Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Rehana,S.Pd.,S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH:
1. Karina P.71.20.1.19.049
Tingkat : 1A

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2019/2020

DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................2

BAB I PEMBAHASAN
Pengertian teori dan model keperawatan konseptual keperawatan……………….4
Tujuan teori keperawatan…………………………………………………………24
Komponen dan kerangka teori keperawatan……………………………………...26
Tingkatan teri keperawatan dalam keperawatan…………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41

2
BAB 1 PEMBEHASAN

A. Pengertian Teori dan Model Keperawatan Konseptual Keperawatan


1. pengertian Teori

Teori terdiri dari sekumpulan konsep yang saling berhubungan secara logis dalam suatu

kerangka berpikir tertentu. Konsep pada dsarnya merupaka suatu gambaran mental atau
persepsi yang menggambarkan atau menunjukkan suatu fenomena baik secara tunggal
ataupun dalam suatu kontinum. Konsep yang sering diartikan sebagai absraksidari sauté
fakta yang menjadi perhatian ilmu, baik berupa keadaan, kejadian, individu ataupun
kelompok.Umumnya konsep tidak mungkin atau sangat sulit diobservasi secara langsung,
oelh karena itu keperluan penelitian perlu adanya penjabaran-penjabaran ketingkat yang
lebih konkrit agar observasi dan pengukuran dapat dilakukan.Dalam suatuteori, konsep-
konsep yang sering dinyatakan daalm suatu.relasi atau hubungan antra dua konsep atau
lebih yang tersusun secara logis, pernyataan yang menggambarkan hubungan antarakonsep
disebut proporsi.Dengan demikian, konsep merupakan himpunan yang memebentuk
proporsi, sedangkan proporsi merupakan himpunan yang membentuk teori. Adapun teori
menurut Redja Mudyahardjo dapat dibagi menurut tingkatannya ke dalam teori induk, teori
formal, teori substansif dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Teori induk dan model atau paradigm teoritis. Yaitu sistem pernyataan yang saling
berhubungan erat dan konsep-konsep abstrak yang menggambarkan, memprediksi
atau menerangkan secara kpmprehensif hal-hal yang luas tentang gejala-gejala yang
dapat dikembangkan atau dijabarkan ke dalam model-model teoritis yang
menggambarkan seperangkan asumsi, konsep atau pernyataan yang saling berkaitan
erat yang membentuk sebuah pandangan tentang kehidupan (suatu masalah). Model
teoritis biasannya dapat dinyatakan secara visual dalam bentuk bagan.
Formal and middle-range theory (teori menegah dan tingkat menengah).Yaitu
proporsi yang berhubungan, yang dikembangakan untuk menjjelaskan beberapa
kelompok tingkah laku manusia yang abstrak.

3
b. Substansive theory(teori substansif). Adalah teori yang paling rendah tingkatan
anstraksi dan sangat terbatas dalam keumuman generalisasinya Teori formal dan
tingkat menengah. Yaitu perrnyataan-pernyataan yang saling behubungan, yang
dirancang untuk menerangkan suatu.kelompok tingkah laku secara singkat
(misalnya teori manajemen menurut F.W. Taylor).
c. Teori substansif. Yaitu pernyataan-pernyataan atau konsep-konsep yang saling
behubungan, yang berkaitan dengan aspek-aspek khusus tentang suatu kegiatan
(misalnya fungsi pencernaan).
Sementara itu Goetz dan LeCompte membagi teori ke dalam empat jenis yaitu:
a. Grand Theory(teori besar). Yaitu sistem yang secara ketat mengkaitkan
proporsi-proporsi dan kosep-konsep yang abstrak sehingga dapat
digunaan menguraikan, menjelaskan dan memprediksi secara
komrehensif sejumlah fenomena besar secara non-probabilitas.
b. Theoretical model (model teiritis, yaitu keterhubungan yang longgar
(tidak ketat) antar sejumlah asumsi, konsep, dan proporsi yang
membentuk pandangan (Hamid Hasan,1996).

Teori pada dasarnya merupakan alaat bagi ilmu (tol of science), dan berpran dalam hal-hal
berikut (Moh.Hasan , 1985):

a. Teori mendefinisikan orientasi utam ilmu dengan car memberikn


definisi terhadap jenis-jens data yag akan dibuat abstraksinya.
b. Teori memberikan rencana konseptual, dengan rencaan mana
fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklasifkasikan
dan dihubung-hubungkan.
c. Teori memberikan ringkasan terhadap fakta dalam bentuk
generalisasi empirs dan sistem generalisasi.
d. Teori memberikan prediksi terhadap fakta.
e. Teori memperjelas celah-celah dalam pengetahuan kita.

4
Definisi teori menerut babarapa ahli, teori merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata dan mejelaskan suatu proses. Teori adalah hubungan
beberapa konsep atau kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan
sistemantis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan menetukan hubungan
spesifikasi antara.Konsepmerupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konsteptual atau model keperawatan. Teori
itu sander merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan sautéproses, peristiwa atau kejadiaan yang didasari oelh
fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.

Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan suatu usaha –usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.Melalui teori keperawatan
yang dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti alpacas dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawwat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas
kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model prraktek keperawatan,mengingat dalam model praktek keperawatan
mengandung mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model ,adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan
dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.

Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan
dengan konsep keperawatan ,juga memiliki karakteristik di antaranya pertama,teori
keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan
hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga keperawatan didasarkan pada kenyataan –
kenyataan yang ada di alam;kedua,teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-
alasan yang sesuai dengan kenyataaan yang ada ;ketiga ,teori harus konsisten sebagai dasar-

5
dasar dalam mengebangkan model konsep keperawatan ;keempat ,dalam menunjang
aplikasi, teori harus sederhanan dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi
apapun dalam praktek keperawatan ;kelima,teori dapat digunakan sebagai dasar dalam
penelitian keperawatan sehungga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.
Dalam perkembangan teori keperawatan saat interawatt beberapa pandangan yang dapat
mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence nightingale,
kebudayaan ,sistem pendidikan serta pengembangan ilmu keperawatan.
1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di
dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal teori lingkungan nya selain Florence juga
membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efisien .beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan
kedokteraan dan perbedaan perawataan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
A. KEBUDAYAAN
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembanganteori-teori keperawatan
diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan
kebutuhan perawat , akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah seiring
dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang
dahulu budaya perawat di bawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan
diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah
ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan
tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
B. SISTEM PENDIDIKAN
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem

6
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-
teor I keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan .

1.PENGEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu


keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunikasi
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menu up
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan
yang khusus atau subpesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga
tori-teori keperawatan dapat bdikembangankan dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu
keperawatan.
A. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantarannya:
1. Adannya tori keperawatan diharapkan dapat memberikan alassan – alasan
tentang kenyataan – kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan,
baik untuk tindakan atau bentuk modal praktek keperawatan sehingga
berbagai permasalahan dapat teratasi.
2. Adannya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbgai masalah
keperawatan.
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain massalah dalam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adannya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar daari asumsi dan
filosofi keperawata sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus berkembang dan berkembang.
B. Pandangan Beberapa Ahli Tentang Model Konsep dan Teori Keperawatan

7
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberrikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelass dalam pelayanan keperrawatan.
Dalam keperawatanterawatt beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan
ahli dalam bidang keprawatan yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya
tujuan yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada. Bebarapa model
konsep keperawatan tersebut antara lain:

C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorocthca Orem (Teori Orem)

Model konsep menurut Dorothhea Orem yang dikeal dengan model self care memberikan
pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksaan
kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan,kesehatan,kesejahteraan, sesuai dengan keadaan sehat dan
sakit,yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan tersebut anatara lain;

Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan model self care memberikan
pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatau pelaksaaan
kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan
mempertahankan kehidupan,kesehatan kesejahteraa sesuai dengan keadaa sehat dan sakit
yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.

Model self(perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan
diantrannya dalam pelaksaaan berdasarkan tindaan atas kemampuan. Self care didasarkan
aats kesengajaan serta dalam pengembalian keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam
tindakan, setiap manusian menghendakai adannya self care dan sebagai bagian dari
keputusan dasar manusia, seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan
diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, self care juga merupakan
perubahan tingkah laku secara lembat dan terus menerus didukung atas pengalaman social
sebagai hubungan interpersonal, self care akan meningkatkan harga diri seseorang da dapat
mempengaruhi dalam perubahan konsep diri.

8
Dalam pemahaman konsep keeprawatan khususnya daalm pandangan dalam peemnuhan
kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok kebutuhan dasar yang terdiri dari
pemeliharaaan dalam pengambilan udara (oksigenasi), peliharaan pengambilan air,
pemeliharaan dalam pengambilan makanan, pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi,
pemeliharaan keseimbangan aktivitass dan istirahat, pemeliharaan daalm pengambilan
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social, kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam perkembangan
kelompok soial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan kenginginan manusia.

1.Teori Keperawatan Orem

Pandangan Teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada


kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandir serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori
self care diantarannya:

Perawaatan Diri Sediri (self care)


Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:

Pertama, self care itu sendiri, yang merupaan aktivitaas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan, serta kesejahteraan.

Kedua, self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatn
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,perkembangan, sosialkultur, kesehatan dan
lain-lain.

Ketiga, adanay tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri seendiri yang merupakan
tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri ssendiri
dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan
dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang

9
bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari(ADL) dengan mengelompokkan ke daalm
kebutuhan daasar manusiannya. Sifat dari self care seelanjutnya adalah untuk
perkembangan kepercayaaan diri serta ditujukan pada penyimpangan kesehtatan yang
memiliki ciri perawatan yang diberikan dalam kondisi sakit atau dalam proses
penyembuhan.

Self Care Defisit


Merupakan bagian penting perawatan secara umum di mana segala perencanaan
keperawatan diberikan pada saat perawataan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntunan dalam peningkatan self care,baik
secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah,Orem memiliki metode untuk proses tersebut. diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan
atau mendidik pada orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakuakn identifikasi kegiatan praktek dengan
melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan
bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, bertanggung jawab terhadap
keinginan,permintaaharin,serta kebutuhan pasien, mempersiapkan bantuan secara teratur
bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan
sehari-hari pada pasien dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan biologis,psikologis, perkembangan dan sosial.

2. TEORI SISTEM KEPERAWATAN


Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan
kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori

10
sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sisitem pelayanan keperawatan
diantaranya:
1.Sistem bantuan secara penuh(Wholly Compensntory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada
pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta
adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang
yang tidak mampu melakukan aktifitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada
pasien yang sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian
tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakuakn tindakan
yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur
vetebra dan pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta
keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan
mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara
continue seperti pada pasien retardasi mental.

2. Sistem bantuan sebagai (partially compensatory system)


Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan
kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post
operasi abdomen di mana pasien inimemiliki kemampuan seperti cucitangan,gosok gigi,
cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melalukan perawatan
luka.
3. Sistem suportif dan edukatif.

Merupakan sistem bantuan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri.sistem
ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran.pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan
informasi dalam pengaturan kelahiran.

11
Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan,orem mempunyai pandangan
bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkungan
menggambarkan apa yang mereka lakukan,menggunakan kreasi dalam berpikir dan
berkomunikasi,serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan
lingkungan sehingga dalam prakteknya orem menggunakan langkah dalam proses
keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah ,menentukan mengapa
keperawatan dibutuhkan,menganalisis dan menginterpretasikan dengan membuat keputusan
,merancang sistem perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem
perawatan yang akan dibutuhkan,mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan
perawatan yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri,
mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahakan dan menjaga kemampuan pasien
dalam perawatan diri.

Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu


meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mampu
merubah perilaku yang mal adaptif.sebagai individu dan makhluk holistic memiliki sistem
adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan .Dalam memahami konsep model
ini,Callista Roy mengemukkan konsep keperawatan dengan modela daptasi yang memiliki
beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
1. Manusia sebagai makhluk biologi ,psikologi dan sosial yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
2. Untuk mencapai suatu homeostalis atau terintegrasi ,seseorang harus beradaptasi sesuai
dengan perubahan yang terjadi .
3. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukkan oleh Roy dianataranya;
a. Focal stimulasi yaitu stimulasi yang langsung beradaptasi dengan seseorang
dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b. Kontekstual stimulasi merupakan stimulasi lain yang dialami seseorang ,dan
baik stimulasi internal maupun eksternal ,yang dapat
mempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,diukur secara subjektif.

12
c. Residual stimulus,merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengn
lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

4. Sistem adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya ;pertama ,fungsi


fisiologis,komponen sistem adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya
oksigenasi,nutrisi,eliminasi,aktivitas dan istirahat ,integritas kulit,indera,cairan dan
elektrolit,fungsi neurologis dan fungsi endokrin;kedua ,konsep diri yang mempunyai
pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan
dengan orang lain;ketiga,fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam
berhubungan dengan orang lain ;dan keempat ,interdependent merupakan kemampuan
seseorang mengenal pola – pola tentang kaasih saying, cinta yang dilakukan melaui
hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

5. dalam proses penyesuain diri individu harus meningkatkan energy agar mamapu
melaksanakan tujuan melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,perkembangan,
reoroduksi dan kengunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan
respon apapun.
Secara ringkas, pandangan Roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping
untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi
terhadap perubahan lingkungan.Dalam mengemukakan model konseep praktek
keperawatan, asumsi dasar yang dimiliki diantarannya sebagai makhluk individu yang utuh
dan sehat, individu mamapu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan setiaap orang
menggunakan koping yang bersifat positif maupun negative. Untuk mampu beradaptasi
setiap orang harus mampu beradaptassi seetiap individu akan merespon terhadap kebutuhan
fisilogis kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri srta
kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri,
dan individu selalu berada dalam rentang sehat sakit yang berhubungan dengan koping
yang efektif dalam memelihara proses adaptasi.

13
Jadi tujuan asuhan keperawtan adalah membantu untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebuuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdepensasi selama sehat
dan sakit. Kebutuhan yang dimaksud Roy antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampialn peran social

4.Pencapain keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

2.Model Konsep dan Teori Keperawatan Virginia Handerson (Teori Handerson)


Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan
serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinnya di antrannya :
a. Manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan
dan perkembngan dalam rentang kehidupan.
b. Di dalam melaksanakan aktivitass sehari-hari individu akan
mengalami keterrgantungan sejak lahir hinggan menjadi mandiri
pada dewsa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan
dan kesehatan.
c. Di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat
dalam melakukan aktivitas, belum dapat malaksanakan aktivitas
dan tidak dapat melakukan aktivitas.

Aktivitas hidup sehari-hari yang disampaikan oleh Handderson tersubut adalah birikut
aktivitas bernafas secara normal, aktivitatas minum dan amakn sesuai dengan kebutuhan,
aktivitas eliminasi secara normal, aktivits bergerak dan memelihara posutr tubuh, aktivitas

14
tidur dan istiraharhat, akativitas membuka dan memakai pakaian, aktivitas
mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaina dan modifikasi lingkunngan,
aktivitas memelihara kebersihan tubuh dan berhias diri, aktivitas mencegah kecelakaan dan
bahaya, aktivitas komunikasi, aktivitas beribadah, aktivitas bermain dan rekreasi, aktivitas
bekerja, aktivitas belajar tau memuaskan keingintahuan. Jadi pada dasarnya keperawatan
menurut Handerson adalah membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam
melaksanakan aktivitas yang emiliki kontribusi terhadap kesehatan dan peyembuha, yang
mana individu akan mampu mengerjakan tanpa bantuan bila ia memiliki
kekuatan,kemauan, dan pengetahuan yang dibutuhkan.

3. Model Konsep dan Teori Keperawatan Betty Neuman(Teori Neuman)

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan penurunan sters dengan memperkuat garis pertahana dan secara fleksibel
atau nor,al maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

Garis pertahanan diri pada komunitas tesebut meliputi garis pertahanan fleksibel, yaitu
ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekrjaan dan lain-lain, garis pertahaan
normal yang meliputi ketersediaan pelayaanan, adanya perlindungan status nutrisi secara
umum, tingkat pendapaatn, rumah yang memenuhi syart kesehatan dan sikap masyarakat
terhadap jesehatn dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanay rekreasi dan cakuapan
dari imunisasi di aderah yang ada. Intervensi keperawaatn diarahakn pada garis pertahan
dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.Model ini bertujan agar
terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamiis.Sehinggga Betty
Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saking
ketergantungan (interdepensasi).

Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar emikiran yang
terkait dengan komponen paradigm yaitu emenadang manusia sebagai sauté sistem terbuka
yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan sauté kesatuan daro variable yang utuh
diantarannya fiologis,psikologis,sosialkultur dan spiritual, juga memandang pelayanan

15
keperawatan akan dipengaruhi oleh lingkumgam sekitar klien serta memandang shat
sebagai kondisi terbebasnya dar gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan
keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.

Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Betty Neuman ini berfokus
pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada
pasien. Untuk itu tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman
adalah mencegah atau mengurangi adanay reaksi tubuh akibat stressor. Upaya tersebut
dapat juga dinamakan pencegahan primer,sekunder dan tersier.

Pencegahan premier dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentififkasi


adanya stresor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stresor serta mendukung koping pada
pasieen sacara konstruktif.Pencegaahn sekkunder meurut Neuman meliputi berbagai
tindakan perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta
reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegaahn tersier dapat meliputi
pengobatan secata rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lajut
dari komplikasi suatu penyakit.Upaay pencegahn tersebut dipentingkan dengan adanya
pendidikan kesehatan dan pemeliharan kesehatan.

4. Model Konsep dan Teori Keperawatan Jean Waston (Teori Waston)

Jean waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Waston ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Waston ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantarannya kebutuhan dasar
biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan,
kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial,
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan ) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.

16
Tingkatan Kebutuhan Manusia Menurut Jean Watson

1.Kebutuhan Biophysikal, diantarannya:


-Kebutuhan makan dan cairan
-Kebutuhan eliminasi
- Kebutuhan ventilasi
2.Kebutuhan psikofisikal, diantaranya:
- Kebutuhan aktivitas dan istirahat
- Kebutuhan sekualitas
3.Kebutuhan psikososial, diantaranya:
-Kebutuhan berprestasi
-Kebutuhan berorganisasi
4.Kebutuhan intrapersonal, diantaranya:
-Kebutuhan aktualisasi diri

Berdasarkan empat kebutuhan tetsebut, Jean Watson memahami bahwa manusia


adalah yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,mental
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada penigkatan kesehatan dan
pencegahan suatu penyakit yang terjadi di tubuh.

5. Model Konsep dan Teori keperawatan King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan


pensekatan sistem terbuka dalam hubungan intrekasi yang konstan dengan lingkungan,
sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Dalam mencapain.hubungan
interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya sistem personal,
sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

17
Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka di mana di dalamnya
terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari
individu dan lingkuang, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan
antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu
interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang
ada Melalui dasar sistem tersebut maka King memandang manusia merupakan individu
yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk
yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat
mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup
bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan hal
tersebut, maka manusia mamiliki tiga kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi
kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan
ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori
yang terdiri dari komponen yang tepat.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut
King terdiri dari komponen:

a. Aksi merupakan prose's awal hubungan dua individu dalam berprilaku,


dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan
dengan digambarkan hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak
atau tujuan yang diharapkan.
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi
dan merupakan respons dari individu.
c. Aksi yang dilakukan oleh perawat dapat diterima oleh klien kemudian
mendapat reaksi setelah itu terjadi interaksi diantara mereka, kemudian
pada tahap akhir yaitu melakukan transaksi, sebenarnya diantrara mereka
itu saling feedback( timbal balik.
d. Interaksi merupakan sauté bentuk kerja sama yang saling memengaruhi
aantara perawat dank lien yang terwujud dalam komunikasi.

18
e. Transaksi merupaan satu kondisi di mana antara perawat dank lien terjadi
suatu persetujuan dalam rencan tindakan keperawatan yang aan dilakukan.

6. Model konsep dan Teori Keperawatan Peplau (Teori Peplau)


Model kensep dari teori keeprawatan yang dijeaskan oleh Paplau ini menjelasan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunaan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah
kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Hubungan perawat dan klien yaitu hubungan interpersonal, fase-fasenya yaitu:
1. Fase orientasi
2. Fase identifikasi
3. Fase eksplorasi
4. Fase resolusi (mandiri)

Proses interpersonal yang dimaksud antar perawat dengan klien ini memiliki empat tahap
diantaranya, yaitu:

a. Tahap orientasi dumana perawat dank lien melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase identifikasi peran perawat apakah sudah melakuan atau bertindak
sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta
melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase eksplorasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien
d. Fase resolusi diman perawat berusaha untuk secara bertahan kepada klien
untuk membebaskan diir dari ketrgantungan kepada tenaga kesehatan dan
menggunakan kemampuan yang dimillikinya agar mampu mejalankan
secara mandiri.
Pada model Peplau ini dapat diliha adanya tindakan keperawtan yang diarahakn kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi.
7. Model konsep dan Teori Keperawatan Johnson(Teori Joshson)

19
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson dalah dngan pendekatan sistem
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal,
juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan diri dari pengaruh yang
ditimbulkannya. Sebagai suatusistem, di dalamnya terdapat komponen sub sistem yang
membentuk sistem yang membentuk sisiem tersebut, diantar komponen sub sistem yang
membentuk sistem perilaku menurut Johnson adalah:
1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai
kesenangan dalam pencapain pengakuan dari lingkungan.
2. Achievement, merupaka tingkatan pencapain prestasi melalui
keterampialn yangkreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau
perlindungan dalam berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, merupakan bentuk pengeluran segala sesuatau dari
sampah ataubarang yang tidak berguna secaar biologis.
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai
dan diintai.
6. Gabungan atau tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan
tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan
penyesuaian dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamana serta
keprcayaan.

Teori Johnson juga berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut:

a. Perilaku mencari keamanan


b.   Perilaku mencari perawatan
c.   Menguasahi diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
d.   Mengakomodasi diet dengan cara yang di terima secara sosial dan cultural
e. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara diterima secara sosial dan kultural
f. Perilaku seksual dan identitas peran

20
g. Perilaku melindungi diri sendiri.

Berdasarakan subsistem tersebut di atas, maa akan terbentul sebuah sistem perilku
individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi
permasalahan tesebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur dan dapat
menyeimbangaan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang
mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan
atau ketidakseimbagan penyesuaian dengan lingkungan.Status kesehatan yangbingin
dicapai adalah mereka yang mampu berrperilaku untuk memelihara keseimbnagn atau
stabilitas dengan lingkungan.

8. Model Konsep dan Teori Keperawatan Martha E Rogers (Teori Rogers)


Model konsep dan teori keperwatan menurut Martha E Rogers dikenal dengan nama konsep
manusia sebagai unit. Dalam memahai konsep model dan teoro ini, Martha berasumsi
bahwa manusia sebagai satu kesataun yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Dalam proseskehidpan manusia yang dinamis, manusia selalu berrinteraksi
dengan lingkungnnya yang saling mempengaruhi dan dipengaruh, serta dalam proses
kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia
diciptakan dengan kerakteristik dan keuniikan tersendiri.
Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan
manusia dan liingkungan, kemudian sistem ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh
serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integrritas, resonaai dan helicy.
Integritas berrarti individu sebagai satu kesatuan fengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkaan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti
ahwa proseskehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung serta berirama
dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan terjadinya prosesintraksi antara
manusia dengan lingkungan yang akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan mauun
berlangsung dengan cepat.

21
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi
penderita sakit serta penyandang cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan
manusia. Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup
manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori rogers
tentang manusia, Manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik .tidak ada dua
hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan
yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain. Perkembangan manusia dapat
dinilai dari tingkah lakunya.Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan
tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi. Pada intinya Rogers memandang
keperawatan sebagai ilmu dan m,endukung adanya penelitian keperawatan. Oleh sebab itu
keperawatan menggembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologi,begitu juga
dengan ilmu keperawatan itu sendiri:
Ilmu keperawatan bertujuan untuk mengembangkan penelitian ilmia dan analisis logis dan
kemampuan menerapkanya dalam praktik keperawatan.Inti pengetahuan ilmiah
keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru keperawatan .Keperawatan merupakan
ilmu tentang humanispik.

9. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nightingale (Teori Nightingle)


Model konsep Florence Nightingle memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu mememahami seluruh proses penyakit model konsep
ini dalam upaya memisahka antara profesi keperawatan lebih diorientassikam paada
pemberian udara, lampu,kenyamanan lingungan, keberrsihan,ketenangan, dan industry
yang adequate, dengan dari pengumpulan data dibandingakan dengan gindakan pengobatan
semata, upata teori tersebut dalam rangka perwat mempu menjalankan praktik keperawtan
madiri tanpa tergantug dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspinsi dalam perkenbangan praktik keperawatan, sehingga
akhirnya dikembangakan secara luas, paradigm perawat dalam tindakan keperawatan hanya

22
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengaruhi proses perawatan pada pasie, sehingga perlu diperhatikan.

Nightingale tidak memandang perawat secara sempit hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersiahn, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Ninghtingale,
1860; Torres, 1986).
Torres (1986) mencatat bahan nightangle memberikan konsep dan penawaran yang dapat
divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.

Teori Environmental Nightngale yang dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi
oleh seorang wanita. Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan, walaupun tema
ini tidak pernah dimunculkan di tiap tulisannya, ia menghubungkan kesehatan dengan Tiga
faktor lingkungannya.
1.   Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yangberhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari
bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah.Posiis pasien ditempat tidur
harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2.  Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan
kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.Mendapatkan sinar matahari, makanan yang

23
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien
dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran
pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang kondisi penyakitnya.Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.

3.   Lingkungan sosial (social environment)


Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit.Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang
ditunjukkan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
10. Model konsep dan Teori Keperawatan Faye Abdillah(Teori abdillah)

Model konsep Faye Abdillah difokuskan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi
manusia pada intinya adalah memberikan kebutuhan secar fisik, emosi, intelektual,social
dan spiritual bagi para pasien maupun keluarga. Sehingga perawat perlu pendekatan dengan
hubungan interpersonal,psikologi,pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi
dan sosiologi. Perawat dapat secara umum merumuskan kebutuhan manusia dalam empat
kategori, diantarannya kenyaman, kebesihan dan keamanan, kesimbangan fisiologi, factor-

24
faktor psikologi dan social dan factor sosiologi dan komunitas. Dari empat kebutuhan
tersebut dikembangkan menjadi 21 kebutuhan atau masalah keeprawtan diantaanya:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamann fisik.

2. Mempertahankan aktifitas, latihan fsik, istirahat, dan tidur yang optimal.

3. Mencegah kecelakaan, cedera, atau trauma lain serta adanya infeksi.


4. Mempertahankan makanika tubuh.
5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respons fisioligis tubuh terhadap kondisi penyakit baik patologis maupun
fisiologis.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Mengidentifikasi dan menerima eksperesi, perasaan, reaksi positif dan negatif.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan
penyakit organik.
14. Mempertahankan komuniksi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progesif.
17. Menghasilkan / mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi dan
perk embangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik dan
emosi.
20. Menggunakan sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah
yang muncul dari penyakit.

25
21. Memahami peran dan masalah social sebagai faktor yang mempengaruhi dalam
munculnya penyakit.

11. Model Konsep dan Teori Keperawatan Ida Orlando (Teori Orlando)

Model konsep Ida Orlando difokuskan pada perilaku klien menurut kebutuhan, yang
memandang pemenuhan kebutuhan klien adalah dalam rangka mengatasi masalah stres
meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal. Tiga konsep
penting menurut Orlando yang perlu diperhatikan adalah perilaku klien, reaksi perawat, dan
tindakan keperawatan, harapannya setelah perawat melakukan pemenuhan maka klien akan
mengalami dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan bertindak secara otomatis dalam
memenuhi kebutuhannya.

12.Model Konsep dan Teori Keperawatan MyraLevine (TeoriLevine)

Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai mahluk hidup terintegrasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dan intervensi keperawatan
adalah suatu aktivitas konservasi, dan konservasi energy adalah bagian yang menjadi
pertimbangan. Kemudian sehat menurut Myra Levine itu dilihat dari sudut pandang
konservasi energy, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di antaranya
energi klien, struktur integritas –integritas personal dan integritas sosial, sehingga
pendekatan asuhan keperawatan ditunjukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan
klien secara optimal (Potter & Perly, 1997).

B. Komponen dan Kerangaka Teori Keperawatan

Didalam teori keperawatan ada empat komponen dan kerangaka yang saling mempengaruhi
dan memnentukan praktek keperawatan. Empat komponennya yaitu:

a. Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan
satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai
macam kebutuhan sesuai tingkatan perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992)

26
Manusia dalah sistem yang terbuka senantisa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya
(homeoatatis), (Kozier, 2000).
Manusia memiliki akal pikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdepensasi (La Ode
Jumadi, 1999:40).
b. Lingkungan
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oelh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis, maupun sosial dan spiritual
sehingga perubahan ppada manusia akan selalu terjadi khusunya dalam pemenuhan
kabutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manuusia akan merespon terhadap perubahan
lingkungannya dan akan menunjukkan respon adaptif maupun respon maladatif. Respon
adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik
mengahdapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan perilaku yang
maladatif.
Manusia atau klien dapat diartian sebagai individu, keluarga taupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan.
c. Keperawatan
Peran perawat pada individu sebagai klien dalah memenuhi kebutuhan dsarnya mencakup
kebutuhan biologi, sosila, psikologi dan spiritual karena adanay kelemahan fisik dan
mental, keternbatasan pengetahuan, kurangbkemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perwat dalam membantu keluargameningkatkan kemapuan untuk menyelesaian
masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah keehatan,
memberikan asuhan kepada anggota kelurga yang sakit, coordinator pelayanan keehatan
keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah –masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhtikan sifat-
sifat kelurga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik daalm mmenghadapi
masalahnay, pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita-

27
cita kelurga dan gay hidup kelurga yang berbeda-beda. Individu dalam kelurga mempunyai
siklus tumbuh kembang.
d. Kesehatan
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat
umum dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia).
Komponen-komponen penanganan perawtan. Hal ini termasuk kebutuhan untuk:
1.Bernapas secara normal
2.Makan dan minum yang cukup
3.Membuang kotoran tubuh
4.Bergerak menjaga posisi yang diinginkan
5.Tidur dan istirahat
6.Memilih pakaian yang sesuai
7.Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8.Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik dan melindungi integument
9.enghindari dari bahaya dalam lingkungan dan yang bisa melukai
10.Berkomunikasi dengan orang laindalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut
atau pendap-pendapat
11.Beribadah sesuai keyakinan seseorang
12.Bekerja dengan suatu cara yang baik

C.Tujuan Teori Keperawatan

1.Adanya teori keperawatan diharapakn dapat memberikan alasan-alasan tentang


kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik untuk tindaka atau
model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.

2.Adanya teori keperawatan dapat membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat
memberikan dasaar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

28
3.Adannya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan
dalam memberikan arah yang jelass bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga bentuk dan
tindakan dapat dipertimbangakan.
4.Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar daan assumsi daari filosifi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
teruss bertambah dan berkembang.

D. TingkatanTeoridalamKeperawatan

1.Grand Theory

Grand theory merupakan satu atau beberapakonsep yang spesifik yang didapatkan dari
model konseptual, preposisi yang didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut
nyata dan hubungan yang special antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang
abstrak dan lebih spesifik dibandingkan model konseptual tetapi tidak se-
konkritdansespesifik middle range theory (Fawcett,2005). Grand theory merupakan teori
yang cakupan nya luas dan kompleks, terdiri dari kerangka kerjakan septual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam
melihat fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkanteori-teori dengan
cakupan lebih kecil (Tomey&Aligood,2010).

Grand theory menyebutkan tujuan,misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dar
iobservasi/insight tujuan dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan
mengidentifikasi konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik
keperawatan.manfaat grand theory adalah sebagai alternative panduan untuk praktik selain
tradisi/intuisi ,kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan focus dan struktur
kurikulum dan bantuan untuk professional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek
(Mckenna,1997).

Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normative sehingga sulit untuk
mengaplikasikannya secara empiris,namun grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk
perkembangan dari midlle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik.

29
Berdasarkansebabinilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai
pembeda keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu
penegtahuan keperawatan (petersoon&bredow,2004).contohnya ,dari model konseptual
rogers science of unitary human beings dihasilakan tiga grand theory yaitu theory of
accelerating evolution,theory of Rhytmical correlates of change ,dan theory of paranormal
phenomena (Fawcett,2005).contoh grand theory lainnyayaitu king’s theory of goal
attainment ,leininger’s theory of culture care and universaliy ,newman ‘s theory of health as
axpanding consciousness,orem’sself care deficit theory ,parse’s theory of human becoming
(Peterson &bredow,2004).

Berdasarkanuraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakanteori yang masih


bersifat abstrak dengan cakupan yang masihluas,belum bias secara langsung diuji secara
empiris ,tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

2.Middle Range Theory

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak,middletheory cukup spesifik untuk memberikan


petunjuk riset dan praktik ,sebagai petunjuk riset dan praktik ,Middle Range Teory lebih
banyak digunakan daripada grand theory ,dan dapa diuji dalam pemikiran empiris .

Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktek
.hubungan antara penelitian dan praktek menurut merton (1968),menumjukan bahwa
middle range theory amat penting dalam disiplin praktek,selainitu walker and avant (1995)
mempertahankan bahwa middle range theory menyeimbangan kespesifikannya dengan
konsep secara normal yang Nampak dalam grand theory.

Midlle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan delam
praktek dan cukup abstrak secara ilmiah. Middle Range Theory ,tingkat keabstraknnya
pada level pertengahan ,inklusif,memiliki sejumlah variable terbatas ,dapat diuji secara
langsung.bila dibandingkan dengan GRAND Theory ,Middle Range Theory ini
lebihkonkrit .Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan Middle Range Theory
mendefenisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan

30
pengembangan suatu teori .sependapat dengan Merton ,beberapa penulis keperawatan
mengemukkan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory;

-Ruanglingkupnyalebihsempit (Fawcett,2000)

-Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract


(Fawccet,2000)

-Terdiri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas (Fawccet,2000,Walker,1995)

-Merepresentasikanbidangkeperawatan yang lebihspesifik/nyata (jacox,1974)

-Lebihdapatdiujisecaraempiris (parker,2001)

conroh middle range theory yaitupender’s health promotion in nursing practice ,beck’s
postpartum depression yheory,dll (Peterson &Bredow,2004).

A.Perkembangan Middle Range Theory

Liehrdan smith (1999) menejelaskanbahwaperkembangan middle range theory


bersumberpada proses intelektual yang meliputi ;
-Teoriinduktif yang membangun teori melalui riset
-Teori dedukatif yang berasal dari grand theory
-kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
-sintesateori yang berasa ldari penelitian yang telah terpublikasi
-Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik.
B.. Penggunaan Middle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang paktik penelitian.Teori ini mampu
menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian serta membimbing
dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian(Lenz,1998,p.26) Middle Range Theory
dapat membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan
memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intetvensi.

C.Kontroversitentang Middle Range Theory

31
Ketidak akuratan dari middle range theory hanya salah satu dari sekian banyakk titik
terhadap teori ini.Selain hal tersebut ketidakjelasan definisi middle range theory telah
dikritik untuk membedakannya dengan grand theory karena mamou untuk diuji
menggunakan ide-ide yang positif dan logis.

3.Practice Theory / Micro Theory

Practice theory lebihspesifikdanjelascakupannya disbanding middle range theory,


teoripada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific
theory, dan micro theory. Practice theory menentukan tindakan atau intervensi keperawatan
yang cocok untuk mencapai tujuan dengan tertentu, focus pada fenomena keperawatan
yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan dan
mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan
fenomena practice theory menyediakan kerangak kerja untuk intervensi keperawatan dan
memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson &Bredow).

Practice theory berkembangdari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan dan
uji empiris. Pengalaman p raktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk
pengembanagan practice theory keperawatan. Kedalaman dan komplek sitas teori
keperawatan digambarakan dan dijelaskan melalui apresiasise cara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan anatara aspek pada situasi keperawatan
(Mckenna,1997).Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic
touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality ofcare, dll
(Peterson&Bredow 2004)

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Philosophical theory

Falsafah keperawatan merupakan karyaawal yang mendahului era teori.

32
Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk
disiplin dan membentuk dasar untuk untuk keilmuan professional, yang mengarah pada
pemahaman teoritas baru.
b. Grand theory
Cakupannya luas dan kompleks.membutuhkan penelitian yang sfesifik sebelum dapat
sepenuhnya di ujicobakan .
Tidak memberikan panduan terhadap intervensi keperawatan yang sfesifik, namun
memberikan kerang kakerja structural dan ide yang abstrak.
c. Middlerange theory
Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak, Menjelaskan fenomena sfesifik atau konsep
dan mencerminkan praktek keperawatan.
d. Practice Theory
Lebih tidak abstrak, lebih sfesifik dan cakupannya lebih sempit di bandingkan dengan
middle range theory.
Berorientasi tindakan nyata untu ktujuan yang sfesifik, focus kepada fenomena
keperawatan sfesifik yang mencerminkan praktek klinis dan hanya terbatas kepada populasi
atau bagian dari situasi pada teori.

Axpanding consciousness,orem’sself care deficit theory ,parse’s theory of human becoming


(Peterson &bredow,2004).

Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan teori yang masih
bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas, belum bias secara langsung diuji secara
empiris ,tapi merupakan dasar bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

2.Middle Range Theory.

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middletheory cukup spesifik untuk memberikan
petunjuk riset dan praktik ,sebagai petunjuk riset dan praktik ,Middle Range Teory lebih
banyak digunakan daripada grand theory ,dan dapat diuji dalam pemikiran empiris .

33
Middle Range Theory memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktek
.hubungan antara penelitian dan praktek menuru tmerton (1968), menunjukan bahwa
middle range theory amat penting dalam disiplin praktek,selain itu walker and avant (1995)
mempertahankan bahwa middle range theory menyeimbangan kespesifikannya dengan
konsep secara normal yang nampak dalam grand theory.

Midlle Range Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan delam
paktek dan cukup abstrak secara ilmiah.Middle Range Theory ,tingkat keabstraknnya pada
level pertengahan ,inklusif, memiliki sejumlah variable terbatas ,dapat diuji secara langsung
bila dibandingkan dengan GRAND Theory ,Middle Range Theory inilebihkonkrit .Merton
(1968) yang berperan dalam pengembangan Middle Range Theory mendefenisikan teori ini
sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu
teori .sependapat dengan Merton ,beberapa penulis keperawatan mengemukkan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory;

-Ruang lingkupnya lebih sempit (Fawcett,2000)

-Fenomena yang disajikan lebih spesifik dan kurang abstract (Fawccet,2000)

-Terdiri dari konsep dan proposisi yang konkrit dan realitas Fawccet, 2000,Walker,1995)

-Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/nyata (jacox,1974)

-Lebih dapat diuji secara empiris (parker,2001)

conroh middle range theory yaitupender’s health promotion in nursing practice,beck’s


postpartum depression yheory,dll (Peterson &Bredow,2004).

a. Perkembangan Middle Range Theory


Liehrdan smith (1999) menejelaskanbahwaperkembangan middle range theory
bersumberpada proses intelektual yang meliputi ;

-Teori induktif yang membangun teori melalui riset

-Teori dedukatif yang berasal dari grand theo

34
-kombinasi dari teori keperawatandan non keperawatan
-sintesateori yang berasaldaripenelitian yang telahterpublikasi
-Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik.

b. Penggunaan Middle Range Theory

Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian.
Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian
serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian(Lenz,1998,p.26)
Middle Range Theory dapat membantu praktek dengan memfasilitasi pemahaman terhadap
perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intetvensi.

c. Kontroversitentang Middle Range Theory

Ketidakakuratandari middle range theory hanya salah satu dari sekian banyak ktitik
terhadap teori ini. Selain hal tersebut ketidakjelasan definisi middle range theory telah
dikritik untuk membedakannya dengan grand theory karena mau untuk diuji menggunakan
ide-ide yang positif dan

3.Practice Theory / Micro Theory

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory,
teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescrip theory, situations-spesific
theory, dan micro theory. Practice theory menentukan tindakan atau intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, focus pada fenomena
keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan
dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan menguraikan kejelasan
fenomena. Practice theory menyediakan kerangaka kerja untuk intervensi keperawatan
dan memprediksihasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson &
Bredow,2004)

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik keperawatan
dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber utama untuk

35
pengembanagan practice theory keperawatan.Kedalaman dan kompleksitas teori
keperawatan digambarakan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam terhadap
fenomena keperawatan dan hubungan anatara aspek pada situasi keperawatan
(Mckenna,1997).Contoh Practice theory yaitu bonding attachment theory, therapeutic
touch, exercise as selfcare, caring for patient with chronic skin disease, quality ofcare, dll
(Peterson&Bredow 2004)

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Philosophical theory
Falsafah keperawatan merupakan karya awal yang mendahului era teori.
Falsafah berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan arahan untuk
disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional, yang mengarah pada
pemahaman teoritas baru.
b. Grand theory
Cakupannya luas dan kompleks .membutuhkan penelitian yang sfesifik sebelum
dapat sepenuhnya di uji cobakan Tidak memberikan panduan terhadap intervensi
keperawatan yang sfesifik, namun memberikan kerangka kerja structural dan ide
yang abstrak.

13. Karakteristik Teori Keperawatan dan Faktor yang Mempengaruhi Teori


Keperawatan
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan
konsep keperawatan, yaitu:
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-
sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara
berpikir yang logis.

36
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat
digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai
dengan situasi praktek keperawatan.
d.   Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan
yang dilakukan melalui penelitian.
e.    Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan.

Hubungan teori Florencen Nightingale dengan teori-teori lain :

Dibawah ini adalah Teori yang dicetuskan oleh beberapa Ahli yang dihubungkan
dengan Teori Environment :
a. Teori adaptasi (Roy,1968)
Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk Biopsikososial sebagai satu
kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia selalu dihadapkan
berbagai persoalan yang kompleks sehingga dituntuk adanya melakukan
adaptasi. Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang
ada pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adapatsi seseorang dapat
dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence N. Kemampuan
diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya
berperanpenting pada setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif.
b.   Teori kebutuhan (Hierarki Maslow)
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence N,
sebagai conoth kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar,
ventilasi dan kebutuhanlingkungan yang aman berhubungan dengan saluran
yang baik dan air yang bersih.Teori kebutuhan menekankan bagaimana
hubungan kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam
mempertahankan hidupnya.
c. Teori stress (Sarafino, 1994)

37
Sarafino mendefinisikan Stress sebagai suatu kondisi yang muncul ketika
individu berhubungan dengan lingkungannya, individu merasakan
ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan situasional dengan sumber daya
biologis, psikologi, sosial dan spiritual yang dimilikinya. Safino juga
mengungkapkan bahwa stres dapat dilihat dari 3 sudut pandang yakni stress
sebagai stimulus, stress sebagai respon dan terakhir stres sebagai interaksi
anatara individu dan lingkungannya.

Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu
tidak dapat mengatasi,Florence Nightingale menekankan penempatan pasien
dalamlingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya
tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, ,semuanya itu dipandang
sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh
kuat pada kemampuan koping individu.

Proses Keperawatan Menurut Florence Nightingale


Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan
masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang.
Dalam proses keperawatan, ada lima tahan dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat
dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk
lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali kontak dengan
pasien.
a.  Pengkajian / pengumpulan data
Data pengkajian Florence N. lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan
fisik, psikhis dan sosial)
b.  Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c.  Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :

38
1. Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
2.  Ventilasi
3.  Pembuangan sampah
4. Pencemaran lingkungan
5.  Komunikasi sosial, dll
6.  Diagnosa keperawatan
Berbagai maslah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
1.  Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3.  Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
4.  Inplementasi
Upaya dasar merubah / mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi
lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan
individu.
e. Evaluasi
f.  Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu
Dalam membuat teori keperawatan Florence Nightingale menitikberatkan kekhususan pada
hal-hal dibawah ini sebagai pandangan dasar sehingga tercipta “TEORI
ENVIRONMENT” atau yang biasa kita kenal dengan teori Lingkungan.
1.   Individu / manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit
2.  Keperawatan
Berrtujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan
kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3. Sehat / sakit
4. Fokus pada perbaikan untuk sehat.
5. Masyarakaat
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

39
Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan
yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di
dalam perawatan orang sakit yang dikenal teori lingkungannya.
Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.  Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate,
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,
upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

DAFTAR PUSTAKA

40
A. Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.


Hidayat, A.Aziz Alimul,2007.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

Hidayat, A. Aziz, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Julia B. George, RN, PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional
Nursing
Practice. 4 th. Appleton and Lange Norwalk, Connecticun

Marinner-Tomey, A. (1994). Nursing Theorist and Their Work. (3th ed.) Philadelphia:
Mosby

41

Anda mungkin juga menyukai