1. Adannya tori keperawatan diharapkan dapat memberikan alassan – alasan tentang kenyataan – kenyataan
yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindakan atau bentuk modal praktek keperawatan
sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adannya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan
dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbgai
masalah keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain massalah dalam keperawatan dengan memberikan
arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adannya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar daari asumsi dan filosofi keperawata sehingga
pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus berkembang dan berkembang.
Pandangan Beberapa Ahli Tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang akan
diberrikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan
arah yang jelass dalam pelayanan keperrawatan. Dalam keperawatanterawatt beberapa model konsep
keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam bidang keprawatan yang memiliki keyakinan dan nilai yang

9
mendasarinya tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Bebarapa model
konsep keperawatan tersebut antara lain:
a.Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorocthca Orem (Teori Orem)
Model konsep menurut Dorothhea Orem yang dikeal dengan model self care memberikan pengertian jelas
bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,kesehatan,kesejahteraan,
sesuai dengan keadaan sehat dan sakit,yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan tersebut
anatara lain;

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan model self care memberikan pengertian jelas
bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatau pelaksaaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,kesehatan kesejahteraa
sesuai dengan keadaa sehat dan sakit yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model self(perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan diantrannya dalam
pelaksaaan berdasarkan tindaan atas kemampuan. Self care didasarkan aats kesengajaan serta dalam
pengembalian keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusian menghendakai
adannya self care dan sebagai bagian dari keputusan dasar manusia, seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, self care juga
merupakan perubahan tingkah laku secara lembat dan terus menerus didukung atas pengalaman social
sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri seseorang da dapat mempengaruhi
dalam perubahan konsep diri.
Dalam pemahaman konsep keeprawatan khususnya daalm pandangan dalam peemnuhan kebutuhan dasar,
Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaaan dalam pengambilan udara
(oksigenasi), peliharaan pengambilan air, pemeliharaan dalam pengambilan makanan, pemeliharaan
kebutuhan proses eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitass dan istirahat, pemeliharaan daalm
pengambilan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social, kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam perkembangan kelompok soial sesuai
dengan potensi, pengetahuan dan kenginginan manusia.

10
Teori Keperawatan Orem
Pandangan Teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam
melakukan tindakan keperawatan mandir serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek
keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantarannya:
Perawaatan Diri Sediri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:
Pertama, self care itu sendiri, yang merupaan aktivitaas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan, serta kesejahteraan.
Kedua, self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatn diri sendiri, yang
dapat dipengaruhi oleh usia,perkembangan, sosialkultur, kesehatan dan lain-lain.
Ketiga, adanay tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri seendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri ssendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
Keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri
sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari(ADL) dengan
mengelompokkan ke daalm kebutuhan daasar manusiannya. Sifat dari self care seelanjutnya adalah untuk
perkembangan kepercayaaan diri serta ditujukan pada penyimpangan kesehtatan yang memiliki ciri perawatan
yang diberikan dalam kondisi sakit atau dalam proses penyembuhan.

Self Care Defisit


Merupakan bagian penting perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan
pada saat perawataan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan
yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntunan
dalam peningkatan self care,baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta
membantu dalam proses penyelesaian masalah,Orem memiliki metode untuk proses tersebut. diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakuakn identifikasi kegiatan praktek dengan melibatkan pasien
dan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan
keperawatan, bertanggung jawab terhadap keinginan,permintaaharin,serta kebutuhan pasien, mempersiapkan
bantuan secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam

11
kehidupan sehari-hari pada pasien dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi
kebutuhan biologis,psikologis, perkembangan dan sosial.

TEORI SISTEM KEPERAWATAN


Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh
perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan
diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam
pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sisitem pelayanan keperawatan diantaranya:

1.Sistem bantuan secara penuh(Wholly Compensntory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system
ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktifitas dengan sengaja seperti pada pasien
koma pada pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang
cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakuakn tindakan yang memerlukan
ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vetebra dan pada pasien yang tidak
mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih
mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui
bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.

2.Sistem bantuan sebagai (partially compensatory system)

Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang
memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen di mana pasien
inimemiliki kemampuan seperti cucitangan,gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam
ambulasi dan melalukan perawatan luka.
3.Sistem suportif dan edukatif.

Merupakan sistem bantuan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan
harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri.sistem ini dilakukan agar pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.pemberian sistem ini dapat dilakukan pada
pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.

12
Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan,orem mempunyai pandangan bahwa teori dan
konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkungan menggambarkan apa yang mereka
lakukan,menggunakan kreasi dalam berpikir dan berkomunikasi,serta dalam melakukan perbuatan
seharusnya sesuai dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya orem menggunakan langkah
dalam proses keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah ,menentukan mengapa keperawatan
dibutuhkan,menganalisis dan menginterpretasikan dengan membuat keputusan ,merancang sistem perawatan
dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang akan dibutuhkan,mengusahakan
dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan
perawatan diri sendiri, mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahakan dan menjaga kemampuan
pasien dalam perawatan diri.

Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan
kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu merubah perilaku yang mal
adaptif.sebagai individu dan makhluk holistic memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi secara
keseluruhan .Dalam memahami konsep model ini,Callista Roy mengemukkan konsep keperawatan dengan
modela daptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
1. Manusia sebagai makhluk biologi ,psikologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai suatu homeostalis atau terintegrasi ,seseorang harus beradaptasi sesuai dengan
perubahan yang terjadi .
3. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukkan oleh Roy dianataranya;
a..Focal stimulasi yaitu stimulasi yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai
pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b.Kontekstual stimulasi merupakan stimulasi lain yang dialami seseorang ,dan baik stimulasi internal maupun
eksternal ,yang dapat mempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,diukur secara subjektif.
c.Residual stimulus,merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau sesuai dengan
situasi dalam proses penyesuaian dengn lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
4.Sistem adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya ;pertama ,fungsi fisiologis,komponen sistem
adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi,nutrisi,eliminasi,aktivitas dan istirahat ,integritas
kulit,indera,cairan dan elektrolit,fungsi neurologis dan fungsi endokrin;kedua ,konsep diri yang mempunyai
pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang
lain;ketiga,fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain ;dan keempat

13
,interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola – pola tentang kaasih saying, cinta yang
dilakukan melaui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
5. dalam proses penyesuain diri individu harus meningkatkan energy agar mamapu melaksanakan tujuan
melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan, reoroduksi dan kengunggulan sehingga
proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respon apapun.
Secara ringkas, pandangan Roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual
sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan.Dalam mengemukakan
model konseep praktek keperawatan, asumsi dasar yang dimiliki diantarannya sebagai makhluk individu yang
utuh dan sehat, individu mamapu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan setiaap orang menggunakan koping
yang bersifat positif maupun negative. Untuk mampu beradaptasi setiap orang harus mampu beradaptassi
seetiap individu akan merespon terhadap kebutuhan fisilogis kebutuhan akan konsep diri yang positif,
kemampuan untuk hidup mandiri srta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk
memelihara integritas diri, dan individu selalu berada dalam rentang sehat sakit yang berhubungan dengan
koping yang efektif dalam memelihara proses adaptasi.
Jadi tujuan asuhan keperawtan adalah membantu untuk beradaptasi terhadap perubahan kebuuhan fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdepensasi selama sehat dan sakit. Kebutuhan yang dimaksud
Roy antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis dasar
2.Pengembangan konsep diri positif
3.Penampialn peran social
4.Pencapain keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

Model Konsep dan Teori Keperawatan Virginia Handerson (Teori Handerson)


Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari-
hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit atau sehat dengan
memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinnya di antrannya :
1.Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembngan dalam rentang
kehidupan.
2.Di dalam melaksanakan aktivitass sehari-hari individu akan mengalami keterrgantungan sejak lahir hinggan
menjadi mandiri pada dewsa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan.

14
3.Di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat malaksanakan aktivitas dan tidak dapat
melakukan aktivitas.

Aktivitas hidup sehari-hari yang disampaikan oleh Handderson tersubut adalah birikut aktivitas bernafas
secara normal, aktivitatas minum dan amakn sesuai dengan kebutuhan, aktivitas eliminasi secara normal,
aktivits bergerak dan memelihara posutr tubuh, aktivitas tidur dan istiraharhat, akativitas membuka dan
memakai pakaian, aktivitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaina dan modifikasi
lingkunngan, aktivitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri, aktivitas mencegah kecelakaan dan
bahaya, aktivitas komunikasi, aktivitas beribadah, aktivitas bermain dan rekreasi, aktivitas bekerja, aktivitas
belajar tau memuaskan keingintahuan. Jadi pada dasarnya keperawatan menurut Handerson adalah
membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang emiliki kontribusi terhadap
kesehatan dan peyembuha, yang mana individu akan mampu mengerjakan tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan,kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Model Konsep dan Teori Keperawatan Betty Neuman(Teori Neuman)

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep Health Care System yaitu
model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan
sters dengan memperkuat garis pertahana dan secara fleksibel atau nor,al maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas.

Garis pertahanan diri pada komunitas tesebut meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana
pelayanan kesehatan, iklim dan pekrjaan dan lain-lain, garis pertahaan normal yang meliputi ketersediaan
pelayaanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapaatn, rumah yang memenuhi
syart kesehatan dan sikap masyarakat terhadap jesehatn dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanay
rekreasi dan cakuapan dari imunisasi di aderah yang ada. Intervensi keperawaatn diarahakn pada garis
pertahan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.Model ini bertujan agar terjadi
stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamiis.Sehinggga Betty Neuman menggambarkan
peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saking ketergantungan (interdepensasi).

Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar emikiran yang terkait dengan
komponen paradigm yaitu emenadang manusia sebagai sauté sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dan merupakan sauté kesatuan daro variable yang utuh diantarannya
fiologis,psikologis,sosialkultur dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi oleh

15
lingkumgam sekitar klien serta memandang shat sebagai kondisi terbebasnya dar gangguan pemenuhan
kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.

Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Betty Neuman ini berfokus pada respon
terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan
keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanay reaksi
tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer,sekunder dan tersier.

Pencegahan premier dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentififkasi adanya stresor,
mencegah reaksi tubuh karena adanya stresor serta mendukung koping pada pasieen sacara
konstruktif.Pencegaahn sekkunder meurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan
pencegaahn tersier dapat meliputi pengobatan secata rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya
kerusakan lebih lajut dari komplikasi suatu penyakit.Upaay pencegahn tersebut dipentingkan dengan adanya
pendidikan kesehatan dan pemeliharan kesehatan.

Model Konsep dan Teori Keperawatan Jean Waston (Teori Waston)

Jean waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan
merawat manusia.Tolak ukur pandangan Waston ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Waston ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantarannya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial,
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan ) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Tingkatan Kebutuhan Manusia Menurut Jean Watson

1.Kebutuhan Biophysikal, diantarannya:


-Kebutuhan makan dan cairan
-Kebutuhan eliminasi
- Kebutuhan ventilasi
2.Kebutuhan psikofisikal, diantaranya:
- Kebutuhan aktivitas dan istirahat
- Kebutuhan sekualitas

16
3.Kebutuhan psikososial, diantaranya:
-Kebutuhan berprestasi
-Kebutuhan berorganisasi
4.Kebutuhan intrapersonal, diantaranya:
-Kebutuhan aktualisasi diri

Berdasarkan empat kebutuhan tetsebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah yang sempurna
yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,mental dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus
berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit
dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada penigkatan kesehatan dan pencegahan suatu penyakit
yang terjadi di tubuh.

Model Konsep dan Teori keperawatan King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pensekatan sistem terbuka
dalam hubungan intrekasi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model
konsep interaksi. Dalam mencapain.hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya sistem personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang
lain.

Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya
pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkuang, kemudian hubungan
interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang
mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan
situasi yang ada Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan individu yang
reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap
waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan
sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan
yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka manusia mamiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap
informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika
sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen
yang tepat.

17
Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari
komponen:

1.Aksi merupakan prose's awal hubungan dua individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali
kondisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan
kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2.Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respons dari
individu.
Aksi yang dilakukan oleh perawat dapat diterima oleh klien kemudian mendapat reaksi setelah itu terjadi
interaksi diantara mereka, kemudian pada tahap akhir yaitu melakukan transaksi, sebenarnya diantrara
mereka itu saling feedback( timbal balik)
3.Interaksi merupakan sauté bentuk kerja sama yang saling memengaruhi aantara perawat dank lien yang
terwujud dalam komunikasi.
4.Transaksi merupaan satu kondisi di mana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam rencan
tindakan keperawatan yang aan dilakukan.
Model konsep dan Teori Keperawatan Peplau (Teori Peplau)
Model kensep dari teori keeprawatan yang dijeaskan oleh Paplau ini menjelasan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunaan dasar hubungan antar manusia yang mencakup
proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Hubungan perawat dan klien yaitu hubungan interpersonal, fase-fasenya yaitu:
1.Fase orientasi
2.Fase identifikasi
3.Fase eksplorasi
4.Fase resolusi (mandiri)
Proses interpersonal yang dimaksud antar perawat dengan klien ini memiliki empat tahap diantaranya, yaitu:
1.Tahap orientasi dumana perawat dank lien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data.
2.Fase identifikasi peran perawat apakah sudah melakuan atau bertindak sebagai fasilitator yang
memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
3.Fase eksplorasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien
4.Fase resolusi diman perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien untuk membebaskan diir dari
ketrgantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimillikinya agar mampu
mejalankan secara mandiri.

18
Pada model Peplau ini dapat diliha adanya tindakan keperawtan yang diarahakn kepada hubungan
interpersonal atau psikoterapi.
Model konsep dan Teori Keperawatan Johnson(Teori Joshson)
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson dalah dngan pendekatan sistem perilaku, dimana
individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik
dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyesuaikan diri dari pengaruh yang ditimbulkannya. Sebagai suatusistem, di dalamnya terdapat komponen
sub sistem yang membentuk sistem yang membentuk sisiem tersebut, diantar komponen sub sistem yang
membentuk sistem perilaku menurut Johnson adalah:
1.Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam pencapain
pengakuan dari lingkungan.
2.Achievement, merupaka tingkatan pencapain prestasi melalui keterampialn yangkreatif.
3.Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dalam berbagai ancaman yang
ada di lingkungan.
4.Eliminasi, merupakan bentuk pengeluran segala sesuatau dari sampah ataubarang yang tidak berguna
secaar biologis.
5.Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan diintai.
6.Gabungan atau tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan
lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamana serta
keprcayaan.
Teori Johnson juga berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku berikut:

1. Perilaku mencari keamanan


2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan kultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri.

Berdasarakan subsistem tersebut di atas, maa akan terbentul sebuah sistem perilku individu, sehingga
Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tesebut harus dapat
berfungsi sebagai pengatur dan dapat menyeimbangaan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah
manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau

19
ketidakseimbagan penyesuaian dengan lingkungan.Status kesehatan yangbingin dicapai adalah mereka yang
mampu berrperilaku untuk memelihara keseimbnagn atau stabilitas dengan lingkungan.
Model Konsep dan Teori Keperawatan Martha E Rogers (Teori Rogers)
Model konsep dan teori keperwatan menurut Martha E Rogers dikenal dengan nama konsep manusia sebagai
unit. Dalam memahai konsep model dan teoro ini, Martha berasumsi bahwa manusia sebagai satu kesataun
yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Dalam proseskehidpan manusia yang
dinamis, manusia selalu berrinteraksi dengan lingkungnnya yang saling mempengaruhi dan dipengaruh, serta
dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan
dengan kerakteristik dan keuniikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan
liingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia
berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integrritas, resonaai dan helicy.
Integritas berrarti individu sebagai satu kesatuan fengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkaan, dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti ahwa proseskehidupan antara individu
dengan lingkungan berlangsung serta berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan
terjadinya prosesintraksi antara manusia dengan lingkungan yang akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan
mauun berlangsung dengan cepat.

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam
sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori
rogers tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik .tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang
dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan
yang lain. Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.Manusia diciptakan dengan karakteristik
dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang keperawatan
sebagai ilmu dan m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan
menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga dengan ilmu keperawatan itu
sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis dan kemampuan
menerapkanya dalam praktik keperawatan.Inti pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan
terbaru keperawatan .Keperawatan merupakan ilmu tentang humanispik.

20
Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale (Teori Nightingle)
Model konsep Florence Nightingle memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu mememahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahka antara
profesi keperawatan lebih diorientassikam paada pemberian udara, lampu,kenyamanan lingungan,
keberrsihan,ketenangan, dan industry yang adequate, dengan dari pengumpulan data dibandingakan dengan
gindakan pengobatan semata, upata teori tersebut dalam rangka perwat mempu menjalankan praktik
keperawtan madiri tanpa tergantug dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspinsi dalam perkenbangan praktik keperawatan, sehingga akhirnya
dikembangakan secara luas, paradigm perawat dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan
lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasie,
sehingga perlu diperhatikan.

Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersiahn,
ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale, 1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan
digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.
Teori Environmental Nightngale yang dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”
meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Teorinya
difokuskan pada lingkungan keperawatan, walaupun tema ini tidak pernah dimunculkan di tiap tulisannya, ia
menghubungkan kesehatan dengan Tiga faktor lingkungannya.
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yangberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai
efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada
didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas.Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah.Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

21
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fsiik dan
berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya.Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan
diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu membicarkan kondisi-kondisi
lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan sosial (social environment)


Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.Dengan demikian
setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara
spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
Model konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdillah(Teori abdillah)

Model konsep Faye Abdillah difokuskan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi manusia pada intinya
adalah memberikan kebutuhan secar fisik, emosi, intelektual,social dan spiritual bagi para pasien maupun
keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan dengan hubungan interpersonal,psikologi,pertumbuhan dan
perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi. Perawat dapat secara umum merumuskan kebutuhan
manusia dalam empat kategori, diantarannya kenyaman, kebesihan dan keamanan, kesimbangan fisiologi,
factor-faktor psikologi dan social dan factor sosiologi dan komunitas. Dari empat kebutuhan tersebut
dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keeprawtan diantaanya:

1.Mempertahankan kebersihan dan kenyamann fisik.


2.Mempertahankan aktifitas, latihan fsik, istirahat, dan tidur yang optimal.

22
3.Mencegah kecelakaan, cedera, atau trauma lain serta adanya infeksi.
4.Mempertahankan makanika tubuh.
5.Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh tubuh.
6.Mempertahankan nutrisi.
7.Mempertahankan eliminasi.
8.Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9.Mengenali respons fisioligis tubuh terhadap kondisi penyakit baik patologis maupun fisiologis.
10.Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11.Mempertahankan fungsi sensorik.
12.Mengidentifikasi dan menerima eksperesi, perasaan, reaksi positif dan negatif.
13.Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organik.
14.Mempertahankan komuniksi verbal dan nonverbal.
15.Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal.
16.Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progesif.
17.Menghasilkan / mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18.Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan
yang berbeda.
19.Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan emosi.
20.Menggunakan sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul dari
penyakit.
21.Memahami peran dan masalah social sebagai faktor yang mempengaruhi dalam munculnya penyakit.

Model Konsep dan Teori Keperawatan Ida Orlando (Teori Orlando)

Model konsep Ida Orlando difokuskan pada perilaku klien menurut kebutuhan, yang memandang pemenuhan
kebutuhan klien adalah dalam rangka mengatasi masalah stres meningkatkan kepuasan atau mendorong
pencapaian kesehatan optimal. Tiga konsep penting menurut Orlando yang perlu diperhatikan adalah perilaku
klien, reaksi perawat, dan tindakan keperawatan, harapannya setelah perawat melakukan pemenuhan maka
klien akan mengalami dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan bertindak secara otomatis dalam
memenuhi kebutuhannya.

ModelKonsepdanTeoriKeperawatanMyraLevine(TeoriLevine)
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai mahluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas konservasi, dan

23
konservasi energy adalah bagian yang menjadi pertimbangan. Kemudian sehat menurut Myra Levine itu dilihat
dari sudut pandang konservasi energy, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di
antaranya energi klien, struktur integritas –integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan
asuhan keperawatan ditunjukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal (Potter &
Perly, 1997).

B. Komponen dan Kerangaka Teori Keperawatan

Didalam teori keperawatan ada empat komponen dan kerangaka yang saling mempengaruhi dan
memnentukan praktek keperawatan. Empat komponennya yaitu:

a.Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh
dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkatan
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992)
Manusia dalah sistem yang terbuka senantisa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta
senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000).
Manusia memiliki akal pikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan
kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdepensasi (La Ode Jumadi, 1999:40).
b.Lingkungan
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oelh lingkungannya, baik lingkungan
fisik, biologis, psikologis, maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan ppada manusia akan selalu terjadi
khusunya dalam pemenuhan kabutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manuusia akan merespon terhadap
perubahan lingkungannya dan akan menunjukkan respon adaptif maupun respon maladatif. Respon adaptif
akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik mengahdapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah
maka manusia akan menunjukan perilaku yang maladatif.
Manusia atau klien dapat diartian sebagai individu, keluarga taupun masyarakat yang menerima asuhan
keperawatan.
c.Keperawatan
Peran perawat pada individu sebagai klien dalah memenuhi kebutuhan dsarnya mencakup kebutuhan biologi,
sosila, psikologi dan spiritual karena adanay kelemahan fisik dan mental, keternbatasan pengetahuan,
kurangbkemauan menuju kemandirian pasien.

24
Peran perwat dalam membantu keluargameningkatkan kemapuan untuk menyelesaian masalah kesehatan
adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah keehatan, memberikan asuhan kepada anggota kelurga
yang sakit, coordinator pelayanan keehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam
masalah –masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhtikan sifat-sifat kelurga yaitu
keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik daalm mmenghadapi masalahnay, pola komunikasi yang
dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita-cita kelurga dan gay hidup kelurga yang berbeda-beda.
Individu dalam kelurga mempunyai siklus tumbuh kembang.
d.Kesehatan
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan
kelompok-kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
Komponen-komponen penanganan perawtan. Hal ini termasuk kebutuhan untuk:
1.Bernapas secara normal
2.Makan dan minum yang cukup
3.Membuang kotoran tubuh
4Bergerak menjaga posisi yang diinginkan
5.Tidur dan istirahat
6.Memilih pakaian yang sesuai
7.Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan
8.Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
9.enghindari dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10.Berkomunikasi dengan orang laindalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau pendap-
pendapat
11.Beribadah sesuai keyakinan seseorang
12.Bekerja dengan suatu cara yang baik

C.Tujuan Teori Keperawatan

1.Adanya teori keperawatan diharapakn dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindaka atau model praktek keperawatan sehingga
berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.Adanya teori keperawatan dapat membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasaar dalam
penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

25
3.Adannya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dalam
memberikan arah yang jelass bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga bentuk dan tindakan dapat
dipertimbangakan.
4.Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar daan assumsi daari filosifi keperawatan sehingga
pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat teruss bertambah dan berkembang.

D. TingkatanTeoridalamKeperawatan

1.Grand Theory

Grand theory merupakan satu atau beberapakonsep yang spesifik yang didapatkan dari model
konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata dan hubungan yang
special antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang abstrak dan lebih spesifik dibandingkan model
konseptual tetapi tidak se-konkritdansespesifik middle range theory (Fawcett,2005). Grand theory merupakan
teori yang cakupan nya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerjakan septual global yang mendefinisikan
perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan,
memuat konsep yang menggabungkanteori-teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey&Aligood,2010).

Grand theory menyebutkan tujuan,misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dar iobservasi/insight
tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi konsep atau point
penting serta menghubungkannya dengan praktik keperawatan.manfaat grand theory adalah sebagai
alternative panduan untuk praktik selain tradisi/intuisi ,kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan
focus dan struktur kurikulum dan bantuan untuk professional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(Mckenna,1997).

Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normative sehingga sulit untuk mengaplikasikannya secara
empiris,namun grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk perkembangan dari midlle range theory dan
teori praktis yang lebih spesifik.

Berdasarkansebabinilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai pembeda keperawatan
dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu penegtahuan keperawatan
(petersoon&bredow,2004).contohnya ,dari model konseptual rogers science of unitary human beings
dihasilakan tiga grand theory yaitu theory of accelerating evolution,theory of Rhytmical correlates of change
,dan theory of paranormal phenomena (Fawcett,2005).contoh grand theory lainnyayaitu king’s theory of goal

26
attainment ,leininger’s theory of culture care and universaliy ,newman ‘s theory of health as axpanding
consciousness,orem’sself care deficit theory ,parse’s theory of human becoming (Peterson &bredow,2004).

Berdasarkanuraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakanteori yang masih bersifat abstrak
dengan cakupan yang masihluas,belum bias secara langsung diuji secara empiris ,tapi merupakan dasar bagi
perkembangan teori yang lebih spesifik.

2.Middle Range Theory

Dalam lingkupdantingkatanabstrak,middletheory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan


praktik ,sebagai petunjuk riset dan praktik ,Middle Range Teory lebih banyak digunakan daripada grand theory
,dan dapa diuji dalam pemikiran empiris .

Middle Range Theory memilikihubungan yang lebihkuatdenganpenelitiandanpraktek


.hubunganantarapenelitiandanpraktekmenurutmerton (1968),menumjukanbahwa middle range theory
amatpentingdalamdisiplinpraktek,selainitu walker and avant (1995) mempertahankanbahwa middle range
theory menyeimbangankespesifikannyadengankonsepsecara normal yang Nampak dalam grand theory.

Midlle Range Theory memberikanmanfaatbagiperawat, mudah diaplikasikan delam praktek dan cukup abstrak
secara ilmiah. Middle Range Theory ,tingkatkeabstraknnyapada level pertengahan ,inklusif,memilikisejumlah
variable terbatas ,dapatdiujisecaralangsung.biladibandingkandengan GRAND Theory ,Middle Range Theory
inilebihkonkrit .Merton (1968) yang berperandalampengembangan Middle Range Theory mendefenisikan teori
ini sebagai sesuatu yang minor tetapipentingdalampenelitiandanpengembangansuatuteori .sependapatdengan
Merton ,beberapapenuliskeperawatanmengemukkan middle range theory jikadibandingkandengan grand
theory;

-Ruanglingkupnyalebihsempit (Fawcett,2000)

-Fenomena yang disajikanlebihspesifikdankurang abstract (Fawccet,2000)

-Terdiridarikonsepdanproposisi yang konkritdanrealitas (Fawccet,2000,Walker,1995)

-Merepresentasikanbidangkeperawatan yang lebihspesifik/nyata (jacox,1974)

-Lebihdapatdiujisecaraempiris (parker,2001)

conroh middle range theory yaitupender’s health promotion in nursing practice ,beck’s postpartum depression
yheory,dll (Peterson &Bredow,2004).

27
a.Perkembangan Middle Range Theory
Liehrdan smith (1999) menejelaskanbahwaperkembangan middle range theory bersumberpada proses
intelektual yang meliputi ;
-Teoriinduktif yang membangun teori melalui riset
-Teori dedukatif yang berasal dari grand theory
-kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
-sintesateori yang berasa ldari penelitian yang telah terpublikasi
-Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik.
B.. Penggunaan Middle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang paktik penelitian.Teori ini mampu menstimulasi dan
mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian serta membimbing dalam pemilihan variable dan
pertanyaan penelitian(Lenz,1998,p.26) Middle Range Theory dapat membantu praktek dengan memfasilitasi
pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari
intetvensi.

C.Kontroversitentang Middle Range Theory

Ketidak akuratan dari middle range theory hanya salah satu dari sekian banyakk titik terhadap teori ini.Selain
hal tersebut ketidakjelasan definisi middle range theory telah dikritik untuk membedakannya dengan grand
theory karena mamou untuk diuji menggunakan ide-ide yang positif dan logis.

3.Practice Theory / Micro Theory

Practice theory lebihspesifikdanjelascakupannya disbanding middle range theory, teoripada level ini juga
didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific theory, dan micro theory. Practice theory
menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan dengan tertentu, focus
pada fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan
dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomena practice
theory menyediakan kerangak kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari
praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow

Practice theory berkembangdari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan uji empiris.
Pengalaman p raktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk pengembanagan practice theory
keperawatan. Kedalaman dan komplek sitas teori keperawatan digambarakan dan dijelaskan melalui
apresiasise cara mendalam terhadap fenomena keperawatan dan hubungan anatara aspek pada situasi

28
keperawatan (Mckenna,1997).Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch,
exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality ofcare, dll (Peterson&Bredow 2004)

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.Philosophical theory

Falsafah keperawatan merupakan karyaawal yang mendahului era teori.

Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk disiplin dan
membentuk dasar untuk untuk keilmuan professional, yang mengarah pada pemahaman teoritas baru.

b.Grand theory
Cakupannya luas dan kompleks.membutuhkan penelitian yang sfesifik sebelum dapat sepenuhnya di
ujicobakan .
Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang sfesifik, namun memberikan kerang
kakerja structural dan ide yang abstrak.

c.Middlerange theory
Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak, Menjelaskan fenomena sfesifik atau konsep dan
mencerminkan praktek keperawatan.

d.Practice Theory
Lebih tidak abstrak, lebih sfesifik dan cakupannya lebih sempit di bandingkan dengan middle range theory.
Berorientasi tindakan nyata untu ktujuan yang sfesifik, focus kepada fenomena keperawatan sfesifik yang
mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas kepada populasi atau bagian dari situasi pada teori.

Axpanding consciousness,orem’sself care deficit theory ,parse’s theory of human becoming (Peterson
&bredow,2004).

Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih bersifat abstrak
dengan cakupan yang masih luas, belum bias secara langsung diuji secara empiris ,tapi merupakan dasar
bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

29
2.Middle Range Theory

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middletheory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik
,sebagai petunjuk riset dan praktik ,Middle Range Teory lebih banyak digunakan daripada grand theory ,dan
dapat diuji dalam pemikiran empiris .

Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktek .hubungan antara
penelitian dan praktek menuru tmerton (1968), menunjukan bahwa middle range theory amat penting dalam
disiplin praktek,selain itu walker and avant (1995) mempertahankan bahwa middle range theory
menyeimbangan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand theory.

Midlle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan delam paktek dan cukup
abstrak secara ilmiah.Middle Range Theory ,tingkat keabstraknnya pada level pertengahan ,inklusif, memiliki
sejumlah variable terbatas ,dapat diuji secara langsung bila dibandingkan dengan GRAND Theory ,Middle
Range Theory inilebihkonkrit .Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan Middle Range Theory
mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan
suatu teori .sependapat dengan Merton ,beberapa penulis keperawatan mengemukkan middle range theory
jika dibandingkan dengan grand theory;

-Ruang lingkupnya lebih sempit (Fawcett,2000)

-Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract (Fawccet,2000)

-Terdiri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas Fawccet, 2000,Walker,1995)

-Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/nyata (jacox,1974)

-Lebih dapat diuji secara empiris (parker,2001)

conroh middle range theory yaitupender’s health promotion in nursing practice,beck’s postpartum depression
yheory,dll (Peterson &Bredow,2004).

a.Perkembangan Middle Range Theory


Liehrdan smith (1999) menejelaskanbahwaperkembangan middle range theory bersumberpada proses
intelektual yang meliputi ;

-Teori induktif yang membangun teori melalui riset

30
-Teori dedukatif yang berasal dari grand theo
-kombinasi dari teori keperawatandan non keperawatan
-sintesateori yang berasaldaripenelitian yang telahterpublikasi
-Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik.

B. Penggunaan Middle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian serta membimbing
dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian(Lenz,1998,p.26) Middle Range Theory dapat membantu
praktek dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan
beberapa efektifitas dari intetvensi.

C.Kontroversitentang Middle Range Theory

Ketidakakuratandari middle range theory hanya salah satu dari sekian banyak ktitik terhadap teori ini. Selain
hal tersebut ketidakjelasan definisi middle range theory telah dikritik untuk membedakannya dengan grand
theory karena mau untuk diuji menggunakan ide-ide yang positif dan

3.Practice Theory / Micro Theory

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory, teori pada level ini juga
didefinisikan juga sebagai prescrip theory, situations-spesific theory, dan micro theory. Practice theory
menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, focus pada
fenomena keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan
mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomena. Practice
theory menyediakan kerangaka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksihasil dan efek dari
praktek keperawatan itu sendiri (Peterson & Bredow,2004)

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan uji empiris.
Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk pengembanagan practice theory
keperawatan.Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan digambarakan dan dijelaskan melalui apresiasi
secara mendalam terhadap fenomena keperawatan dan hubungan anatara aspek pada situasi keperawatan
(Mckenna,1997).Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic touch, exercise as
selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality ofcare, dll (Peterson&Bredow 2004)

31
Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.Philosophical theory
Falsafah keperawatan merupakan karya awal yang mendahului era teori.
Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk disiplin dan
membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah pada pemahaman teoritas baru.
b.Grand theory
Cakupannya luas dan kompleks .membutuhkan penelitian yang sfesifik sebelum dapat sepenuhnya di uji
cobakan Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang sfesifik, namun memberikan
kerangka kerja structural dan ide yang abstrak.

Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi Teori Keperawatan


Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan konsep
keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep
keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep
lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan alasan atau
rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat digunakan pada
masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui
penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan

Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain :


Dibawah ini adalah Teori yang dicetuskan oleh beberapa Ahli yang dihubungkan dengan Teori
Environment :

a. Teori adaptasi (Roy,1968)


Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk Biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam
memenuhi kebutuhannya manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks sehingga dituntuk
adanya melakukan adaptasi.

32
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan dipandang
dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adapatsi
seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N.
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif.

a. Teori kebutuhan (Hierarki Maslow)


Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N, sebagai conoth
kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhanlingkungan yang aman
berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.Teori kebutuhan menekankan bagaimana
hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

b. Teori stress (Sarafino, 1994)


Sarafino mendefinisikan Stress sebagai suatu kondisi yang muncul ketika individu berhubungan
dengan lingkungannya, individu merasakan ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan situasional dengan
sumber daya biologis, psikologi, sosial dan spiritual yang dimilikinya. Safino juga mengungkapkan bahwa stres
dapat dilihat dari 3 sudut pandang yakni stress sebagai stimulus, stress sebagai respon dan terakhir stres
sebagai interaksi anatara individu dan lingkungannya.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak dapat
mengatasi,Florence Nightingale menekankan penempatan pasien dalamlingkungan yang optimum sehingga
akan menimumkan efek stressor, misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba,
,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai
pengaruh kuat pada kemampuan koping individu.

Proses Keperawatan Menurut Florence Nightingale


Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah yang
sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang. Dalam proses keperawatan, ada
lima tahan dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap ini
secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali
kontak dengan pasien.
a. Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N. lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan
sosial)

33
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang
berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
2. Ventilasi
3. Pembuangan sampah
4. Pencemaran lingkungan
5. Komunikasi sosial, dll
6. Diagnosa keperawatan
Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2 Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
4. Inplementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang
baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
g. Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu

Dalam membuat teori keperawatan Florence Nightingale menitikberatkan kekhususan pada hal-hal dibawah
ini sebagai pandangan dasar sehingga tercipta “TEORI ENVIRONMENT” atau yang biasa kita kenal dengan
teori Lingkungan.

a. Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit
b. Keperawatan
Berrtujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui
upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat / sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.

34
d. Masyarakaat
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya

Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yang melalui filosofi
keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada
klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara
profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
di orientasikan pada yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

35
Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai
fenomena dalam keperawatan serta berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan
2. Karakteristik dasar teori dan model keperawatan, yaitu: Teori keperawatan mengidentifikasi dan
didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat
sederhana dan umum, sebagai pedoman, serta berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan
3. Faktor yang mempengaruh teori dan model keperawatan, yaitu: Filosofi Florence Nightingale,
kebudayaan, sistem pendidikan, dan pengembangan ilmu keperawatan
4. Teori dan model keperawatan menurut beberapa ahli, yaitu: teori Nightingale, teori Peplau, teori
Henderson, teori Abdellah, teori orlando, teori levina, teori Johnson, teori Rogers, teori Orem, teori King, teori
Neuman, teori Roy, teori Watson.
Saran
Adapun saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-harinya.

36
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.


Hidayat, A.Aziz Alimul,2007.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Hidayat, A. Aziz, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Julia B. George, RN, PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional Nursing
Practice. 4 th. Appleton and Lange Norwalk, Connecticun

Marinner-Tomey, A. (1994). Nursing Theorist and Their Work. (3th ed.) Philadelphia: Mosby

37

Anda mungkin juga menyukai