1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB II ISI...............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32
2
BAB II
Pembahasan
3
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat
(Nightingale 1860, Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang
menimbulkan perbaikan kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale memberikan konsep dan penawaran
yang dapat divalidasi memberikan dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berfikir
tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungan (Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun
perawat untuk bekerja atas nama klien. Marriner-Tomey, (1994), prinsipnya
mencakup bidang pelayanan, penelitian dan pendidikan . hal paling penting
adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik
keperawatan . Nightingale berfikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia
mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi/fakta
yang mencurigakan, tetapi demi menyelematkan hidup dan meningkatkan
kesehatan dan keamanan.
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk
mendokumentasikan dampak lingkungan yang dibangun terhadap pasien.
Selain menulis tentang sanitasi, tingkat infeksi, dan ventilasi, Nightingale
memahami bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan cahaya, bersama
dengan kehadiran perawat, memberikan kontribusi untuk mendapatkan
kesehatan Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang
membangun landasan teori bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan
menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara kesehatan
dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Titik berat teori ini adalah pada aspek
lingkungan. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat
penting untuk penanganan perawatan yang layak.
4
B. Biografi Florence Nightingale
Florence Nightingale
Florence
Nightingale ( lahir
di Florence, Italia, 12
Mei 1820 – meninggal
di London, I nggris, 13
Agustus 191 0 pada umur
90 tahun) adalah
pelopor perawat
modern, penulis dan
ahli statistik. Ia
dikenal dengan nama
Bidadari Berlampu
(bahasa Lahir 12 Mei 1820 Inggris The
Lady With Firenze, Kadipaten Agung Toscana The Lamp)
atas jasanya yang tanpa
Meninggal 13 Agustus 1910 (umur 90)
kenal takut
Park Lane, London, Britania Raya
Profesi Perawat dan statistikawan
Tanda tangan
5
keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail menggunakan statistik
sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang
keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah.
Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung
bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar
rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal
lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta
Theodor Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran
(Katolik).
Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan
kepedulian yang dipraktikkan oleh para biarawati kepada pasien. Ia jatuh
cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan
membawa angan-angan tersebut.
6
Florence Nightingale sewaktu masih muda.
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan
sebagai seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran
untuk menikah. Namun semua itu ia tolak, karena Florence merasa
"terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar
oleh Richard Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron
of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah
membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.
Ditentang oleh keluarga
Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini
dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan
sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil
dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah. Perawat pada masa itu
hina karena:
Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga
tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi.
Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam
keadaan terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan
wanita baik-baik dan banyak pasien memperlakukan wanita tidak
berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
7
Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada
perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan
mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for
the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak
di Upper Harley Street, London, posisi yang ia tekuni hingga
bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya ₤500 per tahun (setara dengan ₤
25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence dapat
hidup dengan nyaman dan meniti kariernya.
Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena
mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Pada 1854 berkobarlah
8
peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama
tentara Prancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang
gugur dalam pertempuran, tetapi yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak
adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.Keadaan
memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi
ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana
prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa
diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki
wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?".Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan
tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada
menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.
Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence
adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-
prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, tetapi karena tidak
adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta
Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence
menyanggupi.
Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit
pinggir pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi
lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis
sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena
cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka,
dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat
berteduh dan tanpa ada yang merawat.
Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka
memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan
hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja di
luar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat
lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi
satu dan mengeluarkan bau tak sedap.Florence diajak mengelilingi neraka
9
tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan
menyanggupi untuk membantu.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur
tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun
tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia
mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di
bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.
10
dengan disiplin yang keras dan di bawah kepemimpinan kuat seorang
wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan serangan
seksual.Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu
di Inggris menentang anak perempuan mereka menjadi perawat, dan
menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di
benua Eropa lainnya di mana profesi keperawatan dilakukan
oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada di bawah
pengawasan Biarawati Kepala.
11
rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan
memprihatinkan.
1. Bidadari berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu,
seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah
pihak korban yang berjatuhan banyak sekali.Florence menanti rombongan
pertama, tetapi ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut
apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut mengatakan bahwa
korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur
gelap. Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke
bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa
diselamatkan karena bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban
tersebut bisa mati kehabisan darah.Saat bintara tersebut terlihat enggan,
Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor
Prince.Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran,
semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan
berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang
bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa
diselamatkan, termasuk prajurit Rusia.
Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua
belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi
pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk
mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal
sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa
tertolong yang seharusnya sudah meninggal.Selama perang Krimea,
Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu". Pada
tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang
12
Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan
bagaimana ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam
hari, sendirian, dengan membawa lampu.
2. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada
tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan
apa yang ia lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan
menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal
setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari rumah keluarganya
di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly.
Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam
Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea. Dia memalangi ibu
dan saudara perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.
Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan
meskipun terdapat keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale
memainkan peran utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan
Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita,
Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis
laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan
ia merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan
membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah
Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.
3. Karir selanjutnya
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah
perawat khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-
perawat pria pun jarang ada yang berpendidikan. Florence berargumen
bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi perawat akan menjadi
lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengizinkan anak-anak
perempuannya untuk bersekolah di sana dan masyarakat akan lain sikapnya
menghadapi seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun
menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
13
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari
kalangan baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di
Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang
perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah
diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru
dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan
Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence
Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari
Akademi King College London.
Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan
sebaik mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara
mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di sekolah tersebut. Saat tiba
waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya,
berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar,
padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian. Perawat lulusan
sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool
Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk
rumah sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal
keluarganya. Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara
modernpun diterapkan ditempat-tempat tersebut.
Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan
gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat
mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di negerinya masing-masing.
Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence
telah tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal
pengembangan profesi keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat
menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit
London seperti St. Mary's Hospital, Westminster Hospital, St Marylebone
Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables (Putney); dan
diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh Royal
Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan juga di
Sydney Hospital, di New South Wales, Australia.
14
Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping
mereka mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian
dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran Florence
Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal ini. Pada
tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes
on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan
pada kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku
ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan
eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit
dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi.
Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth
Blackwell mendirikan Universitas Medis Wanita. Pada tahun 1870-
an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika", berkonsultasi
dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali
ke Amerika Serikatdengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk
mendirikan sekolah perawat. Linda Richards menjadi
pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.
Pada tahun 1883 Florence dianugerahkan medali Palang Merah
Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada
umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan
menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of
Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima
bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugerahkan Honorary Freedom of the City dari
kota London.
Nightingale adalah seorang anggota Gereja Anglikan Inggris. Pada
tanggal 7 Februari 1837 – tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 –
sesuatu terjadi yang akan mengubah hidupnya: ia menulis, "Tuhan berbicara
padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya."
4. Meninggal dunia
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster
15
Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris.
16
dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
17
Florence Nightingale dalam bukunya What It Is and What It is Not,
menyatakan bahwa “ peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan
kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya”
(Priharjo, 2008). Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu
kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai pengarahan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan
menyembuhkan pasien. Pasien adalah seseorang dengan proses vital
penyembuhan yang berhadapan dengan penyakit dan pemulihkan kesehatan
tetapi pasif terhadap pengaruh dari usaha keperawatan lingkungan.
Walaupun lingkungan mempunyai kehidupan sosial, emosional, dan aspek
fisikal, Nightingale menekankan pada aspek fisiknya. Oleh karena itu,
kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan
di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada
dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit. Florence berkeyakinan jika
lingkungan diperbaiki maka masa perawatan dapat dipersingkat (Efendi &
Makhfudli, 2009).Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui
pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan
kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin
setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil
kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.
18
2) Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit
pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air
tetap terjaga kebersihannya.
3) Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran
sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.
4) Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat
memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat proses
penyembuhan. Focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada
kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh
tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
5) Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah
cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat
yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa
klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak
terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).
19
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik
dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk
membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar
keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada
1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan
keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University
School of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic
University of America, Pace University, University of Rochester, University of
Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara
lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960),
dan The Principles and Practice of Nursing (1939).
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus
menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh
persahabatan Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang
ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu
individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan
individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untuk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan
sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of
Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu
individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan
tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu
mengunjungi pasien.
20
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat
model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai
mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup
berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan
ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering
melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang
mencari fungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia
dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa
itu. Hal tersebut mencakup:
Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata
Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal
yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan,
perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam
perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu
kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan
pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya
diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari
perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model
konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak
melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-
teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson
memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi
empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya.
Ia menyatakan bahwa :
21
Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang
harus dipenuhI
Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien
sebanyak mungkin
22
kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan
dan terutama penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan
merupakan prinsip yang sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat
berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.Secara umum, aktifitas
keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik dari
dokter.
23
Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Usia
Kondisi emosional (mood dan temperamen)
Latar belakang sosial dan budaya
Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan
lokomotif; status mental.
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsiindependence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
24
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
5. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
6. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
7. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
8. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
9. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
10.Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan
untuk memperkirakan adanya bahaya.
11.
D. Tujuan Keperawatan menurut Virginia Henderson
Dari penjelasan tersebut. tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin Dimana pasien merupakan mahluk sempurna
yang di pandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual
keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah
menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan
pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan,
dan pengetahuan.
25
E. Hubungan Perawat – Pasien – Dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara
perawat dan klien. Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan
perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
12. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti
(substitute) didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat
berfungsi untuk melengkapi.
13. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan,
perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau
membantu pasien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun manusia yang
tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha
keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
14. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan
rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien
tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan
dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan factor
lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson
berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah
dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan
dokter memberi perintah kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen
kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang
dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
26
sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh
dokter.
27
Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan
menyusun rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini,
Henderson menyatakan: dengan rencana perawatan ini, maka perawatan
yang efektif dapat direncanakan lebih baik.
Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide tentang
kebutuhan individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus
dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya
perencanaan dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya
suatu rencana perawatan membutuhkan modifikasi secara
berkesinambungan yang didasarkan pada kebutuhan individu. Henderson
menyarankan penulisan rencana perawatan dapat diikuti dengan kebutuhan
perawatan secara bertahap. Dia menekankan bahwa perawatan harus selalu
disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan rencana terapi dari dokter.
Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan sebagai jalan untuk
membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu. Perencanaan yang
selalu diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan individu tersebut, lebih
dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan dengan adanya
terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah hasil dari
identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson tidak
menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi
Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap
kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas.
Sebagai contoh: dalam membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan
tidur, perawat akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-metoda dalam
membujuk pasien untuk beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-
obatan. Henderson juga menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini
tentu saja harus dilakukan untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga
perawat perlu melakukan tidakan-tindakan yang disarankan medis dalam
perawatan. Aspek implementasi penting lainnya dalam pembahasan
Henderson adalah hubungan antara perawat dan pasien . Perawat harus
28
menjadi pihak luar yang memahami kebutuhan pasien dan memberikan
ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut . Henderson juga berbicara
mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang berkompeten akan
menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama
memberikan perawatan .
5. Evaluasi
Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada
kecepatan atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara
independent kembali seperti hari-hari normal . Hal ini disebutkan dalam
definisi dan fungsi yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi,
perubahan pada level fungsi kebutuhan individu juga harus diamati dan
diperhitungkan. Sebuah data perbandingan mengenai kemampuan
fungsional individu dilakukan sebelum dan sesudah proses perawatan .
Semua perubahan akan dicatat untuk dievalusi.
29
D. Teori Dorothea E. Orem
A. Pengertian Teori Dorothea E. Orem
Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek
realitas keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena,
menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko
dan menetapkan asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).Di dunia
keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk
dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori
keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan member solusi
yang tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan
berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-
teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan keperawatan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan
dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self
care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan
membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya.
Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk
memperoleh kemandiriannya kembali.
Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat
bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri
dan bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care
merupakan perilaku yang dapat dipelajari.Teori Dorothea Orem merupakan
teori yang cukup menarik untuk dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang
cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik keperawatan dan penulis
tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus pada lingkup
praktik keperawatan.
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu
pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's,
1980).Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-
30
kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan
itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
31
1. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic
sesuai dengan kebutuhan,Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal
yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue
sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan
kesempurnaan.Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan
kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima
self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu :
1. Universal self care requisite : keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
Pemeliaharaan kecukupan intake udara
Pemeliharaan kecukupan intake cairan
Pemeliaharaan kecukupan makanan
Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan
seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care.
32
2. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam
melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa
yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien
untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
1. The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
2. The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan
gerak karena sakit atau kecelakaan.
3. The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya
untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
33
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2. Mengajarkan klien
3. Mengarahkan klien
4. Mensupport klien
5. Keyakinan dan nilai – nilai
34
Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
35
“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data
tentang kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi
perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
36
DAFTAR PUSTAKA
Efendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Marriner Tomey, Ann ., Raile Alligood, Martha . 2002. Nursing Theorist and Their
Work. United State of America : Mosby Elsevier.
Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing Practice.
Fourth Edition.
Baford, Lynn dan Slevin. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
Si Torus dan Dr. Ratna. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.
Jakarta : EGC.
https://www.scribd.com/doc/120266748/Model-Dan-Konsep-Keperawatan-Florence-
Nigtinghale
https://www.scribd.com/document/279729718/Teori-Keperawatan-Florence-
Nightingale
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Florence_Nightngale
37